Anda di halaman 1dari 23

DEPRESI DAN KECEMASAN

PERINATAL

OLEH
AMELIA RAHAYU (2207219)
MATA KULIAH: PSIKOLOGI DALAM
PRAKTEK KEBIDANAN
1. Depresi dan Kecemasan
Perinatal
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling umum pada masa kehamilan. Hal ini
sering menjadi pemicu, dan muncul bersamaan dengan gejala gangguan kesehatan mental
lainnya seperti gangguan kecemasan, obsessivecompulsive disorder, dan gangguan pola makan.
Depresi pada ibu hamil memiliki pola yang bervariasi. Pada trimester pertama dan ketiga,
biasanya depresi akan terasa makin berat, namun cenderung lebih rendah atau menurun pada
trimester kedua. Depresi saat hamil ditangani sama seperti depresi pada umumnya dengan
pilihan penanganan utama yang aman bagi janin, seperti terapi perilaku kognitif dan terapi
kejiwaan interpersonal.
Penyakit mental perinatal adalah komplikasi yang signifikasi dari kehamilan dan periode
postpartum yang mana gangguan ini termasuk depresi gangguan kecemasan, dan psikosi
pascapersalinan yang biasanya bermanifestasi sebagai gangguan bipolar. Masalah kesehatan
mental perinatal berhubungan dengan tingginya tingkat psikologis dan membawa beban sosial
dan keuangan yang tinggi, gangguan tekanan dari kecemasan sangat lazim dan mereka terkait
ciated dengan berbagai konsekuensi yang merugikan bagi ibu, pasangan, dan keturunan.
2. Clinical resources for
proffesional
Merupakan konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap
langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan,
standar asuhan keperawatan , dan standar pelayanan tenaga kesehatan
lainnya yang berbasis bukti dengan hasil yang dapat diukur dan dalam jangka
waktu tertentu selama dirumah sakit clinical pathway yang merupakan
rencana multidisiplin yang memerlukan praktik kolaborasi dengan
pendekatan tim melalui kegiatan day to day, berfokus pada pasien dengan
kegiatan yang sistematik memasukkan standar outcome.
Contoh :

1. Akuntabilitas 5. Taat hukum


2. Loyalitas 6. kerahasiaan
3. Objektivitas 7. kejujuran
4. Transparansi 8. Integritas
3. faktor yang mempengaruhi
Kecemasan pada ibu hamil
Menurut Magrifoh (2011) faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan yaitu
pengetahuan, psikologi, ekonomi, pengalaman, dukungan keluarga serta dukungang
suami. Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
merupakan usia hamil resiko tinggi karena dapat terjadi kelainan atau gangguan pada
janin, sehingga dapat menimbulkan kecemasan pada ibu hamil tersebut.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas, bahwa
tingginya kecemasan yang ditemukan pada Ibu yang berusia dibawah 20 dan
di atas 35 tahun.Hal ini terlihat dari banyaknya responden yang menunjukkan
usia beresiko sebanyak (12,5%) responden.
4. Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat
Kecemasan Menjelang Persalinan
Pendidikan yang tinggi akan memperluas pandangan dan
ruang lingkup pergaulan, sehingga tingkat pendidikan
yang lebih tinggi akan mempermudah responden untuk
menerima informasi tentang kesehatan sehingga akan
menurunkan tingkat kecemasan.
Hawari (2004) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang dimana seseorang akan dapat
mencari informasi atau menerima informasi dengan baik
sehingga akan cepat mengerti akan kondisi dan
keparahan penyakitnya dan dengan keadaan yang seperti
ini akan menyebabkan peningkatan kecemasan pada
orang tersebut.
5. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Menjelang Persalinan
Ibu hamil dengan dukungan keluarga yang tinggi akan
mengubah respon terhadap sumber kecemasan dan datang
kepada keluarganya untuk mencurahkan isi hatinya, namun
jika sebaliknya kurangnya dukungan keluarga dapat
meningkatkan kecemasan ibu hamil yang akan berpengaruh
terhadap diri, kehamilan dan janinnya. Terbuk dari responden
yang mendapatkan dukungan keluarga baik, kecemasan hanya
berada pada tingkat sedang. Untuk mengurangi tingkat
kecemasan pada ibu, hendaknya keluarga dapat memberikan
dukungan yang baik pada ibu, agar ibu memiliki kemampuan
untuk mengurangi rasa cemas dan lebih siap secara mental
dalam menghadapi persalinannya nanti, dan persalinanpun
dapat berjalan dengan baik.
6. PENGARUH PSIKOLOGIS PADA KEHAMILAN
Kehamilan, disamping memberi kebahagiaan yang luar biasa, juga
sangat menekan jiwa sebagian besar wanita. Pada beberapa wanita
dengan perasaan ambivalen mengenai kehamilan, stres mungkin
meningkat. Respon terhadap stres mungkin dapa tterlihat bervariasi
yang tampak atau tidak tampak. Sebagai contoh, sebagian besar
wanita mengkhawatirkan apakah bayinya normal. Pada mereka yang
memiliki janin dengan resiko tinggi untuk kelainan bawaan, stres
meningkat. Selama kehamilan dan terutama mendekati akhir
kehamilan, harus dibuat rencana untuk perawatan anak dan
perubahan gaya hidup yang akan terjadi setelah kelahiran. Pada
sejumlah wanita, takut terhadap nyeri melahirkan sangat menekan
jiwa. Pengalaman kehamilan mungkin dapat diubah oleh komplikasi
medis dan obstetrik yang dapat terjadi. Wanita dengan komplikasi
kehamilan adalah 2 kali cenderung memiliki ketakutan terhadap
kelemahan bayi mereka atau menjadi depresi.
7. KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI DEPRESI DALAM
KEHAMILAN
Depresi dalam kehamilan adalah gangguan mood dengan gejala berupa perasaan sedih,
lebih sensitif sehingga mudah tersinggung bahkan sampai menangis, gelisah, tidak ada
harapan terhadap masa depan, gangguan tidur berupa mimpi buruk atau insomnia,
penurunan nafsu makan, penurunan libido, gangguan interaksi sosial, mudah lelah,
gangguan mengingat, susah berkonsentrasi, bahkan beberapa ibu mengalami halusinasi
sehingga berisiko mencederai diri sendiri dan orang lain disekitarnya.
Terdapat beberapa tanda dan gejala depresi pada ibu hamil yaitu panik, bingung, takut,
cemas, sedih, marah, menangis, menyesali, kurang konsentrasi, gangguan tidur, beban
pikiran meningkat, menolak kehamilannya, keinginan menggugurkan kehamilannya,
melakukan upaya menggugurkan kehamilan, serta keinginan untuk menyerahkan
anaknya kepada keluarga lain/orang lain. Keluhan lain yang dilaporkan ibu adalah
keluhan yang berhubungan dengan asupan nutrisi seperti mual, muntah, kurang asupan
makanan, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, kurus, pucat, pusing atau
sakit kepala, dan penurunan tekanan darah.
8. Berbagai Gejala Depresi Pascamelahirkan

Berikut ini adalah beberapa gejala derpesi pascamelahirkan yang patut diwaspadai:
• Perasaan sedih atau tidak bersemangat yang berlangsung terus-menerus
• Kesulitan atau enggan merawat dan berinteraksi dengan bayi
• Terus merasa sedih tanpa alasan yang jelas
• Kurang mau merawat diri sendiri, misalnya tidak mau mandi atau makan selama
berhari-hari
• Kehilangan minat pada hal yang selama ini disukai
• Terus merasa khawatir dan berpikir bahwa ada sesuatu yang salah pada bayi
• Mudah merasa gelisah dan tersinggung
• Kurang tidur
• Sulit konsentrasi
• Adanya perasaan bersalah dan tidak pantas menjadi ibu
• Muncul pemikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri
Penyebab dan Faktor Risiko Depresi Pascamelahirkan
Penyebab depresi pascamelahirkan belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga
disebabkan oleh perpaduan berbagai faktor, di antaranya:
.Perubahan hormonal
. Masalah psikologis
.Masalah sosial
Cara Menangani Depresi Pascamelahirkan
Depresi pascamelahirkan akan lebih mudah untuk disembuhkan jika terdeteksi sejak dini dan
segera mendapatkan penanganan. Berikut ini adalah beberapa tindakan penanganan terhadap
kondisi depresi pascamelahirkan:
. Psikoterapi
. Pemberian obat-obatan
. Bercerita kepada orang terdekat
. Olahraga rutin
Cara Mencegah Depresi Pascamelahirkan
ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terkena depresi
pascamelahirkan, di antaranya:
• Menjaga diri dan mencoba mengurangi stres saat hamil
• Menerima bantuan dari pasangan atau orang-orang terdekat
• Memberi tahu dokter secepat mungkin apabila memiliki riwayat atau sedang mengalami
masalah psikologis
9. Alasan Stres dan Emosi Bisa Memengaruhi
Kesehatan Janin
Kondisi psikologi seorang ibu hamil nyatanya bisa lebih labil jika dibandingkan dengan
keadaan sebelum hamil yang disebabkan oleh adanya perubahan hormon. Namun
sebaiknya selama masa kehamilan, ibu disarankan untuk menjauhkan kondisi psikologi
yang merugikan kesehatan janin seperti emosi, stres, atau depresi.
Penyebab Stres dan Emosi pada Ibu Hamil
Banyak penyebab yang membuat ibu hamil merasa stres dan emosi pada masa
kehamilan. Perubahan hormon menyebabkan ibu mengalami perubahan suasana hati
yang cukup cepat. Selain itu, ibu hamil pada trimester pertama biasanya
mengalami morning sickness. Mual dan muntah bisa membuat ibu hamil merasa takut
atau cemas bayi kekurangan nutrisi dan gizi. Sedangkan, rasa lelah yang dirasakan
terkadang membuat ibu hamil merasakan lebih emosional dibandingkan keadaan
sebelum hamil.
Janin Ikut Stres
Sebenarnya tidak hanya ibu hamil yang dilarang untuk merasakan stres atau luapan
emosi berkepanjangan, karena stres dan emosi nyatanya bisa memberikan dampak yang
kurang baik untuk kesehatan. Apalagi, jika ibu hamil yang mengalami stres atau emosi.
Dampaknya adalah janin juga bisa ikut merasakan stres.
10. 6 Cara Mengatasi Stres Saat Hamil

Terdapat cara alami untuk mengatasi stres saat hamil, yaitu:


• Fokus pada Bayi. Jangan merasa bersalah karena meluangkan waktu untuk diri sendiri.
Setiap kali kamu memiliki kesempatan, istirahatlah sebentar dan fokus pada kehamilan.
Tujuannya, untuk menjalin ikatan dengan bayi dan membantu ibu merasa lebih positif
tentang kehamilan.
• Istirahat yang Cukup. Tidur penting bagi kesehatan mental siapa pun dan mendukung
kehamilan yang sehat.
• Utarakan Perasaan. Bicarakan juga dengan pasangan, membicarakan hal ini juga bisa
membuat kalian berdua merasa lebih baik. Kamu juga bisa temui calon ibu lain pada
tahap kehamilan yang sama dengan kamu, mungkin di kelas senam atau saat
pemeriksaan dokter. Kemungkinan sebagian dari mereka memiliki perasaan yang sama
dengan kamu.
• Lakukan Olahraga Ringan. Berolahraga dapat menambah semangat kapan saja,
termasuk ketika sedang hamil. Ini karena saat olahraga, tubuh akan melepaskan bahan
kimia yang menyebabkan rasa senang di otak.
• Coba Terapi Tambahan. Pijat adalah cara yang ampuh untuk menghilangkan stres.
• Lakukan Hal yang Kamu Suka. Tertawa adalah cara terbaik tubuh untuk rileks. Jadi,
bertemu dengan teman-teman, menonton film lucu, atau membaca novel yang
menyenangkan dapat menjadi hal untuk mengatasi stres.
TERIMAKASIH
Analisis pengetahuan Ibu Hamil tentang gangguan kesehatan
mental perinatal dengan tingkat kecemasan Ibu Hamil
Leila Nisya Ayuanda1
Ratna Arifiana2
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Jalan Raya Pekajangan no. 87 Kec.kedungwuni Kab. Pekalongan Jawa Tengah
Email : leilayuanda.2019@gmail.com

Abstrak
Gangguan psikologi seperti kecemasan selama kehamilan dikaitkan dengan
komplikasi, seperti prematuritas, berat bayi lahir rendah (BBLR), pertumbuhan
janin terhambat (IUGR), komplikasi postpartum, hipertensi pada kehamilan,
preeklamsia (PE), dan diabetes gestasional (Durankuş, F., & Aksu, 2020).
Sehingga ibu hamil membutuhkan perawatan dan pelayanan khusus terkait upaya
pencegahan, diagnosis, dan penanganan kecemasan agar tidak bermanifestasi
sebagai gangguan kesehatan jiwa yang lebih serius (Poon et al., 2020). Dalam hal
ini, bidan mempunyai peran memberikan edukasi dalam meningkatkan literasi
kesehatan mental pada ibu. Namun belum ada penelitian tentang dampak
pengetahuan ibu hamil dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keterkaitan antara pengetahuan dengan
tingkat kecemasan ibu hamil. Metode yang digunakan yaitu analitik observasional
dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja puskesmas kedungwuni II Kabupaten
Pekalongan Tahun 2022. Teknik sampling menggunakan accidental sampling dan
didapatkan 40 orang. Hasil peneltian didapatkan ada hubungan signifikan antara
pengetahuan tentang kesehatan mental perinatal dengan tingkat kecemasan ibu
hamil. Bidan diharapkan dapat memberikan edukasi terkait dengan kesehatan
mental perinatal yang akan berpengaruh terhadap tingkat kecemasan ibu hamil.

Kata Kunci: bidan, edukasi, hamil, kecemasan

39
Abstract
Psychological disorders such as anxiety during pregnancy are associated with
complications, such as prematurity, low birth weight (LBW), fetal growth
retardation (IUGR), postpartum complications, hypertension in pregnancy,
preeclampsia (PE), and gestational diabetes. So that pregnant women need
special care and services related to prevention, diagnosis and treatment of anxiety
so that it does not manifest as a more serious mental health disorder. In this case,
midwives have a role in providing education in increasing mental health literacy in
mothers. However, there has been no research on the impact of knowledge of
pregnant women on the level of anxiety in these pregnant women. The purpose of
this study was to analyze the relationship between knowledge and the anxiety
level of pregnant women. The method used is observational analytic with a cross-
sectional approach. The population in this study were all pregnant women in the
working area of the Kedungwuni II Public Health Center, Pekalongan Regency in
2022. The sampling technique used accidental sampling and obtained 40 people.
The results of the study found that there was a significant relationship between
knowledge about perinatal mental health and the anxiety level of pregnant women.
Midwives are expected to be able to provide education related to perinatal mental
health which will affect the anxiety level of pregnant women.

Keyword : midwives, education, pregnancy, anxiety

40
Pendahuluan kehidupan manusia. Bila kecemasan
Gangguan psikologi seperti kecemasan saat hamil tidak ditangani dengan
selama kehamilan dikaitkan dengan optimal maka akan berkembang
komplikasi, seperti prematuritas, berat menjadi depresi postpartum serta yang
bayi lahir rendah (BBLR), pertumbuhan paling parah adalah psikosis
janin terhambat (IUGR), komplikasi (Lockwood Estrin et al., 2019).
postpartum, hipertensi pada kehamilan, Bidan sebagai lini terdepan pelayanan
preeklamsia (PE), dan diabetes maternal seringkali tidak melakukan
gestasional (Durankuş, F., & Aksu, penilaian kesehatan mental ibu hamil
2020). Hasil penelitian Corbett (2020) secara komprehensif dan ibu hamil
didapatkan 83,1% wanita mengalami mengharapkan bidan untuk lebih
kekhawatiran tentang kesehatan memperhatikan kesehatan mentalnya
mereka sejak terjadinya pandemic selama pemeriksaan kehamilan
Covid-19, sedangkan pada wanita (Pratiwi, 2019). Peran bidan yaitu
hamil mengalami peningkatan memberikan edukasi tentang
kekhawatiran lebih dari 50,7%. kesehatan mental ibu dalam upaya
Kekhawatiran ini meliputi kekhawatiran peningkatan literasi kesehatan mental
tentang kehamilan 66,7% dan maternal.
perawatan bayi sebanyak 35% Sebelum memberikan intervensi terkait
(Corbett, 2020). dengan peningkatan literasi tentang
Sehingga ibu hamil membutuhkan kesehatan mental pada masa perinatal.
perawatan dan pelayanan khusus Perlu dilakukan penelitian tentang
terkait upaya pencegahan, diagnosis, bagiamana hubungan antara
dan penanganan kecemasan agar tidak pengetahuan ibu tentang kesehatan
bermanifestasi sebagai gangguan mental perinatal dengan tingkat
kesehatan jiwa yang lebih serius (Poon kecemasan pada ibu hamil. Sehingga
et al., 2020). Saat ini, terutama di akan didapatkan hasil terkait dengan
negara berkembang, gangguan seberapa pentingkah edukasi
kesehatan mental belum dilihat kesehatan mental perinatal yang
sebagai penyakit. Jika masalah didalamnya mencakup gangguan
kesehatan mental tidak tergangani psikologis ibu hamil yang
dengan baik, dapat berdampak terintegrasikan kedalam pelayanan
sangat serius dan mengancam antenatal.

41
Tujuan penelitian ini adalah kecemasan dengan kecemasan
menganalisis keterkaitan antara pada ibu hamil
pengetahuan dengan tingkat 4. Analisa Data
kecemasan ibu hamil. Analisis univariat menganalisis
Penelitian ini bermanfaat sebagai variabel karakteristik responden,
rujukan tenaga kesehatan bahwa pengetahuan, dan tingkat
pentingnya edukasi kesehatan mental kecemasan. Sedangkan analisis
maternal dalam pencegahan bivariat menggunakan uji chi
kecemasan ibu hamil. kuadrat, untuk melihat hubungan
dengan menggunakan OR, yaitu
Metode Penelitian untuk melihat hubungan
1. Desain Penelitian pengetahuan dengan tingkat
penelitian analitik observasional kecemasan ibu hamil.
dengan pendekatan potong lintang
(cross-sectional). Hasil dan Pembahasan
2. Populasi dan Sampel Analisis Univariat
Populasi pada penelitian ini adalah Mengidentifikasi karakteristik
seluruh ibu hamil di wilayah kerja responden yaitu ibu hamil di Wilayah
puskesmas kedungwuni II Kerja Puskesmas Kedungwuni II
Kabupaten Pekalongan Tahun berjumlah 40 ibu hamil, yang meliputi
2022. Teknik sampling usia, pendidikan, dan pekerjaan
menggunakan accidental sampling. dilakukan dengan analisis univariat
Jumlah sampel pada penelitian ini untuk menggambarkan distribusi
yaitu 40 ibu hamil. frekuensi yang sebagai berikut :
3. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini peneliti
menggunakan instrument yang
sudah diuji validitas dan reliabilitas
nya berbentuk kuisioner yang akan
dibagikan kepada responden, untuk
mengetahui hubungan pengetahuan
ibu hamil tentang gangguan

42
Tabel 1 Tabel 2.
Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Karakteristik Ibu Hamil tentang Perinatal Mental Health
Karakteristik
No N %
Responden No Kecemasan N %
Usia 1 Baik 27 67,5
<20 tahun 0 0 2 Kurang 13 32,5
1 Jumlah 40 100
20-35 tahun 34 84,2
>35 tahun 6 15,8
Pendidikan Berdasarkan tabel 2 diperoleh bahwa
SD 0 0
2 SMP-SMA 27 68,4 tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
Perguruan 13 31,6 perinatal mental health di Wilayah
Tinggi/Akademik
Kerja Puskesmas Kedungwuni II

Pekerjaan sebagaian besar berpengetahuan baik


25 63,2
4 Ibu Rumah Tangga berjumlah 27 orang (67,5%), dan
15 36,8
Bekerja
berpengetahuan kurang berjumlah 13
orang (32,5%).
Jumlah 40 100
Tabel 3.
Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil
tentang Perinatal Mental Health
dari 40 ibu hamil dimasa pandemic
No Kecemasan N %
covid-19 di wilayah kerja puskesmas
1 Sedang 14 35
kedungwuni II sebagian besar dengan
2 Ringan 15 37,5
umur 20-35 tahun berjumlah 34 orang 3 Tidak Cemas 11 27,5
(84,2%), Pendidikan SMP-SMA
Jumlah 40 100
berjumlah 27 orang (68,4%), dan
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan table 3 diperoleh bahwa
berjumlah 25 orang (63,2%). tingkat kecemasan pada ibu 40 ibu
hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungwuni II sebagaian besar
mengalami kecemasan ringan di masa
covid-19 berjumlah 15 orang (37,5%),
kecemasan sedang berjumlah 14
orang (35%), dan tidak cemas
berjumlah 11 orang (27,5%).

43
Analisis Bivariat

Tabel 4.
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Perinatal Mental Health degan
Tingkat Kecemasan Ibu Hamil

No Pengetahuan Kecemasan Pandemi Total % p


Ibu Hamil Covid-19 value
Sedang Ringan Tidak
Cemas
n % n % n %
1 Baik 4 14,8 1 48, 1 37 27 67 *0.000
3 1 0 ,5
2 Kurang 1 76,9 2 15, 1 7, 13 32
0 3 6 ,5
Jumlah 1 35 1 37, 1 27 40 10
4 5 5 1 ,5 0
*Analisis Uji Chi Square p<α α=0,05

Hasil uji statistic diperoleh hasil p value : 0,000 < α : 0,05 sehingga Ho ditolak dan
Ha diterima yaitu ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang perinatal mental
health dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungwuni II.

Pembahasan yang menetap selama lebih dari 2


Berdasarkan buku pedoman dukungan minggu, kehilangan minat dan
kesehatan jiwa dan psikososial pada
masa pandemi, Ibu hamil dan kelelahan, disertai dengan gejala lain
keluarganya harus diberi informasi seperti sulit tidur, kurang perhatian,
tentang masalah psikososial dan makan terlalu banyak atau tidak cukup
kesehatan mental yang sering dialami makan, dan penurunan berat badan,
ibu hamil dan ibu nifas, yaitu depresi mudah putus asa, dan pikiran untuk
selama kehamilan dan nifas. Tanda- bunuh diri. Hal ini menjadikan salah
tanda depresi selama kehamilan, satu proses pendidikan psikologi yang
depresi pascapersalinan, dan depresi dilakukan oleh informan (yaitu bidan)
pascapersalinan adalah kesedihan dengan tujuan untuk mencegah
masalah kesehatan mental dan
44
psikososial ibu hamil dan nifas selama stress pascapersalinan dalam bentuk
masa pandemi (Direktorat Kesehatan poster, leaflet, booklet, flipchart dan
Keluarga, 2020). Penelitian lain video berisi hal-hal yang menyebabkan
mengungkapkan bahwa meningkatkan setelah melahirkan rentan terhadap
pendidikan dan kesadaran tentang stress pasca persalian yang
COVID-19 dan pencegahan yang tepat diterapkan membuktikan bahwa terjadi
(misalnya, kebersihan, jarak sosial), penurunan angka postpartum blues
dapat juga membantu dalam maupun depresi postpartum.
mengurangi stres yang berhubungan Dukungan dari bidan dan profesional
dengan kekhawatiran atas infeksi kesehatan lainnya penting dalam
(Davenport et al., 2020). kesehatan mental wanita selama
Menurut (Pratiwi, 2019), peran bidan pandemi (Schmied et al., 2020).
pada kesehatan mental perinatal yaitu Tenaga kesehatan juga menyadari
meningkatkan kesadaran mengenai bahwa kesehatan psikologis ibu hamil
literasi kesehatan mental perinatal, perlu dinilai dengan tepat (Pratiwi,
membangun hubungan saling percaya, 2019). Namun bidan tidak percaya
mengurangi stigma mengenai PMADs pada kemampuan mereka untuk
(Perinatal Mood and Anxiety melalukan penilaian psikososial pada
Disorders), memperkuat kesejahteraan wanita (Schmied et al., 2020).
mental ibu, mengidentifikasi risiko dan Sedangkan wanita khawatir tentang
kesejahteraan ibu saat ini, memberikan kurangnya privasi dan sikap bidan
pelayanan yang tepat, dan memberikan selama penilaian, yang menghambat
dukungan pada anggota keluarga. pengungkapan perasaan pribadi
Selain itu, Bidan dapat melakukan mereka. Sehingga Tenaga kesehatan
skrining atau penapisan awal untuk merasa tidak siap untuk melakukan
rencana tindakan lebih lanjut seperti penyelidikan sensitif dan menyeluruh
rujukan ke psikolog (Dale & Dale, terkait kesehatan psikologis ibu hamil.
2019). Oleh sebab itu, tenaga kesehatan
Hasil penelitian sejalan dengan khususnya bidan perlu dilengkapi
pendapat (Girsang et al., 2015) bahwa dengan pelatihan yang memadai untuk
pemberian psikoedukasi bagi klien meningkatkan literasi kesehatan mental
postpartum dengan mengemas materi mereka (Pratiwi, 2019).
edukasi tentang cara pencegahan

45
Penelitian menunjukkan bahwa bidan ini sejalan dengan upaya pelayanan
mendapatkan materi kesehatan mental kesehatan mental perinatal yang
perinatal, psikoedukasi pada ibu hamil, ternyata sudah diatur dalam
serta skrining awal gangguan psikologis kompetensi Bidan.
pada masa perinatal. Materi pelatihan
menurut para bidan merupakan ilmu Penutup
baru karena saat dibangku kuliah, Pada penelitian ini, disimpulkan
materi yang disampaikan lebih sebagian besar responden mengalami
memprioritaskan asuhan kehamilan kecemasan ringan dan berpengetahuan
secara fisik (Ayuanda, et al, 2022). baik tentang kesehatan mental
Namun seperti yang diatur dalam perinatal. Serta terdapat hubungan
Undang-undang kebidanan no.4 tahun signifikan antara pengetahuan tentang
2019 terkait dengan kompetensi bidan. kesehatan mental perinatal dengan
Kompetensi terkait dengan ketrampilan tingkat kecemasan ibu hamil.
klinis dalam praktik kebidanan adalah Bidan diharapkan dapat
melakukan asuhan kebidanan mengembangkan edukasi terkait
komprehensif (fisiologis), melakukan dengan kesehatan mental perinatal,
identifikasi kasus yang bermasalah, sehingga akan memberikan masukan
melakukan skrining terhadap masalah kepada ibu hamil terkait dengan
dan gangguan, melakukan edukasi dan gangguan kecemasan yang berpotensi
konseling berbasis budaya dan akan dialami oleh ibu hamil. Untuk
etikolegal terkait hasil skrining, serta memberikan pemahaman bagi bidan
melakukan kolaborasi dengan profesi dibutuhkan pelatihan khusus yang
terkait masalah yang dihadapi berisi pengetahuan tentang kesehatan
(Kementrian Kesehatan RI, 2020). Hal mental perinatal.

46
Daftar Pustaka

Abazarnejad, T., Ahmadi, A., Nouhi, E., D., Webb, C. M., Webb, C. M.,
Mirzaee, M., & Atghai, M. (2019). Valdez, L. M., Valdez, L. M., La
Effectiveness of psycho-educational Rosa, M., & La Rosa, M. (2020).
counseling on anxiety in Severe COVID-19 during Pregnancy
preeclampsia. Trends in Psychiatry and Possible Vertical Transmission.
and Psychotherapy, 41(3), 276–282. American Journal of Perinatology,
https://doi.org/10.1590/2237-6089- 37(8), 861–865.
2017-0134 https://doi.org/10.1055/s-0040-
Abdullah, V. I., Ikraman, R. A., & 1710050
Harlina, H. (2021). Pengaruh Ayuanda, et al. 2022. Online midwife’s
Penerapan Teknik Relaksasi training on psychoeducation of
Autogenik Terhadap Tingkat perinatal mental health during covid
Kecemasan Ibu Hamil Primigravida. 19 pandemic. International Journal
Quality : Jurnal Kesehatan , 15(1), of Social Sciences and Humanities.
17–23. Vol. 6
https://doi.org/10.36082/qjk.v15i1.19 No.1.https://doi.org/10.53730/ijssh.v6
9 n1.4741
Ahorsu, D. K., Imani, V., Lin, C. Y., Biaggi, A., Conroy, S., Pawlby, S., &
Timpka, T., Broström, A., Updegraff, Pariante, C. M. (2016). Identifying
J. A., Årestedt, K., Griffiths, M. D., & the women at risk of antenatal
Pakpour, A. H. (2020). Associations anxiety and depression: A systematic
Between Fear of COVID-19, Mental review. Journal of Affective
Health, and Preventive Behaviours Disorders, 191, 62–
Across Pregnant Women and 77.https://doi.org/10.1016/j.jad.2015.
Husbands: An Actor-Partner 11.014
Interdependence Modelling. Brooks, S. K., Weston, D., &
International Journal of Mental Greenberg, N. (2020). Psychological
Health and Addiction. impact of infectious disease
https://doi.org/10.1007/s11469-020- outbreaks on pregnant women: rapid
00340-x evidence review. Public Health, 189,
Alzamora, M. C., Paredes, T., Caceres, 26–36.

47
https://doi.org/10.1016/j.puhe.2020.0 10(2), 114–120.
9.006 https://doi.org/10.20884/1.JKS.2015.
Corbett, G. A. et al. (2020). Health 10.2.598
anxiety and behavioural changes of Kementrian Kesehatan RI. (2020).
pregnant women during the COVID- KEPUTUSAN MENTERI
19 pandemic. European Journal of KESEHATAN REPUBLIK
Obstetrics and Gynecology and INDONESIA NOMOR
Reproductive Biology, 249, 96–97. HK.01.07/MENKES/320/2020
https://doi.org/0.1016/j.ejogrb.2020.0 TENTANG STANDAR PROFESI
4.022. BIDAN. 1, 1–90.
Dale, D. S., & Dale, E. A. (2019). Pratiwi, C. S. (2019). Healthcare
Psikologi Kebidanan. Pustaka Baru Professionals’ Assessment of
Press. Pregnant Women’s Psychological
Davenport, M. H., Meyer, S., Meah, V. Health in Indonesia: A Qualitative
L., Strynadka, M. C., & Khurana, R. Case Study.
(2020). Moms Are Not OK: COVID- Schmied, V., Reilly, N., Black, E.,
19 and Maternal Mental Health. Kingston, D., Talcevska, K., Mule, V.,
Frontiers in Global Women’s Health, & Austin, M.-P. (2020). Opening the
1(June), 1– door: midwives’ perceptions of two
6.https://doi.org/10.3389/fgwh.2020.0 models of psychosocial assessment
0001 in pregnancy- a mixed methods
Girsang, B. M., Novalina, M., & Jaji. study. BMC Pregnancy and
(2015). Pengaruh Psikoedukasi Childbirth, 20(1), 451.
terhadap Tingkat Postpartum Blues https://doi.org/10.1186/s12884-020-
Ibu Primipara Berusia Remaja. 03133-1
Jurnal Keperawatan Soedirman,

48

Anda mungkin juga menyukai