Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktek Asuhan
Kebidanan Persalinan (Stase 4) di Program Studi Profesi Bidan
Disusun Oleh :
Penyusun
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan saat yang dinanti-nantikan ibu hamil untuk
merasakan kebahagiaan yang didambakan. Namun bagi beberapa wanita,
persalinan kadang diliputi oleh rasa takut dan cemas terhadap rasa nyeri saat
persalinan (Prawirohardjo, 2016). World health Organization (WHO)
memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan di seluruh dunia, dan 20
juta perempuan mengalami kesakitan saat persalinan. Dalam persalinan sering
kali juga timbul rasa cemas, panik, dan takut rasa sakit yang luar biasa yang
dirasakan ibu yang dapat mengganggu proses persalinan dan mengakibatkan
lamanya proses persalinan yang menimbulkan partus macet. (Kurniasih dalam
Handayani, 2014).
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2014 mencatat bahwa
partus lama (42,96%) merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal
utama disusul oleh perdarahan 35,26%, dan eklampsia 16,44%. Pada ibu dapat
terjadi perdarahan, syok, dan kematian sedangkan pada bayi dapat terjadi fetal
distress, asfiksia dan caput. Menurut Departemen Kesehatan (Depkes) tahun
2014, persalinan partus lama di Rumah Sakit di Indonesia diperoleh proporsi
4,3% yaitu 12,176 dari 281,050 persalinan.
Partus lama dapat dipengaruhi oleh kondisi psikologis ibu yang meliputi
persepsi ibu pada rasa nyeri saat persalinan. Nyeri persalinan dapat
menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan
seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat menyebabkan ketegangan
otot polos dan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga terjadi penurunan
kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah
dan oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang membuat impuls
nyeri bertambah banyak (Pilliteri, 2003; Bobak, 2005; Cunningham et al. 2013).
Nyeri pada persalinan merupakan masalah penting dalam asuhan kebidanan,
karena efek yang ditimbulkan oleh nyeri berpotensi membahayakan ibu dan
janinnya. Nyeri persalinan dapat mempengaruhi kontraksi uterus melalui sekresi
kadar katekolamin dan kortisol yang menaikkan aktivitas sistem saraf simpatis,
perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernapasan dan akibatnya
mempengaruhi lama persalinan. Nyeri juga dapat menyebabkan aktivitas uterus
yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan lama. Nyeri
persalinan yang berat dan lama dapat mempengaruhi ventilasi, sirkulasi
metabolisme, dan aktivitas uterus. Nyeri yang menyertai kontraksi uterus akan
menyebabkan hiperventilasi yang berakibat pada penurunan kadar PaCO2. Salah
satu bahaya kadar PaCO2 ibu yang rendah adalah penurunan kadar PaCO2 janin
yang akan menyebabkan deselerasi lambat denyut jantung janin bahkan
berujung pada kematian janin (Mander, 2012).
Penanganan nyeri persalinan maupun lama persalinan beraneka ragam,
yaitu dengan metode farmakologis dan nonfarmakologis. Dalam pemberian
metode farmakologis, nyeri persalinan akan berkurang secara fisiologis, namun
kondisi psikologis dan emosional ibu akan terabaikan (Makvandi, 2016).
Sedangkan untuk metode non-farmakologis bersifat efektif tanpa efek samping
yang merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu
dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya (Maryunani, 2015). Metode
farmakologi berupa pemberian analgetik dan pemberian suntik anastesi.
Sedangkan metode nonfarmakologi seperti massase, visualisasi persalinan,
relaksasi, posisi melahirkan, aromaterapi, brithingball, water birth, hypobirthing,
yoga dan peregangan, teknik rebozo serta teknik pernapasan (Padila, 2014).
Asuhan sayang ibu dalam kala I juga harus diberikan, salah satunya adalah
memberikan teknik relaksasi pada kala I yaitu dengan pernapasan, aromaterapi,
posisi ibu dan pijat. Salah satu teknik relaksasi dan tindakan nonfarmakologi
dalam penanganan nyeri saat persalinan dengan menggunakan teknik rebozo. Di
Indonesia tehnik ini tehnik ini sudah diterapkan dibeberapa klinik seperti Pro V
Clinik di Permata Hijau Jakarta yaitu klinik bidan Lanny Kuswandi, seorang
pelopor Hypnobirthing di Indonesia dan sedang trend disosialisasikan di
workshop Hypnobirthing dan media, tehnik ini dinamakan tehnik Rebozo.
Rebozo merupakan selendang tradisional atau secarik kain dari Mexico yang
digunakan para bidan di Eslandia untuk membantu ibu melahirkan. Dengan
tehnik Rebozo dililitkan di sekitar panggul dan bokong, kemudian
menggoyangkannya pelan-pelan, gerakan ini bisa dilakukan mulai trimester III
sampai persalinan dan diyakini dapat membuat ibu hamil rileks dan membantu
bayi menemukan jalan lahir (Sarihusada, 2014). Teknik rebozo ini juga
membantu ibu untuk lebih rileks tanpa obat-obatan apapun dalam menghadapi
persalinan. Hal ini membuat teknik rebozo sangatlah berguna ketika persalinan
lama dan ibu merasa tidak nyaman.
Dalam penggunaan teknik rebozo, rangsangan nyeri yang timbul pada ibu
bersalin akan dialihkan melalui sentuhan, gosokan dan belaian dari kain rebozo
atau kain jarik. Dengan melakukan sentuhan terus menerus dengan kain jarik,
ibu bersalin akan merasa lebih nyaman dan lebih relaks. Hal ini akan
meningkatkan produksi hormon serotonin yang berkaitan erat dengan perasaan
bahagia dan tingkat relaksasi ibu bersalin. Sehingga, rasa nyeri yang dirasakan
oleh ibu bersalin dapat dialihkan dan ibu menjadi lebih nyaman dalam
menghadapi proses persalinan.
Adapun penambahan pemberian aromaterapi menjadi salah satu pendukung
untuk mengurangi rasa nyeri pada saat persalinan. Aromaterapi merupakan salah
satu terapi non farmakologi yang menggunakan sari minyak murni. Beberapa
aromaterapi yang dapat mengatasi nyeri yaitu lemon dan bitter orange. lemon
dan biiter orange memiliki kandungan limonene yang dapat menghambat
prostaglandin sehingga dapat menurunkan nyeri persalinan. Kandungan
limonene pada lemon sebanyak 60-80% sedangkan pada biiter orange 96,69%
(Megawati dan Rosa, 2015).
Aromaterapi bitter orange selain murah, mudah digunakan dan non-invasife
juga dapat mengurangi nyeri persalinan. Dimana aromaterapi ini mempengaruhi
sistem limbik di otak yang mempengaruhi emosi, suasana hati, dan memori,
yang menghasilkan neurohormon di endorphin yang berfungsi untuk
menghilangkan rasa sakit dan serotonin yang berfungsi menghilangkan stress
dan cemas saat menghadapi persalinan. Hasil studi pendahuluan di Puskesmas
Watubelah dengan metode wawancara pada Bulan September-Oktober 2021 7
diantara 12 ibu bersalin menyatakan tidak tahan merasakan nyeri persalinan
dibagian perut, pinggang, punggung dan menjalar ke tulang belakang. Maka dari
itu penulis mereview beberapa jurnal mengenai nyeri persalinan, faktor
penyebab nyeri persalinan dan cara penanganan nyeri persalinan di kala 1.
B. Tinjauan Literature
1. Nyeri Persalinan
a. Definisi Nyeri Persalinan
Menurut Cunningham, 2004 dalam Judha dkk, 2015, Nyeri persalinan
sebagai kontraksi miometrium, merupakan proses fisiologis dengan
intensitas yang berbeda pada masing-masing individu.
Rasa nyeri yang dialami selama persalinan bersifat unik pada setiap ibu
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain budaya, takut,
kecemasan, pengalaman persalinan sebelumnya, persiapan persalinan dan
dukungan (Perry & Bobak, 2004 dalam Judha dkk, 2015)
Rasa nyeri persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi
(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit
pada pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah paha. Kontraksi ini
menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya
pembukaan serviks ini maka akan terjadi persalinan. (Judha dkk, 2015)
b. Mekanisme Nyeri Persalinan
Prinsip dasar nyeri pada persalinan mengikuti serangkaian jalur serat
saraf nyeri seperti pada mekanisme penjalaran nyeri pada umumnya,
dimana proses nosisepti tesebut dikelompokkan menjadi empat tahap,
antara lain adalah sebagai berikut (Negara dan Winata, 2013).
a. Tranduksi
Transduksi merupakan proses perubahan rangsang nyeri atau
stimulasi noksius menjadi aktifitas listrik yang terjadi pada ujung-ujung
saraf sensoris. Beberapa mediator radang seperti: prostaglandin,
serotonin, bradikinin, leukotrien, substansi P, kalium, histamin, dan
asam laktat merupakan beberapa zat algesik yang mampu mengaktifkan
atau mensensitisasi reseptor-reseptor nyeri. Serat sarafafferent A-delta
dan C adalah serat saraf sensorik yang mempunyai fungsi meneruskan
sensorik nyeri dari perifer ke sentral yaitu menuju susunan saraf pusat.
Adanya interaksi antara zat algesik dengan reseptor nyeri
menyebabkan terbentuknya impuls nyeri. Apabila ambang nyeri dari
nosiseptor terlampaui, maka energi atau stimulus mekanik, suhu dan
kimia akan diubah menjadi potensial aksi elektrikal atau transduksi
yang kemudian akan ditransmisikan sepanjang serat saraf ke arah
medula spinalis.
b. Transmisi
Transmisi merupakan proses penyaluran impuls nyeri melalui
serabutAdelta dan C setelah terjadinya proses tranduksi. Serat afferent
A- delta dan C meneruskan impuls nyeri ke sentral, yaitu kornu dorsalis
medula spinalis. Serat A-delta mempunyai diameter lebih besar
dibanding dengan serat C. Serat A-delta menghantarkan impuls lebih
cepat (12-30 m/s) dibandingkan dengan serat C (2 sampai 3 m/s).
c. Modulasi
Modulasi merupakan proses interaksi antara sistem analgesik
endogen dengan input nyeri yang masuk ke dalam kornu dorsalis
medula spinalis. Impuls nyeri yang diteruskan oleh serat-serat A-delta
dan C ke sel-sel neuron nosisepsi di kornu dorsalis medula spinalis tidak
semuanya diteruskan ke sentral melalui traktus spinotalamikus. Di
daerah ini akan terjadi interaksi antara impuls yang masuk dengan
sistem inhibisi, baik sistem inhibisi endogen maupun sistem inhibisi
eksogen. Apabila impuls yang masuk lebih dominan, maka penderita
akan merasakan sensibel nyeri, sedangkan bila efek sistem inhibisi yang
lebih kuat, maka penderita tidak akan merasakan sensibel nyeri.
d. Persepsi
Impuls yang diteruskan ke kortek sensorik akan mengalami proses
yang sangat komplek, salah satunya adalah proses interpretasi dan
persepsi yang pada akhirnya akan menghasilkan persepsi nyeri.
Gambar 2.1. Tahapan Nyeri Persalinan (Negara dan Winata, 2013)
Latar Belakang Salah satu penyebab dari AKI yaitu dalam proses
penanganan persalinan dimulai dari kala I sampai kala IV.
Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan
penolong persalinan. Jenis asuhan yang akan diberikan
dapat disesuaikan dengan kondisi dan tempat persalinan
sepanjang dapat memenuhi kebutuhan spesif.
Rebozo telah populer digunakan di negara maju oleh
tenaga kesehatan dalam melakukan pertolongan
persalinan sebagai metode non-farmakologis. Tekhnik
rebozo bersifat tekhnik noninvasif, praktis yang dilakukan
ketika ibu bersalin dalam posisi berdiri, berbaring atau
posisi lutut dan kedua telapak tangan menyentuh lantai.
Hal ini melibatkan gerakan pinggul ibu yang dikontrol
dengan lembut dari sisi ke sisi menggunakan syal tenun
khusus, dan dilakukan oleh bidan atau pendamping
persalinan.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pra
Eksperiment dengan pendekatan satisfic group
comparison desain untuk mengetahui pengaruh tekhnik
rebozo terhadap pengurangan rasa nyeri dan lamanya kala
I persalinan pada kelompok perlakuan dan untuk
mengetahui tingkat nyeri dan lamanya kala I persalinan
pada kelompok kontrol. Tekhnik rebozo diberikan selama
ada kontraksi sepanjang proses persalinan kala I. Lokasi
penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Tanjungpinang.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin
Primigravida di w ilayah Kota Tanjungpinang. Sampel
penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik
Purposive Sampling, dengan kriteria inklusi yaitu Ibu
bersalin primigravida yang tidak ada riwayat keguguran,
bersedia menjadi informan, presentasi janin yaitu kepala,
tidak ada riwayat solusio plasenta, kehamilan cukup
bulan.
Pembahasan Berdasarkan Tabel. 1 Gambaran lamanya persalinan
kala I pada kelompok perlakuan (teknik rebozo) dan
kelompok kontrol kelompok perlakuan menunjukkan
sebagian besar responden berlangsung cepat sebesar
80,0% yaitu sebanyak 12 responden, sedangkan pada
kelompok kontrol sebagian besar berlangsung lama
sebesar 73,3% yaitu dari 15 responden sebanyak 11
responden yang mengalami persalinan lama.
Tabel 2. Gambaran tingkat nyeri persalinan pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hasil dari
tabel 2. menunjukkan bahwa tingkat nyeri persalinan pada
kelompok perlakuan sebagian besar responden
mengalami nyeri ringan yaitu sebesar 80,0%, untuk
kelompok kontrol sebagian besar mengalami nyeri sedang
sebanyak 53,3% dan sebanyak 13,3% mengalami nyeri
ringan.
Perbedaan lama kala I pada kelompok perlakuan
(Teknik Rebozo) dan kontrolBerdasarkan tabel 3.
Diketahui bahwa mean lama kala I persalinan pada
kelompok perlakuan (teknik Rebozo) sebesar 1,20,
sedangkan mean kelompok kontrol sebesar 1,73. Hal ini
menunjukkan adanya perbedaan mean kala I persalinan
pada responden kelompok perlakuan (teknik Rebozo) dan
responden kelompok kontrol. Berdasarkan uji
independent t-test didapatkan P value 0,002 dan karena P
value 0,002 < 0,05 mak Ha diterima sehingga
disimpulkan ada pengaruh dilakukan teknik rebozo
terhadap lama kala I pada persalinan.
Tabel 4. Perbedaan tingkat nyeri pada kelompok
perlakuan (teknik Rebozo ) dan kontrol. Hasil dari tabel
4. dapat diketahui nilai median pada kelompok perlakuan
(Teknik Rebozo) sebesar 1,20 dan kontrol sebesar 2,20.
Uji statistik menggunakan uji T test Independen diperoleh
P value untuk selisih antara kelompok perlakuan (Teknik
Rebozo) dan kontrol sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha
diterima, sehingga disimpulkan bahwa ada pengaruh
teknik rebozo terhadap tingkat nyeri pada persalinan.
7. Teknik Rebozo Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif dan Lamanya
Persalinan pada Ibu Multigravida
Judul Teknik Rebozo Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase
Aktif dan Lamanya Persalinan pada Ibu Multigravida
Jurnal Jurnal Keperawatan Silampari
Volume & Vol. 4, No. 1
Halaman e-ISSN: 2581-1975
p-ISSN: 2597-7482
DOI: https://doi.org/10.31539/jks.v4i1.1627
Tahun 2020
Penulis Yulidian Nurpratiwi, Muhammad Hadi, Idriani
Latar Belakang Rasa sakit dan nyeri pada persalinan pada dasarnya di
sebabkan karena kontraksi kuat selama menjelang
persalinan dan hal tersebut merupakan hal yang dia alami.
Setiap wanita mempunyai rasa nyeri yang berbeda-beda.
Rasa nyeri dapat terjadi karena adanya faktor fisik atau
fisiologi yang lain atau bisa juga yang muncul karena
emosi atau perasaan. Hal ini laen adanya faktor sugesti
negative yang termasuk dalam fikiran alam bawah sadar,
yang mana fikiran bawah sadar tidak bisa membedakan
antara kenyataan dan imaginasi. Ketegangan dan ketakutan
yang di rasa oleh ibu menyebabkan rasa nyeri pada
persalinan, sehingga memperlambat proses persalinan
(Mustika, 2012).
Salah satu terapi non farmakologi untuk mengurangi
nyeri persalinan dan kecemasan yaitu dengan aromaterapi.
Aromaterapi adalah terapi nonfarmakologi yang
mengunakan minyak sari murni. Aromaterapi bitter orange
merupakan sebuah terapi non farmakologi untuk
mengurangi atau menringankan rasa sakit pada ibu yang
melahirkan kala I (Kumalasari, 2012).
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi exsperimen dengan
pendekatan Pre test-post test tanpa kelompok kontrol.
Dimanapenelitian ini di Bidan Praktek Swasta pada bulan
Januari 2020. seluruh perkiraan ibu bersalin pada bulan
Januari 2020 wilayah kerja puskesmas Muara Labuh yaitu
sebanyak 10 persalinan. Teknik sampel dalam penelitian
ini adalah non probability sampling yaitu purposive
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang. Data
dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi.
Data yang sudah dikumpulkan akan diolah dan dianalisa
secara komputerisasi dengan Uji Paired Simpel T-test.
Pembahasan Berdasarkan tabel 5.1 diatas diketahui bahwa rata-rata
tingkat nyeri persalinan kala I sebelum (Pretest) pemberian
aromaterapi Bitter Orange adalah 6,50 dengan Standart
Deviasi 0,527. Nilai persalianan kala I terendah adalah 6
dan nilai tertinggi adalah 7.
Berdasarkan tabel diatas di ketahui bahwa rata-rata
tingkat nyeri persalinan kala I Sesudah (Postest) pemberian
aromaterapi Bitter Orange adalah 5,70 dengan Standar
Deviasi 0,483. Nyeri persalinan kala I terendah adalah 5
dan nilai tertinggi adalah 6.
Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui hasil rata-rata tingkat
nyeri persalinan kala I sebelum (Pretest) pemberian
aromaterapi Bitter Orange adalah 6,50 dengan Standart
Deviasi 0,527. Dan tingkat nyeri persalinan kala I Sesudah
(Postest) pemberian aromaterapi Bitter Orange adalah 5,70
dengan Standar Deviasi 0,483.
Dari hasil analisis di dapatkan hasil penelitian
mengunakan Uji Paired Simpel T-test diperoleh nilai P
value 0,005 sehingga dapat di simpulkan bahwa ada
Pengaruh Aromaterapi Bitter Orange Terhadap Penurunan
Tingkat nyeri Persalinan Kala I.
Latar Belakang Dampak dari nyeri persalinan yang semakin sering dan
semakin lama dapat menyebabkan ibu merasa gelisah,
takut dan tegang bahkan stress yang mengakibatkan
adanya pelepasan hormon yang berlebihan diantaranya
hormon adrenalin, katekolamin dan steroid. Hormon
tersebut menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos
dan vasokonstriksi pembuluh darah yang berakibat
kurangnya aliran darah dan oksigen ke uterus sehingga
menyebabkan terjadinya iskemia uterus, hipoksia janin dan
membuat impuls nyeri bertambah banyak. Meningkatnya
katekolamin menyebabkan gangguan pada kekuatan
kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri yang
mengakibatkan terjadi partus lama.
Aromaterapi merupakan salah satu terapi non
farmakologi yang menggunakan sari minyak murni.
Aromaterapi bitter orange selain murah, mudah digunakan
dan non-invasife juga dapat mengurangi nyeri persalinan.
Dimana aromaterapi ini mempengaruhi sistem limbik di
otak yang mempengaruhi emosi, suasana hati, dan memori,
yang menghasilkan neurohormon di endorphin yang
berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit dan serotonin
yang berfungsi menghilangkan stress dan cemas saat
menghadapi persalinan
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, metode
eksperimental. Suatu rancangan penelitian yang digunakan
untuk mencari hubungan sebab akibat dengan adanya
keterlibatan penelitian dalam melakukan manipulasi
terhadap variabel bebas. Adapun rancangan penelitian
yang digunakan adalah Pre Eksperimental dengan desain “
One Group Pretest-Posttest Design”. Dalam rancangan ini,
keadaan awal subjek sebelum diberi perlakuan sehingga
peneliti dapat mengetahui kondisi subjek yang diteliti
sebelum dan sesudah diberi perlakuan yang hasilnya dapat
dibandingkan atau dilihat perubahannya. Lokasi Penelitian
ini akan dilakukan di Puskesmas Kulisusu Kabupaten
Buton Utara. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10
Februari sampai dengan 10 Agustus tahun 2020.Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di
Puskesmas Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Sampel
dalam penelitian ini adalah sebagian ibu inpartu yang
memenuhi kriteria inklusi di Puskesmas Kulisusu
Kabupaten Buton Utara Tahun 2020 sebanyak 30 orang.
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel
adalah Purposive Sampling yaitu suatu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu atau seleksi khusus.
Pertimbangan penentuan sampel yaitu ibu bersalin normal
anak pertama (primigravida), nyeri aktif kala 1, dan
bersedia menjadi sampel.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan alat diffuser, aromaterapi bitter orange serta
lembar observasi yang berisi pengkajian nyeri pasien
sebelum dan sesudah intervensi. Alat yang digunakan
untuk mengetahui perubahan tingkat nyeri responden
adalah Defense and Veterans Pain Rating Scale (DVPRS).
Intervensi yang diberikan adalah responden diminta untuk
menghirup uap aromaterapi bitter orange selama 15 menit
dengan menyesuaikan kontraksi ibu yaitu pada puncak his.
Tehnik Pengumpulan data yaitu data sekunder dan data
primer dengan pengegolahan dan penyajian data adalah
editing, coding, entry data dan cleaning data. Analisis data
dengan anlaisis univariat dan biavariat dimanaAnalisis
bivariat berguna untuk melihat pengaruh antara variabel
independen “ pemberian aromaterapi bitter orange “ dan
variabel dependen “ penurunan nyeri kala 1”. Pada
penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji
normalitas data sangat diperlukan untuk membuktikan
apakah variabel dari data yang diperoleh sudah normal apa
belum. Analisis yangdigunakan dalam penelitian ini
adalah statistik parametrik, maka dalam penelitian ini data
pada setiap variabel harus terlebih dahulu di uji
normalitasnya. Dalam penelitian ini uji normalitas data
yang digunakan adalah uji statistik Shapiro Wilk Test dan
Penelitian ini menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed
Rank Test. Uji statistik ini digunakan apabila data
pengukuran variabel dependen tidak terdistribusi normal.
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa
dari 30 responden masih terdapat 3 responden yang tidak
mengalami penurunan skala nyeri yang signifikan yakni
nyeri yang dialami masih berada pada rentang skala nyeri
yang sama sesudah diberikan aromaterapi bitter orange.
Dimana umur responden tersebut berada pada rentang
umur < 20 tahun. Diperoleh hasil 1 responden berumur 16
tahun dan 2 responden berumur 17 tahun. Pada saat
dilakukan intervensi ketiga responden tersebut memiliki
skala nyeri 6 sebelum dilakukan intervensi dan sesudah
dilakukan intervensi menjadi skala 5 dimana nyeri
responden masih berada pada rentang skala yang sama.
Dari ketiga responden ini termaksud dalam kategori < 20
tahun dimana umur yang masih relatif muda memiliki
kondisi psikologis yang masih labil sehingga akan
menimbulkan respon kecemasan. Meningkatnya rasa
kecemasan ini akan menyebabkan peningkatan stimulus
intensitas nyeri pada saat persalinan. Oleh karena itu, umur
dapat dijadikan sebagai salah satu faktor dalam
menentukkan toleransi nyeri.
10. Efektifitas Aromatheraphy Lemon dan Bitter Orange Terhadap Instensitas
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Judul Efektifitas Aromatheraphy Lemon dan Bitter Orange
Terhadap Instensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Jurnal Jurnal Kebidanan
Volume & Vol 7, No 1, Hal. 1-5
Halaman
Tahun 2021
Penulis Reva Afdila, Nuraida
Latar Belakang Salah satu kendala yang dihadapi ibu pada saat bersalin
adalah kecemasan. Kecemasan sangat berpengaruh
terhadap kemajuan persalinan yang berakibat pembukaan
seviks yang tidak lancar. Kecemasaan dapat meningkatkan
nyeri persalinan dan dilaktasi servik yang tidak baik,
sehingga kecemasan dan nyeri persalinan sangat berkaitan
(Rahmy, 2013). Masalah yang terjadi dapat diatasi dengan
berbagai terapi baik secara farmakologi maupun
nonfarmakologi (Smith dkk, 2011). Terapi farmakologi
yang dapat digunakan yaitu senyawa analgesik narkotik,
analgesia sistemik, narkotik campuran dan lainya, akan
tetapi memiliki efek saping seperti mual, pusing, epidural
lumbar dan blok paraservikal. Untuk terapi
nonfarmakologi seperti kompres panas dingin, maasase,
hidroterapi dan aromaterapi (Koesnsoemardiyah, 2009).
Aromaterapi adalah terapi nonfarmakologi berbahan
sari minyak murni, yang berfungsi untuk menurunkan
nyeri persalinan. beberapa aromaterapi yang dapat
mengatasi nyeri yaitu lemon dan bitter orange. lemon dan
biiter orange memiliki kandungan limonene yang dapat
menghabat prostaglandin sehingga dapat menurunkan
nyeri persalinan (Young, 2011). Kandungan limonene
pada lemon sebanyak 60-80% dan pada biiter orange
96,69% (Megawati dan Rosa, 2015). Pada penelitian ini
peneliti menggunakan oil aromaterapi merek Living
young. Bitter orange dan lemon pada oil living memiliki
komponen utama minyak kulit jeruk adalah limonene (83-
97% untuk kulit jeruk manis).
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan
desain yang digunakan pada pretest-posttest control group
desain, yaitu pengamatan dilakukan pada saat sebelum dan
sesudah dilakukannya intervensi. Penelitian ini dilakukan
di PMB Martini, Amd.Keb. Populasi pada penelitian ini
adalah ibu bersalin kala I. Pengambilan sampel
menggunakan rumus Supranto J (2000) yaitu (t-1) (r-1) >
15, didapatkan jumlah sampel sebanyak 16 orang untuk 1
kelompok, maka jumlah sampel untuk 2 kelompok
sebanyak 32 orang. Tehnik pengambilan sampelnya
dengan acidental sampel. subjek dibutuhkan sebanyak 32
sampel, dengan jumlah perkelmpoknya sebanyak 16
orang. subjek dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
lemon dan kelompok bitter orange Jenis data yang
digunakan yaitu data primer. pengumpulan data dibantu
oleh enumerator. Peneliti dengan bantuan enumerator
melakukan pemberian intervensi dan pemantauan nyeri
persalinan. Instrument yang digunakan pada penelitian ini
yaitu Visual Analog Scale (VAS). Analisis univariat
digunakan untuk untuk medeskripsikan kataristik
responden. Analisis bivariat untuk melihat rerata dan
efektifitas intervensi yang diberikan dengan uji paired
sampel t test, serta melihat perbedaan efektifitas kedua
kelompok dengan uji independent t-test.
Pembahasan Aromaterapi Lemon Terhadap Nyeri Persalinan Pada
penelitian ini didapatkan hasil ada pengaruh pemberian
aromaterapi lemon terhadap nyeri kala I persalinan.
Asumsi peneliti yaitu kenapa terjadi penurunan nyeri
persalainan, karena kandungan lemon yaitu limonene yang
merupakan komponen utama dalam senyawa kimia jeruk
yang dapat menghambat sistem kerja protatglandin
sehingga dapat mengurangin yeri dan Limonene
mengontrol siklooksigenase I dan II, mencegah aktivitas
prostaglandin dan mengurangi rasa sakit.
Aromaterapi Bitter Orange Terhadap Nyeri Persalinan
Pada hasil penelitian ini didapatkan hasil ada pengaruh
pemberian aromaterapi bitter orange terhadap nyeri kala I
persalinanpada responden. Bitter orange (C. Aurantium)
terdiri dari minyak esensial yang disebut dengan neroli.
Ada 10 lebih komponen dari citrus aurantium minyak,
yang sebagian besar mononterpens berikut: limonene,
linalool, linalyl asetat, geranyl asetat, geraniol, nerol, neryl
acetate. Minyak ini memiliki efek menjadi ressive, anti-
septik, anti-spasmodik dan obat penenang ringan.
Limonele di temukan di bitter orange minyak mengontrol
siklooksigenase I dan II, mencegah aktifitas prostaglandin
dan mengurangi rasa sakit. Meskipun aromaterapi
menggunakan herbal lain telah menunjukkan efek pada
metode pengurangan nyeri persalinan. Dan juga
merangsang sistem saraf pusat, meningkatkan mood,
menurunkan tekanan darah, sebagai obat penenang
analgesic.
E. Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 43,75% ibu bersalin merasakan
kecemasan menghadapi persalinan. Studi memperoleh hasil ada hubungan
kecemasan dengan nyeri persalinan kala I (p = 0,017; POR 7,5 CI 95%: 1,3-
43,7).
2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukanbahwa ada
hubungan yang signifikan antara usia dengan intensitas nyeri persalinan
dengan P Value = 0.001, ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan
intensitas nyeri persalinan dengan P Value = 0.000 dan ada hubungan yang
signifikan antarapendamping persalinan dengan intensitas nyeri persalinan
dengan P Value = 0.023.
3. Perbedaan Efektivitas antara teknik rebozodengan teknik nafas
dalamBerdasarkan hasil uji t-test tidak berpasangan diperoleh p value
sebesar 0,000 dimana p value < 0,05 dengan mean selisih pada teknik
rebozosebesar 4.14 dan mean selisih pada nafas dalam sebesar 0,76 yang
artinya mean pada teknik rebozo menunjukkan lebih efektif dibandingkan
dengan mean pada teknik nafas dalam pada penurunan nyeri persalinan
kala 1 fase aktif di wilayah kerja Puskesmas Candiroto dan Puskesmas
Ngadirejo.
4. Karakteristik responden yang memiliki usia dengan rentang 31-35 tahun
sebanyak 14 orang (40%), mayoritas responden merupakan multipara yaitu
19 orang (54,3%), pendidikan dengan klasifikasi tinggi sebanyak 26 orang
(74,3%), dan 19 orang (54,3%) reponden tidak memiliki pengalaman nyeri
persalinan sebelumnya. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan
antara dukungan suami dan keluarga dengan intensitas nyeri persalinan Kala
I dibuktikan dengan p-value < 0,05 (0,018). Nilai koefisien korelasi (-0,396)
menunjukkan hubungan yang negatif dimana semakin tinggi dukungan suami
dan keluarga maka semakin rendah intensitas nyeri persalinan yang dirasakan
oleh ibu bersalin.
5. This study contributes with a deeper and more nuanced understanding in a
hitherto unexplored area. Furthermore, it provides experiences of a
noninvasive, nonpharmacological method used during labour. The women’s
experiences of the rebozo technique performed during labour were of both a
physical and a psychological nature. The women experienced that the rebozo
technique enhanced pain management and that it potentially can be conducive
to the labour process as a harmless nonpharmacological method. The rebozo
technique can be seen as a tool for cooperation between a woman, the midwife
and the woman’s partner.
6. Dari hasil penelitian mengenai Persalinan Nyaman dengan Teknik Rebozo di
Wilayah Kota Tanjungpinang tahun 2020 terhadap 30 responden dapat
disimpulkan bahwa ibu bersalin primigravida lama kala 1 dengan
menggunakan tekhnik rebozo berlangsung lebih cepat 1,20 dengan p-value
0,002. Sedangkan tingkat nyeri ibu bersalin primigravida dengan
menggunakan teknik rebozo sebesar 1,20 dengan p-value 0,000. Secara
statistik ada pengaruh teknik rebozo terhadap lama kala 1 dan tingkat nyeri
pada persalinan.
7. Teknik rebozo shake the apples dan rebozo sifting while lying down dapat
mengalihkan nyeri persalinan kala I fase aktif dan mempercepat proses
persalinan pada ibu multigravida.
8. Rata –rata tingkat nyeri persalinan kala I sebelum (Pretest) di berikan
aromaterapi bitter orange adalah 6,50, Pengaruh penuruna tingkat nyeri
persalinan kala I sesudah (Postest) diberikan aromaterapi bitter orange adalah
5,70, Ada pengaruh pemberian aromaterapi bitter orange terhadap tingkat
penurunan nyeri persalinan kal I di BPM Bunda Kota Bukittinggi Tahun 2019
dengan hasil P-Value 0,000.
9. Disimpulkan bahwa nilai rata-rata sesudah diberi perlakuan lebih kecil
dibandingkan nilai rata-rata sebelum perlakuan. Sehingga dapat diartikan ada
pengaruh aromaterapi bitter orange terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif
di Puskesmas Kulisusu Kabupaten Buton Utara Tahun 2020.
10. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan rentan nyeri kala I
persalinan pada kedua kelompok, ada pengaruharomaterapi lemon terhadap
nyeri persalinan pada responden, ada pengaruh aromaterapi bitter orange
terhadap nyeri persalinan pada responden dan aromaterapi lemon dan bitter
orangesama-sama berpenaruh dalam menurunkan nyeri persalinan..
F. Kelebihan
1. Kelebihan Penelitian ini terdapat sumber-sumber internasional,
pembahasannya jelas dan sudah terdapat etik penelitian.
2. Kelebihan Penelitian ini hasil dan pembahasannya diuraikan secara detail dan
banyak sumber penelitian pendukung.
3. Kelebihan Penelitian ini pembahasan dijelaskan secara terperinci dan
menggunakan perbandingan intervensi.
4. Kelebihan Penelitian ini terdapat sumber-sumber yang mendukung penelitian
ini.
5. Kelebihan penelitian ini dilakukan intervesi, pembahasan dijelaskan secara
detail dan terdapat sumber-sumber internasional terbaru.
6. Kelebihan Penelitian ini metode penelitian, langkah-langkah dan pembahasan
dijelaskan secara detail.
7. Kelebihan dalam penelitian ini langkah-langkah penelitian dijelaskan secara
detail dan terdapat saran yang membangun.
8. Kelebihan penelitian ini pembahasan dijelaskan secara detail dan terdapat
saran yang membangun.
9. Kelebihan penelitian ini langkah-langkah intervensi dijelaskan secra rinci dan
terdapat saran.
10. Kelebihan penelitian ini menggunakan kelompok kontrol dan menggunakan
efektivitas atau perbandingan intervensi.
G. Kelemahan
1. Kelemahan penelitian ini langkahlangkah penelitian tidak dijelaskan dan
terdapat sumber buku lama.
2. Kelemahan penelitian ini waktu penelitian tidak dijelaskan dan tidak terdapat
saran sebagai masukan penelitian selanjutnya.
3. Kelemahan penelitian ini sampel yang digunakan dalam jumlah kecil.
4. Kelemahan penelitian ini tidak dijelaskan waktu, lamanya penelitian dan
tempat penelitian.
5. Kelemahan dalam penelitian ini penjelasannya panjang.
6. Kelemahan dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan tidak
dijelaskan.
7. Kekurangan dalam penelitian ini belum adanya sumber-sumber internasional.
8. Kekurangan dalam penelitian ini sampel yang digunakan dalam jumlah kecil.
9. Kekurangan dalam penelitian ini waktu yang digunakan lama dan belum
adanya sumber-sumber internasional.
10. Kelemahan dalam penelitian ini langkah-langkah penelitian tidak dijelaskan.
H. Daftar Pustaka
1. Yoga Tri Wijayanti, Sumiyati, Prasetyowati. 2019. Kecemasan, Usia, Paritas
dan Nyeri Persalinan Kala I Aktif. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. Vol.
12, No. 2, Hal. 47-52. E-ISSN 2657-1390. P-ISSN 19779-469X. W:
https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKM/index
2. Afritayeni. 2017. Hubungan Umur, Paritas dan Pendamping Persalinan
dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I. Journal Endurance. Vol. 2, No.
(2), Hal. 178-185.
3. Fitriana Puspitaningrum. Efektivitas Teknik Rebozo dan Nafas Dalam Untuk
Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Bersalin.
Magelang: Prodi DIV Kebidanan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang.
4. Elika Puspitasari Elika Puspitasari. 2019. Hubungan Dukungan Suami dan
Keluarga dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I. Jurnal Kesehatan. Vol.
12, No. (2), Hal. 118-124.
5. Iversen, et al. 2017. Danish women’s experiences of the rebozo technique
during labour: A qualitative explorative study. Sexual & Reproductive
Healthcare. Volume 1, Nomor 3, Hal. 79–85.
6. Putri Yuriati, Etika Khoiriyah. 2021. Persalinan Nyaman dengan Teknik
Rebozo. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. Vol.12, No.2, 287-291.
7. Yulidian Nurpratiwi, Muhammad Hadi, Idriani. 2020. Teknik Rebozo
Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif dan Lamanya Persalinan pada
Ibu Multigravida. Jurnal Keperawatan Silampari. Vol. 4, No. 1. e-ISSN:
2581-1975 p-ISSN: 2597-7482. DOI: https://doi.org/10.31539/jks.v4i1.1627
8. Nurhayati, Santi. 2020. Pengaruh Aromaterapi Bitter Orange terhadap
Penurunan Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu Bersalin. Maternal
Child Health Care Journal. Volume 2. No.3.
9. Irmawati.S, Rosdiana, Andi Baharuddin. 2021. Pengaruh Aromaterapi Bitter
Orange Terhadap Nyeri Persalinan Pada Fase Aktif Kala 1 Di Puskesmas
Kulisusu Kabupaten Buton Utara Tahun 2020. Jurnal Kesehatan. Vol. 04,
Hal. 151-160 E-ISSN 2614-5375.
10. Reva Afdila, Nuraida. 2021. Efektifitas Aromatheraphy Lemon dan Bitter
Orange Terhadap Instensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif. Jurnal
Kebidanan. Vol 7, No 1, Hal. 1-5.