Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMASANGAN BALON TAMPONADE UTERUS (BTU)

I. OBJEKTIF
Dengan menggunakan panthom uterus dan panthom panggul, mahasiswa dapat
melakukan tindakan pemasangan balon tamponade uterus (BTU) pada kasus atonia uteri
sesuai dengan prosedur dan standar yang telah ditentukan.

II. REFERENSI
 Jhpiego. Membantu Menyelamtkan ibu Perdarahan Pasca Persalinan. 2017
 Depkes RI. Standar Praktek Kebidanan. Jakarta : Depkes RI, 2003; 66
 Hacker Moore. Obsteri Essensial., Jakarta: Hipocrates, 2002; 319
 Saifudin, AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal, Jakarta:
YBPSP,2002; M -28
 JNPK-KR. Asuhan Pesalinan Normal – Asuhan Esensial Persalinan. Edisi Revisi.
Cetakan ke-3. Jakarta: JNPK-KR, 2008

III. DASAR TEORI


Terdapat tiga penyebab utama perdarahan pasca persalinan yaitu tonus otot buruk (
atonia), robekan, dan jaringan plasenta yang tertinggal. perdarahan bisa berupa tetesan
yang lambat dan konstan, atau berupa pancaran. keduanya berbahaya. kehilangan lebih
dari 500 ml darah dianggap sebagai kondisi perdarahan, walaupun beberapa wanita bisa
kehilangan kurang dari 500 ml dan tetap meninggal. Bila uterus tidak berkontraksi,
pembuluh darah akan terus memompa darah ke uterus yang kosong sehingga
perdarahan akan terus berlangsung. bayi besar, kembar, partus lama, multigravida atau
kandung kemih yang penuh mempersulit uterus untuk berkontraksi. Non surgical
conservative management atau tatalaksana konservatif non pembedahan untuk
perdarahan pasca persalinan adalah tindakan non pembedahan yang dilakukan setelah
tatalaksana medikamentosa gagal mengatasi perdarahan pasca persalinan, pada saat
menunggu tatalaksana lebih lanjut seperti laparotomi atau merujuk pasien ke rumah
sakit. Tamponade intrauterin dengan menggunakan balon adalah tindakan yang tidak
invasif dan tindakan yang paling cepat dan tindakan ini logis untuk dilakukan sebagai
langkah pertama bila tatalaksana menggunakan medikamentosa gagal mengatasi
perdarahan pasca persalinan

IV. PETUNJUK
 Pelajari dan pahami lembaran kerja yang tersedia
 Perhatikan petunjuk dari instruktur/dosen
 Tanyakan bila ada yang kurang dimengerti
 Tindakan ini harus dapat dilakukan dan dikusai oleh tiap mahasiswa

V. KESELAMATAN KERJA
 Pastikan indikasi pelaksanaan BTU benar-benar telah terpenuhi.
 Pastikan bahwa ketrampilan ini benar-benar dikuasai dengan baik
 Perhatikan faktor kesterilan handscoon pada pelaksanaan BTU
 Lakukan tindakan dengan cepat dan tepat.
 Perhatikan keadaan umum pasien selama pelaksanaan BTU

VI. PEKERJAAN LABORATORIUM


Bahan :
 Phantom panggul
 Phantom uterus
 Spekulum sims
 Kondom
 Klem oval 2 buah
 Benang steril
 Infus set
 Kateter Nelaton :1
 Sarung tangan 2 pasang
 Tensimeter Dan Stetoskop
 Bengkok
 Cairan infus RL : minimal 4 kolf
 Kapas dan air DTT dalam kom
 Kassa tampon

Alat dan Perlengkapan :


 Perlengkapan ibu: kain panjang, pembalut wanita.
 Pelindung pribadi: penutup kepala, kaca mata pelindung, alas kaki tertutup,
apron/celemek plastik.
 Tempat sampah medis,
 Nierbekken/bengkok.
 Bak Dekontaminasi (klorin 0,5%).
 Perlak/underpad.
 Gunting verband.
 Korentang dan tempatnya

VII. Prosedur Tindakan :


LANGKAH KERJA ILUSTRASI / GAMBAR
1. Menyiapkan alat alat untuk
pemasangan BTU , penolong memakai
APD.
2. Memanggil bantuan tenaga medis

3. Melakukan persetujuan tindakan


medis (Informed consent)

4. Posisikan ibu tidur diatas meja


ginekologi dalam posisi lithotomi.
Pastikan sumber perdarahan dari
atonia uteri dan buak dari robekan
jalan lahir atau sisa plasenta.

5. Melakukan aseptik dan antiseptik


genitalia eksterna dan sekitarnya.

6. Memastikan kandung kemih kosong


lakukan kateterisasi.
7. Memasang kondom pada folley kateter
dengan mengikat pangkal kondom
memakai benang chromic/silk atau
benang tali pusat.

8. Menghubungkan kateter dengan infus


set dan cairan

9. Memasang spekulum posterior

10. Lakukan klem pada portio arah jam 12


dengan klem ovarium
11. Memasukan kondom kateter ke dalam
uterus dengan bantuan klem ovarium

12. Mengalirkan cairan dari selang infus,


sampai ada tahanan atau perdarahan
berhenti, kemudian cairan infus
ditutup kembali. Cairan yang
dimasukkan antara 250 – 2000 cc.

13. Memasukkan tampon bola untuk


memfiksasi kondom supaya tidak
terlepas, ujung luar kateter difiksasi
dengan benang.

14. observasi tanda vital dan perdarahan


pervaginam setiap 15 menit pada satu
jam pertama dan setiap 30 menit pada
jam kedua, Bila tanda vital stabil dan
perdarahan pervaginam berhenti,
berarti pemasangan BTU berhasil
15. Beritahu pasien dan keluarga bahwa
ibu masih memerlukan perawatan
lanjut di RS

16. Kirim ibu ke tempat rujukan

17. Bila kondisi ibu stabil 12- 24 jam


mulai lepaskan BTU dengan
mengurangi cairan 200 ml setiap jam
sampai cairan habis dan lepaskan BTU

18. Catat tindakan yang telah dilakukan


dan kondisi ibu meliputi :
- Tekanan Darah
- Nadi
- Kontraksi uterus
- Perdarahan
- Pengeluaran urine

 Evaluasi
☺ Mahasiswa melakukan tindakan BTU secara individu.
☺ Penilaian dilakukan dengan menggunakan daftar Tilik

Anda mungkin juga menyukai