Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

PERENCANAAN KEHAMILAN DENGAN ANEMIA RINGAN

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan
Sehat Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh:

NAMA : LILY SARAH


NIM : PO.62.24.2.21.513
KELAS : PROFESI BIDAN ANGKATAN III

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

PERENCANAAN KEHAMILAN DENGAN ANEMIA RINGAN

Disusun oleh:

Nama : Lily Sarah


Nim : PO.62.24.2.21.513
Kelas : Pendidikan Profesi Bidan Angkatan III Semester I

Tanggal Pemberian Asuhan : 13 September 2021

Disetujui :
Pembimbing Lapangan
Tanggal : 13 September 2021
Di : UPT Puskesmas Konut

Ema Floridayani, STr. Keb


NIP. 19780104 200312 2 005
Pembimbing Institusi
Tanggal : 13 September 2021
Di : Poltekkes Kemenkes Palangka
Raya
Eline Charla S. B., SST., M.Kes
NIP. 19860621 200912 2 002

LEMBAR PENGESAHAN

2
Laporan Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Prakonsepsi dan Perencanaan
Kehamilan Sehat
Telah disahkan tanggal : September 2021

Mengesahkan,

Pembimbing Institusi,

Eline Charla S. B., SST., M.Kes


NIP. 19860621 200912 2 002

Mengetahui,

Ketua Prodi Sarjana Terapan Koordinator MK Praktik Kebidanan


Kebidanan dan Pendidikan Profesi Holistik Prakonsepsi dan Perencanaan
Bidan Kehamilan Sehat

Heti Ira Ayue, SST.,M.Keb Riny Natalina, SST., M.Keb


NIP.19781027 200501 2 001 NIP.19791225 200212 2 002

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan
mempengaruhi kesehatan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon
bayi yang masih di dalam rahim, sehingga selama masa prakonsepsi
disarankan agar calon ibu dapat menjaga pola hidup sehat. Prakonsepsi adalah
perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan rentang waktu dari tiga bulan
hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu
saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi bagi
seorang ibu (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016). Sangatlah penting untuk
mempersiapkan kehamilan, khususnya pengetahuan calon ibu terkait nutrisi,
kebiasaan yang dapat menganggu kehamilan seperti merokok, minuman keras,
polusi, lingkungan sehari- hari, pekerjaan ibu, olahraga yang dilakukan, dan
tingkat stress. Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat bermanfaat
untuk mencegah masalah pada saat hamil salah satunya anemia
(Chandranipapongse dan Koren, 2013).
Tanpa disadari anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada
remaja putri dan ibu hamil dimana anemia termasuk dalam salah satu faktor
penyebab tidak langsung kematian ibu hamil. Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia adalah tertinggi bila dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya.
Jika perempuan mengalami anemia akan sangat berbahaya pada saat hamil dan
melahirkan. Perempuan yang menderita anemia akan berpotensi melahirkan
bayi dengan (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah dan Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR). Selain itu, anemia dapat mengakibatkan kematian baik
pada ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan (Rajab, 2019). Upaya
menurunkan kematian ibu dan anak seharusnya tidak hanya dilakukan dengan
upaya kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga melalui upaya preventif dan promotif
yang menjadi tombak untuk menghilangkan penyebab kematian ibu dan anak.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi faktor risiko
sebelum dimulainya kehamilan sehingga asuhan yang tepat dapat dipersiapkan
sesuai kondisi ibu. Czeizel (2012) mengemukakan bahwa persiapan masa
prakonsepsi atau masa sebelum hamil dapat menurunkan angka kelahiran
prematur sebesar 5,0% sampai dengan 9,2% dan sangat signifikan untuk
menurunkan angka kelahiran dengan kelainan kongenital, neural-tube defects,

4
dan malformasi jantung, bahkan mampu mengikutsertakan suami dalam
perencanaan persiapan kehamilan. Menurut (Almatsir, 2020) masalah gizi
menjadi masalah yang sangat penting dalam masa pra-konsepsi. Hasil evaluasi
menunjukkan bahwa waktu yang tepat mencegah komplikasi kehamilan adalah
sebelum seorang wanita hamil atau masa prakonsepsi. Kesehatan yang baik
adalah salah satu faktor yang paling penting dalam kehamilan. Kesehatan
prakonsepsi adalah cara untuk meningkatkan hasil kehamilan yang positif
dengan mendorong perempuan untuk terlibat dalam gaya hidup yang sehat
sebelum mereka hamil (Williams & Wilkins, 2012). Keadaan yang kurang
mendukung kondisi-kondisi prakonsepsi akan berdampak kurang baik pula
terhadap pembentukan terjadinya proses konsepsi (Sujiono, 2014). Pendidikan
kesehatan merupakan suatu bentuk upaya untuk membantu individu atau
sekelompok masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan memperoleh
perubahan sikap serta keterampilan untuk mencapai hidup sehat secara optimal.

BAB II
LANDASAN TEORI

5
A. Perencanaan Kehamilan
1. Pengertian
Masa pranikah dapat digolongkan dalam masa prakonsepsi, namun
masa prakonsepsi tidak selalu digolongkan ke dalam masa pranikah.
Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal
melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan
merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka
kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan
ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas
hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2018).
Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk
mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang
sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh
keluarga (Nurul, 2013).
Masa prakonsepsi disebut juga masa sebelum hamil. Pelayanan
kesehatan masa sebelum hamil didefinisikan sebagai kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja
hingga saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan menjadi
hamil sehat (Kemenkes, 2014).

2. Persiapan Kehamilan
BKKBN (2014) mengungkapkan berbagai persiapan kehamilan
yang sehat diantaranya:
a. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu bagian penting dari
pelayanan kesehatan prakonsepsi yang bertujuan untuk
mempersiapkan calon ibu dalam menjalani kehamilan dan persalinan
yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat.
Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan di puskesmas atau rumah
sakit.
b. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh

6
Dapat dilakukan dengan cara olahraga yang teratur. Aktivitas
fisik/olahraga tidak perlu dilakukan selama berjam-jam. Cukup 3 kali
dalam seminggu selama 1/2 jam, dan lakukan secara rutin.
Manfaat olahraga selain menyehatkan, juga mencegah terjadinya
kelebihan berat badan.
Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan kehamilan
membuat lebih nyaman. Diet penurunan berat badan harus benar-
benar dikontrol agar dapat aman selama kehamilan, terutama
disarankan untuk wanita yang mengalami kelebihan berat badan
serius, tetapi harus disertai dengan selalu berkonsultasi dengan
dokter dan atas rekomendasi ahli gizi. Berat badan kurang dapat
mengganggu kesuburan karena kekurangan jumlah lemak yang
dibutuhkan tubuh. Sementara kelebihan berat badan dapat
mempengaruhi proses ovulasi menjadi tidak teratur. Selain itu,
kelebihan berat badan berisiko leb ih besar untuk mengalami
komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes selama
kehamilan.
c. Menghentikan kebiasaan buruk
Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau bahkan
menggunakan narkoba, dapat menyebabkan berbagai masalah selama
kehamilan, juga janin yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur,
lahir dengan cacat bawaan hingga kematian janin. Perempuan
yang minum alkohol memiliki kemungkinan rendah untuk bisa
hamil. Sedangkan untuk kaum pria, minum alkohol dapat
mempengaruhi kualitas sperma dengan menurunkan tingkat
testosteron dan bisa menyebabkan testis layu.
Begitu pula rokok dapat menurukan kesuburan baik pada
perempuan maupun laki-laki. Racun pada rokok dapat
mengakibatkan kerusakan kromosom pada telur, dan melemahkan
kemampuan untuk menghasilkan estrogen yang sangat diperlukan
untuk menyiapkan lapisan rahim menjelang kehamilan. Bagi laki-
laki, rokok berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas sperma.

7
Kemauan sperma membuahi sel telur dipengaruhi oleh kualitas dan
kuantitas spermatozoa.
d. Meningkatkan asupan makanan bergizi
Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait
dengan makanan dan nutrisi yang dikonsumsi. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah mengatur pola makan dengan prinsip gizi
seimbang, memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, menghindari
makanan yang mengandung zat-zat aditif seperti penyedap,
pengawet, dan pewarna. Kandungan radikal bebas dari zat
aditif tersebut dapat memicu terjadinya mutasi genetik pada anak
sehingga menyebabkan kelainan fisik, dan cacat kongenital.
Saat terjadi pembuahan, janin sudah terekpos dengan nutrisi yang
dimakan ibu sejak dua mingu sebelumnya. Sehingga calon ibu harus
memperhatikan asupan makanan yang mendukung pembentukan
janin sehat. Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung :
1. Protein
Berfungsi untuk meningkatkan produksi sperma. Makanan
sumber protein seperti telur, ikan, daging, tahu dan tempe.
2. Asam folat
Berperan dalam perkembangan system saraf pusat dan
darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan
cacat sistem saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan
memiliki kadar asam folat yang cukup setidaknya 1 bulan
sebelum dan selama kehamilan, maka dapat membantu mencegah
kecacatan pada otak dan tulang belakang bayi. Asam folat dapat
diperoleh melalui makanan, seperti sayuran berwarna hijau tua
(bayam, sawi hijau, caisim mini), asparagus, brokoli, pepaya,
jeruk, stroberi, rasberi, kacang-kacangan, alpukat, okra, kembang
kol, seledri, wortel, buah bit, dan jagung. Sebagian susu untuk ibu
hamil pun mengandung asam folat cukup tinggi, sehingga dapat
membantu memenuhi kebutuhan Ibu. Ibu dapat memilih susu

8
untuk ibu hamil yang rasanya enak untuk mengurangi rasa
mual, serta tentu merupakan produk yang berkualitas tinggi.
3. Konsumsi berbagai Vitamin
1) Vitamin A
Berperan cukup penting dalam produksi sperma
yang sehat. Terdapat pada hati, mentega, margarin, telur,
susu, ikan berlemak, brokoli, wortel, bayam, dan tomat.
2) Vitamin D
Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat
kesuburan hingga 75%. Sumber vitamin D diproduksi
di dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari, selain
itu dapat pula diperoleh dari telur, susu, hati, minyak
ikan, ikan tuna, margarin, dan ikan salmon.
3) Vitamin E
Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma
membuahi sel telur dan mencegah keguguran karena
perannya dalam menjaga kesehatan dinding rahim dan
plasenta. Banyak terdapat pada minyak tumbuh-
tumbuhan, bekatul gandum, dan kecambah atau tauge.
4) Vitamin B6
Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan hormon, padahal
keseimbangan hormon estrogen dan progesteron penting
untuk terjadinya kehamilan. Sumber vitamin B6 antara
lain ayam, ikan, beras merah, kacang kedelai, kacang
tanah, pisang, dan sayur kol.
5) Vitamin C
Pada wanita, vitamin C berperan penting untuk
fungsi indung telur dan pembentukan sel telur. Selain
itu, sebagai antioksidan (bekerjasama dengan vitamin E
dan beta karoten) vitamin C berperan melindungi sel-sel
organ tubuh dari serangan radikal bebas (oksidan) yang

9
mempengaruhi kesehatan sistem reproduksi . Vitamin C
banyak terdapat pada jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya,
mangga, sawi, tomat, dan cabai merah.

6) Cukupi zat seng


Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks
dan juga pembentukan sperma yang sehat. Bagi calon ibu,
seng membantu produksi materi genetik ketika
pembuahan terjadi. Bagi calon ayah, melancarkan
pembentukan sperma. Sumber seng antara lain
makanan hasil laut/seafood (seperti lobster, ikan, daging
kepiting), daging, kacang-kacangan (kacang mete dan
almond), biji-bijian (biji labu dan bunga matahari), serta
produk olahan susu.
7) Cukupi zat besi
Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi
(pelepasan sel telur) ibu tergangu. Makanan atau
multivitamin yang mengandung zat besi akan
membantu dalam persiapan kehamilan dan menghindari
anemia yang sering kali dikeluhkan oleh ibu hamil.
Sumbernya: hati, daging merah, kuning telur, sayuran
hijau, jeruk, dan serealia yang diperkaya zat besi.
8) Fosfor
Jika kekurangan, menurunkan kualitas sperma calon
ayah. Ada di susu, dan ikan teri.
9) Selenium (Se)
Berperan penting dalam produksi sperma yang
sehat. Gejala kekurangan selenium antara lain tekanan
darah tinggi, disfungsi seksual dan ketidaksuburan.
Sumber selenium antara lain adalah beras, bawang putih,
kuning telur, seafood, jamur, dan semangka.
10) Kurangi konsumsi kandungan makanan yang berminyak

10
Jika memungkinkan, calon ibu dapat mengganti
minyak goreng dengan minyak zaitun. Kandungan asam
lemak yang terkandung di dalam minyak zaitun
bermanfaat untuk kesehatan jantung, tubuh, serta level
kolestrol sehingga menyeimbangkan endokrin yang sehat.
11) Membatasi Kafein
Batasi konsumsi kopi dan teh dikarenakan
mengandung kafein yang dapat memperburuk kesehatan
menjelang persiapan kehamilan. Rekomendasi dari pakar
kesehatan bahwa mengawali kehamilan dapat dilakukan
dengan batas mengkonsumsi kafein sebanyak 200
miligram, hal ini juga dapat dibatasi sampai kehamilan.
12) Hindari konsumsi
a) Daging mentah, karena berisiko mengandung virus
penyebab toksoplasma, parasit penyebab infeksi janin,
dan bakteri E.coli yang berbahaya bagi kehamilan dan
janin.
b) Sayuran mentah (lalap dan salad). Bila proses
pencucian kurang baik, dapat mengandung virus
penyebab toksoplasma.
c) Daging ayam dan telur ½ matang atau mentah,
kemungkinan ada bakteri salmonella penyebab diare
berat.
d) Ikan bermekuri. Merkuri yang terakumulasi dan
tertinggal di darah akan memengaruhi sistem saraf
janin. Waspada makan ikan tuna kalengan, tuna beku,
kakap putih, bawal hitam, marlin, tongkol, dan hiu.
Meski kaya omega 3 dan 6, ikan dari sebagian perairan
Indonesia diduga tercemar merkuri melalui penurunan
kualitas air maupun rantai makanan.
e. Persiapan secara psikologis dan mental

11
Calon ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan
memikirkan tujuan memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan
bagaimana mencapai tujuan ini. Hal ini disebut dengan rencana
hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu berpikir ingin menunda
kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk mencapai
tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah penting
untuk mengambil langkah- langkah agar Ibu dapat hamil sehat
dan melahirkan bayi yang sehat pula.
Ibu dapat memperkaya pengetahuan seputar kehamilan
yang berhubungan dengan perencanaan, perawatan selama
kehamilan, menjelang persalinan, pasca persalinan dan juga
perawatan bayi dari berbagai sumber yang terpercaya.
Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan
ketegangan, hindari hal – hal yang akan memberi
pengaruh buruk dalam keseimbangan hormonal. Stres dapat
merusak siklus bulanan, dan mencegah proses ovulasi. Sebuah
studi membuktikan, wanita dengan tingkat stres tinggi umumnya
sulit hamil. Jadi sangat baik jika calon ibu mulai belajar mengatasi
stres sehingga tidak mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Sebaiknya ibu mulai mempersiapkan mental dalam menghadapi
perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan. Ibu harus
mendapat dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti
suami dan keluarga sehingga semakin siap menjadi ibu baru.
f. Perencanaan financial/keuangan
Persiapan financial/ keuangan yang matang untuk persiapan
pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan
dan persalinan penting dilakukan karena timbulnya ketegangan
psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada
saat kehamilan sebagian besar disebabkan karena ketidaksiapan
pasangan dalam hal financial/keuangan.
Kehamilan merupakan hal yang dapat diperkirakan
termasuk biayanya. Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan

12
antara suami dan isteri karena biaya kehamilan merupakan bagian
dari biaya kehidupan berumah tangga. Adapun biaya yang perlu
diperhatikan guna persiapan kehamilan ini, diantaranya
mencakup biaya kesehatan (biaya konsultasi, pemeriksaan, obat
dan melahirkan), biaya-biaya pasca melahirkan (tempat tidur
bayi, pakaian bayi, popok, selimut, dll) dan persiapkan pula biaya
untuk hal-hal yang tak terduga.
g. Jangan malu bertanya dan berkonsultasi
Calon ibu dan suami sangat dianjurkan untuk konsultasi
dengan dokter/bidan/tenaga kesehatan lainnya mengenai
kesehatan reproduksi ibu dan pasangan. Dokter/bidan akan
memberikan saran mengenai masalah yang dkeluhkan.
Konsultasikan pada dokter mengenai riwayat kesehatan
keluarga yang perlu mendapat perhatian.
Selain itu, jika mengalami kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT), maka ibu disarankan untuk meminta bantuan.
KDRT yang tidak diselesaikan dengan baik dapat
menyebabkan cedera hingga kematian, termasuk selama
kehamilan (BKKBN, 2014).
3. Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)
Suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaannya tidak
diinginkan oleh salah satu atau kedua orangtua bayi tersebut. beresiko
fisik, psikis dan sosial.
a. Faktor penyebabnya:
1. Karena kurangnya pengetahuan yg lengkap & benar ttg proses
terjadinya kehamilan & metode2 pencegahannya
2. Kegagalan alat kontrasepsi
b. Risiko Fisik
Karena faktor psikis ibu hamil dapat mengalami kesulitan dalam
persalinan seperti pendarahan, komplikasi lain (PEB, persalinan
prematur, IUGR, CPD) hingga kematian
c. Risiko Psikis/Psikologis

13
Dibebani o/ berbagai perasaan yg tdk nyaman (dihantui rasa
rendah diri, bersalah/ berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dll)
􀃆hingga gangguan kejiwaan yg parah
d. Risiko social Ekonomi
Merawat kehamilan, melahirkan & membesarkan bayi/anak
membutuhkan biaya besar

B. Asuhan Kebidanan Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat


dengan Anemia Ringan
1. Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan dengan Anemia Ringan
Prakonsepsi adalah perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan
rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi
idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu
sekitar 100 hari sebelum konsepsi bagi seorang ibu (Susilowati dan
Kuspriyanto, 2016). Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan
berperilaku hidup sehat selama kehamilan yaitu merawat kehamilan
dengan baik melalui pola hidup sehat, asupan gizi yang baik,
mengkonsumsi tablet zat besi, melakukan aktifitas olahraga,
menghindari merokok dan makan obat tanpa resep dokter.
Melakukan kunjungan minimal empat kali untuk mendapat informasi
dari petugas kesehatan tentang perawatan yang harus dilakukan (Gulardi,
2018).
Status kesehatan ibu hamil merupakan suatu proses yang butuh
perawatan khusus agar dapat berlangsung dengan baik, kehamilan
mengandung unsur kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini
bersifat dinamis karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara
tiba-tiba dapat beresiko tinggi. Jika status kesehatan ibu hamil buruk,
misalnya menderita anemia maka bayi yang dilahirkan beresiko lahir
dengan berat bayi lahir rendah, bayi dengan BBLR ini memiliki resiko
kesakitan seperti infeksi saluran nafas bagian bawah dan kematian yang
lebih tinggi dari pada bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal.

14
Bagi ibu sendiri anemia ini meningkatkan resiko pendarahan pada saat
persalinan dan pasca persalinan, gangguan kesehatan bahkan resiko
kematian (kusmiyati, 2019).
Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam
darah kurang dari normal (12mh/dL). Tanda gejala anemia antara lain
lesu, letih, lemah, lelah, lunglai (5L) dan sering mengeluh pusing dan
mata berkunang-kunang. Anemia selama kehamilan merupakan masalah
global yang sangat berhubungan dengan tingkat morbiditas dan
mortalitas ibu, janin dan kelahiran premature. Rendahnya kadar HB
yang mengikat oksigen di dalam darah dapat menyebabkan kekurangan
oksigen pada sirkulasi ibu dan janin sehingga terjadi hipoksia janin yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, banyak mengkonsumsi
makanan sumber protein menjaga ibu hamil dari kemungkinan terkena
anemia (Ribot et al, 2013). Ibu sering mengalami defisiensi besi pada
trimester kedua dan ketiga, disaat tubuh memerlukan banyak zat besi,
sehingga meningkatkan resiko anemia (Proverawati, 2011).
Penyebab anemia mikrositik diantaranya adalah kurangnya produksi
globin, pengiriman zat besi yang terbatas ke kelompok heme
hemoglobin, kurangnya pengiriman zat besi ke kelompok heme, dan
cacat pada sintesis kelompok heme. Karena memiliki siklus hilangnya zat
besi setiap bulan melalui menstruasi, wanita berisiko lebih besar
mengalami defisiensi besi dibandingkan pria. Kehilangan zat besi pada
wanita ratarata 1 hingga 3 mg per hari, dan asupan makanan seringkali
tidak memadai untuk mempertahankan keseimbangan zat besi.
Kementerian Kesehatan RI (2013) mendefinisikan bahwa Wanita Usia
Subur (WUS) adalah wanita yang berada dalam periode umur antara 15-
49 tahun. Wanita pranikah merupakan bagian dari kelompok WUS
perlu mempersiapkan kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai calon
ibu gizi yang optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi tumbuh
kembang janin, kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan
keselamatan selama proses melahirkan. Upaya peningkatan

15
pengetahuan dapat dilakukan dengan cara memberikan pendidikan gizi
(Supariasa, 2014).
2. Pemeriksaan Prakonsepsi
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk
mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan
yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Sasaran
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan Permenkes No.97
Tahun 2014 adalah remaja, calon pengantin dan pasangan usia subur.
Kegiatan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan
Permenkes No.97 Tahun 2014 meliputi :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dimaksudkan paling sedikit meliputi
pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan status gizi. Pemeriksaan
status gizi harus dilakukan terutama untuk menanggulangi
masalah kurang energi kronis (KEK) dan pemeriksaan status
anemia.
b. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan pelayanan kesehatan yang
dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri atas pemeriksaan
darah rutin, pemeriksaan darah yang dianjurkan, pemeriksaan
penyakit menular seksual, pemeriksaan urin rutin dan pemeriksaan
penunjang lainnya.
c. Pemberian imunisasi
Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan
perlindungan terhadap penyakit Tetanus. Pemberian imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) dilakukan untuk mencapai status T5 hasil
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Status T5 ditujukan agar
wanita usia subur memiliki kekebalan penuh.
d. Suplementasi gizi
Pemberian suplementasi gizi bertujuan untuk pencegahan
anemia. Pemberian suplementasi gizi untuk pencegahan anemia gizi
dilaksanakan dalam bentuk pemberian edukasi gizi seimbang

16
dan tablet tambah darah. Untuk calon pengantin yang mengalami
anemia defisiensi besi, suplementasi Fe sangat dibutuhkan dan perlu
dilakukan evaluasi kenaikan kadar Hb sebelum terjadi kehamilan.
e. Asupan Nutrisi
Dalam merencanakan kehamilan sehat, calon pengantin/calon
ibu harus memahami mengenai gizi seimbang dan menerapkan 4
pilar gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari dan ditambah
mengkonsumsi asam folat untuk membantu memenuhi kebutuhan
asam folat dalam tubuh. Wanita yang menderita malnutrisi
sebelum hamil atau selama minggu pertama kehamilan cenderung
melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan sumsum
tulang karena sistem saraf pusat sangat peka pada 2–5 minggu
pertama (Arisman,2019). Kekurangan gizi pada ibu hamil
dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum
(mati dalam kandungan) dan bayi berat lahir rendah (BBLR) di
bawah 2500 gram. Efek jangka pendek KEK diantaranya yaitu
anemia, perkembangan organ tidak optimal dan pertumbuhan fisik
kurang, yang mengakibatkan kurang produktifnya seseorang,
sehingga perlu ada pencegahan terhadap kejadian KEK (Waryono,
2010).
f. Konsultasi kesehatan
Konsultasi kesehatan berupa pemberian komunikasi,
informasi, dan edukasi.
g. Pelayanan kesehatan lainnya.
Pelayanan kesehatan yang harus diperhatikan dalam skrining
prakonsepsi adalah pemeriksaan psikologis. Kondisi
psikologis sangat mempengaruhi kehamilan sehingga perlu
mendapatkan perhatian khusus.

3. Konseling Prakonsepsi Anemia Ringan

17
Konseling prakonsepsi memainkan peran utama dalam
mempersiapkan kehamilan yang bertujuan untuk mengidentifikasi,
memodifikasi risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan hasil
kehamilan ibu, serta sebelum ibu hamil (Walfisch dan Koren, 2011).
Anemia sering dialami oleh perempuan karena kurangnya asupan atau
konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan pengaturan pola
makan yang salah. Selain itu wanita rentan menderita anemia defisiensi
zat gizi terutama besi dan asam folat dikarenakan mengalami masalah
seperti mengalami menstruasi setiap bulannya yang kehilangan darah
sekitar 0-48 mg per hari (tergantung pada aliran menstruasi), kurang
asupan zat gizi, infeksi parasit seperti malaria, kecacingan serta
mayoritas wanita usia subur menjadi angkatan kerja. Diagnosis anemia
defisiensi zat gizi ditentukan dengan tes skrining melalui pengukuran
kadar Hb, Hematokrit (Ht), volume sel darah merah (MCV), konsentrasi
Hb dalam sel darah merah (MCH) dengan batasan terendah 95% acuan.
Dampak anemia pada ibu hamil
Pada wanita pra konsepsi dengan anemia dapat diberikan konseling
sebagai berikut:
a. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
Ibu hamil dengan kekurangan gizi memiliki risiko yang dapat
membahayakan ibu dan janin antara lain anemia pada ibu dan janin
serta BBLR.
b. Minum tablet tambah darah (TTD) 1 tablet per minggu sebelum
hamil dan 1 tablet per hari selama kehamilan
c. Jika waniya mengalami gizi kurang dan atau anemia, sebaiknya
menunda kehamilan dengan ber-KB dan mendapatkan penanganan
kesehatan sampai status gizinya baik dan Hb Normal (± 12mg/dL)

18
DAFTAR PUSTAKA

Achadi. (2013). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Raja Grafindo, Jakarta.


Almatsier, Sunita. 2020. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Ani, L. S., Weta, I. W., Utami, N. W. A., Suranadi, W., & Suwiyoga, K. PROGRAM
PENCEGAHAN ANEMIA BAGI WANITA MASA PRAKONSEPSI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDEMEN KABUPATEN
KARANGASEM.
Arisman. (2019). Gizi dalam daur kehidupan edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Juli dan Herizasyam. (2016). KESIAPAN IBU MENGHADAPI KEHAMILAN
DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA. Vol. 3, No. 2,
hal : 147-159.

19
Kaspul, K. (2017). PENGARUH DAUN PEPAYA (Carica papaya L)
TERHADAP AKTIVITAS SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus L). Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2(1), 102-108.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta.
Kusmiyati, Yuni. (2019). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya
Syafrudin.
Kuswanti, I. (2014). Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Letra, A., Bjork, B., Cooper, M. E., Szabo-Rogers, H., Deleyiannis, F. W. B.,
Field, L. L., ... & Silva, R. M. (2012). Association of AXIN2 with non-
syndromic oral clefts in multiple populations. Journal of dental
research, 91(5), 473-478.
Nisa, J., Chikmah, A. M., Lorenza, K. A., Amalia, K. R., & Agustin, T. (2020).
Pemanfaatan Kacang Hijau Sebagai Sumber Zat Besi Dalam Upaya
Pencegahan Anemia Prakonsepsi. Jurnal Surya Masyarakat, 3(1), 42-47.
Rahmadiani, D. (2021). Ekstrak Pollen Kurma (Phoenix dactylifera L) Sebagai
Terapi Infertilitas Pada Pria. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 10(1), 31-40.
Rajab. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil dalam
Mengkonsumsi Tablet Besi di Desa Sokaraja Tengah Kecamatan
Sokaraja Kabupaten Bayumas Purwokerto. The soedirman jurnal of
nursing, vol 3, universitas jendral Soedirman.
Sadariah. (2012). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil di Puskesmas Bara-Baraya Makassar. Kebidanan UIT
Santoso dan Ranti, (2004). Kesehatan dan Gizi. Rineka Cipta. Jakarta
Supariase. (2014). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Stephanie, p. (2016). Gambaran kejadian kurang energi kronik dan pola
makan wanita usia subur di desa pesinggahan kecamatan dawan
klungkung bali. E- jurnal medika, vol.5, no.6.Supariasa, dkk. (2002).
Penilaian Status Gizi.Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta.

20
Susilowati dan Kuspriyanto. (2016). Skrining Anemia Melalui Pemeriksaan
Indeks Eritrosit Dan Sediaan Apus Darah Tepi Pada Remaja Di
Madrasah Aliyah Tanjungjaya Kabupaten Bandung Barat. Pin-
Litamas, 2(1), 91-95.
Tamsuri, Anas. (2018). Konseling Dalam Kebidanan. Jakarta:EGC.
Proverawati. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Waryono. (2013). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Wendy, R. (2017). Perawatan kehamilan cetakan keenam. Jakarta: PT. Dian
Rakyat
Waryono. (2013). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Yekti, R., Bukhari, A., Jafar, N., & Thaha, A. R. (2018). Correlation between
Micronutrient intake and Hemoglobin Preconception Women. Indian
Journal of Public Health Research & Development, 9(12), 671-675.

21

Anda mungkin juga menyukai