Anda di halaman 1dari 10

JOB SHEET

ASUHAN PADA BAYI ASFIKSIA

Nama : Risma Amalia Rahmat


NIM. : 010618011
Prodi. : S1 Kebidanan smt 7
Mata Kuliah : Komplikasi pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir.

I. Dasar Teori

Segera setelah lahir bayi diletakkan di atas kain bersih dan kering yang disiapkan di
atas perut ibu. Pastikan area tersebut bersih dan kering. Keringkan bayi terutama muka
dan permukaan tubuh dengan kain kering, hangat dan bersih. Penilaian awal harus
dilakukan terdiri dari 1. apakah bayi cukup bulan, 2. apakah ketuban bercampur
mekonium, 3. apakah menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan, 4. apakah
bergerak dengan aktif. Apabila semua jawaban Ya, maka lakukan asuhan bayi baru
lahir normal. Jika ada salah satu jawaban Tidak, maka lakukan tindakan resusitasi.
Adapun asuhan bayi baru lahir meliputi perlindungan termal, pemeliharaan
pernafasan, pemberian ASI awal/IMD, pemberian vitamin K, salep mata, vaksin
hepatitis, dan pemeriksaan fisik yang dilakukan secara head to toe.
II. Tujuan

Tujuan memberikan asuhan bayi baru lahir adalah untuk mencapai dan mempertahan
kan jalan nafas dan mendukung pernafasan bayi, mempertahankan kehangatan dan mencegah
hipotermia, memastikan keamanan dan mencegah cidera dan infeksi, memfasilitasi
terbinanya hubungan dekat orang tua dan bayi. Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara teliti
dari ujung kepala hingga ujung kaki untuk mengindentifikasi masalah-masalah aktual atau
potensial yang memerlukan perhatian segera.
III. Petunjuk
1. Baca dan pelajari lembar kerja

2. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet

3. Bekerja secara hati-hati dan teliti


IV. Keselamatan Kerja
1. Jangan pernah meninggalkan pekerjaan yang sedang dilakukan

2. Gunakan alat pelindung diri dalam melakukan pekerjaan

V. Peralatan dan Perlengkapan

1. Tempat datar dan keras

2. Lampu sorot 60 watt

3. Alat Pelindung Pendiri (Apron, Mitela, Kaca Mata Pelindung, Handscoen, dan

Sepatu)

4. Kapas alkohol

5. Senter

6. Termometer

7. Stetoskop

8. Selimut dan baju bayi

9. Bengkok

10. Timbangan bayi

11. Pita ukur/metlin

12. Pengukur panjang badan

13. Vaksin Hb 0

14. Vitamin K

15. Salep Mata

16. Gelang tangan bayi

VI. Referensi

a. Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. YBP-SP. Jakarta


b. Saifuddin. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. YBP-SP. Jakarta
VII. Prosedur Pelaksanaan
No Langkah
1 Siapkan alat-alat yang dibutuhkan pada pemeriksaan fisik BBL

2 Lakukan penilaian sepintas pada BBL segera setelah lahir. Penilaian tersebut
terdiri dari apakah bayi cukup bulan, apakah ketuban bercampur mekonium,
apakah bayi menangis kuat, apakah tonus otot baik.

3 Berikan kehangatan pada bayi. Menerima bayi dengan kain bersih dan hangat
dan letakkan bayi di bawah alat pemancar panas.

4 Mengukur suhu tubuh bayi


5 Melakukan pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan bayi,
panjang badan bayi, lingkar kepala, dan lingkar dada.

6 Melakukan pemeriksaan kepala bayi. Meraba kepala bayi untuk menilai


ubun-ubun depan dan belakang bayi apakah cekung, datar atau cembung,
memeriksa kemungkinan adanya moulage dan pembengkakan pada daerah
cekungan.
7 Melakukan pemeriksaan telinga bayi. Apakah jumlah telinga lengkap dan
apakah ada pengeluaran sekret yang berlebihan.

8 Melakukan pemeriksaan mata bayi. Apakah mata lengkap dan simetris.


Kemudian apakah ada cairan abnormal atau tidak.
9 Melakukan pemeriksaan hidung dan mulut bayi. Penilaian hidung bayi
apakah ada pengeluaran sekret abnormal, lubang hidung normal/tidak, ada
pernafasan cuping hidung/tidak. Kemudian menilai mulut bayi, apakah ada
labioskizis, labiopalatoskizis, atau palatoskizis. Menilai refleks bayi yaitu
refleks rooting (mencari) dan sucking (menghisap).

10 Melakukan pemeriksaan leher bayi dilakukan dengan cara meraba leher bayi
dari bagian bawah telinga hingga leher bagian bawah untuk merasakan ada
pembengkakan kelenjar limfe dan vena jugularis.
11 Melakukan pemeriksaaan dada bayi. Apakah ada tarikan dinding dada ke
dalam. Dengan menggunakan stetoskop, periksa frekuensi jantung bayi,
kemudian ukur lingkar dada.

12 Melakukan pemeriksaan bahu dan lengan bayi. Memeriksa apakah gerakan


tangan bayi normal sebagai indikator cedera lahir. Periksa kelengkapan jari,
apakah ada polidaktili atau sidaktili.
13 Menilai refleks. Periksa refleks morro dengan mengejutkan bayi dan periksa
refleks grapes dengan menyentuhkan tangan pada genggaman bayi.

14 Melakukan pemeriksaan perut bayi dengan menilai ada/tidak perdarahan tali


pusat, bagaimana bentuk perut, kemudian memastikan perut teraba lembek
saat tidak menangis, ada/tidak penonjolan di sekitar tali pusat saat bayi
menangis.
15 Melakukan pemeriksaan pada kelamin bayi. Pada laki-laki apakah testis
sudah turun ke skrotum, apakah terdapat lubang pada ujung penis. Pada
perempuan, apakah labia mayora menutupi labia minora, dan apakah
terdapat lubang vagina dan lubang uretra yang terpisah.

16 Melakukan pemeriksaan tungaki dan kaki. Melihat pergerakan kaki bayi,


kelengkapan jari-jari kaki, memastikan tidak ada polidaktili dan sidaktili.

17 Melakukan pemeriksaan punggung anus. Pemeriksaan punggung untuk


memastikan tidak ada spina bifida. Pemeriksaan anus dengan colok anus
sudah tidak diperbolehkan lagi, saat ini pemeriksaan anus dilakukan dengan
memantau selama 24 jam.

18 Melakukan pemeriksaan pada kulit. Apakah warna kulit kemerahan atau


sianosis, ada/tidak verniks, ada atau tidak pembengkakan, ada/tidak tanda
lahir.
20 Berikan suntikan Vitamin K 1 mg diberikan secara IM pada paha kiri.

21 Berikan tetes erlamicetin.

22 Berikan tanda pengenal/identitas/cap kaki


23 Pasang pakaian bayi

24 Perlihatkan bayi dan mendiskusikan temuan pada keluarga

25 Lakukan konseling. Berikan informasi mengenai menjaga kehangatan bayi,


mengenal tanda bahaya pada bayi, perawatan tali pusat, dan perawatan tali
pusat.
26 Bereskan alat-alat sesuai dengan pemrosesan alat.

Anda mungkin juga menyukai