Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK PRA KONSEPSI


Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Stase 2 Praktik Asuhan Kebidanan
Pra Konsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat yang berpusat pada perempuan

Dosen Pembimbing:

Hj. Yulia Herliani,SST,M.Keb

Disusun Oleh:
KANIA AMBARWATI

NIM:P20624822061

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PROFESI BIDAN


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
TAHUN 2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada Ny.P Usia 23 Tahun Wanita Usia Subur


dalam Masa Prakonsepsi
Diwilayah kerja BLUD UPTD Puskesmas Purwaharja 2

Disetujui di Banjar

Mahasiswa

Kania Ambarwati

NIM.P07224420018

Dosen Pembimbing Institusi Preceptor Lahan

Hj. Yulia Herliani,SST,M.Keb Yulan Setiawati,Amd.Keb


NIP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat
menyelesaikan Laporan Asuhan Asuhan Kebidanan di Wilayah Kerja Puskesmas Purwaharja 2.
Penulisan laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memenuhi salah satu
tugas Praktik Kebidanan pada Pendidikan Profesi Kebidanan Politeknik Kesehatan
Tasikmalaya. Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Hj. Ani Radiati, S.Pd, M. Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya 
2. Nunung Mulyani,APP,M.Kesselaku Ketua Jurusan Kebidanan 
3. Dr. Meti Widiya Lestari,SST M,Keb selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan dan
selaku Dosen Pembimbing Akademik 
4. Dr.Hj. Yati Budiarti, SST,M.Keb selaku Pembimbing Akademik
5. Hj Yulia Herliani,SST,M.Keb selaku Pembimbing Akademik
6. Santi Yuliastuti, M.Tr.Keb
7. Ir Ir Khairiyah P, SST, M.Keb
8. Enjang Suryana,SST selaku Kepala Puskesmas Purwaharja 2
9. Nurlenni Sembiring, Amd,Keb selaku Pembimbing Lapangan Bidan Koordinator
10. Yulan Setiawati, Amd.Keb selaku Pembimbing Lapangan
11. Seluruh Karyawan dan Petugas Puskesmas Purwaharja 2 yang telah membantu saya
dalam pembuatan Laporan Asuhan Kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan asuhan ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
studi kasus ini dapat lebih baik lagi.

Banjar, Oktober 2022


Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ 2
KATA PENGANTAR ................................................................................ 3
DAFTAR ISI............................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 5
A. Latar Belakang ......................................................................... 5
B. Tujuan....................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 6
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................... 14
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 19
BAB V PENUTUP..................................................................................... 20
A. Kesimpulan............................................................................... 20
B. Saran......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan prakonsepsi merupakan asuhan yang diberikan pada perempuan
sebelum terjadi konsepsi. Asuhan ini diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran
mempermudah wanita mencapai tingkat kesehatan optimal sebelum ia hamil. wanita
hamil yang sehat memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki bayi yang sehat.
Idealnya, semua kehamilan adalah hal yang terencana dan setiap bayi berada dalam
lingkungan yang sehat. asuhan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi,
antara lain: memungkinkan identifikasi penyakit medis; pengkajian kesiapan
psikologis, keuangan, dan pencapaian tujuan hidup.
Dalam mewujudkan kehamilan yang ideal butuh serangkaian persiapan. Salah
satu persiapan yang harus disiapkan adalah pemeriksaan fisik atau pemeriksaan
kesehatan. Pemeriksaan kesehatan pada masa prakonsepsi atau hamil khususnya pada
wanita akan mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan anak. Beberapa
penyakit yang kemungkinan menganggu proses kehamilan dapat dideteksi secara
dini sehingga keadaan yang lebih buruk dapat cepat dihindari ( Cunningham, 2012).
Selama ini, persiapan prakonsepsi berupa konseling dengan tenaga kesehatan
masih tabu dilakukan. Padahal untuk membentuk generasi dan masyarakat yang
berkualitas dimulai dari pernikahan yang sehat.
Bidan sebagai tenaga kesehatan tidak hanya berperan dalam melakukan
tindakan medis, tetapi memiliki peran sebagai konselor. Dengan dilakukanya
konseling khususnya pada wanita usia subur, diharapkan dapat terwujudnya kehamilan
yang ideal guna mewujudkan keluarga berkualitas
Berdasarkan alasan yang telah diuraikan datas, penulis tertarik mengangkat
asuhan kebidanan pranikah pada WUS sebagai topik laporan komprehensif suhan
kebidanan pada prakonsepsi

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada wanita usia subur dalam
persiapan prakonsepsi

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep asuhan kebidanan pada wanita usia
subur dalam perencanaan kehamilan.
b. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada wanita usia subur dalam
perencanaan kehamilan .
c. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan
pada wanita usia subur dalam perencanaan kehamilan

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Prakonsepsi
Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti
sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga
terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel
sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode
prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum
konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur,
yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi.
B. Menstruasi
1. Pengertian Menstruasi
Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2005).
Sementara menurut Prawirohardjo (2011:161) pendarahan haid merupakan
hasil interaksi kompleks yang melibatkan sistem hormon dengan organ tubuh,
yaitu hipotalamus, hipofise, ovarium, dan uterus serta faktor lain di luar organ
reproduksi
2. Siklus Menstruasi
Normal Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya
menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya
perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Umumnya, jarak siklus menstruasi
berkisar dari 15-45 hari dengan rata-rata 28 hari. Lamanya berbeda-beda antara
2-8 hari, dengan rata-rata 4-6 hari (Price & Wilson, 2006:1281). Panjang daur
menstruasi dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda
dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal,
termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut (Wiknjosastro,
2005). Darah menstruasi biasanya tidak membeku. Jumlah kehilangan darah
tiap siklus berkisar 60-80 ml. Kira-kira tiga per empat darah ini hilang dalam
dua hari pertama. Wanita berusia.35 tahun (Benson, 2009).
Price & Wilson (2006:1281) membagi siklus menstruasi menjadi dua yaitu
siklus ovarium dan endometrium dimana kedua siklus tersebut saling
mempengaruhi.
C. Jenis Pemeriksaan Kesehatan Prakonsepsi
Pemeriksaan kesehatan prakonsepsi jenisnya bermacam-macam.
Pemeriksaan disesuaikan dengan gejala tertentu yang dialami pasangan secara
jujur berani dan objektif. Pemeriksaan tersebut anatara lain:
1. Pemeriksaan hematologi rutin (darah) dan analisa hemoglobin
Pengecekan darah diperlukan khususnya untuk memastikan calon ibu
tidak mengalami talasemia, infeksi pada darah dan sebagainya. Dalam
6
pengalaman medis, kadangkala ditemukan gejala anti phospholipid syndrome
(APS), yaitu suatu kelainan pada darah yang bisa mengakibatkan sulitnya
menjaga kehamilan atau menyebabkan keguguran berulang. Jika ada kasus
seperti itu, biasanya para dokter akan melakukan tindakan tertentu sebagai
langkah, sehingga pada saat pasangan perempuan hamil dia dapat
mempertahankan bayinya.
Pasangan juga diminta untuk melakukan pemeriksaan darah
anticardiolipin antibody (ACA). Penyakit yang berkaitan dengan hal itu bisa
mengakibatkan aliran darah mengental sehingga darah si ibu sulit mengirimkan
makanan kepada janin yang berada di dalam rahimnya. Selain itu jika salah
satu pasangan memiliki catatan down syndrome karena kromosom dalam
keluarganya, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih intensif lagi.
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi
sebagai media transportasi oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh
dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paruparu. Kandungan zat
besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Dalam
menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang, harus
memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini berbedabeda di tiap
laboratorium klinik, yaitu: Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl, Umur 1 minggu :
15-20 gram/dl, Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl, Anak anak : 11-13 gram/dl,
Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl, Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl, Lelaki tua
: 12.4-14, gram/dl, Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl Kadar hemoglobin
dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab
anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi,
gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit sistemik
(kanker, lupus, dan lain-lain). Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat
dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok.
Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi,
hemokonsentrasi, dan lain-lain.
2. Pemeriksaan Rhesus Rh
Rhesus berfungsi sama dengan sidik jari yaitu sebagai penentu. Setelah
mengetahui golongan darah seseorang seperti A, B, AB, atau O rhesusnya juga
ditentukan untuk mempermudah identifikasi (+ atau -). Rhesus adalah sebuah
penggolongan atas ada atau tiadanya substansi antigen-D pada darah. Rhesus
positif berarti ditemukan antigen-D dalam darah dan rhesus negatif berarti
tidak ada antigen-D.
Umumnya, masyarakat Asia memiliki rhesus positif, sedangkan
masyarakat Eropa ber-rhesus negatif. Terkadang, suami istri tidak tahu rhesus
darah pasangannya, padahal perbedaan rhesus bisa memengaruhi kualitas
keturunan. Jika seorang perempuan rhesus negatif menikah dengan laki-laki
rhesus positif, janin bayi pertama mereka memiliki kemungkinan ber-rhesus
negatif atau positif. Jika janin bayi memiliki rhesus negatif, tidak bermasalah.

7
Tetapi, bila ber-rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan
berikutnya. Bila ternyata pada kehamilan kedua, janin yang dikandung ber-
rhesus positif, hal ini bisa membahayakan. Antibodi anti-rhesus ibu dapat
memasuki sel darah merah janin dan mengakibatkan kematian janin.
3. Pemeriksaan Gula Darah
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengatahui adanya penyakit kencing
manis (Diabetes Melitus) dan juga penyakit penyakit metabolik tertentu. Ibu
hamil yang menderita diabetes tidak terkontrol dapat mengalami beberapa
masalah seperti: janin yang tidak sempurna/cacat, hipertensi, hydramnions
(meningkatnya cairan ketuban), meningkatkan resiko kelahiran prematur, serta
macrosomia (bayi menerima kadar glukosa yang tinggi dari Ibu saat kehamilan
sehingga janin tumbuh sangat besar).
4. Pemeriksaan HBsAG (Hepatitis B Surface Antigen)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi virus
hepatitis B, diagnosis hepatitis B, screening pravaksinasi dan memantau
clearence virus. Selain itu pemeriksaan ini juga bermanfaat jika ditemukan
salah satu pasangan menderita hepatitis B maka dapat diambil langkah
antisipasi dan pengobatan secepatnya.
5. Pemeriksaan VDLR (Venereal Disease Research Laboratory)
Pemeriksaan ini merupakan jenis pemeriksaan yang bertujuan untuk
mendeteksi kemungkinan ada atau tidaknya infeksi penyakit herpes, klamidia,
gonorea, hepatitis dan sifilis pada pasangan, sehingga bisa dengan segera
menentukan terapi yang lebih tepat jika dinyatakan terjangkit penyakit
tersebut. Selain itu pemeriksaan ini juga berguna untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyakit yang bisa mempengaruhi kesehatan ibu hamil maupun
janinnya.
6. Pemeriksaan TORCH
Kasus yang paling banyak terjadi pada calon ibu khususnya di Indonesia
dari hasil analisa data medis adalah terjangkitnya virus toksoplasma. Virus ini
biasanya disebabkan seringnya mengkonsumsi daging yang kurang matang
atau tersebar melalui kotoran atau bulu binatang peliharaan. Oleh karena itu
diperlukan pemeriksaan toksoplasma, rubella, virus cytomegalo, dan herpes
yaitu yang biasa disingkat dengan istilah pemeriksaan TORCH. Kelompok
penyakit ini sering kali menyebabkan masalah pada ibu hamil (sering
keguguran), bahkan infertilitas (ketidaksuburan), atau cacat bawaan pada
anak.
7. Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendiagnosis dan memantau kelainan
ginjal atau saluran kemih selain itu bisa untuk mengetahui adanya penyakit
metabolik atau sistemik. Penyakit infeksi saluran kemih saat kehamilan
beresiko baik bagi Ibu dan bayi berupa kelahiran prematur, berat janin yang
rendah dan resiko kematian saat persalinan.

8
8. Pemeriksaan Sperma
Pemeriksaan sperma dilakukan guna memastikan kesuburan pasangan
laki-laki. Pemeriksaan sperma dilakukan dalam tiga kategori yaitu jumlah
sperma, gerakan sperma, dan bentuk sperma. Sperma yang baik menurut para
ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta setiap cc-nya dengan gerakan lebih dari
50% dan memiliki bentuk normal lebih dari 30%.29.
9 Pemeriksaan Infeksi Saluran Reproduksi atau Infeksi Menular Seksual (ISR/IMS)
Pemeriksaan ini ditujukan untuk menghindari adanya penularan penyakit
yang ditimbulkan akibat hubungan seksual, seperti sifilis (penyakit raja singa),
gonore (gonorrhea, kencing nanah), Human Immunodeficiency Virus (HIV,
penyebab AIDS).
10. Pemeriksaan Gambaran Tepi Darah
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk menunjukkan adanya proses
penghancuran darah (hemolitik) dan termasuk salah satu pemeriksaan
penyaring untuk penyakit kelainan darah.
11. Foto Thorax dan EKG
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk melihat keadaan jantung dan paru paru
serta untuk mendeteksi adanya kelainan jantung.(Rosiati, 2010)

D. Tujuan dan Manfaat Pemeiksaan Kesehatan Prakonsepsi


Pemeriksaan kesehatan prakonsepi tidak hanya bermanfaat bagi suami dan
istri yang menjalani pemeriksaan tersebut, tapi juga bermanfaat bagi keturunan
mereka guna mencegah penyakit atau kelainan yang mungkin timbul pada
keturunan mereka nantinya. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada kedua
pasangan karena penyakit keturunan dapat diturunkan dari kedua belah pihak,
baik dari suami maupun istri. Meskipun secara fisik kelihatan baik dan bebas
dari penyakit, tetapi masih dimungkinkan salah satu pihak mempunyai gen
penyakit keturunan yang akan berpindah kepada anak-anaknya. Janin
bergantung pada kualitas sel sperma yang ada pada laki-laki dan kualitas ovum
(indung telur) yang ada pada perempuan tersebut. Kemudian lahirlah anak
yang mirip dengan kedua ibu bapaknya, baik tubuh (fisik) maupun akalnya.34
Tujuan utama melakukan pemeriksaan kesehatan konsepsi adalah untuk
membangun keluarga sehat sejahtera dengan mengetahui kemungkinan kondisi
kesehatan anak yang akan dilahirkan termasuk soal genetik, penyakit kronis,
penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan bukan
karena kecurigaan dan juga bukan untuk mengetahui keperawanan.
Manfaat tes kesehatan sebelum prakonsepsi antara lain:
1. Sebagai tindakan pencegahan yang sangat efektif untuk mengatasi timbulnya
penyakit keturunan dan penyakit berbahaya lain yang berpotensi menular.
2. Sebagai tindakan pencegahan yang efektif untuk membendung penyebaran penyakit-
penyakit menular yang berbahaya di tengah masyarakat. Hal ini juga akan
berpengaruh positif bagi kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat.

9
3. Sebagai upaya untuk menjamin lahirnya keturunan yang sehat dan berkualitas secara
fisik dan mental. Sebab, dengan tes kesehatan ini akan diketahui secara dini tentang
berbagai penyakit keturunan yang diderita oleh kedua pasangan.
4. Mengetahui tingkat kesuburan masing-masing pasangan.
5. Memastikan tidak adanya berbagai kekurangan fisik maupun psikologis pada diri
masing-masing pasangan yang dapat menghambat tercapainya tujuan-tujuan mulia
pernikahan.
6. Memastikan tidak adanya penyakit-penyakit berbahaya yang mengancam
keharmonisan dan keberlangsungan hidup pernikahan terjadi.
7. Sebagai upaya untuk memberikan jaminan tidak adanya bahaya yang mengancam
kesehatan masing-masing pasangan yang akan ditimbulkan oleh persentuhan atau
hubungan seksual di antara mereka.
(Mia, 2008).
E. Kelainan Genetik Yang dapat dicegah dengan Pemeriksaan Kesehatan
Prakonsepsi
Selain itu juga sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit terutama penyakit
keturunan dan penyakit menular seksual (PMS), seperti HIV/AIDS. Sebagian jenis
penyakit keturunan antara lain: (Fanjari, 2000)
1. Talasemia, yaitu sejenis anemia bersifat haemolyobik yang menurun dan terdapat dalam satu
lingkaran keluarga. Dalam penyakit ini, sang ayah dan ibu bebas dari penyakit, tetapi
semua anak-anak terkena pembiakan yang cepat pada butir-butir darah merah. Hal ini
menyebabkan mereka kekurangan darah. Mereka membutuhkan donor secara teratur
sepanjang hidupnya. Jenis penyakit ini termasuk berbahaya dan setiap saat membunuh
penderita.
2. Hemofolia, yaitu penyakit darah dimana darah kurang mempunyai daya beku, sehingga
mudah terjadi pendarahan terus menerus. Luka sedikit saja mungkin akan banyak
menyebabkan pendarahan. Penyakit keturunan ini akan berpindah melalui perempuan,
akan tetapi penyakitnya diderita oleh anak laki-laki dan bukan anak perempuan. Satu
bentuk penyakit yang sulit ditemukan obatnya.
3. RH Faktor, yaitu penyakit kekurangan darah. Penyakit keturunan ini akan terjadi jika darah
sang ibu yang negatif bertentangan dengan darah sang suami yang positif. Jika anak lahir
dengan selamat, maka bayi itu akan menderita keracunan darah, dan sebagian dari anak-
anak tersebut perlu pencucian darah secara total sekurang-kurang sebulan sekali.

F.Gizi Pra konsepsi

1. Pentingnya Gizi Pra Konsepsi

 Status gizi pada saat pra konsepsi bersifat kritikal pada awal perkembangan janin
nantinya
 Fertilitas dipengaruhi oleh berat badan dan mencapai kemampuan optimal pada
rentang IMT normal yaitu 20-25

10
 Pada wanita Obesitas , mungkin terdapat sindrom ovarium polikistik (PCOS) yang
mengakibatkan kegagalan ovulasi
 Pada wanita dengan IMT < 18 mungkin terjadi amenorea dan kegagalan ovulasi
 Berat badan terlalu rendah (IMT < 18,5) saat konsepsi dapat meningkatkan risiko
pelahiran prematur dan pelahiran bayi BBLR
 Rasio pinggang-pinggul yang tinggii (>0,8) berhubungan dengan fertilitas yang rendah

2. Anjuran Diet Untuk Masa Pra Konsepsi

 Konsumsi suplemen asam folat untuk melindungi dari defek tabung saraf (NTD),
suplementasi asam folat penting sekurang kurangnya 3 bulan sebelum konsepsi
mencegah kelainan selubung saraf janin, dan tidak akan berguna bila selubung saraf
telah terbentuk
 Mengkonsumsi beragam jenis makanan yang berbeda dari semua kelompok makanan
 Batasi makanan yang mengandung terlalu banyak lemak jenuh dan gula
 Menghindari vitamin A (retinol) yg berlebihan dari hati / produk yg terbuat dari hati
 Menghindari minum alkohol
 Jangan Merokok
 Menghindari minum kafein dalam jumlah yg berlebih
 Menghindari makanan yg mengandung mikroorganisme
 Diet sehat seimbang termasuk buah dan sayur untuk mikronutrien, asupan besi yg
cukup dan konsumsi ikan untuk menyediakan PUFA (Webster-Gandy, 2014: 212)
Makanan yang kaya asam folat :
a. Kaya asam folat : tauge, kale (sejenis kubis), bayam
b. Sumber asam folat yang baik : roti & sereal, brokoli, kubis, kembang kol, kacang
panjang, kacang merah, kacang polong
c. Sumber asam folat sedang : kentang, sebagian besar sayuran, sebagian besar buah,
oat, keju, susu, telur, ikan salem, daging sapi (Webster-Gandy, 2014: 212)

G. Masa Subur

Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana
terdapat sel telur matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan
hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan. Masa subur merupakan rentang
waktu pada wanita yang terjadi sebulan sekali.

Ovulasi terjadi sekitar 12 sampai 14 hari sebelum periode menstruasi dimulai.


Rata-rata masa subur perempuan mulai terjadi pada hari ke 10 sampai ke 17 setelah hari
pertama menstruasi, jika siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Lima hari sebelum
ovulasi dan satu hari di mana ovulasi terjadi, merupakan masa paling subur perempuan.
Kemungkinan untuk hamil meningkat tajam jika kamu berhubungan seksual 2 atau 3 hari
sebelum sel telur dilepaskan, dan kemudian 12 sampai 24 jam setelah itu.

H. Cara menghitung masa subur 


1. Menghitung masa subur melalui periode menstruasi 

11
 Haid teratur (28 hari)
Siklus normal 28 hari, pertengahan siklusnya hari ke-14 (28:2). Berarti masa suburnya 3 hari
sebelum hari ke-14, yaitu hari ke-11 (14-3) dan 3 hari setelah hari ke- 14, yaitu hari ke-17 (14+3).
Jadi, masa subur berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-17 (7 hari) dari siklus
haid wanita normal.
 Haid tidak teratur
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari
pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini
menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus :
Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11

Gambar 1. Contoh kalender ovulasi

2. Perubahan Lendir Servik


Menghitung masa subur atau menghitung ovulasi melalui perubahan lendir servik dapat
diamati dengan merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari dan melihat langsung
lendir pada waktu tertentu kemudian dicatat paa malam harinya. Pemeriksaan lendir servik
menggunakan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan
kering-basah. Perubahan lendir servik dapat dikaburkan dengan adanya cairan sperma,
spermisida atau infeksi vagina. Lendir servik pada masa subur seperti daun pakis.

Gambar 2. Lendir serviks

3. Perubahan Suhu Basal Tubuh


Menghitung masa subur atau menghitung ovulasi dapat pula dilakukan dengan
mengukur perubahan suhu basal tubuh. Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang
dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu
basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan
aktivitas lainnya.
Perubahan atau peningkatan suhu basal tubuh pada masa subur terjadi karena
hormon progesteron. Peningkatan suhu basal tubuh pada masa subur berkisar 0,2-0,5
derajat Celcius, dimulai 1-2 hari setelah ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang
berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina,

12
atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh.
Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron.
Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa
subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil
dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Sehingga suhu
tubuh tetap tinggi.

13
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. P USIA 23 TAHUN WANITA USIA SUBUR DALAM


MASA PRA KONSEPSI

Tanggal Pengkajian : 19 Oktober 2022


Jam Pengkajian : 10.00 WIB Tempat
Pengkajian : Ruang KIA
Nama Pengkaji : Kania Ambarwati

SUBYEKTIF

1. Identitas Klien

Nama : Ny. P

Umur : 24 Tahun

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT
Alamat : Cibentang RT 17/7 Desa Mekarharja Kec Purwaharja

Identitas Suami

Nama : Tn. S

Umur : 25 Tahun

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta
Alamat : Cibentang RT 17/7 Desa Mekarharja Kec Purwaharja
2. Alasan periksa / Keluhan utama
Klien mengatakan belum memiliki
keturunan
3. Riwayat kesehatan klien

Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit tidak menular seperti


Hipertensi,diabetes,jantung dan asma. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit menular seperti hepatitis,HIV/AIDS,TBC dan tidak ada riwayat penyakit

14
oprasi ginekologi
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :

Klien mengatakan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit tidak menular


seperti Hipertensi,diabetes,jantung dan asma. Klien mengatakan keluarga tidak
memiliki riwayat penyakit menular seperti hepatitis,HIV/AIDS,TBC dan tidak
ada riwayat penyakit oprasi ginekologi

5. Riwayat Haid

Menarche : 13 tahun

Siklus : 30 hari

Lama haid : 5-7 hari

Banyaknya : Sehari ganti pembalut 2-3 kali

Riwayat penyakit Haid : Tidak ada

6. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan

Nutrisi Makan 2-3 kali sehari dengan porsi dan sering makan camilan
Minum air putih 8 gelas sehari

Eliminasi BAK 3-5 kali sehari

BAB seminggu 3-4 kali (BAB tidak lancar)


Istirahat Tidur siang jarang
Tidur malam 7-8 jam

Aktivitas Bangun jam 5 pagi ibadah kemudian mengurus rumah,

Personal Mandi 2 kali sehari, keramas seminggu 2-3 kali, gosok gigi setiap
Hygiene kali mandi

Kebiasa Klien mengatakan mengkonsumsi susu prenagen esensis setiap


aan malam sebelum tidur

15
Pola Klien mengatakan hubungan seksual setiap hari
seksual

OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum pasien
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Suhu : 36 OC
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 21 x/menit
Antropometri

Tinggi badan : 162

Berat badan : 61 Kg

IMT : BB (kg) ÷ (TB (m))2

61kg ÷ 1,622
61kg ÷ 2,62

23,4 (Normal)

LILA : 23,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik

Rambut : Distribusi rambut merata,warna hitam,kulit


kepala bersih, tidak ada massa ,tidak ada
pembengkakan tidak ada nyeri tekan dan rambut
tidak rontok
Mata : Mata kanan dan kiri simetris,Konjunctiva
merah muda, sclera putih, reflek pupil baik,
pandangan jelas, tidak ada nyeri tekan
Wajah : Simetris, tidak ada odema tidak ada kelainan

Telinga : Telinga kanan dan kiri simetris, Bersih tidak ada secret, tidak
ada benjolan dan pendengaran baik

Hidung : Sputum berada di tengah,Bersih tidak ada secret polip


tidak ada tidak ada nyeri

16
Mulut :Warna bibir kemerahan, tidak ada labioschizis/palatoschizis bau
mulut normal tidak ada sisa makanan ada karang gigi tidak ada
perdarahan, lidah bersih tidak ada tonsil tidak ada nyeri
Leher : Dagu rangkap, simetris warna kulit sawo matang tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tyroid vena
jugularis tidak ada bendungan
Thorax : Bentuk simetris, bernafas baik tidak ada keluhan, irama regular
baik tidak ada kelainan respirasi dalam batas normal
Payudara : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Hiperpigmentasi bagian pinggang, perut rata tidak ada
benjolan atau masa organomegali yang tampak tidak
terdapat strie gravidarum pada umbilicus kontus baik tidak
ada implamasi.
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

Lengan : Simetris jumlah jari lengkap tidak ada kelainan seperti polydaktil,
sindaktil, tidak ada kelainan pada kuku pergerakan ekstremitas baik

Tungkai : Simetris, jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan pada tungkai,
reflek patella +
3. Pemeriksaan penunjang

HB : 11

HBSAG : (-)

HIV : (-)

ASSESMENT

Diagnosa : Ny P Usia 23 Tahun wanita usia subur dalam masa Prakonsepsi

PLANNING

1. Menjalin hubungan baik dengan klien

Evaluasi: terjalin hubungan baik dengan klien

2. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien

Evaluasi: Klien sudah mengerti hasil pemeriksaan

3. Menjelaskan kepada klien proses fertilisasi

Evaluasi: klien mengerti

4. Menjelaskan kepada klien pentingnya pengaruh istirahat yang cukup

Evaluasi: Klien mengerti

5. Menjelaskan kepada klien untuk mengurangi frekuensi senggama yakni

17
setiap 2-3 hari sekali agar proses spermatogenesis sempurna

Evaluasi: klien mengerti dan bersedia

6. Memberikan motivasi kepada klien agar tetap semangat dan tidak stress
dalam menunggu kehamilannya

Evaluasi: Klien merasa senang

18
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif ibu memiliki usia 30 tahun. Artinya, dari
aspek usia ibu memenuhi kriteria usia reproduksi untuk hamil. Hal ini sesuai teori yang
dikemukakan Stickler (2014) bahwa usia reproduksi ideal wanita adalah 20 -35 tahun. Penelitian
menunjukkan bahwa wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi
untuk mengalami preeklamsia dan plasenta previa (Stickler, 2014). Tidak ada kesenjangan teori
dan fakta dalam kasus ini.
Meskipun usia klien masih dalam usia reproduksi, akan tetapi dilihat dari aspek fertilitas,
terdapat pengurangan kesuburan pada wanita diusia diatas 25 tahun. Penelitian menunjukkan
bahwa potensi wanita untuk hamil akan menurun setelah usia 25 tahun dan menurun drastis
setelah usia diatas 38 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh National Center for
Health Statistics menunjukkan bahwa wanita subur berusia dibawah 25 tahun memiliki
kemungkinan hamil 96% dalam setahun, usia 25 – 34 tahun menurun menjadi 86% dan 78%
pada usia 35 – 44 tahun.
Dalam kasus ini, Ny. A sudah mempersiapkan gizi selama prakonsepsi berupa minum
susu persiapan kehamilan (esensis) yakni salah satu produk susu yang tinggi zat besi dan asam
folat. Hal ini sesuai teori yang mengemukakan bahwa saam folat, penting bagi calon ibu sejak
masa prakonsepsi sampai sampai masa kehamilan trimester pertama. Berperan dalam
perkembangan system saraf pusat dan sistem peredaran darah janin, cukup asam folat
mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf sebanyak 70%. (DP2M, 2014). Dalam hal
ini tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta yang ditemukan.

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif Ny.A berada dalam usia
reproduksi. Dalam melakukan persiapan kehamilan prakonsepsi perbaikan pola hidup
kedua pasangan mutlak dibutuhkan. Baik dalam segi kebutuhan nutrisi, istirahat cukup,
menghindari rokok, olah raga, kebersihan, dan perbaikan pola hidup lainnya.

2. Saran
Bidan atau tenaga kesehatan lainnya sebaiknya tidak hanya berfokus pada
pelayanan antenatal dan intranatal, tetapi berfokus pada kegiantan promotif dan preventif
dalam masa prakonsepsi gunan mewujudkan generasi yang sehat cerdas, dan mandiri.
Bagi masyarakat, sebaiknya turut aktif dan mandiri dalam perbaikan kesehatan
diri guna mencapai kesehatan jasmani dan rohani.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syauqi Al-Fanjari.2000. Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam. Jakarta: Bumi Aksar.
Fatma, Lyna. 2013. Prasyarat Kesehatan Reproduksi. Dikutip [19 Okt 2022] dari: http://lien-
fea.blogspot.co.id/2013/08/prasyarat-kesehatan-reproduksi.html
H. Dadang Hawari. 1999. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa Jakarta: Dana Bhakti
Prima Yasa,
Kasdu, D dkk.(2001). Info Lengkap Kehamilan & Persalinan (edisi 1). Jakarta : 3G Publisher.
Laboratorium Klinik Prodia, “Premarital Check Up: 100% Siap Nikah!”, dalam
http://prodia.co.id/promosi/premarital-check-up-100-siap-nikah.htm, diakses pada 19
Okt 2022 .
Monica Purba, “Cek Kesehatan Sebelum Menikah”, dalam
http://pranikah.org/pranikah/cekkesehatan-sebelum-menikah/.htm, diakses pada 19 Okt
2022 .
Nina. 2008. “Bayi Cowok atau Cewek” . Diakses [21 Nov 2016] dalam:
https://ninafkoe.files.wordpress.com/2008/12/bayi-cowok-atau-cewek.pdf
Rostiati Nonta Refina Napitupulu. 2010 “Bioetika: Pemeriksaan Kesehatan Pranikah”,
(Makalah-- ITB, 2009)
Varney, Helen, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4. Jakarta: EGC, Vol. 1
Widjanarko,Bambang, 2006, ”Tinjauan Terapi Pada Dismenore Primer”, Mjalah Kedokteran
Damianus. Vol.5.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed. 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu: Yogyakarta
Webster-Gandy, Joan. 2014. Gizi dan Dietetika edisi 2.Jakarta : EGC

21

Anda mungkin juga menyukai