Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK REMAJA DAN PRANIKAH


PADA WANITA USIA SUBUR DENGAN KEK DI PUSKESMAS TEMPEL II

ZEBULAN CHANDRA KIRANA


NIM. P07124519030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KOMPREHENSIF

“ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK REMAJA DAN PRANIKAH


PADA WANITA USIA SUBUR DENGAN KEK DI PUSKESMAS TEMPEL II”

Oleh:
Zebulan Chandra Kirana
P07124519030

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Anita Rahmawati, S.SiT., MPH Merry Juita, S.ST


NIP. 197108112002122001 NIP. 196806101988012002

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Hesti Widyasih, SST., M.Keb


NIP. 197910072005012004

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Holistik Remaja dan Pranikah pada Wanita Usia Subur dengan KEK di
Puskesmas Tempel II”. Dalam pembuatan laporan asuhan kebidanan
komprehensif ini, penulis telah mendapatkan bantuan dan masukan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Joko Susilo, SKM. M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
2. DR. Yuni Kusmiyati, SST, MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Hesty Widyasih. SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan yang telah banyak memberikan arahan agar terselesaikannya
laporan ini
4. Heni Puji dan Atik Ismiyati, SST, M.Keb selaku pembimbing pada stase
remaja dan pranikah.
5. Kepala Puskesmas Tempel II dan CI pembimbing lahan yang telah banyak
memberikan masukan dan pengarahan sehingga dapat terselesaikannya
laporan ini
Semoga laporan asuhan kebidanan komprehensif ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Yogyakarta, 9 September 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1


A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Tujuan ...............................................................................................1
C. Ruang Lingkup .................................................................................2
D. Manfaat .............................................................................................3

BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI ............................................................5


A. Kajian Masalah Kasus ....................................................................33
B. Kajian Teori ....................................................................................34

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 26

BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 33


C. Kesimpulan .....................................................................................33
D. Saran ...............................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................35

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, AKI
di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya, yaitu sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan
kesepakatan global Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan
AKI di Indonesia dapat turun menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2030. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari
target SDGs sehingga perlu upaya yang lebih besar untuk menurunkan AKI
agar mencapai target SDGs di tahun 2030 (Kemenkes, 2015).
Kehamilan pertama merupakan pengalaman pembentukan
kehidupan yang membawa perubahan sosial dan psikologis yang besar bagi
seorang perempuan. Menurut Newman (2006), beberapa perempuan merasa
sangat senang menghadapi kehamilan, sedangkan yang lain mengalami
kecemasan. Kemampuan seorang perempuan untuk beradaptasi saat
kehamilan pertama tergantung pada kesiapan yang dimilikinya. Apabila
seorang perempuan belum siap menghadapi kehamilan, dapat menyebabkan
kecemasan lebih lanjut sehingga meningkatkan hormon adrenalin yang
kemungkinan berdampak buruk pada outcome persalinan (Wulandari,
2006). Outcome persalinan yang dimaksud diantaranya dijelaskan dalam
penelitian Tudiver (2008), bahwa kegagalan dalam adaptasi dan persiapan
sebelum hamil dapat mempersulit masa kehamilan dan persalinan,
menyebabkan depresi post partum, serta meningkatkan perilaku kekerasan
pada anak yang dilahirkan.
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan
malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi
(Helena, 2013). Kekurangan energi kronis pada WUS sedang menjadi

1
fokus pemerintah dan tenaga kesehatan sekarang ini. Hal ini dikarenakan
seorang WUS yang KEK memiliki risiko tinggi untuk melahirkan anak
yang akan menderita KEK dikemudian hari. Selain itu, kekurangan gizi
menimbulkan masalah kesehatan (morbiditas, mortalitas dan disabilitas),
juga menurunkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa.
Dalam skala yang lebih luas, kekurangan gizi dapat menjadi ancaman bagi
ketahanan dan kelangsungan hidup suatu bangsa (Mboi, 2013). Faktor–
faktor yang mempengaruhi KEK pada WUS terbagi menjadi dua, yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal (individu/keluarga) yaitu
genetik, obstetrik, seks. Sedangkan faktor eksternal adalah gizi, obat–
obatan, lingkungan dan penyakit (Supariasa dkk, 2012).
Dengan demikan, bidan sebagai ujung tombak kesehatan ibu dan
anak memiliki peran penting dalam memberikan edukasi tentang
kekurangan energi kronik pada wanita usia subur dalam asuhan kebidanan
holistik remaja dan pranikah.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan holistik remaja dan pranikah pada wanita usia subur dengan
perencanaan kehamilan menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian pada kasus Nn. L
Wanita Usia Subur usia 26 tahun dengan KEK.
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan
berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus Nn. L
Wanita Usia Subur usia 26 tahun dengan KEK.
c. Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin
terjadi pada kasus Nn. L Wanita Usia Subur usia 26 tahun
dengan KEK.

2
d. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan segera pada kasus Nn.
L Wanita Usia Subur usia 26 tahun dengan KEK.
e. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan
pada kasus Nn. L Wanita Usia Subur usia 26 tahun dengan
KEK.
f. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan untuk menangani pada
kasus Nn. L Wanita Usia Subur usia 26 tahun dengan KEK.
g. Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi untuk menangani pada
kasus Nn. L Wanita Usia Subur usia 26 tahun dengan KEK.
h. Mahasiswa dapat melakukan pendokumentasian pada kasus Nn.
L Wanita Usia Subur usia 26 tahun dengan KEK.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan
kebidanan yang berfokus pada masalah kesehatan wanita pranikah yang
berkaitan dengan KEK.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
secara langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang
diperoleh selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam
menerapkan asuhan kebidanan pada kasus KEK.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat memahami teori, memperdalam ilmu, dan menerapkan
asuhan yang akan diberikan pada kasus KEK pada wanita usia
subur.
b. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas
Laporan komprehensif ini dapat memberikan informasi tambahan
bagi bidan pelaksana di puskesmas dalam upaya promotif dan
preventif dalam kasus pranikah.

3
c. Bagi WUS
Laporan komprehensif ini diharapkan menambah pengetahuan
tentang remaja dan pranikah, sehingga ibu dapat merencanakan
kehamilan yang sehat.

4
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Masalah Kasus

No register : 02080048
Nama Pengkaji : Zebulan Chandra Kirana
Tempat Pengkajian: Rumah Nn. L wilayah kerja Puskesmas Tempel II
Waktu Pengkajian : 6-09-2019/10.00
I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF
A. BIODATA
Catin Perempuan Catin Laki-Laki
Nama Klien : Nn. L Nama Klien : Tn. B
Umur : 26 tahun Umur : 26 tahun
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D3 Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah: Gendol Kulon Alamat Rumah: Gendol Kulon

B. KELUHAN : Ibu datang mengatakan ingin suntik TT untuk persiapan


pernikahan dan kehamilan pada tanggal 27 Agustus 2019. Ibu berencana
menikah 27 Oktober 2019.

C. RIWAYAT MENSTRUASI
HPHT : 22-08-2019
Siklus Haid : 28 hari
Lama Haid : 5-6 hari
Banyaknya : ± 3 kali ganti pembalut/hari
Disminorhea : Tidak
Riwayat Penyakit : Tidak ada

5
D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Catin Wanita : Tidak sedang ataupun pernah menderita
penyakit jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal,
batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan
HIV/AIDS.
2. Catin Laki-laki : Tidak sedang ataupun pernah menderita
penyakit jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal,
batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan
HIV/AIDS.

E. RIWAYAT IMUNISASI
TT0 : Bayi
TT1 : Bayi
TT2 : Bayi
TT3 : SD
TT4 : SD
TT5 : Caten
F. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
1. Diet
a. Nutrisi
1) Pola makan : 3x/hari porsi sedikit (Nn. L
juga suka mengemil makanan ringan)
2) Jenis makanan yang dikonsumsi : nasi, lauk, sayuran dan
camilan ringan gurin dan manis serta gorengan.
3) Makanan yang dipantang : tidak ada
4) Alergi terhadap makanan : tidak ada
b. Hidrasi
1) Jenis cairan yang diminum sehari: air putih dan teh manis
2) Jumlah cairan yang diminum sehari: ±6 gelas/hari

6
2. Istirahat dan Tidur
Malam : ±6 Jam/hari Siang : ± 1 Jam/hari
3. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari Gosok Gigi : 2x/hari
Ganti Pakaian : 2x/hari
4. Aktivitas Fisik
Nn. L bekerja sebagai PNS di sebuah kantor pemerintahan. Olahraga
jarang dilakukan.
5. Riwayat Pernikahan
a. Catin Wanita : pernikahan yang pertama
b. Catin Laki-laki : pernikahan yang pertama

H. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Keluarga dari dua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon
pengantin mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah dan
tidak menunda kehamilan setelah menikah, bahkan ingin segera
memiliki anak. Tidak ada budaya tertentu yang berhubungan dengan
pernikahan.

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)


Catin Wanita
a. Keadaan Umum : baik Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : composmentis Kesadaran :composmentis
c. Antropometri :
BB : 46,5 kg BB : 80 kg
TB : 158 cm TB : 171 cm
2
IMT \ : 18,6 kg/m IMT : 27,36 kg/m2
LILA : 22 cm
d. TTV
TD : 108/73 mmHg S : 36,7 oC
N : 85 x/menit R : 20 x/menit

7
1) Pemeriksaan Fisik
(1) Bentuk tubuh : Normal
(2) Wajah : Normal, tidak ada flek hitam
(3) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
(4) Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
(5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
(6) Dada : tidak dilakukan
(7) Abdomen : tidak dilakukan
(8) Anogenital : tidak dilakukan

2) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 27 Agustus 2019
1) Golongan Darah :O
2) HB : 14 g/dL
3) PP test : Negatif (-)

III. ANALISA (A)


Diagnosa : Nn. L wanita usia subur usia 26 tahun dengan KEK
Kebutuhan : KIE tentang KEK
IV. PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami KEK
sehingga dikhawatirkan saat terjadi kehamilan maka ibu berisiko
keguguran, janin IUGR, bayi lahir dengan BBLR, bahkan kematian bayi.
Nn. L mengerti dan dapat mengulangi informasi
2. Menganjurkan Nn. L untuk memperbaiki pola makannya menjadi makan
dengan gizi seimbang, menambah kalori setiap kali makan seperti
menambah karbohidrat seperti nasi, jagung, kentang, dll dengan porsi
yang lebih banyak dan makan dengan teratur 3 kali sehari. Selain itu Nn.
L juga perlu konsumsi lauk, buah dan sayur untuk persiapan organ
reproduksi dan tubuh yang sehat. Selain itu juga memberi KIE calon

8
suami untuk juga mempersiapkan kesehatannya dengan mengonsumsi
makanan yang bergizi seimbang agar system reproduksinya sehat.
Nn. L mengerti dan bersedia mengonsumsi gizi seimbang
3. Memberitahu Nn. L tentang suntik TT dan manfaatnya untuk ibu dan
bayi nanti saat persalinan
Nn. L mengerti dan dapat mengulangi informasi
4. Memberikan KIE tentang masa ovulasi dan pola hubungan seksual yang
baik pada masa subur
Nn. L mengerti dan dapat mengulangi informasi
5. Memberitahu Nn. L untuk mengonsumsi vitamin tambahan untuk
persiapan kehamilan berupa Asam Folat yang diminum sebulan sebelum
pernikahan. Menganjurkan Nn. L untuk minum asam folat 1 x sehari 400
mcg. Memberitahu ibu fungsi dari asam folat sebagai persiapan
kehamilan yang sehat agar anak tidak mengalami kecacatan
Nn. L mengerti dan bersedia bersedia mengonsumsi vitamin
6. Memberitahu Nn. L untuk kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan jika
ada keluhan dengan kesehatannya
Nn. L mengerti dan bersedia kunjungan ulang

B. Kajian Teori
1. Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan
malnutrisi.Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu
secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi (Helena, 2013).
Menurut Kemenkes RI (2015) menyatakan bahwa kurang energi kronis
merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung
pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Kurang gizi akut disebabkan
oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang
baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan
tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan mencret (muntaber)

9
dan infeksi lainnya.Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak mengkonsumsi
makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam periode/kurun
waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang
cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya.
2. Etiologi
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis
zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh
kekurangan zat gizi antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya
rendah atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk
diserap dan digunakan untuk tubuh (Helena, 2013).
Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin yang
dikandungnya yaitu meliputi:
a. Akibat KEK pada ibu hamil yaitu :
1) Terus menerus merasa letih
2) Kesemutan
3) Muka tampak pucat
4) Kesulitan sewaktu melahirkan
5) Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi,
sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui.
b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain :
1) Keguguran
2) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir
rendah (BBLR)
3) Perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya
kecerdasaan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)
4) Kematian bayi (Helena, 2013).
3. Lingkar Lengkar Atas
Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur resiko KEK kronis
pada wanita usia subur (WUS) / ibu hamil adalah lingkar lengan atas (LILA).
Sasarannya adalah wanita pada usia 15 sampai 45 tahun yang terdiri dari remaja,
ibu hamil, menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Ambang batas LILA WUS

10
dengan resiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya
wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR.
1) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk
mengetahui resiko. Kekurangan Energi Kronis (KEK) wanita usia subur
termasuk remaja Putri. Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.
2) Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter,
dengan batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Apabila
tidak tersedia pita LILA dapat digunakan pita sentimeter/metlin yang biasa
dipakai penjahit pakaian. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau
dibagian merah pita LILA, artinya remaja putri mempunyai resiko KEK.
Bila remaja putri menderita resiko KEK segera dirujuk ke
Puskesmas/sarana kesehatan lain untuk mengetahui apakah remaja putri
tersebut menderita KEK dengan mengukur IMT. Selain itu remaja putri
tersebut harus meningkatkan konsumsi makanan yang beraneka ragam.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Menurut (Djamaliah, 2008) antara lain : jumlah asupan energi, umur, beban kerja
ibu hamil, penyakit/infeksi, pengetahuan ibu tentang gizi dan pendapatan
keluarga. Adapun penjelasannya :
1) Jumlah asupan makanan
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan
wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat yang baik atau optimal
dimulai dengan penyedian pangan yang cukup. Penyediaan pangan dalam negeri
yaitu: upaya pertanian dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk,
sayuran dan buah-buahan. Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk
mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat
berguna untuk mengukur gizi dan menemukan faktor diet yang menyebabkan
malnutrisi.

11
2) Usia ibu
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang akan hamil akan
berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu
tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan pertumbuhan dan
perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi dengan janin yang akan
dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena fungsi
organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka memerlukan
tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang akan berlangsung.
Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35
tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.
3) Beban kerja/Aktifitas
Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan gerak yang
otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang hanya duduk
diam saja. Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak
aktifitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak.Namun
pada seorang ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang
dikonsumsi selain untuk aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk
perkembangan janin yang ada dikandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi
rata-rata pada saat hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang
mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan tidak ada perubahan
tingkat kegiatan.
4) Penyakit /infeksi
Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan juga
infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi,
mekanismenya yaitu :
a) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya absorbsi dan
kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit.
b) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual, muntah dan
perdarahan yang terus menerus.
c) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit atau
parasit yang terdapat pada tubuh.

12
5) Pengetahuan ibu tentang Gizi
Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan,
sikap terhadap makanan dan praktek/perilaku pengetahuan tentang nutrisi
melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering
kali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi
makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat
pendidikan dari ibu meningkat maka pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi
bartambah baik. Usaha-usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi
semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi
akan memilih makanan yang lebih bergizi dari pada yang kurang bergizi.
6) Pendapatan keluarga
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas
makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen hingga
80 persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan.Artinya
pendapatan tersebut 70-80 persen energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan
penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh sumber energy lainnya seperti
lemak dan protein. Pendapatan yang meningkat akan menyebabkan semakin
besarnya total pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran untuk pangan.
5. Kebutuhan Gizi pada Perencanaan Kehamilan
Kebutuhan zat gizi secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Asam folat
Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan
perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan
anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun beresiko. Pemberian
suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga
3 bulan pertama kehamilan.
b. Energi
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi
pada susunan gizi seimbang energy juga protein.Hal ini juga efektif untuk
menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energy ibu hamil

13
adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh
ibu
c. Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutukan
protein sebesa 910 gram dalam 6 bullan terakhir kehamilan.Dibutuhkan tambahan
12 gram protein sehari untuk ibu hamil.
d. Zat besi (FE)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah
untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sinesa darah otot.
Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi.
Jumlah zat besi yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya
volume darah adalah 500 mg.
e. Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi.Kebutuhan kalsium ibu hamil
adalah sebesar 500 mg sehari.
f. Pemberian suplemen vitamin
Vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual dan di
negara dengan musim dingin yang panjang
g. Pemberian yodium pada daerah dengan endemic kretinisme
(Kusmiyati, 2011)

14
BAB III
PEMBAHASAN

Pada masa pra pernikahan ini, Nn. L datang sendiri ke Puskesmas


Umbulharjo II untuk mendapatkan konseling pra nikah dan suntik TT pada
tanggal 27 Agustus 2019. Nn. L datang sendiri karena calon suami sedang
bekerja. Nn. L tersebut masuk ke ruang KIA, kemudian dilakukan anamnesa dan
pengkajian dengan hasil yang baik serta dilakukan cek lab dahulu. Namun, Nn. L
terdapat masalah pada status gizinya yaitu mengalami KEK. Hasil pemeriksaan
Lila 22 cm seharusnya minimal 23,5 cm. Lila dalam kategori status gizi yang
berisiko untuk kehamilan. Jika Nn. L hamil dengan KEK akan masuk dalam
kehamilan berisiko yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
Upaya mencapai gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan
penyedian pangan yang cukup. Penyediaan pangan dalam negeri yaitu: upaya
pertanian dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan
buah-buahan. Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui
kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk
mengukur gizi dan menemukan faktor diet yang menyebabkan malnutrisi. Dalam
kasus ini Nn. L memiliki porsi makan yang sedikit, yang membuat asupan
nutrisinya kurang.
Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan gerak yang
otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang hanya duduk
diam saja. Aktivitas fisik Nn. L tidak terlalu banyak karena hanya bekerja di
kantor. Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktifitas
yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak. Namun Nn. L tetap
mengalami KEK yang mungkin kondisi tubuh setiap orang berbeda. Seorang ibu
hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain untuk
aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk perkembangan janin yang ada
dikandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi rata-rata pada saat hamil dapat
ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang mengasumsikan pertambahan
berat badan 10-12 kg dan tidak ada perubahan tingkat kegiatan.

15
Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan
perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan
anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun beresiko. Pemberian
suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga
3 bulan pertama kehamilan. Jadi Nn. L sangat disarankan mengonsumsi vitamin
tambahan berupa Asam Folat. Dalam kasus ini, Nn. L tidak mendapatkan vitamin
dari puskesmas jadi diharapkan dapat tetap mengonsumsi Asam Folat dengan
membeli di apotek.
Dilihat dari segi tersebut, Nn. L akan memerlukan perhatian khusus saat
kehamilan nantinya. Disarankan Nn. L lebih banyak mengunjungi dokter
dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki risiko. Nn. L dapat mengalami
anemia, keguguran dan BBLR saat kehamilan nanti.
Nn. L juga diharapkan mengonsumsi makanan yang bergizi untuk
persiapan kehamilannya. Makan makanan sehat yang mengandung protein, susu
dan produk olahannya, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Minum obat-obatan, zat
besi, atau vitamin yang diresepkan dokter. Tidak dianjurkan minum obat-obatan
yang dijual bebas tanpa resep dokter. Minum asam folat setiap hari. Minum asam
folat sebelum dan selama masa awal kehamilan mengurangi kemungkinan
melahirkan bayi dengan gangguang saraf/otak maupun cacat bawaan lainnya.
Maka dari itu pada asuhan kebidanan pranikah, Nn. L dianjurkan untuk
makan makanan yang seimbang, terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin,
mineral. Menggantikan camilan dengan buah-buahan. Serta adanya perhatian dan
pengawasan khusus saat kehamilannya nanti. Sehingga perencanaan kehamilan
yang sehat dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.

16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan
yang diberikan pada kasus KEK. Asuhan kebidanan yang diberikan pada
Nn. L di rumah Nn. L wilayah kerja Puskesmas Tempel II berjalan sesuai
teori. Selain itu dari penatalaksanaan kasus ini kami mendapat:
1. Asuhan kebidanan pada Nn. L dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan.
2. Asuhan kebidanan pada Nn. L dapat diidentifikasi diagnosa/masalah
kebidanan yaitu KEK.
3. Asuhan kebidanan pada Nn. L dapat menentukan masalah potensial
yaitu anemia dan keguguran.
4. Asuhan kebidanan Nn. L dapat menentukan kebutuhan segera yaitu
dengan melakukan KIE mengenai KEK.
5. Asuhan kebidanan Nn. L dengan merencanakan tindakan yang akan
dilakukan pada kasus KEK yaitu dengan KIE KEK.
6. Asuhan kebidanan Nn. L dengan melaksanakan tindakan untuk
menangani kasus usia berisiko dengan KIE ibu untuk menjaga pola
makan ibu dan gizi seimbang.
7. Asuhan kebidanan Nn. L dengan melakukan evaluasi untuk
menangani kasus KEK dengan memantau ibu melalui alat
komunikasi.
8. Asuhan kebidanan Nn. L dengan melakukan pendokumentasian kasus.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang
KEK, sehingga dapat mengambil tindakan secara lebih cepat dan tepat.

17
Selain itu mahasiswa diharapkan dapat mengkaji setiap informasi yang
dapat menunjang analisa dengan rinci sehingga pendokumentasian dapat
dilakukan sesuai dengan managemen kebidanan.
2. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan dengan
konseling, informasi dan edukasi (KIE) tentang pranikah yang diperlukan
untuk wanita usia subur serta pemberian asam folat untuk persiapan
kehamilan.
3. Bagi WUS
Diharapkan ibu dapat menjaga asupan gizi yang masuk dan
menyeimbangkannya dengan berolahraga teratur untuk mempersiapkan
kehamilannya nanti dan meningkatkan pengetahuan mengenai kehamilan
dengan KEK.

18
DAFTAR PUSTAKA

Baliwati, Y.F. 2006. Pangan dan Gizi untuk Ibu Hamil. Swadaya. h89.

Illyas, S. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Kalvonita, M. 2015. Kurang Energi Kronis pada Ibu Hamil.


http://www.academia.edu/6054314/KURANG_ENERGI_KRONIS. Dikses 6
September 2019

Kristiyanasari, W. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.

Kusmiyati. 2011. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil) Cetakan ke 3.


Yogyakarta : Penerbit Fitramaya.

Zulhaida, L. 2003. Status Gizi Ibu Hamil serta Pengaruh terhadap Bayi yang
dilahirkan. Jakarta: EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai