Anda di halaman 1dari 8

MINI REVIEW JURNAL

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS PERSALINAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Stase 4 Praktik Asuhan Kebidanan
Kehamilan Sehat yang berpusat pada perempuan

Dosen Pembimbing:

Bayu Irianti, SST,M.Keb

Disusun Oleh:

KANIA AMBARWATI
NIM:P20624822061

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PROFESI BIDAN


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA

TAHUN 2022

1
MANAJEMEN NYERI PERSALINAN DENGAN INTERVENSI PEMBERIAN
AROMATERAPY LAVENDER

LATAR BELAKANG

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan didefinisikan sebagai


fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung selama 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau
diluar Rahim yang berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir. Pembagian
kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu : trimester I, dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan
(0-12minggu); trimester II, dimulai dari bulan keempatsampai enam bulan (13-28minggu).
Sedangkan trimester III dimulai dari bulan tujuh sampai Sembilan bulan (29-42minggu).
(Fatimah & Nuryaningsih, 2017)

Nyeri persalinan disebabkan karena kontraksi uterus melalui sekresi kadar katekolamin
dan kortisol yang meningkat, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan aliran darah uterus
dan penurunan aktivitas uterus yang mengakibatkan persalinan lama. WHO memperkirakan
penyebab kematian ibu secara global sebanyak 8% disebabkan oleh persalinan lama. Dalam
pemberian metode farmakologis, nyeri persalinan akan berkurang secara fisiologis, namun
kondisi psikologis dan emosional ibu akan terabaikan (Carolin, Suralaga, Sasmita, & ..., 2022)

Sedangkan untuk metode non-farmakologis bersifat efektif tanpa efek samping yang
merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol
perasaannya dan kekuatannya. Nyeri persalinan disebabkan karena kontraksi uterus melalui
sekresi kadar katekolamin dan kortisol yang meningkat, sehingga menyebabkan terjadinya
penurunan aliran darah uterus dan penurunan aktivitas uterus yang mengakibatkan persalinan
lama. WHO memperkirakan penyebab kematian ibu secara global sebanyak 8% disebabkan
oleh persalinan lama. Dalam pemberian metode farmakologis, nyeri persalinan akan berkurang
secara fisiologis, namun kondisi psikologis dan emosional ibu akan terabaikan. Sedangkan
untuk metode non-farmakologis bersifat efektif tanpa efek samping yang merugikan dan dapat
meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan
kekuatannya. (Carolin et al., 2022)

Aromaterapi dapat menjadi terapi komplementer dalam mengurangi nyeri dan


kecemasan pada persalinan. Aroma terapi berupa minyak esensial lavender merupakan salah

2
satu terapi komplementer yang mampu mengatasi nyeri dan infeksi karena sebagai analgetik
anti inflamasi, dan antimikroba Aromaterapi lavender dapat mempengaruhi sistem limbik di
otak yang merupakan sentralnya emosi, danmampu menghasilkan hormon endorfin dan
enkefalin yang mempunyai sifat penghilang rasa nyeri dan serotonin yang mempunyai efek
menghilangkan rasa cemas dan tegang. Karena aromaterapi lavender mempunyai sifat-sifat
antikonvulsan, antidepresan, anxiolytic, dan dan bersifat menenangkan pada saat persalinan.
(Lestari, Pamungkas, Mardiyah, Amilia, & Rospia, 2022)

TEKNIK PENGUMPULAN DATA, ALAT PENGUMPULAN DATA, ANALISIS

Studi ini merupakan suatu tinjauan literature (Literature Review) yang mencoba
menggali mengeani pengaruh aromaterapi lemon untuk mengurangi mual dan muntah pada ibu
hamil trimester 1. Sumber untuk melakukan tinjauan literature ini meliputi studi pencarian
sistematis database terkomputerisasi (PubMed, Google cendekia) bentuk jurnal penelitian dan
artikel review sebanyak 5 jurnal. Penulisan artikel ilmiah ini menggunakan penulisan daftar
pustaka APA Style.

PEMBAHASAN PENELITIAN

Nyeri persalinan adalah kontraksi miometrium merupakan proses fisiologis dengan


intensitas yang berbeda pada masing-masing individu. Rasa nyeri yang dialami selama
persalinan bersifat unik pada setiap ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain
budaya, takut, kecemasan, pengalaman persalinan sebelumnya, persiapan persalinan dan
dukungan. Rasa nyeri pada persalinan adalah manaifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan)
otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan
menjalar ke arah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks).
Dengan adanya pembukaan servik ini maka akan terjadi persalinan.(Rejeki, 2018)

Salah satu nyeri persalinan dapat ditangani dengan aromaterapi karena dipercaya
sebagai terapi komplementer untuk menurunkan intensitas nyeri, yaitu dengan minyak esensial
yang berasal dari bau harum tumbuhan untuk mengurangi masalah kesehatan, bau yang
berpengaruh terhadap otak yang menenangkan pada saat persalinan. Keunggulan aromaterapi
ini dapat membantu meringankan stress, antidepresan, meningkatkan memori, meningkatkan
jumlah energi, menghilangkan rasa sakit, aromaterapi ini memiliki efek positif karena aroma
yang segar, bisa merangsang reseptor sensori dan mempengaruhi organ yang lainnya hingga
mengontrol emosi.(Turlina L, Fadhilah N, 2017)

3
Aromaterapi dapat digunakan dengan cara dihirup atau dioleskan pada kulit untuk
dipijat dan dikombinasikan dengan inner oil. Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan
saat kala I penting dilakukan sebagai penentu apakah ibu dapat menjalani persalinan secara
normal atau memerlukan tindakan karena adanya penyulit akibat nyeri hebat. Berbagai metode
baik secara farmakologi dengan obat analgetik mau pun non farmakologi dapat digunakan
dalam penanganan nyeri. Salah satu terapi Non Farmakologi yang dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri persalinan adalah Aromaterapi Lavender. (Dwiutami & Indrayani, 2022)

Menurut Penelitian (Sagita & Martina, 2019) rata-rata nyeri persalinan sebelum dan
sesudah diberikan aromaterapi lavender sebesar 1,884, dan standar deviasi sebesar 1,742. Hasil
uji diperoleh nilai p=(0,000<0,05) sehingga terdapat pengaruh yang signifikan aromaterapi
lavender tehadap nyeri persalinan. Aroma lavender dapat meningkatkan gelombang-
gelombang alfa di dalam otak dan gelombang inilah yang membantu untuk menciptakan
keadaan rileks dan tenang untuk ibu sehingga nyeri yang dirasakan ibu dapat berkurang.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa aromaterapi lavende yang
mengandung linalool dan lynalyl acetate yang dapat berefek sebagai analgesik, Aromaterapi
dihirup setelah tujuh sampai sepuluh detik maka aromaterapi mulai bekerjadiotak dan proses
perangsangan saraf olfactory oleh senyawa aroma terjadi pada sistim limbikdimana
hipotalamus mengeluarkan hormon endorphine yang dapat membuat rasa tenang, relaks,
bahagia, sehingga menjadi anti spasmodik yang dapat menghambat informasi nosioseptif
dimana menghambat pelepasan substansi P sehingga impuls nyeri tidak bisa lewat neuron
proyeksi dan dapat menyebabkan nyeri saat his berkurang.

Molekul-molekul aromaterapi yang telah dihirup dapat diserap dengan cepat melalui
sistem pernapasan yang kemudian masuk ke aliran darah. Aroma yang keluar tersebut
merangsang sistim limbik untuk melepaskan neurokimia otak,sehingga dapat membantu
mengurangi rasa sakit dan menimbulkan efek tenang. Aromaterapi lavender memberikan efek
tenang, bersifat antiseptik serta analgetik karena kandungan lavender yang utama adalah
linalool dan linalyl acetate. Kandungan linalool dan linalyl acetate inilah yang merangsang
parasimpatik dan memiliki efek narkotik dan linalool bertindak sebagai obat penenang
(Ayuningtyas & Azizah, 2021)

Menurut peneliatian (Sudarman, 2017) Aromaterapi lavender sangat berpengaruh


terhadap penurunan intensistas nyeri pada ibu bersalin. Pada penelitiannya Eni juga melakukan
penelitian karakteristik responden bersaraskan usia, kultur budaya dan TTV ibu bersalin. Dari

4
ketiga karakteristik yang diteliti, hasilnya 9 dari 10 responden merasakan sedikit berkurangnya
intensitas nyeri yang dirasakan pada saat HIS. Responden merasa lebih rileks dan tenang pada
saat mencium aromaterapi levender, sehingga responden tidak terlalu fokus pada rasa sakit
ketika HIS muncul.

Pada Penelitian yang dilakukan (Karningsih, Jehanara, Winancy, & Yulfitria, 2022)
melakukan perbandingan antara menghirup aromaterapi lavender dengan lilin aromaterapi
lavender. Hasilnya Lilin dan minyak aromaterapi lavender dapat mengurangi nyeri persalinan
kala satu fase aktif persalinan dibandingkan dengan kontrol (p-value= 0,001). Minyak lavender
ditemukanmenjadi lebih efektif dalam mengurangi rasa sakit dibandingkan dengan lilin
aromaterapi lavender, dengan skor rata-rata nyeri persalinan setelah pemberian minyak
lavender adalah 3,50 dibandingkan dengan lilin aromaterapi lavender adalah 5,05. Hal ini
dikarenakan aroma minyak yang dikeluarkan mampu memberikan kepuasan bagi ibu bersalin
agar merasa rileks.

Menghirup aromaterapi lavender selama persalinan berpengaruh skala nyeri persalinan.


Skala nyeri persalinan kelompok intervensi rendah dibandingkan antara kelompok kontrol atau
wanita yang tidak dihirup aromaterapi lavender selama persalinan. Lavendelaromaterapi dapat
mengurangi kecemasan dan ketakutan menjelang persalinan.Ini dapat menyebabkan persalinan
lama. Itu aromaterapi lavender dapat mengontrol sensasi nyeri saat kontraksi
rahimmeningkatkan kadar endorfin dan epinefrin dalam tubuh untuk mengurangi nyeri saat
kontraksi pada persalinan.Minyak esensial lavender dari empat tetes dituangkan ke dalam
diffuser yang telah diberi air 50 ml terlebih dahulu dan disambungkan listrik sehingga akan
menguapkan aroma lavender. Minyak esensial lavender aman untuk ibu hamil danwanita
pengantar karena mereka memiliki izin edar. Minyak lavender merupakan salah satu
aromaterapi yang dikenal memiliki efek menenangkanmemengaruhi. Penelitian dilakukan
pada manusia tentang efek aromaterapi lavender terhadap relaksasi, kecemasan, mood, dan
kewaspadaan terhadap aktivitas EEG (Electro Enchepalo Gram) menunjukkan penurunan
kecemasan, moodperbaikan, dan peningkatan kekuatan gelombang alfa dan beta pada EEG
yang menunjukkan peningkatan relaksasi. (Nursahidah, Novelia, & Suciawati, 2020)

KESIMPULAN

Nyeri persalinan adalah kontraksi miometrium merupakan proses fisiologis dengan


intensitas yang berbeda pada masing-masing individu. Rasa nyeri yang dialami selama

5
persalinan bersifat unik pada setiap ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain
budaya, takut, kecemasan, pengalaman persalinan sebelumnya, persiapan persalinan dan
dukungan . Rasa nyeri pada persalinan adalah manaifestasi dari adanya kontraksi
(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah
perut dan menjalar ke arah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim
(serviks). Dengan adanya pembukaan servik ini maka akan terjadi persalinan.(Rejeki, 2018)

Aromaterapi dapat digunakan dengan cara dihirup atau dioleskan pada kulit untuk
dipijat dan dikombinasikan dengan inner oil. Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan
saat kala I penting dilakukan sebagai penentu apakah ibu dapat menjalani persalinan secara
normal atau memerlukan tindakan karena adanya penyulit akibat nyeri hebat. Berbagai metode
baik secara farmakologi dengan obat analgetik mau pun non farmakologi dapat digunakan
dalam penanganan nyeri. Salah satu terapi Non Farmakologi yang dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri persalinan adalah Aromaterapi Lavender. (Dwiutami & Indrayani, 2022)

Dari 5 penelitian diatas, dapat disimpulkan bawah aroma terapi lavender sangat
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri pada ibu bersalin.
aromaterapi lavende yang mengandung linalool dan lynalyl acetate yang dapat berefek sebagai
analgesik, Aromaterapi dihirup setelah tujuh sampai sepuluh detik maka aromaterapi mulai
bekerja diotak dan proses perangsangan saraf olfactory oleh senyawa aroma terjadi pada sistim
limbikdimana hipotalamus mengeluarkan hormon endorphine yang dapat membuat rasa
tenang, relaks, bahagia, sehingga menjadi anti spasmodik yang dapat menghambat informasi
nosioseptif dimana menghambat pelepasan substansi P sehingga impuls nyeri tidak bisa lewat
neuron proyeksi dan dapat menyebabkan nyeri saat his berkurang.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Pada beberapa jurnal yang dimasukkan sebagai daftar pustaka untuk literatur review, beberapa
penelitian sudah sangat menjelaskan tentang kandungan dan efek aroma terapi lavender sebagai
terapi non farmakologi. Sedangkan kekurangan dari literatur review belum menjelaskan secara
lengkap tentang efek pemberian aroma terapi ini pada usia ibu, paritas dan fase inpartunya.

DAFTAR PUSTAKA

6
1. Ayuningtyas, I. F., & Azizah, I. (2021). Efektifitas Pemberian Aromaterapi Lavender
Pada Nyeri Persalinan Kala I. Seminar Nasional Riset Kedokteran, 2(1), 2021.
Retrieved from https://conference.upnvj.ac.id/index.php/sensorik/article/view/1016
2. Carolin, B. T., Suralaga, C., Sasmita, T. M., & ... (2022). Aromaterapi Lavender untuk
Menurunkan Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif. … “ Forikes Voice”), 13(1), 68–72.
Retrieved from http://www.forikes-ejournal.com/ojs-
2.4.6/index.php/SF/article/view/sf13nk211
3. Dwiutami, A., & Indrayani, D. (2022). Aromaterapi Lavender Untuk Mengurangi Nyeri
Persalinan, 2(3), 771–778. Retrieved from
https://repo.poltekkesbandung.ac.id/4540/1/aroma terapi lavender.pdf
4. Fatimah, & Nuryaningsih. (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan.
5. Karningsih, Jehanara, Winancy, & Yulfitria, F. (2022). The Effectiveness of Lavender
Aromatherapy Oil andCandle to Reduce The Pain in The Active Phase of 1stStage of
Labor. Women, Midwives, and Midwifery, 2(2), 75–82.
6. Lestari, C. I., Pamungkas, C. E., Mardiyah, S., Amilia, R., & Rospia, E. D. (2022).
Pendidikan Kesehatan Tentang Aromaterapi Lavender Untuk Mengurangi Nyeri
Persalinan Kecamatan Selaparang Kota Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Kebidanan, 4(1), 25. doi:10.26714/jpmk.v4i1.8902
7. Nursahidah, A., Novelia, S., & Suciawati, A. (2020). The effect of Lavender
Aromatherapy on labor pain among delivery women. Asian Community Health Nursing
Research, 2(1), 13. doi:10.29253/achnr.2020.21332
8. Rejeki, S. (2018). Buku Ajar Manajemen Nyeri Dalam Proses Persalinan (Non
Farmaka). Retrieved from http://repository.unimus.ac.id/3596/1/buku ajar nyeri
persalinan full%284%29.pdf
9. Sagita, Y. D., & Martina. (2019). Pemberian Aromaterapi Terhadap Lavender untuk
Menurunkan Intensitas Nyeri Persalinan. Wellness and Healthy Magazine, 2(1), 151–
156. Retrieved from https://wellnes.journalpress.id/wellnes
10. Sudarman, E. (2017). Efektifitas Pemberian Aromaterapi Lavender (Lavendula
Angustifoila) Terhadap Nyeri Kala I Persalinan di Rumah Sakit Bersalin Jeumpa
Pontianak. Jurnal Proners, 3(1).
11. Turlina L, Fadhilah N,. (2017). PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI
LAVENDER TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA IBU
BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI BPM NY. MARGELINA, AMd. Keb DESA
SUPENUH KECAMATAN SUGIO KABUPATEN LAMONGAN. Surya (2017)

7
09(01) 23-28, 09(01).

Anda mungkin juga menyukai