Anda di halaman 1dari 21

PENAMPILAN DAN PERILAKU BAYI BARU LAHIR

DOSEN PENGAMPU
ZAIYIDAH FATHONY, M.Keb

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PRODI DIII KEBIDANAN
2018
Disusun Oleh:

Kelas A :

Aisyah Eri Maulina (161540111001)

Mahmudah (161540111016)

Netty Amalia (161540111271)

Novia Sulviana Saputri (161540111021)

Rabiatul Adaiyah (161540111030)

Sumarni (161540111034)

Siti Sundari (161540111032)

Nor Afni (161540111020)

Kelas B :

Amalia (161540111291)

Hasbiah (161540111048)

Ismahana (161540111052)

Muthia Nabella Faizah (161540111056)

Novia Sari dewi (161540111058)

Nurul Nazmi (161540111062)

Nurwinda Eka Noviyanti (161540111063)

Riska Windiarti (161540111068)

Yenni Puspitasari (161540111326)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “PENAMPILAN DAN PERILAKU BAYI BARU LAHIR 2-6 HARI” ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih pada Ibu Zaiyidah Fathony,. M.Keb selaku dosen mata kuliah Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai ‘PENAMPILAN DAN PERILAKU
BAYI BARU LAHIR 2-6 HARI’. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Banjarmasin, Maret 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................1

BAB II : ISI ............................................................................................................2

A. Penampilan Bayi Baru Lahir ..........................................................................2

B. Perilaku Bayi Baru Lahir ................................................................................3

C. Reaksi awal bayi baru lahir ............................................................................6

BAB III : PENUTUP ..............................................................................................6

A. Kesimpulan ....................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya bayi baru lahir sudah memiliki penampilan atau ciri-ciri dan
perilaku yang khusus. Kebanyakan bayi baru lahir memiliki tubuh yang tidak
proporsional. Ukuran kepala dan badannya tidak sebanding. Berbeda sekali
dengan penampilan anak-anak dan orang dewasa pada umumnya. Perbedaan
yang mencolok ini disebabkan oleh titik tengah tinggi badan bayi berada di pusat
sedangkan orangdewasa berada di bagian kelamin. Bayi baru lahir cukup bulan
yang sehat memiliki pola perilaku alami yang menyebabkan bayi mencari
payudara ibu dan menghisapnya pada jam pertama setelah kelahiran bayi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penampilan bayi baru lahir ?
2. Bagaimana perilaku bayi baru lahir ?
3. Bagaimana Reaksi awal bayi baru lahir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana penampilan bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku bayi baru lahir
3. Untuk mengetahui bagaimana Reaksi awal bayi baru lahir

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penampilan Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir yang sehat harus mampu menjalani fungsi biologis/
fisiologis dan fungsi perilaku agar dapat tumbuh dengan normal. Bayi baru
lahir telah diciptakan dengan kemampuan untuk memulai interaksi sosial
dengan orang tua segera setelah lahir (Saputra, 2014).

1. penampilan bayi baru lahir(Saputra, 2014).


a. Kulit dan Wajah
1) Kulit bayi baru tampak sedikit keriput dan cenderung agak kering.
Awalnya, wajah bayi akan tampak sembab, begitu pula dengan
kelopak matanya.
2) Timbul jerawat / bintil kecil putih pada wajah bayi (miliaria)
3) Beberapa hari setelah kelahiran timbul lapisan tebal seperti
ketombe yang disebut cradle cap (kerak kepala)

Dalam beberapa hari atau minggu, jerawat-jerawat itu akan


hilang dengan sendirinya dan untuk membersihkan kerak kepala pada
bayi cukup dengan dibersihkan dengan shampo khusus bayi.

b. Kepala
Bayi yang lahir secara normal (per vaginal) kepalanya berbentuk agak
lonjong. Hal ini karena tekanan ketika melewati jalan lahir.
c. Rambut
Kondisi rambut bayi (seperti warna dan ketebalannya) tidak selalu
menunjukkan kondisi aslinya kelak. Rambut ’bayi’ ini akan rontok
dengan sendirinya dan akan digantikan oleh rambut permanen. Tubuh

2
3

bayi baru lahir, terutama pada bagian dahi, bahu dan punggung
diselimuti oleh rambut-rambut halus yang disebut lanugo
d. Perut
Perut bayi mula-mula tampak besar dan penuh hal ini normal. Seiring
dengan pertambahan panjang badan bayi, perut akan proporsional
dengan sendirinya.
e. Payudara dan Kemaluan
1) Payudara bayi baru lahir, baik perempuan maupun laki-laki,
tampak agak membesar dan bahkan ada yang meneteskan air susu.
Hal ini karena sedikit hormon ibu yang merangsang produksi ASI
terbawa dalam tubuh bayi.
2) Skrotum bayi laki-laki terlihat besar karena masih berisi air dan
akan ’mengempis’ dengan sendirinya dalam 3 sampai 6 bulan.
Bayi perempuan kadang-kadang juga mengeluarkan semacam
cairan berwarna putih, atau bahkan ada semburat darah, dari
vaginanya. Dan itu semua disebabkan oleh hormon ibu yang
terbawa oleh tubuh bayi.
B. Perilaku Bayi Baru Lahir
Menurut Khoirunnisa dan Sudarti (2010) perilaku bayi baru lahir adalah
sebagai berikut:
1. Keadaan tidur-terjaga, Brazelton mengklasifikasikan enam status perilaku
bayi baru lahir sebagai berikut:
a. Status terjaga meliputi : menangis, banyak aktivitas motorik, sadar dan
mengantuk.
b. Status tidur meliputi tidur aktif (ringan) dan tidur dalam.
2. Reflek Bayi Baru Lahir
Reflek yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa
disadari bayi normal, dibawah ini akan dijelaskan beberapa penampilan
dan perilaku bayi, baik secara spontan karena adanya rangsangan atau
bukan

4
4

a. Tonik neek reflek


Yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila
ditengkurapkan akan secara spontan memiringkan kepalanya
b. Rooting reflek
Yaitu bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut bayi, maka ia akan
membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya ke arah datangnya
jari
c. Grasping reflek
Bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi, maka jari-jarinya akan
langsung menggenggam sangat kuat
d. Moro reflek
Reflek yang timbul diluar kemauan kesadaran bayi. Contoh : bila bayi
diangkat atau direnggut secara kasar dari gendongan kemudian
seolah-olah bayi melakukan gerakan yang meangkat tubuhnya pada
orang yang mendekapnya
e. Startle reflek
Reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan seperti mengejang
pada lengan dan tangan dan sering diikuti dengan tangis
f. Stapping reflek
Reflek kaki secara spontan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya
satu persatu disentuhkan pada satu dasar maka bayi seolah-olah
berjalan.
g. Sucking reflek
Areola puting susu tertekan gusi bayi, lidah, dan langit-langit sehingga
sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI dan bayi berusaha
untuk menghisap
h. Swallowing reflek
Dimana ASI dimulut bayi mendesak otot didaerah mulut dan faring
sehingga mengaktifkan reflek menelan dan mendorong ASI kedalam
lambung (JNPK-KR, 2007).

5
5

3. Kemampuan Sensori
a. Kemampuan sensori terkait sangat erat dengan usia gestasi
b. Bayi baru lahir memiliki kemampuan untuk membedakan bau badan
yang khusus. Bayi baru lahir dapat membedakan bau payudara ibunya
dari bau payudara wanita menyusui lain
c. Bayi baru lahir memiliki pendengaran yang tajam dan mampu
melokalisasi suara di lingkungan
d. Bayi baru lahir lebih tertarik pada suara dengan pola yang sama
dengan pola bicara.
e. Kemampuan bayi baru lahir untuk berespons terhadap sentuhan
terlihat jelas dengan munculnya berbagai refleks eksteroseptif seperti
rooting, menggenggam, refleks abdomen dan pelekukan spinal.
C. Reaksi Awal Bayi Baru Lahir
Begitu lahir, bayi harus menangis. Ini merupakan reaksi pertama yang bisa
dilakukan. Dengan menangis, otomatis paru-parunya berfungsi. Paru-paru
akan membuka dan mengisap oksigen. Selain itu, menangis juga sebagai
reaksi dari perubahan yang dialami si bayi. Ketika di kandungan, ia
merasakan kehangatan dan kenyamanan; ia merasa terlindungi. Suasana di
rahim pun gelap.
Sementara begitu lahir, ia merasakan udara luar yang dingin dan ada
cahaya terang, perubahan ini disikapinya dengan menangis.
Itu sebab, jika setelah lahir bayi tak menangis, berarti tak normal. Biasanya, ia
mengalami asfiksia, yaitu kurang masukan oksigen ke dalam tubuhnya.
Bahayanya, otak pun akan kekurangan oksigen hingga dapat merusak otak.
Kejadian ini biasanya berkaitan dengan keadaan sejak di kandungan. Maka
itu, bila ada sesuatu dengan kandungan ibu yang bermasalah, harus segera
mendapat penanganan yang adekuat dan benar dari ahlinya. Ini untuk
menghindari, salah satunya kejadian bayi tak menangis.
Ketika bayi menangis, anggota geraknya pun ikut aktif. Tangisan bayi
yang sehat bila suaranya keras, bukan merintih atau melengking. Jika suara
tangisannya merintih/melengking, pertanda ada sesuatu pada si bayi atau ia
sakit.
Menangis pada bayi juga merupakan ungkapan ekspresinya. Bayi akan
menangis lantaran minta perhatian, lapar, basah popoknya karena BAB/BAK,
atau lainnya. Jadi, bayi menangis tak selalu berarti lapar.
Berikut ini akan digambarkan beberapa reaksi bayi baru lahir yaitu sebagai
berikut :
1. Kaget.
Bayi akan bereaksi seperti kaget. Ini merupakan refleks naluriah.
Sejauh refleks ini tak berlebihan terjadinya, tak masalah. Bila ia kaget,
biasanya tubuhnya bergerak semua. Gerakannya itu harus simetris semua,
tak hanya sebagian tubuhnya saja yang bergerak. Kalau tidak, harus
dicurigai ada sesuatu di otaknya. Segera periksakan ke dokter.
Gerak refleks ini bisa karena ia melihat cahaya yang menyilaukan atau
lantaran ia sudah bisa mendengar suara/bunyi yang mengagetkannya. Itu
sebab, jika bayi sedang tidur, biasanya orang di sekitarnya diminta untuk
tak terlalu berisik. Refleks ini masih boleh ada sampai usia 5 bulan. Jika
setelah itu masih tetap ada, berarti tak normal, ada sesuatu pada diri si bayi
hingga mesti dicari penyebabnya. Kemungkinan ada kerusakan di
otaknya.
2. Bersin
Jika sesekali atau tak berlebihan, wajar saja. Sebenarnya, bersin
pertanda ia ingin mengeluarkan sesuatu/kotoran dari hidungnya. Lagi pula
hidung bayi itu sensitif; dengan bersin, lubang hidungnya dibersihkan.
Jadi, bersin merupakan reaksi bayi untuk pertahanan tubuhnya. Selain itu,
bersin bisa juga karena ia terekspos udara dingin. Jadi, bersin tak selalu

6
berarti bayi akan flu. Tapi jika keseringan, misal, tiap jam bersin, memang
bisa jadi pertanda si bayi sakit. Mungkin ketularan pilek dari ibunya.
Karena itu, untuk menghindarinya dari sakit, jangan sering-sering
menciumi si bayi. Bila di rumah ada orang dewasa yang sedang sakit,
sebaiknya tak mencium bayi dan harus menggunakan masker.
3. Mengisap
Refleks ini merupakan refleks paling primitif untuk mempertahankan
hidup. Lapar atau tidak, bila kita taruh jari di mulutnya, ia akan mencari
dan membuka mulutnya dan jari tersebut akan diisapnya. Kemampuan
inilah yang membuatnya bisa menyusu dan mendapatkan makanan. Bila
usia kehamilan ibu 34 minggu ke atas dan bayi dilahirkan di usia itu,
sudah ada refleks mengisapnya. Jika refleks ini tak ada, berarti si bayi
sakit, apakah infeksi atau sakit berat lainnya, semisal ada kerusakan otak
hingga pusat yang mengatur refleksnya tak berfungsi. Refleks mengisap
akan terus ada sampai dewasa. Maka itu, adakalanya anak usia setahun
pun masih suka mengisap ibu jarinya.
4. Tersedak
Normalnya di tenggorokan ada jalan napas dan jalan makanan atau
kerongkongan. Jika bayi sedang minum/makan, jalan napasnya akan
menutup. Pada bayi normal, lahir cukup bulan, dan sehat, ia punya refleks
otomatis seperti itu. Jadi, bila kebanyakan minum, ia akan berhenti dulu,
tak akan gelagapan tersedak sampai masuk ke paru-paru. Bayi bisa
mengatur seberapa banyak harus mengisapnya. Jadi, jarang bayi tersedak.
Jika hanya sekali-kali tersedaknya tak apa-apa, asalkan jangan sampai
masuk ke jalan napas dan menyebabkannya biru. Bila sampai tersedak pun
ia punya refleks untuk membatukkan. Kecuali jika bayi dicekoki,
kebanyakan bisa tersedak.
Pada bayi yang menyusu ASI, tak mungkin tersedak karena bayi
mengisap dan memompa ASI sesuai isapannya. Tersedak justru lebih

7
sering terjadi pada bayi yang minum susu botol. Terutama karena posisi
dalam memberikan susu botol yang mungkin tak benar/tak hati-hati.
Selain itu, susu akan menetes terus dari dotnya hingga bayi sulit mengatur
isapannya. Akibatnya, jika kebanyakan netesnya, ia jadi gelagapan. Maka
itu, dalam menyusui bayi, mata ibu tak boleh ke mana-mana, harus
memperhatikan dengan baik apakah si bayi mengisapnya dengan enak
atau tidak. Bila si bayi tersedak, hentikan dulu menyusunya, lalu angkat
dan sendawakan.
Ada kelainan pada bayi yang membuatnya sering tersedak, misal,
refleks isapnya tak ada karena ia sakit berat dan badannya lemah. Sebab,
refleks tersebut akan timbul jika si bayi sehat. Karena refleksnya itu tak
ada lalu dipaksa, hingga membuatnya tersedak. Seharusnya bayi-bayi
seperti ini dipasangkan selang dari mulut ke lambungnya. Bayi juga bisa
tersedak karena kelainan anatomis, misal, fistula esophagus (ada lubang
antara jalan napas dan jalan makan). Jadi, makanan/minuman yang masuk,
sebagian masuk ke paru-paru hingga membuatnya tersedak. Kelainan ini
harus diperbaiki dengan operasi.
5. Mengeluarkan air liur
Air liur diproduksi terus dan harus ditelan. Jika air liur keluar dari
mulutnya hanya sekali-kali/tak berlebihan, itu normal. Nanti juga lama-
lama hilang sendiri sejalan pertambahan usianya. Tapi, jika air liur sudah
terlalu banyak dan berlebihan, berarti ada penyakit. Misal, ada atresia
esophagus (buntunya saluran kerongkongan), hingga bayi tak bisa
menelan dan produksi air liurnya berlebihan. Mengatasinya, dengan
operasi. Biasanya kelainan ini harus dicurigai ada pada bayi bila ibunya
dalam kehamilan mengalami polihidramnion atau air ketuban banyak atau
yang orang bilang dengan hamil kembar air.

8
6. Buang air besar dan buang air kecil
Sebenarnya, bayi di kandungan sudah makan dan ususnya sudah bisa
membentuk yang namanya kotoran. Itu sebab, umumnya bayi baru lahir
dalam waktu 24 jam sudah BAB dan BAK. Jika dalam waktu 48 jam tidak
BAB/BAK, berarti ada yang tak beres.
Kalau tidak BAB, mungkin ada sumbatan di jalan ususnya hingga
kotoran tak bisa keluar. Bisa karena memang jalannya buntu atau karena
kotoran yang sudah terbentuk di kandungan begitu keras (mekonium
plak). Untuk mengeluarkannya, kotoran ini harus distimulasi dan ini
dilakukan di RS.
Pada tiga hari pertama, kotoran bayi masih berwarna hitam kehijauan.
Tapi lama-lama warnanya berubah jadi kuning. Pada bayi yang
mendapatkan ASI, frekuensi BAB-nya lebih sering. Dalam sehari bisa
sampai 10 kali, tapi hanya sedikit-sedikit. Jadi, kita tak perlu bingung dan
menganggapnya diare. Yang penting bukan frekuensinya, tapi
konsistensinya. Jika konsistensinya berupa cairan dan jumlahnya banyak,
berarti diare.
Kalau tidak BAK, biasanya karena bayi sakit berat (syok) hingga
aliran darah ke ginjal kurang. Dalam keadaan syok, aliran darahnya
diutamakan ke otak dan jantung hingga aliran darah yang ke ginjal kurang.
Bayi akan lebih sering BAK jika ia memang banyak minum. Atau, bisa
juga karena udara dingin membuatnya lebih sering BAK. Bisa 10-12 kali
ganti popok dalam sehari. Jika sudah BAK, otomatis cairan tubuhnya
berkurang dan bayi pun akan minta minum kembali. Jadi berikan saja, tak
perlu pakai jam-jaman.
7. Tangan dan kaki lebih sering menekuk
Ketika ditaruh dalam posisi telentang, biasanya tubuhnya tak lurus
sama sekali, tapi menekuk di siku tangan dan lututnya. Tubuhnya pun
lebih banyak bergerak. Posisi anggota gerak bayi normal ini, namanya

9
fleksi. Mungkin posisi secara fisiologis ini seperti kala di kandungan, bayi
dalam keadaan meringkuk.
Jadi, posisinya ini tak perlu dikhawatirkan, apalagi sampai
membedongnya kuat-kuat dengan tujuan agar tubuhnya jadi lurus. Biarkan
saja. Sebetulnya, bedong digunakan hanya agar bayi tak kedinginan.
Namun bila tubuhnya menekuk berlebihan, dalam arti menekuk sekali dan
tampak kaku atau tak relaks, namanya spastis. Ini berarti ada saraf yang
tak beres. Umumnya, setelah usia 5-6 bulan posisinya mulai tidur lurus.
Tapi jika dari awal sudah lurus dan kaku, namanya ekstensi.
Kemungkinan ada sesuatu di otaknya.
8. Melihat ke atas
Bayi baru lahir cuma bisa membedakan terang dan gelap, ada sinar
atau tidak. Fungsi penglihatannya belum sempurna. Jadi, jika bayi tampak
seolah sering melihat ke atas, sebenarnya bukanlah demikian. Itu hanya
reaksi karena ada sinar yang membuatnya silau dan matanya tampak
bergerak-gerak. Mungkin karena ia melihat bayangan saja atau sesuatu
seperti bayangan yang bergerak. Usia 2 bulan penglihatannya masih kabur
dan buram, ia tahu hanya ada bayangan. Setelah 4 bulan, barulah
penglihatannya lebih jelas.
9. Perut sering tampak bergerak
Pernapasan bayi masih dominan dengan menggunakan otot perut. Itu
sebab, otot perutnya akan bergerak. Setelah 6 bulan, pernapasannya
berganti dengan otot dada. Maka itu, para ibu jangan memakaikan
gurita/bedong pada bayinya. Sebab, pemakaian gurita/bedong tak hanya
mengekang pergerakan dinding perut, tapi juga gerakan usus untuk
mencerna makanan pun akan terganggu. Bahkan, makanan yang masuk
bisa keluar alias muntah lagi. Bila khawatir si kecil kedinginan, sebaiknya
jangan dibedong kuat-kuat, gunakan saja celana, popok dan kaos singlet.
Biarkan bayi bernapas lega.

10
10. Gumoh/muntah
Tak apa-apa bayi gumoh. Itu bagian dari refleksnya. Apalagi jarak
antara kerongkongan dan jalan nasofaring ini pendek, hingga mudah
terjadi gumoh. Gumoh pertanda bayi kebanyakan minum atau sudah
kenyang. Lambung bayi itu kecil, jika makanan/minumannya terlalu
banyak akan membuatnya gumoh. Bila gumoh terus-terusan, kita tak
boleh berpikir terlalu jelek seperti halnya muntah. Mungkin saja karena
kita mencekoki si bayi susu terus. Apalagi kadang bila bayi menangis,
umumnya ibu akan menjejalkan mulut si bayi dengan susu. Padahal,
mungkin saja si bayi tak lapar, tapi pipis atau hanya ingin digendong. Tak
apa-apa juga bila gumoh keluar lewat hidung, selama bayi tak tampak
biru. Jika sampai biru dan tersedak, artinya sudah masuk ke jalan napas.
Kita harus bisa membedakan antara gumoh dan muntah. Gumoh keluar
begitu saja dari mulut dan sedikit. Sedangkan muntah, ada tekanan negatif
dari perut mendorong diafragma. Jika muntahnya hanya sekali, mungkin
bisa dipikirkan kekenyangan. Tapi jika muntahnya lebih dari 3 kali atau
setiap minum muntah, mungkin ada obstruksi/sumbatan, baik di sekitar
lambung atau lebih ke bagian bawahnya. Jika demikian, harus dibawa ke
dokter. Kalau ternyata ada obstruksi, harus dilakukan operasi.
11. Tidur
Dalam sehari, bayi baru lahir bisa tidur sampai 18 jam. Bangunnya
hanya untuk minum, lalu tidur lagi. Secara perlahan, makin usia
bertambah, waktu tidurnya akan berkurang atau makin sedikit. Bayi kalau
perutnya kenyang, badan kering dan hangat, ia akan tidur. Kalau tidak, ia
gelisah. Ada juga bayi-bayi yang susah tidurnya, berarti termasuk bayi
rewel atau ada sesuatu yang dirasanya atau sakit. Lebih ekstremnya, jika
bayi banyak tak tidurnya alias melotot terus, ia akan sangat aktif,
bertemperamen tinggi, seperti mengamuk, dan sebagainya. Biasanya bayi

11
seperti ini karena ada keracunan dari sang ibu, misal, ibunya pecandu
narkoba. Harus ditangani dokter untuk pengobatannya.
Saat ditidurkan, sebaiknya bayi tak ditaruh telentang tapi menyamping
agar jika muntah tak akan ditelannya. Bayi bisa memilih sendiri posisi
tidurnya yang dirasakannya nyaman.
12. Menguap
Normal, jika bayi sesekali menguap, bisa berarti ia mengantuk. Tapi,
jika sebentar-sebentar menguap atau sering, bisa termasuk dalam salah
satu sindrom keracunan obat-obatan, misal, dari ibu yang pecandu
narkotika. Harus ditangani dokter untuk pengobatannya.
13. Menggeliat
Menggeliat berarti menggerakkan otot-ototnya. Normal, kok, karena ia
belum bisa tengkurap atau membalikkan badannya, maka gerakannya
hanya sebatas menggeliat. Bayi memang harus banyak bergerak. Di
kandungan saja, bayi banyak menendang-nendang. Hanya, seberapa
banyak/aktifnya bergerak, sangat individual sifatnya, entah bayi laki atau
perempuan. Justru kalau bayi diam saja, harus dicurigai, berarti ada
sesuatu atau sakit.
14. Tersenyum
Orang tua dulu mengatakan, jika bayi tersenyum berarti sedang
tersenyum dengan saudaranya atau malaikat. Sebenarnya, senyumnya itu
tak berarti apa-apa. Apalagi bayi belum bisa melihat dengan jelas, masih
berupa bayangan saja. Bayi tersenyum sekadar reaksinya menggerakkan
otot-otot wajahnya.

12
13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bayi baru lahir yang sehat harus mampu menjalani fungsi biologis/ fisiologis dan
fungsi perilaku agar dapat tumbuh dengan normal.
Penampilan bayi baru lahir :
1. Kulit dan Wajah
a. Kulit bayi baru tampak sedikit keriput dan cenderung agak kering.
b. Timbul jerawat / bintil kecil putih pada wajah bayi (miliaria)
2. Kepala
Bayi yang lahir secara normal (per vaginal) kepalanya berbentuk agak
lonjong
3. Rambut
Ada rambut – rambut halus yaitu lanugo
4. Perut
Perut bayi mula-mula tampak besar dan penuh hal ini normal.
5. Payudara dan Kemaluan
a. Payudara bayi baru lahir, baik perempuan maupun laki-laki, tampak
agak membesar dan bahkan ada yang meneteskan air susu.
b. Skrotum bayi laki-laki terlihat besar karena masih berisi air dan akan
’mengempis’ dengan sendirinya dalam 3 sampai 6 bulan.
c. Bayi perempuan kadang-kadang juga mengeluarkan semacam cairan
berwarna putih, atau bahkan ada semburat darah, dari vaginanya. Dan
itu semua disebabkan oleh hormon ibu yang terbawa oleh tubuh bayi.
Perilaku Bayi Baru Lahir
1. Keadaan tidur-terjaga,
2. Reflek Bayi Baru Lahir
3. Kemampuan Sensori

14
DAFTAR PUSTAKA

Rukiyah, A. Y., & Yulianti, L. (2013). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta : CV. Trans Info Media

Saputra, L. (2014). Pengantar Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta :


BINARUPA AKSARA Publisher.

Sudarti, & Khoirunnisa, E. (2010). Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak
Balita. Yogyakarta : Nuha Medika
M``aryanti, Sujianti,Budiarti. (2011). Buku Ajar Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta :
Trans Info Media.

Maryunani, Nurhayati. (2008). Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta : Trans Info
Media.

15

Anda mungkin juga menyukai