Anda di halaman 1dari 3

Pemeran :

1. Anis Muzaiyanah sebagai Bidan Anis


2. Dinda Fitri Badriah sebagai Narrator
3. Entin Afifah Fadhilah sebagai Anaknya Monica
4. Giskha Putri Sayuni sebagai Bidan Giskha
5. Monica Ratna Utari sebagai Ibu hamil
6. Puput Saputri sebagai suami Bulan
7. Ratna Warih Wardani sebagai Kakaknya Sulis
8. Sulissetyaningsih sebagai Mbak sulis
9. Zebulan Candra Kirana sebagai ibu hamil

Di sebuah Desa bernama Desa Sukowati, terdapat sebuah BPM milik Bidan
Giska yang sudah lama menjadi Bidan. Dia mempunyai adek tingkat di sekolahnya
dulu yang sangat akrab dengannya, bernama Bidan Anis. Sudah beberapa bulan, Bidan
Anis menjadi partner Bidan Giskha di BPM tersebut.
Bidan Giskha terkenal cerdas dan sangat terampil dalam ilmu kebidanan dan
cekatan menangani pasien, namun Bidan Giskha sombong akan kecerdasannya dan dia
percaya bahwa dia bisa menolong semua pasiennya murni atas semua kemampuannya
tanpa menyadari kuasa Tuhan Yang Maha Esa dalam segala tindakan yang
dilakukannya. Sedangkan Bidan Anis terkenal dengan kesabaran dan keramahannya
dalam menolong pasien. Dia selalu percaya bahwa semua kemampuannya berasal dari
Tuhan Yang Maha Esa.

Giskha : Eh bu anis, apa kamu tidak tau caranya menolong persalinan yang hebat seperti yang
aku tangani selama ini ? haha sini deh belajar sama aku
Anis : Iya iya bu saya percaya dengan kemampuan anda bu
Giskha : kamu beruntung deh punya sahabat bidan yang cantik, pintar, dan trampil kayak aku
gini bu
Anis : Semua itu milik Allah bu giskha 
Giskha : Halah, itu semuanya bukan karena Allah, tapi karena kemampuanku sendiri, Allah
tidak pernah muncul ketika aku menolong persalinan
Pada suatu hari, ada seorang Ibu hamil bersama suaminya ingin berkonsultasi di BPM
Bidan Giskha dan Bidan Anis.
Monica : Assalamu’alaikum
Giskha : Waalaikumsalam. Selamat datang bu, silakan masuk. Ada yang bisa saya bantu?
Monica : Begini bu, saya ingin berkonsultasi. Semakin tua kehamilan saya, saya
semakin takut menghadapi persalinan, hal ini membuat saya tertekan. Saya sering lihat di
sinetron melahirkan itu sepertinya sakit sekali, bagaimana ini bu?
Giskha : loh gimana sih anda bu ? bikinnya aja seneng kenapa nglairinnya takut. Jangan
berpatokan pada sinetron, anda kurang pengetahuan. Sinetron itu menjerumuskan. Tenanglah
saya bindan trampil gak usah kwatir
Anis : sebaiknya ibu monica harus lebih memperbanyak dzikir kepada Allah agar lebih
merasa tenang ketika menghadapi persalinan bu 
Giskha : halah jangan terlalu percaya. Percaya dengan kemampuan saya saja.
Anis : Astagfirllah bu, jangan kayak gitu bu, semuanya titipan Allah.
Monica : aduh bu saya jadi tambah takut
Giskha : sudahlah jangan Alay, ya sudah bu tangani saja ibu ini saya mau pergi dulu
Anis : sebaiknya ibu memikirkan hal yang baik-baik saja,tidak usah membayangkan hal yang
tidak-tidak.ibu harus bersyukur karena sudah bisa hamil,coba ibu melihat ibu yang belum
bisa hamil mereka selalu berusaha untuk hamil tetapi Allah belum memberinya anak. Ya
sudah bu Mari bu saya periksa kehamilan ibu dulu. Keadaan ibu dan bayi ibu Alhamdulillah
baik-baik saja kehatan ibu ya. Sudah selesai buk silahkan ibu istirahat dirumah. Jangan lupa
untuk rutin cek up ya bu.
Monica : Oh iya bu. Terimakasih. Permisi bu. Assalamu’alaikum
Anis : Waalaikumsalam

Pasien 2
Sulis : Assalamu’alaikum bu
Giskha : Waalaikumsalam. Silakan masuk mbak. Ada yang bisa saya bantu?
Sulis : Bu, begini sebenarnya saya mau cerita keadaan saya yang sekarang ini.
Giskha : Iya silakan mbak. Sebelumnya namanya siapa mbak?
Sulis : Saya sulis bu. Saya saat ini sedang hamil 3 minggu, tetapi kehamilan ini adalah
kehamilan diluar nikah.
Giskha : Oh diluar nikah? Yaampun mbak, kok bisa?
Sulis : Ssst jangan keras keras bu bidan, saya malu
Giskha : Lalu rencana mbak sulis apa?
Sulis : Mmmm gimana ya, saya nggak enak ngomongnya. Mmm saya ingin mengaborsi
janin saya ini saja mbak. Saya kasian sama orang tua saya, pasti mereka sangat malu dan
kecewa pada saya mengetahui hal ini.
Giskha : Begitu ya mbak. Yaa saya sangat memahami kondisi mbak sulis, saya juga tidak bisa
membayangkan perasaan orang tua Anda. Saya sangat memaklumi Anda mbak.
Sulis : Tapi aborsi itu kan sangat beresiko bu, gimana ya, saya juga takut sebenarnya.
Giskha : Ya emang gitu mbak. Resikonya emang gede aborsi itu. Lagipula biaya nya juga
tidak sedikit mbak. Anda yakin punya uang untuk membiayai aborsi?
Sulis : Saya akan membayar berapapun untuk aborsi ini bu. Tolong saya.
Giskha : Saya sih oke aja. Jadi mau kapan mbak?
Sulis : Tapi saya belum siap mental bu, gimana ya? Saya benar-benar takut.
Giksha : Gimana sih mbak. Ya sudah terserah mbak sulis saja, saya ngikut.
Mendengar hal itu, Bidan Anis khawatir dengan pasiennya itu, dan berusaha
untuk mencegah aborsi tersebut mengingat besarnya resiko, serta aborsi dilarang
dalam aturan agama.
Anis : Maaf mbak sulis, begini saja, lebih baik mbak sulis memikirkannya lagi, karena
aborsi itu sangat beresiko bagi nyawa mbak sulis sendiri.
Sulis : Begitu ya bu. Mmm ya sudah, kalau begitu saya pikirkan dulu, mungkin minggu
depan saya kesini lagi.
Anis : Iya bu, hati-hati dijalan ya.
Setelah kejadian itu, Bidan Anis menasehati Bidan Giskha untuk
Anis : Maaf Bu Giskha, saya mau menanggapi sikap ibu terhadap mbak sulis tadi. Begini
bu, bahwa aborsi dalam agama itu tidak boleh dan haram hukumnya. Memang selama
pendidikan kita diberi ilmu aborsi, tetapi itu bukan untuk membunuh janin yang masih hidup.
Giskha : Gini ya bu. Itu kan permintaan pasien sendiri, kamu juga gausah munafik. Kita mau
dapet rejeki besar ini, rejeki itu tidak datang dua kali.
Anis : Iya memang benar bu, tapi kita tidak boleh mempertaruhkan nyawa dengan uang.
Rezeki pasti juga Tuhan yang mengatur. Coba saja kalau ibu ketahuan melakukan aborsi,
pasti kita bisa dipenjara dan BPM kita bisa ditutup. Apalagi aborsi itu bisa mengancam
nyawa ibunya
Giskha : Iya benar juga, kita bisa dipenjara ya. Tapi kan kalau ibu tidak membocorkan ke
orang lain juga gk ada yang tau. Saya juga sudah berpengalaman dalam melakukan teknik
curret.
Anis : Memang kemampuan ibu sudah tidak saya ragukan lagi. Bahkan saya jga ngefans dan
kagum sama ibu. Tetapi ibu jangan terlalu mengandalkan diri sendiri, masih ada Tuhan yang
menentukan keberhasilan dari penanganan. Tetapi ya semua terserah Bu Giskha, saya hanya
mengingatkan. Kalau begitu saya pamit pulang bu. Assalamualaikum
Giskha : Waalaikumsalam.
Setelah Bidan Anis meninggalkan Bidan Giskha, Bidan Giskha memikirkan
semua yang dikatakan Bidan Anis. ................
Suatu hari, datanglah pasien yang ingin melahirkan bersama suaminya.
Puput : Permisi Buk. Assalamu’alaikum. Bu Bidan, Bu Bidan!
Giskha : Waalaikumsalam, iya ada apa pak?
Puput : Ini bu bidan, istri saya, istri saya. Itu mau melahirkan cepat bu, tolong istri saya!
Anis : Iya pak. Bapak yang tenang kami akan menolong istri anda.
Bulan : Aduuh buuk, sakit buuuk. Gimana ini, sakitt..
Giskha : Sabar ibuk, semua ini pasti berlalu. Lebih baik ibuk terus berusaha dan berdoa agar
persalinan ini berjalan lancar.
Bulan : (Huuuh haaah huuuh haaah)
Giskha : Pak, lebih baik Anda berdoa demi keselamatan istri dan bayi bapak.
Puput : Iya buk.
Akhirnya perslinan selesai dengan lancar dan selamat. Singkat cerita, Bidan
Giskha menyadari bahwa segala tindakan dan usaha yang dilakukannya semua atas
ridho Tuhan Yang Maha Esa. Di setiap tindakan yang dilakukan juga Bidan Giskha
selalu menyertai doa agar semua berjalan lancar dan selamat.

Anda mungkin juga menyukai