Anda di halaman 1dari 13

kebidanan

Rabu, 27 April 2016


NILAI PERSONAL DAN NILAI LUHUR PROFESI
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

BAB 1

PENDAHULUAN

           1.1  Latar Belakang

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap
baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong
memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai
petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari.

Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus
melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut
masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat
perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan
karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada masyarakat
tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu
keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.

Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok
masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial
juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya
mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.

           1.2   Rumusan masalah

          1.        Apa yang dimaksud dengan nilai?

          2.        Apa yang dimaksud dengan penyerapan nilai ?


   3.    Apa yang dimaksud dengan nilai personal dalam pelayanan kebidanan?

   4.    Apa yang dimaksud dengan nilai luhur dalam pelayanan kebidanan?

   5.    Apa saja dasar pelayanan kebidanan yang baik?

     1.3  Tujuan

1.    Mengetahui pengertian dari nilai.

2.    Mengetahui nilai personal dalam  pelayanan kebidanan.

3.    Mengetahui apa maksud dari nilai luhur dalam pelayanan kebidanan.

4.    Mengetahui  dasar pelayanan kebidanan yang baik

BAB II
PEMBAHASAN

     2.1 Pengertian
       A.    Nilai

Nilai – nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu
standar atau pegangan yang mengarah pada sikap / prilaku seseorang. System nilai dalam suatu
organisasi adalah tentang nilai – nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku
personal.

Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur langkah – langkah yang seharusnya
dilakukan karena merupakan cetusan dari hati nurani yang dalam dan di peroleh seseorang sejak
kecil.

Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan, yang dewasa ini mendapat perhatian
khusus, terutama bagi para petugas kesehatan karena perkembangan peran menjadikan mereka
lebih menyadari nilai dan hak orang lain.

Klasifikasi nilai- nilai adalah suatu proses dimana seorang dapat menggunakannya untuk
mengidentifikasi nilai- nilai mereka sendiri. Seorang bidan dalam melaksanakan asuhan
kebidanannya. Selain menggunakan ilmu kebidanan yang ia miliki juga diperkuat oleh nilai yang ada
didalam diri mereka.

Nilai menurut para ahli :

1.      Kimball young

Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang
dianggap penting dalam masyarakat.

2.      A.W.Green

Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.

3.      Woods

Mengemukakan nilai adalah petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta mengarahkan
tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.

4.      M.Z Lawang

Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan yang pantas,berharga,dan dapan
meemengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut.

5.      Hendropuspito
Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna
fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.

6.      Karel J.veeger

Menyatakan sosiologi memandang nilai-nilai sebagai pengertian-pengertian (sesuatu didalam kepala


orang)tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan.dengan kata lain nilai adalah hasil penilaian atau
pertimbangan moral.

 PEMBENTUKAN DAN TRANSMISI NILAI


Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang
melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar
dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk
memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana
mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain:

              1.            Modeling

Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui
observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia
bergaul

              2.            Moralizing

Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan
memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-
nilai yang berbeda

              3.            Laissez-Faire

Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung
kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-
nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya
pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan
kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut

              4.            Responsible Choice

Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan
mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan
bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya sendiri

              5.            Reward and Punishment


Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti mendapatkan penghargaan bila
menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila
menunjukkan perilaku yang tidak baik

       B.     Pelayanan kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan kebidanan kepada
klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL, keluarga
berencana (KB), termasuk kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan keshatan masyarakat.

 2.2 Penyerapan / pembentukan nilai


       a.       Pengertian Dasar Etika

Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam kehidupan
sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi kata-kata umum yang sering
digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan. Dalam profesi bidan “etika” lebih dimengerti
sebagai filsafat moral.

Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani etos dalam bentuk tunggal
mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan  tingkah laku manusia; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap;
dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan. Menurur filsuf Yunani
Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Sehingga berdasarkan asal
usul kata, maka etika berarti : ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan.

       b.      Pengenalan Etika Umum

       1)      Hati Nurani

Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan dengan
tingkah laku nyata kita. Hati nurani memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu
sekarang dan disini. Ketika kita tidak mengikuti hati nurani berarti kita menghancurkan integritas
kepribadian kita dan mengkhianati martabat terdalam kita. Hati nurani berkaitan erat dengan
kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran.

Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung jawab, sehingga pengertian
manusia bebas dengan sendirinya menerima juga bahwa manusia itu bertanggung jawab tanpa
kebebasan.
Batas-batas kebebasan meliputi :

v  Faktor internal

v  Lingkungan

v  Kebebasan orang lain

v  Generasi penerus yang akan datang

       2)      Nilai dan Norma

Nilai merupakan sesuatu yang baik , sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang
menyenangkan, sesuatu yang disukai, sesuatu yang diinginkan. Sedangkan Norma adalah aturan-
aturan yang menyertai nilai.

       3)      Hak dan Kewajiban

Hak berkaitan degan kewjiban yang bebas, terlepas dari segala ikatan dengan hukum objek.

       4)      Amoral dan Immoral

Menurut Oxford Dictionary kata amoral dijelaskan sebagai unconcerned with, out of spere of
moral, non moral, diluar etis,Non moral. Sedangkan Immoral berarti opposed to morality, morally
evil, yang berarti bertengtangan dengan moralitas yang baik, secara moral butuk, tidak etis.

       5)      Moral dan Agama

Agama mempunyai hubungan erat dengan moral. Dasar terpenting dari tingkah laku moral
adalah agama. Mengapa perbuatan itu boleh atau tidak boleh dilakukan, dasarna adalah agama
melarang untuk melakukannya. Agama mengatur bagaimana cara kita hdup. Setiap agama
mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi setiap penganutnya. Dalam agama
kesalahan moral adalah dosa, tetapi dari sudut filsafat moral , kesalahan moral adalah pelanggaran
prinsip etis,. Bagi penganut agama, Tuhan adalah jaminanberlakunya tatanan moral.

        c.        Kode Etik Bidan Indonesia

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/ Mengkes/SK/III/2007


Tentang Standar Profesi Bidan, didalamnya terdapat Kode Etik Bidan Indonesia. Deskripsi Kode Etik
Bidan Indonesia adalah merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang
memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
2.3  Nilai personal dalam pelayanan kebidanan
       A.    Pengertian Nilai Personal

Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari pengalaman pribadi seseorang, nilai tersebut
membentuk dasar prilaku seseorang yang nyata melalui pola prilaku yang konsisten dan menjadi
control internal bagi seseorang, serta merupakan komponen intelektual dan emosional dari
seseorang. 

       B.     Nilai Personal Profesi

Pada tahun 1985, “The American Association Colleges Of Nursing” melaksanakan suatu
proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai – nilai personal dalam praktek kebidanan
profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan tujuh nilai-nilai personal profesi, yaitu :

1.     Aesthetics (keindahan)

Kualitas obyek suatu peristiwa / kejadian, seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan,
kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.

2.     Alturism (mengutamakan orang lain)

Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan,


komitmen, asuhan, kedermawanan / kemurahan hati serta ketekunan.

3.     Equality (kesetaraan)

Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap kejujuran, harga diri dan
toleransi.

4.     Freedom (kebebasan)

Memiliki kafasitas untuk memiliki kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin, serta kebebasan
dalam pengarahan diri sendiri.

5.     Human digrity (martabat manusia)

Berhubungan dengan penghargaan yang melekat terhadap martabat manusia sebagai individu,
termasuk didalamnya yaitu kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan, dan penghargaan penuh
terhadap kepercayaan.

6.     Justice ( keadilan)

Menjunjung tinggi moral dan prinsip – prinsip legal. Temasuk objektifitas, moralitas, integritas,
dorongan dan keadilan serta keawajaran.

7.     Truth (kebenaran)
Menerima kenyataan dan realita. Termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan, dan reflektifitas yang
rasional.

         C.  Kewajiban Personal Seorang Bidan

                 Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir) :

       1.      Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya
dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

       2.      Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.

       3.      Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.

       4.      Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak
klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

       5.      Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga
dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan
yang dimilikinya.

       6.      Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan -
tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya
secara optimal.

 Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir) :

        1.      Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.

        2.       Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil
keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.

        3.      Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan
kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau dipedukan sehubungan kepentingan klien.

 Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir) :

       1.      Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana
kerja yang serasi.

       2.      Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya
maupun tenaga kesehatan lainnya.
 Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir) :

       1.      Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.

        2.      Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan profesinya


sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

        3.      Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenis yang
dapat meningkatkan mute dan citra profesinya.

 Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir) :

        1.      Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik.

        2.      Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir) :

        1.      Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan¬ketentuan


pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga
dan masyarakat.

        2.      Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada


pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga.

            Penutup (1 butir) :

Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan


mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.

2.4 Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan


       A.    Pengertian nilai luhur

Merupakan suatu keyakinan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh setiap orang, dimana sikap-
sikap tersebut berupa kebaikan, kejujuran, kebenaran yang berorientasi pada tindakan dan
pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang.

Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan yaitu suatu penerapan fungsi nilai dalam etika
profesi seorang bidan, dimana seorang bidan yang professional dapat memberikan pelayanan pada
klien dengan berdasarkan kebenaran, kejujuran, serta ilmu yang diperoleh agar tercipta hubungan
yang baik antara bidan dan klien.

       B.     Penerapan Nilai Luhur

Seorang bidan harus mampu menerapkan nilai – nilai luhur dimanapun dan kapanpun dia
memberikan pelayanan kebidanan. Karena nilia luhur dalam praktek kebidanan sangat menunjang
dalam proses pelayanan serta pemberian asuhan pada klien. 

Nilai luhur yang dimiliki oleh setiap orang mempunyai kadar yang berbeda. Nilai luhur
tergantung oleh setiap individu, bagaimana cara individu menerapakan dan  mengelola dalam
kehidupannya.

Nilai luhur bukan hanya diterapkan pada klien saja, tetapi juga pada rekan – rekan
seprofesi, tenaga kesehatan lainnya, serta masyarakat secara umum. Sebab hubungan yang dijalin
berdasarkan nilai – nilai luhur dapat membantu dalam peningkatan paradigma kesehatan, khususnya
dalam praktek kebidanan.

Nilai – nilai luhur yang sangat diperlukan oleh bidan yaitu :

v  Kejujuran

v  Lemah lembut

v  Ketetapan setiap tindakan

v  Menghargai orang lain

2.5   Dasar pelayanan kebidanan yang baik


v  Rasa kecintaan pada sesama manusia

v  Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tolong menolong dalam menghadapi pasien

v  Mengembangkan sikap tidak semena – mena terhadap orang lain

v  Menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan

v  Memberi pelayanan kesehatan pada ibu dan anak

v  Berani membela kebenaran dan keadilan

v  Mengmbangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain

v  Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya.


2.6 Kasus
1)      Contoh kasus nilai personal dalam pelayanan kebidanan:

Seorang ibu hamil dating kepraktek bidan mandiri di dampinggi suaminya,dengan keluhan sakit
di  pinggang yang menjalar keari aris ejak 2 jam yang lalu sakitnya semakin lama semakin lama
semakin sering dan kuat,ia mengatakan ada bercak darah bercampur lender di
pakaian dalamya,setelah di periksa ternyata beberapa jam
lagi ibu tersebut akan melahirkan,dengan persentasi kepala telah masuk PAP
dan ini merupakan anakke 3 dengan kelahiran sebelumnya normal.

Tapi bidan x tersebut malah merujuk pasien tersebut keklinik dokter,dengan alas an


ibu hamil tersebut tidak bias melahirkan anaknya karena pendarahan yang
hebat,padahal ibu hamil tersebut dalam kondisi yang normal layak nya ibu melahirkan yang
normal,dengan alasan tersebut keluarga pun menyetujui ibu hamil  tersebut untuk
di  rujuk kedokter,dengan rujukan tersebut sibidan telah mendapat kan uang 4x lipat dari proses
persalinan normal tersebut dari dokter.

Dari sinilah kita dapat menyimpulkan bahwa nilai personal yang di miliki seorang bidan tidak bisa di


jalan kan dengan baik di mana seorang bidan bias menolong persalinan pasien dengan normal
malah bidan tersebut merujuk pasien kedokter agar bisan mendapat kan uang yang lebih banyak.ini
telah melanggar kewajiban personal seorang bidan di
mana setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi,menghayati dan mengamal kan sumpah jabatan ny
a dalam melaksanakan tugas pengabdiannya dan setiap bidan dalam menjalan kan tugas profesinya 
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.

2)      Contoh kasus nilai luhur profesi dalam pelayanan kebidanan;

Seorang ibu hamil datang di dampingi suaminya keklinik bidan mandiri dengan kehamilan 32
minggu bidan
x menyambut pasiennya dengan lemah lembut dan menyakan keadaan kehamilan ibu,ibu tersebut 
menggeluh sering BAK  sudah 2 minggu ini,bidan x pun
memperiksa  ibu hamil tersebut dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan penuh terliti setelah di
periksa bidan x menggatakan bahwa ibu dalam keadaan sehat dan BAK yang di
alami ibu merupakan kondisi yang wajar di usia kehamilan 32
minggu, bidanpun menjelaskan dengan teliti ke ibu hamil tersebut, dan juga bidan mengganjurkan ib
u tersebut untuk tidak bekerja keras dulu dan juga di katakan kepada suaminya agar ibu selalu di
perhatikan agar
tekanan psikis ibu hamil tersebut juga baik. Dan setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang
serasi dalam hubungan pelaksanaan - tugasnya,
dengan mendorong partisipasi pasien untukmeningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

BAB III
PENUTUP
                                                                                          

3.1  Kesimpulan
Dalam upaya mendorong profesi  kebidanan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien,
masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai kebidanan dalam
menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengembang peran
profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan yang menerima tanggung jawab, dapat
melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional
berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat
memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, akan
berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan kebidanan.

3.2  Saran
 Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan
mengamalkan kode etik bidan Indonesia.dan bisa mengharapkan nilai-nilai personal serta nilai luhur
profesi dalam pelayanan kebidanan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Etika nilai personal dan nilai luhur profesi dalam pelayanan
kebidanan .  Andi : Yogyakarta.

Suhermi. 2009. Etika pelayanan kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya


Unknown di 19.08
Berbagi

Tidak ada komentar:


Posting Komentar


Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya
Unknown

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai