Anda di halaman 1dari 11

RESUME

Ilmu Sosial Budaya Dasar

Norma dan Praktik Budaya dalam Kehidupan Seksualitas dan Kemampuan Reproduksi

Program Studi D-III Kebidanan Malang

(Disusun untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar)

Dosen Pembimbing :

Lisa Purbawanintyas, SKM, M.Kes

Disusun Oleh :

Zahratul Ula Hamidah Ar-Ramadhani P17310213049

Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Jl. Besar Ijen No.77C, Oro-oro Dowo, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65119

2021
Norma dan Praktik Budaya dalam Kehidupan Seksualitas dan Kemampuan
Reproduksi

Sub Pokok Bahasan :

• Seksualitas dan kemampuan reproduksi dari

sudut pandang norma dan budaya tradisional

• Mitos-mitos yang merugikan seksualitas

perempuan

• Seksualitas dalam kerangka pikir gender

A.Seksualitas dan Kemampuan Reproduksi dari Sudut Pandang Norma dan Budaya
Tradisional

Seksualitas menurut KBBI adalah

1.Ciri, sifat, atau peranan seks.

2.Dorongan seks.

3.Kehidupan seks.

Seksualitas adalah istilah yang lebih luas.Seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan
hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang berbeda dan mencakup pikiran,
pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi.Seksualitas berhubungan dengan
bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka
mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada lawan jenis melalui tindakan yang
dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan, dan senggama seksual, dan melalui perilaku
yang lebih halus, seperti isyarat gerakan tubuh, etiket, berpakaian, dan perbendaharaan kata
(Denny & Quadagno, 1992;Zawid, 1994; Perry & Potter, 2005).

Dimensi Seksualitas

Biologi

Berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan
dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual.
Psikologi

Erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual, identitas
peran atau jenis, serta bagaimana dinamika aspek-aspek terhadap seksualitas itu sendiri.

Sosial

Seksualitas dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia,
bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang
akhirnya membentuk perilaku seksual.

Kultural

Menunjukkan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat.

Sudut pandang norma dan budaya tradisional terhadap seksualitas

Seksualitas merupakan kebutuhan manusia akan kegiatan seksual.Seksual harus mentaati


norma yang ada.Seksualitas dipandang baik apabila sesuai dengan norma yang ada.
Sedangkan dalam kebudayaan juga terdapat aturan dan norma kebudayaan yang mengatur
akan adanya seksualitas.Seksualitas dalam hal apapun dibenarkan asalkan telah memenuhi
syarat norma dan budaya yang ada.Jika tidak terpenuhi maka akan menimbulkan seks
bebas.Seks bebas inilah yang harus dihindari karena menimbulkan berbagai dampak negatif
dari segi manapun seperti agama, kesehatan, dan sosial.

Seksualitas dalam Masyarakat Tradisional

Masyarakat pra modern adalah masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh tradisi.Tradisi
termasuk perangkat normanya telah mengatur semua aspek kehidupan masyarakat.Norma tata
kelakukan (Mores)telah memberikan batasan yang tegas mengenai apa yang boleh dan apa
yang terlarang termasuk dalam hal seksualitas.Norma tersebut memiliki fungsi mempertegas
batas-batas kelompok.Seksualitas dalam masyarakat pra modern bukan semata-mata masalah
privat sehingga setiap individu memiliki otonomi atasnya.Dalam masyarakat pra modern,
masyarakat sebagai kolektivita memiliki otoritas untuk menanamkan gagasan tentang
kehidupan seksual anggotanya.

Seksualitas dalam masyarakat tradisional, antara lain :

• Perempuan dipengaruhi oleh feodalisme.Feodalisme merupakan suatu ideologi yang sangat


memengaruhi bentuk-bentuk kehidupan dalam masyarakat tradisional.
• Seks merupakan urusan masyarakat, bukan semata urusan individu.

• Seks bersifat sacral.

• Seks berorientasi kepada prokreasi.

• Lembaga keluarga sebagai salah satu institusi sosial terpenting.

• Terdapat tabu-tabu seksual.

• Kuatnya kontrol kultur terhadap perempuan.

• Kaum perempuan hidup dalam komunitas-komunitas kecil tidak hanya dalam pengertian
ruang fisik, tetapi juga ruang sosial yang jauh lebih sempit akibat pendefinisian status dan
kelas secara lebih tegas.

• Perempuan lebih banyak berperan di sektor domestik atau sektor rumah tangga.

• Adanya pembagian kerja secara seksual.

• Perempuan sebagai produsen dengan bekerja pada sektor ekonomi pertanian secara terbatas.

• Perempuan sebagai produsen dengan bekerja pada sektor ekonomi pertanian secara terbatas.

• Seks merupakan sarana produksi.Artinya kegiatan seks dan aktivitas seksual tidak terlepas
dari fungsi utamanya yaitu prokreasi atau memiliki anak.

• Perkawinan dianggap sebagai ikatan sehidup-semati antara suami dan istri.

• Perceraian cenderung dianggap sebagai sesuatu yang tabu.

• Masyarakat tradisional memiliki norma-norma kecantikan yang menjadi referensi bagi


kaum perempuan dalam kehidupannya.Norma-norma tersebut dipaksakan kepada mereka.

B.Mitos-mitos yang merugikan seksualitas perempuan

Pengertian dari mitos yang merugikan seksualitas perempuan

Seksualitas manusia perempuan mencakup topik luas mengenai perilaku dan prosesnya
termasuk identitas seksual dan perilaku seksual perempuan, aspek fisiologis, psikologis,
sosial, budaya, politis, dan spiritual atau religius dari aktivitas seksual.Banyak sekali
informasi yang beredar di media sosial secara,sehingga tidak sedikit pula pengguna media
sosial yang mempercayai berita hoax yang tersebar secara tidak bertanggung jawab.Karena
minimnya pengetahuan dan mudahnya dalam menerima informasi maka masyarakat juga
mudah dalam menyimpulkan sesuatu hal yang seharusnya hal tersebut adalah mitos.
Contoh mitos yang dapat merugikan seksual perempuan

a. Khitan pada Perempuan

Khitan atau sunat tidak hanya berlaku pada anak laki-laki, tetapi juga berlaku pada anak
perempuan.Menurut WHO sunat perempuan ataubiasa disebut dengan Female Genital
Cirkumtation (FGC) adalah semua tindakan/prosedur yang meliputi pengangkatan sebagian
atau total dari organ genitalia eksterna perempuan atau bentuk perlukaan lain terhadap organ
genital perempuan dengan alasan budaya, atau alasan non-medis.

Tipe FGC :

1.Clitoridotomy

Eksisi (pemotongan) dari permukaan (prepuce) klitoris.

2.Clitoridectomy

Eksisi sebagian atau total dari labia minora.

3.Infibulasi/Pharaonic Circumcision/khitan ala Fir’aun

Eksisi sebagian atau seluruh bagian genitalia eksterna dan penjahitan untuk menyempitkan
mulut vulva.

Penerapan khitan perempuan di Indonesia

Penerapan khitan perempuan di Indonesia terjadi pada masyarakat Bodia di Sulawesi


Selatan, tradisi sunat perempuan atau biasa disebut upacara Appasunna (khitanan adat) masih
ada yang melaksanakan.Bagi masyarakat Makasar, hal ini dimaksudkan sebagai pelengkap
daur hidup. Budaya yang melekat tersebut sangat berkaitan erat dengan agama Islam, bahwa
“belum Islam jika belum disunat”, hal ini berlaku baik bagi laki-laki maupun perempuan.

Alasan masyarakat Bodia di Sulawesi Selatan melakukan khitan pada perempuan

1.Setiap individu baru dianggap seorang muslim apabila sudah

melakukan khitan, baik laki-laki maupun perempuan.

2. Khitan bagi perempuan dimaksudkan agar kelak perempuan tersebut tidak berganti-ganti
pasangan.
Prosedur pengkhitanan pada perempuan di Bodia Sulawesi Selatan dan dampaknya

Khitan bagi perempuan dilaksanakan ketika menginjak usia 7 sampai 9 tahun. Ritual
budaya yang dialakukan adalah dengan memotong jengger ayam, pisau untuk memotong
jengger ayam dan masih ada darahnya disentuhkan dan digesekkan ke klitoris anak
perempuan, kemudian pembacaan syahadat dan upacara tradisional selanjutnya membawa
anak perempuan ke langit-langit atas rumah untuk menaikkan derajatnya.Setelah itu anak
perempuan ditampilkan di hajatan dengan baju Bodo khas Sulawesi Selatan.

Dampak khitan pada perempuan

Penyalahgunaan hak perempuan Sunat perempuan masih banyak ditentukan oleh


keputusan orang tua, keluarga dan tokoh agama yang ada disana, biasanya jika belum
dilakukan sunat diantara mereka saling menyindir dan mengingatkan.Dalam hal ini
perempuan tidak memiliki akses, wewenang, serta kontrol dalam pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan hak-hak reproduksinya sendiri.

Gangguan pada sistem reproduksi

Tindakan sunat tersebut dapat merugikan seksualitas perempuan karena memicu penyakit
maupun gangguan pada alat reproduksi.Pisau yang dibaluri darah jengger ayam kemudian
disentuhkan pada klitoris dapat mengganggu kebersihan di daerah genital.Dari pandangan
medis, khitan perempuan tidak ada manfaatnya bagi perempuan, bahkan faktanya dapat
menimbulkan kematian.

b. Berhubungan Intim saat Masa Kehamilan

Hubungan seksual mempunyai peranan dalam pernyataan perasaan kasih sayang, rasa
aman dan tenang, kebersamaan, kedekatan perasaan dalam hubungan suami istri. Hubungan
seksual selama hamil bersifat individual, bergantung pada faktor fisik, emosi, disfungsi
seksual dan mitos tentang seks ketika hamil.

Perubahan pada ibu hamil

1) Penurunan libido sebesar 80%

2) Perubahan hormon dan mood

3) Sensitifitas payudara meningkat

Mitos yang beredar luas di masyarakat ialah bahwa hubungan seksual tidak boleh
dilakukan selama kehamilan agar tidak mengganggu perkembangan bayi.Anggapan ini tidak
benar karena tidak ada alasan bahwa hubungan seksual mengganggu perkembangan bayi.
Pandangan medis terkait hubungan seksual pada masa kehamilan

Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa melakukan hubungan intim saat hamil khususnya
pada bulan-bulan akhir seperti bulan kedelapan dan kesembilan dapat membantu membuka
jalan bagi bayi, sehingga dapat memperlancar proses persalinan.Selain itu, aktivitas seskual
mendekati tanggal persalinan membantu ibu hamil merasa rileks, meningkatkan kualitas
tidur, bahkan meredakan beberapa ketidaknyamanan akibat kehamilan untuk sementara
waktu.

c. Hubungan Seks Pertama Kali Selalu Ditandai dengan Keluarnya Darah

1.Keluarnya darah saat berhubungan intim untuk pertama kali, seringkali dijadikan indikator
untuk menentukan perawan atau tidaknya seorang perempuan.Pendaarahan ini diindikasikan
dengan selaput dara yang ada di dalam vagina robek.

2.Selaput dara atau dalam bahasa medisnya dikenal sebagai hymen adalah membran tipis
yang sebenarnya secara biologis tidak berfungsi, namun mempunyai beban kultural dan
psikologis yang sangat berat bagi wanita.

3.Mitos darah di malam pertama sepertinya menjadi ritual sakral yang bisa menentukan
tinggi-rendahnya martabat seorang perempuan. Kalau tidak keluar darah berarti sudah tidak
perawan, kalau tidak perawan berarti bukan perempuan baik-baik bahkan bisa menjadi salah
satu penyebab wanita.

Penyebab robeknya selaput dara

1.Rapuhnya selaput dara.Beberapa jenis olahraga seperti berkuda, bela diri, bersepeda dan
sebagainya bisa menjadi penyebab robeknya selaput dara.Apalagi kalau selaput daranya
termasuk jenis yang rapuh.

2.Elastisitas selaput dara.Pada beberapa kasus ditemukan bahwa elastisitas selaput dara
memungkinkannya tidak robek pada waktu pertama kali berhubungan seksual.Bahkan ada
yang baru koyak setelah wanita tersebut melahirkan.

3.Sedikitnya darah yang muncul saat selaput dara robek.Banyak orang yang mengira kalau
selaput dara robek akan keluar banyak darah. Padahal karena sedemikian tipisnya, selaput
dara yang robek tidak selalu menyebabkan keluar darah dalam jumlah banyak.

4.Tidak memiliki selaput dara. para seksolog ditemukan beberapa perempuan yang sejak lahir
memang tidak memiliki membran ini.Pada kasus ini, keberadaan selaput dara tidak selalu
membuktikan bahwa perempuan belum pernah melakukan hubungan seksual masih teruji
kegadisannya.
Penanganan agar mitos-mitos tidak merugikan perempuan

1.Tidak mudah percaya dengan mitos-mitos yang beredar di masyarakat.

2.Selalu mengecek kebenaran dari setiap mitos yang beredar.

C.Seksualitas dalam kerangka pikir gender

Pengertian Sex, Seksualitas dan Gender

Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut
jenis kelamin (Ing: sex).Juga dapat diartikan Seks adalah alat kelamin, mengacu pada sifat-
sifat biologis yang secara kasat mata berbentuk fisik yang mendefinisikan manusia sebagai
perempuan atau laki-laki.Istilah seks seringkali diartikan sebagai kegiatan seksual tetapi
dalam konteks perbincangan tentang seksualitas seks diartikan sebagai jenis
kelamin.Penggolongan jenis kelamin:

a. Laki-laki.

b.Perempuan

c.Interseks (seseorang memiliki karakteristik jenis kelamin laki-laki dan perempuan).

Sebelum abad 20 jenis kelamin seseorang hanya ditentukan dari penampilan alat kelaminnya,
tetapi sejalan dengan pemahaman orang akan kromosom dan gen, maka kromosom dan gen
digunakan untuk membantu menentukan jenis kelamin seseorang.Mereka yang digolongkan
sebagai perempuan mempunyai kelamin perempuan dan kromosom XX, sedangkan mereka
yang dimasukkan ke dalam kategori laki-laki mempunyai alat kelamin laki-laki serta
kromosom X dan Y.Mereka yang memiliki gabungan kromosom, hormon dan alat kelamin
laki-laki dan perempuan (secara kovensional) tidak dapat dikategorikan ke dalam jenis
kelamin laki-laki atau perempuan.Kecanggihan teknologi saat ini bisa mengetahui bahwa ada
manusia berkromosom XXY yang dikenal dengan jenis kelamin interseks.Penelitian terbaru
di Amerika mengatakan bahwa ada satu diantara ratusan individual mempunyai karakteristik
interseks.Bukan berarti bahwa kedua alat kelaminnya akan bisa digunakan.Individu yang
transeksual, yaitu mereka yang menjalani operasi untuk mengubah karakteristik kelamin baik
primer maupun sekunder.

Seksualitas

Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial,
psikologis, dan kultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi
dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal
organ reproduksi dan dorongan seksual.Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya
dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual, identitas peran atau jenis,
serta bagaimana dinamika aspek-aspek psikologis (kognisi, emosi, motivasi, perilaku)
terhadap seksualitas itu sendiri Dari dimensi sosial, seksualitas dilihat pada bagaimana
seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam
membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku
seksual.Dimensi kultural menunjukkan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di
masyarakat.

Seksualitas tidak bisa begitu saja diwakili oleh sebuah kalimat yang bisa langsung
menjelaskan tentang makna dari seksualitas tersebut.Berikut ini bisa membantu kita
memaknai seksualitas:

1.Salah satu aspek dalam kehidupan manusia sepanjang hidupnya yang berkaitan dengan alat
kelaminnya.Seksualitas dialamidandiungkapkandalam pikiran, khayalan, gairah,
kepercayaan, sikap, nilai, perilaku, perbuatan, peran dan hubungan.

2.Seksualitas lebih dari sekedar perbuatan seksual atau siapa melakukan apa dengan siapa.

3.Seksualitas merupakan salah satu bagian dari kehidupan seseorang, bukan keseluruhannya.

Dorongan Seksual

Dorongan seksual adalah keinginan untuk mendapatkan kepuasan secara seksual yang
diperoleh dengan perilaku seksual.Hal yang wajar pada remaja muncul dorongan seksual
karena ketika memasuki usia pubertas, dorongan seksual akan muncul dalam diri seseorang.
Saat puber, organ-organ reproduksi sudah mulai berfungsi, hormon-hormon seksualnya juga
mulai berfungsi.Hormon-hormon inilah yang menyebabkan munculnya dorongan seksual,
yaitu hormon esterogen dan progesteron pada perempuan, serta hormon testosteron pada laki-
laki.Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika dorongan seksual muncul tidak diimbangi
dengan pemahaman terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perilaku seksual.Tidak ada
perbedaan antara dorongan seksual yang dimiliki laki-laki dan perempuan.Tidak ada yang
lebih tinggi.Walaupun di masyarakat muncul kepercayaan bahwa dorongan seksual pada laki-
laki lebih besar dibandingkan perempuan, hal tersebut sebetulnya disebabkan oleh budaya
yang mengijinkan laki-laki untuk lebih ekspresif (termasuk dalam hal seksualitas), sementara
perempuan dilarang untuk menunjukkan ketertarikan seksualnya di depan banyak orang.

Perilaku Seksual

Perilaku seksual seringkali dimaknai salah oleh banyak orang dengan hubungan seksual.
Perilaku seksual ditanggapi sebagai sesuatu hal yang melulu “negatif”. Padahal tidak
demikian halnya.Perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari oleh dorongan seksual
atau kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku.
Perilaku seksual tersebut sangat luas sifatnya, mulai dari berdandan, mejeng, ngerling,
merayu, menggoda hingga aktifitas dan hubungan seksual.
Hubungan Seksual

Hubungan seksual adalah kontak seksual yang dilakukan berpasangan dengan lawan jenis
atau sesama jenis.Contohnya:pegangan tangan, cium kering, cium basah, petting, intercourse
dan lain-lain.

Faktor Yang Mempengaruhi Seksulitas

1.Perspektif Biologis

Perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan hormon dapat
menimbulkan perilaku seksual.

2.Pengaruh Orang Tua

Kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja dalam masalah seputar
seksual dapat memperkuat munculnya penimpangan perilaku seksual.

3. Pengaruh Teman Sebaya

Pada masa remaja, pengaruh teman sebaya sangat kuat sehingga munculnya penyimpangan
perilaku seksual dikaitkan dengan norma kelompok sebaya.

4. Perspektif Akademik

Remaja dengan prestasi rendah dan tahap aspirasi yang rendah cenderung lebih sering
memunculkan aktivitas seksual dibandingkan remaja dengan prestasi yang baik di
sekolahnya.

5. Perspektif Sosial Kognitif

Kemampuan sosial kognitif diasosiasikan dengan pengambilan keputusan yang menyediakan


pemahaman perilaku seksual di kalangan remaja.Remaja yang mampu mengambil keputusan
secara tepat berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya dapat lebih menampilkan perilaku seksual
yang lebih sehat.

Gender

Gender menurut World Health Organization (WHO), gender adalah sifat perempuan dan
laki-laki, seperti norma, peran, dan hubungan antara kelompok pria dan wanita, yang
dikonstruksi secara sosial.Gender dapat berbeda antara satu kelompok masyarakat dengan
masyarakat lainnya, serta dapat berubah sering waktu.Gender adalah sesuatu yang terbentuk
secara sosial dan bukan dari bentuk tubuh laki-laki maupun perempuan.Gender cenderung
merujuk pada peran sosial dan budaya dari perempuan dan laki-laki dalam masyarakat
tertentu.Dalam konsep gender, terdapat istilah yang disebut dengan identitas gender dan
ekspresi gender.Identitas gender adalah cara pandang seseorang dalam melihat dirinya, entah
sebagai perempuan atau laki-laki.
Masalah Gender di Masyarakat

Kondisi dimana masih adanya perbedaan dari gender mengakibatkan kesenjangan peran
sosial dan tanggung jawab sehingga terjadi diskriminasi, terhadap laki-laki dan
perempuan.Hanya saja bila dibandingkan, diskriminasi terhadap perempuan kurang
menguntungkan dibandingkan laki-laki.Ketidakadilan gender merupakan bentuk perbedaan
perlakuan berdasarkan alasan gender, seperti pembatasan peran, penyingkiran atau pilih kasih
yang mengakibatkan terjadinya pelanggaran atas pengakuan hak asasinya, persamaan antara
laki-laki dan perempuan, maupun hak dasar dalam bidang sosial, politik, ekonomi, budaya
dan lain-lain.Ketidakadilan gender terjadi karena adanya keyakinan dan pembenaran yang
ditanamkan sepanjang peradaban manusia dalam berbagai bentuk yang bukan hanya
menimpa perempuan saja tetapi juga dialami oleh laki-laki.

Ketidakadilan gender ini dapat bersifat:

a.Langsung, yaitu pembedaan perlakuan secara terbuka

dan berlangsung, baik disebabkan perilaku/sikap,

norma/nilai, maupun aturan yang berlaku.

b.Tidak langsung, seperti peraturan sama, tapi pelaksanaannya menguntungkan jenis kelamin
tertentu.

c.Sistemik, yaitu ketidakadilan yang berakar dalam sejarah, norma atau struktur masyarakat
yang mewariskan keadaan yang bersifat membeda-bedakan.

Bentuk-bentuk ketidakadilan akibat diskriminasi gender, Bentuk-bentuk ketidakadilan


akibat diskriminasi gender meliputi:

1.Marginalisasi (Pemiskinan)Perempuan

2.Subordinasi (Penomorduaan)

3.Stereotip (Pencitraan Buruk)

4.Violence(Kekerasan)

5.Beban Kerja Berlebihan

Anda mungkin juga menyukai