Anda di halaman 1dari 14

“Pengkajian Luka”

Dosen Pengampu Innas Tiara Ardhiani, S.Keb., Bd., M.Kes.

By Kelompok 3
Anggota
Kelompok:
1.Siska Woro Andhani P17310214052

2.Aulia Safira P17310214053

3.Naafilah Salsabiil Kaamilah Z P17310214054

4.Sabrina Maharani Artamevia


P17310214055

5.Siti Azila Az Zahroh P17310214056


Sub Materi
01 02
Definisi Macam-Macam dan
Mekanisme Luka

03 04
Pengkajian luka Kesimpulan
1.Definisi
1. Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau
pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat,
proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Adapun berdasarkan sifat yaitu :
abrasi, kontusio, insisi (iris), laserasi, terbuka, penetrasi, puncture, sepsis.
Sedangkan perawatan luka adalah suatu tindakan untuk membunuh
mikroorganisme (Potter & Perry, 2006).
2. Penyembuhan luka adalah respon organisme terhadap kerusakan jaringan atau
organ serta usaha mengembalikan dalam kondisi homeostasis sehingga dicapai
kestabilan fisiologis jaringan atau organ yang pada kulit terjadi penyusunan
kembali jaringan kulit ditandai dengan terbentuknya epitel fungsional yang
menutupi luka (Compton; 1990; Stricklin dkk,1994).
 
Macam-Macam dan Mekanisme Luka
Macam-Macam dan Mekanisme Luka
A. Luka yang berdasarkan sifat kejadiannya dibedakan menjadi 7 macam oleh (Brian, 2007), yaitu :
1.Luka insisi (incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrument yang tajam. Misal yang terjadi
akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh
darah yang luka diikat (Ligasi).
2.Luka memar (contusion wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan
oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
3.Luka lecet (abraded wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya
dengan benda yang tidak tajam.
4.Luka tusuk (punctured wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk
kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
5.Luka gores (lacerated wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
6.Luka tembus (penetrating wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian
awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
7.Luka bakar (combustio)
Macam-Macam dan Mekanisme Luka

B. Luka berdasarkan lama proses penyembuhan luka dibagi:


1.Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan waktu proses
penyembuhan luka, diantaranya luka operasi, luka kecelakaan, dan luka
bakar.
2.Luka kronis adalah luka yang sulit sembuh dan fase penyembuhan
lukanya mengalami pemanjangan.
Pengkajian Luka
Pengkajian Luka
1. Model dan seni perawatan luka sesungguhnya telah lama di kembangkan yaitu sejak jaman pra sejarah dengan pemanfaatan
bahan alami yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya, yang akhirnya perkembangan perawatan luka menjadi
modern seiring ditemukannya ribuan balutan untuk luka. Menurut Carville (1998) tidak ada satu jenis balutan yang cocok atau
sesuai untuk setiap jenis luka. Pernyataan ini menjadikan kita harus dapat memilih balutan yang tepat untuk mendukung proses
penyembuhan luka. Pemilihan balutan luka yang baik dan benar selalu berdasarkan pengkajian luka. Sehingga pengkajian luka
hendaknya dilakukan secara komprehensif dan sistematis.
2. Tujuan Pengkajian
1. Mendapatkan informasi yang relevan tentang pasien dan luka
2. Memonitor proses penyembuhan luka
3. Menentukan program perawatan luka pada pasien
4. Mengevaluasi keberhasilan perawatan, pada penatalaksanaan perawatan luka perawat harus mengevaluasi
setiap pasien dan lukanya melalui pengkajian terhadap :
a.Penyebab luka (trauma, tekanan, diabetes dan insuffisiensi vena)
b.Riwayat penatalaksanaan luka terakhir dan saat ini
c.Usia pasien
d.Durasi luka; akut (<12 minggu) atau kronis (> 12 minggu)
e.Kecukupan saturasi oksigen

 
1. Menurut Carville (1998), Pengkajian luka meliputi :
a. Jenis Luka
1. Luka akut yaitu berbagai jenis luka bedah yang sembuh melalui intensi primer atau luka traumatik atau luka
bedah yang sembuh melalui intensi sekunder dan melalui proses perbaikan yang tepat pada waktu dan
mencapai hasil pemulihan integritas anatomis sesuai dengan proses penyembuhan secara fisiologis.
2. Luka kronik, adalah terjadi bila proses perbaikan jaringan tidak sesuai dengan waktu yang telah
diperkirakan dan penyembuhannya mengalami komplikasi, terhambat baik oleh faktor intrinsik maupun
ekstrinsik yang berpengaruh kuat pada individu, luka atau lingkungan. Atau dapat dikatakan bahwa luka
kronis merupakan kegagalan penyembuhan pada luka akut.
b. Type Penyembuhan
1. Primary Intention, Jika terdapat kehilangan jaringan minimal dan kedua tepi luka dirapatkan baik dengan
suture (jahitan), clips atau tape (plester). Tipe penyembuhan ini umumnya, jaringan parut yang dihasilkan
minimal.
2. Delayed Primary Intention, Jika luka terinfeksi atau mengandung benda asing dan membutuhkan
pembersihan intensif, selanjutnya ditutup secara primer pada 3-5 hari kemudian.
3. Secondary Intention, penyembuhan luka terlambat dan terjadi melalui proses granulasi, kontraksi dan
epithelization. Jaringan parut cukup luas.
4. Skin Graft, Skin graft tipis dan tebal digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi
resiko infeksi.
5. Flap, Pembedahan relokasi kulit dan jaringan subcutan pada luka yang berasal dari jaringan terdekat  
c. Kehilangan jaringan.
1. Kehilangan jaringan menggambarkan kedalaman kerusakan jaringan atau berkaitan dengan stadium kerusakan
jaringan kulit.
2. Superfisial. Luka sebatas epidermis.
3. Parsial (Partial thickness). Luka meliputi epidermis dan dermis.
4. Penuh (Full thickness). Luka meliputi epidermis, dermis dan jaringan subcutan.
d. Penampilan Klinik
1. klinis luka dapat di bagi berdasarkan warna dasar luka antara lain:
2. Hitam atau Nekrotik yaitu eschar yang mengeras dan nekrotik, mungkin kering atau lembab.
3. Kuning atau Sloughy yaitu jaringan mati yang fibrous, kuning dan slough.
4. Merah atau Granulasi yaitu jaringan granulasi sehat.
5. Pink atau Epithellating yaitu terjadi epitelisasi.
6. Kehijauan atau terinfeksi yaitu terdapat tanda-tanda klinis infeksi seperti nyeri, panas, bengkak, kemerahan dan
peningkatan exudate.
e. Lokasi
Lokasi atau posisi luka, dihubungkan dengan posisi anatomis tubuh dan mudah dikenali di dokumentasikan
sebagai referensi utama. Lokasi luka mempengaruhi waktu penyembuhan luka dan jenis perawatan yang diberikan.
Lokasi luka di area persendian cenderung bergerak dan tergesek, mungkin lebih lambat sembuh karena regenerasi dan
migrasi sel terkena trauma (siku, lutut, kaki). Area yang rentan oleh tekanan atau gaya lipatan (shear force) akan
lambat sembuh (pinggul, bokong), sedangkan penyembuhan meningkat diarea dengan vaskularisasi baik (wajah).
Kesimpulan
Kesimpulan
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau
pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat,
proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Adapun berdasarkan sifat yaitu :
abrasi, kontusio, insisi (iris), laserasi, terbuka, penetrasi, puncture, sepsis.
Sedangkan perawatan luka adalah suatu tindakan untuk membunuh
mikroorganisme (Potter & Perry, 2006).
Model dan seni perawatan luka sesungguhnya telah lama di kembangkan yaitu sejak
jaman pra sejarah dengan pemanfaatan bahan alami yang diturunkan dari generasi
ke generasi berikutnya, yang akhirnya perkembangan perawatan luka menjadi
modern seiring ditemukannya ribuan balutan untuk luka.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai