Anda di halaman 1dari 8

RESUME TENTANG KONSEP DASAR LUKA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Keterampilan Dasar Keperawatan

Dosen Pengampu:

Ns. Oman Hendi,M.Kep

Disusun oleh kelompok 4 :

Risky Regisya Putri C.0105.23.131

Sifa Nurlaela C.0105.23.177

Shania Salsabila Putri C.0105.23.209

Imam Abdullah C.0105.23.118

Dinda Siti Ghaida C.0105.23.110

Ilham Nazwa Aulia C.0105.23.124

Rahma Salsabila C.0105.23.108

Salwa Salsyabilla C.0105.23.134

Noviaranti Cintaning C.0105.23.204

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2024
KONSEP DASAR LUKA

1. Pengertian Luka
Luka adalah gangguan atau kerusakan integritas dan fungsi jaringan
pada tubuh (suriadi 2007). Luka adalah suatu kerusakan atau cacat pada
jaringan tubuh yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
trauma fisik, operasi, atau penyakit.
2. Macam-macam tipe luka
Berdasarkan Sifatnya
a. Luka Akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode
waktu yang diharapkan dikategorikan :
• Luka akut pembedahan (insisi, eksisi dan skin graft).
• Luka akut bukan pembedahan (Luka bakar).
• Luka akut akibat faktor lain (abrasi, laserasi, atau injuri
pada lapisan kulit superfisial).

Klasifikasi klinis luka akut:

• Eksoriasi dan lecet (termasuk yang bedah)


• Insisi (termasuk yang bedah)
• Luka yang kompleks
• Luka bakar – evolusi luka tergantung pada ekstensi,
kedalaman luka dan keadaan anatomi lainnya
b. Luka kronis adalah luka yang proses penyembuhannya
mengalami keterlambatan. Contoh: Luka decubitus, luka diabetes,
dan leg ulcer. Patofisiologi luka kronis:
• Gangguan Vascular-Kompresi yang kuat berkelanjutan:
Ischaemia, Hypoxia.
• Neuropathy: Trauma, Irreversible tissue damage, Infection,
Kematian Jaringan, Necrosis-Luka kronis.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan luka
kronis:

• Hipoksia jaringan – sekunder akibat penyakit pembuluh


darah (chronic and acute): Pengobatan
• Kehilangan rasa sensasi – neurogical disorder: Penyakit
Metabolic
• Infeksi local atau sistemic (status immunologic vs. beban
bacterial dan virulence): Incontinence
• Kondisi general dari pasien – nutrisi, hidrasi dll: Penyakit
Systemic
• Immobility: Ageing
Berdasarkan Kehilangan Jaringan
a. Superfisial (luka hanya terbatas pada lapisan epidermis).
b. Parsial/partial-thickness (luka meliputi lapisan epidermis dan
dermis).
c. Full-thickness (luka meliputi epidermis, dermis dan jaringan
subcutan bahan dapat juga melibatkan otot, tendon, dan tulang).
Berdasarkan Stadium
a. Stage I : Lapisan epidermis utuh, namun terdapat eritema atau
perubahan warna.
b. Stage II : Kehilangan kulit superfisial dengan kerusakan lapisan
epidermis dan dermis. Eritema di jaringan sekitar yang nyeri,
panasa, dan edema. Exudate sedikit sampai sedang.
c. Stage III : Kehilangan jaringan sampai dengan jaringan sub cutan,
dengan terbentuknya rongga (cavity), exudate sedang sampai
banyak.
d. Stage IV : Hilangnya jaringan sub cutan dengan terbentuknya
rongga (cavity) yang melibatkan otot, tendon dan atau tulang.
Exudat sedang sampai banyak.
Berdasarkan Mekanisme Terjadinya
a. Luka insisi (Incised wounds)
b. Luka memar (Contusion Wound)
c. Luka lecet (Abraded Wound)
d. Luka tusuk (Punctured Wound)
e. Luka gores (Lacerated Wound)
f. Luka tembus (Penetrating Wound)
g. Luka Bakar (Combustio)
Berdasarkan Penampilan Klinis
a. Nekrotik (hitam)
b. Sloughy (kuning)
c. Granulasi (merah)
d. Epitelisasi (pink)
e. Terinfeksi (kehijauan)
3. Penyembuhan Luka Lembab
George D Winter (1942): membuktikan bahwa luka yang dibiarkan
lembab, sembuh lebih baik dibandingkan luka yang terkena udara.
✓ Tahapan Proses Penyembuhan
• Fase Koagulasi dan Inflamasi (0-5 hari).
Setelah luka terjadi dan melibatkan platelet.
Pengeluaran platelet akan menyebabkan vasokonstriksi.
Proses ini bertujuan untuk homeostatis sehingga
mencegah perdarahan lebih lanjut ( 5 – 10 menit)
kemudian trjd Vasodilatasi dan pelepasan substansi
vasodilatator.
Fase inflamasi memungkinkan pergerakan leukosit
(utamanya neutrofil). Neutrofil selanjutnya memfagosit dan
membunuh bakteri dan masuk ke matriks fibrin dalam
persiapan pembentukan jaringan baru.
Tujuan: Menghentikan perdarahan, membersihkan area
luka dari benda asing (sel-sel mati dan bakteri), persiapan
dimulainya proses penyembuhan luka.
Netrofil sangat aktif selama 3 hari kemudian digantikan
oleh makrofag yang berperan lebih banyak dalam proses
penyembuhan luka.
Beberapa fungsi Makrofag dalam penyembuhan luka :
1) Sintesa kolagen
2) Pembentukan jaringan granulasi bersama2 dengan
fibroblast
3) Memproduksi GF yang berperan pada repitalisasi
4) Angiogenesis
• Fase Proliferasi atau Rekonstruksi (5-21 hari).
1) Proses granulasi (untuk mengisi ruang kosong
pada luka).
2) Angiogenesis (pertumbuhan kapiler baru) tujuannya
untuk suplai oksigen kedalam jaringan
3) Proses kontraksi (untuk menarik kedua tepi luka
agar saling berdekatan).
• Fase Remodelling atau Maturasi (21 hari-1tahun).
Fase ini merupakan fase yang terakhir dan terpanjang
pada proses penyembuhan luka. Dimulai pada minggu ke
3 dan berakhir – 1 tahun atau lebih. Akhir dari
penyembuhan didapatkan parut luka yang matang yang
mempunyai kekuatan 80 % dibanding kulit normal. Tujuan :
menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadia
jaringan penyembuhan yanag baru yang kuat dan bermutu.
4. Proses Penyembuhan Luka
Proses ini berlaku untuk semua luka, menjelaskan proses seluler dan
biokimia untuk penutupan luka. Lebih spesifik untuk luka akut
luka kronis mengikuti tahapan yang sama, tetapi dengan beberapa variasi
biasanya disebabkan oleh faktor-faktor yang memperpanjang fase
inflamasi dan granulasi.
a. Mode Type Penyembuhan
• Primary Intention : dimana terdapat sedikit jaringan yg
hilang.
• Delayed Primary Intention : luka operasi yg mengalami
infeksi.
• Secondary Intention : kehilangan jaringan yg signifikan,
sehingga membutuhkn banyak granulasi, kontraksi,
epitalisasi.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan
Faktor Lokal:
1) Usia.
2) Penyakit yang menyertai.
3) Vascularisasi.
4) Kegemukan.
5) Gangguan sensasi dan pergerakan.
6) Status psikologis.
7) Terapi radiasi.
8) Obat-obat.
Faktor Umum (General):
1) Kelembaban luka.
2) Temperatur luka.
3) Managemen luka.
4) Tekanan, gesekan, dan tarikan.
5) Benda asing.
6) Infeksi luka.
c. Faktor-faktor lain yang dapat menghambat penyembuhan luka
1) Hipoksia.
2) Dehidrasi.
3) Eksudat berlebihan.
4) Turunnya temperatur.
5) Jaringan nekrotik, krusta yang berlebihan serta benda
asing.
6) Hematoma.
7) Trauma berulang.
8) Penggantian balutan yang terlalu sering.
5. Type Penyembuhan Luka
a. Primary Healing: Jaringan yang hilang minimal, tepi luka dapat
dirapatkan kembali melalui jahitan, klip atau plester.
b. Delayed Primary Healing: Terjadi ketika luka terinfeksi atau
terdapat benda asing yang menghambat penyembuhan.
c. Secondary Healing: Proses penyembuhan tertunda dan hanya
bisa terjadi melalui proses granulasi, kontraksi dan epitelisasi.
Secondary healing menghasilkan scar.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMBERIAN PERAWATAN LUKA

1. Pengertian Penggantian balutan untuk membantu proses penyembuhan luka.

2. Tujuan 1. Menghilangkan sekresi yang menumpuk dan jaringan mati


pada luka insisi.
2. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme pada
luka/insisi.
3. Indikasi
4. Membantu proses penyembuhan luka

3. Indikasi Luka baru maupun luka lama, luka post operasi, luka bersih, luka
kotor

4. Prosedure Persiapan pasien:

1. Pastikan identitas klien


2. Kaji kondisi klien
3. Beritahu dan jelaskan pada klien atau keluarga mengenai
tindakan yang akan dilakukan
4. Jaga privasi klien

Pesiapan alat:

1. Set steril (pinset cirurgis, pinset anatomis, kasa).


2. Kasa steril tambahan atau bantalan penutup (kalau perlu).
3. Handscoen bersih dan steril.
4. Handuk.
5. Betadine, alkohol 70%, NaCl 0,9% kapas bulat, dan lidi
kapas steril.
6. Plester/hypafix
7. Nierbeken/bengkok.
8. Korentang steril.
9. Kantong plastik tempat sampah.
10. Bak instrumen/meja dorong dan perlak / pengalas.
Persiapan petugas:

1. Lakukan pengkajian: baca catatan keperawatan dan


medis
2. Rumuskan diagnosa terkait
3. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
4. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain
membantu jika diperlukan
5. Cuci tangan dan siapkan alat

Langkah-langkah kerja:

1. Mencuci tangan.
2. Menyiapkan dan mendekatkan peralatan.
a. Membuka set steril.
b. Menambahkan kasa steril dan lidi kapas steril
secukupnya kedalam set steril.
3. Memakai handscoen bersih.
4. Meletakkan handuk menutup bagian tubuh privasi klien
yang terbuka.
5. Meletakkan perlak dibawah luka.
6. Mengatur posisi yang nyaman dan tepat untuk perawatan
luka.
7. Membuka plester searah tumbuhnya rambut dan
membuka balutan secara hati-hati, masukkan balutan
kotor kedalam kantong plastik yang sudah disediakan.
8. Membuka handscoen bersih dan ganti dengan handscoen
steril.
9. Membersihkan sekitar luka dengan alkohol swab:
a. Membersihkan dari arah atas kebawah disetiap sisi
luka dengan arah keluar menjauh dari luka (1
alkohol swab untuk 1 kali usapan).
b. Membersihkan sisi sebelah luka dari bagian atas
ke bawah diikuti sisi sebelahnya dengan arah
usapan menjauh dari luka (1 alkohol swab untuk 1
kali usapan).
10. Mengolesi luka dengan betadine mulai dari tengah luka.
11. Menutup luka dengan kasa steril, dan fiksasi dengan
plester pada pinggiran kasa pembalut.
12. Menuliskan tanggal dan waktu mengganti balutan pada
plester dan tempelkan pada balutan.
13. Merapikan klien dan membereskan alat-alat.
14. Melepaskan handscoend dan mencuci tangan.
5. Sikap 1. Sopan
2. Teliti
3. Hati-hati
4. Tanggap dan peka terhadap respon pasien
5. Cekatan

6. Evaluasi 1. Evaluasi respon klien


2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik

7. Dokumentasi 1. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan jam


pelaksanaan pada catatan keperawatan
2. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
3. Catat lokasi, jenis luka dan keadaan luka insisi.
4. Catat keadaan luka sebelumnya.
5. Catat cairan atau obat yang digunakan untuk merawat
luka.
6. Dokumentasikan evaluasi tindakan dalam SOAP

Anda mungkin juga menyukai