Anda di halaman 1dari 8

Keterampilan Dasar Keperawatan

Resume Konsep dan pemberian medikasi


Penugasan dari KOORDINATOR matkul
Ns. Rahayu Savitri,M.Kep
Dosen Pengampu
Ns. Murniati., MM

Disusun Oleh:
Imam Abdullah (C.0105.23.118)
Tingkat 1D

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN NERS


Sekolah Tinggi Kesehatan Budi Luhur Cimahi
2024
Jl. Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi 40532 Jawa Barat - Indonesia. (022) 6674696- (022) 667 4696
info @stikesbudiluhurcimahi.ac.id
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Pemberian Medikasi

1. Pengertian medikasi
Medikasi adalah cara utama terapi yang diprogramkan oleh medis untuk
mengobati masalah kesehatan atau masalah klien. Meskipun obat menguntungkan.
Obat bukan tanpa reaksi merugikan. Perawat harus mengetahui tentang prinsip-
prinsip keamanan dalam pemberian medikasi serta pemantauan hasil khusus obat
(Perry, 2005).
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau
binatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai
gangguan yang terjadi di dalam tubuh (Kusyanti, 2012).

a. Standar obat
Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan
persyaratan obat diantaranya:
1) Kemurnian suatu keadaan yang dimiliki obat karena unsur
keasliannya
2) Tidak ada percampuran 3) Standar potensi yang baik
3) Memiliki bioavailabilitas berupa keseimbangan obat
4) Keamanan obat dan keefektivitasan obat
Standar-standartersebut harus dimiliki obat agir menghasilkan efek yang
baik akan obat itu sendiri.

b. Reaksi obat
1) Farmakokinetik
Proses obat memasuki tubuh dan pada akhirnya akan keluar tubuh.proses ini
terdiri dari dari absorpsi,distribusi, metabolisme,dan ekskresi obat dari tubuh
manusia setiap obat mempunyai karakteristik khusus dalam kecepatan dan
bagaimana obat tersebut akan diserap oleh jaringan kemudian dihantarkan pada
sel-sel tubuh dan berubah menjadi zat yang tidak berbahaya bagi tubuh yang
akhirnya keluar dari tubuh kita.

2) Absorpsi
Proses zat-zat dari obat masuk kedalam aliran pembuluh darah. Cara
pemberian berdampak pada kecepatan dan keseluruhan bagian obat yang akan
diserap tubuh.

3) Distribusi
Proses pengiriman zat-zat dalam obat kepada jaringan dan sel-sel target.
Proses dipengaruhi oleh sistem sirkulasi tubuh jumlah zat obat yang dapat terikat
dengan protein tubuh serta jaringan atau sel tujuan dari obat tersebut.

4) Metabolisme
Proses diaktivasi detoksifikasi zat-zat obat didalam tubuh. Proses ini
terutama berlangsung didalam hepar namun juga berlangsung didalam ginjal
plasma darah,mukosa usus,dan paru-paru Gangguan pada fungsi hepar adalah
penurunan fungsi hepar akibat penuaan atau penyakit dapat mempengaruhi
kecepatan detoksifikasi obat yang berlangsung didalam tubuh.

5) Ekskresi
Adalah proses mengeluarkan obat atau zat-zat sisa metabolismenya dari
dalam tubuh. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan sebagian besar sisa
metabolisme tersebut, sebagian yang lain dikeluarkan melalui paru-paru dan
intestinal. Penurunan fungsi ginjal akan sangat berpengaruh buruk pada proses ini.

6) Farmakodinamik
Adalah proses yang berhubungan dengan fungsi fisiologis dan biokimia dari
obat didalam tubuh. Pemahaman tentang proses ini sangat membantu perawat
untuk mengevaluasi efek terapeutik dan efek lainnya dari pengobatan. Reaksi kerja
obat adalah hasil dari reaksi kimia antara zat-zat obat dengan sel-sel tubuh untuk
menghasilkan respon biologis tubuh. Kebanyakan obat bereaksi dengan komponen
sel untuk menstimulasi perubahan biokimia dan fisiological sehingga obat menjadi
efektif bagi tubuh.

Reaksi ini dapat terjadi secara lokal maupun sistemik didalam tubuh.
Contohnya adalah efek lokal terlihat terjadi pada pemberian obat topikal pada
kulit. Sedangkan pada pemberian obat analgesik, efeknya akan meliputi beberapa
sistem, termasuk diantaranya yaitu sistem saraf (efek sedatif).
Paru-paru (depresi pernafasan), gastrointenstinal (konstipasi) walaupun efek
yang diharapkan adalah pereda nyeri. Efek medikasi dapat dimonitor melalui
perubahan klinis yang terjadi pada kondisi klien.

2. Dosis, Efek, Reaksi, Toleransi, Teknik,


Dalam pemberian medikasi, kita tentu harus memperhatikan dosis obat, efek
obat, reaksi yang diberikan obat, dan sebagainya sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam pemberian medikasi.
a. Dosis obat
Dosis obat adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang
memberikan efek tertentu terhadap suatu penyakit atau gejala sakit. Jika dosis
terlalu rendah (under dose) maka efek terapi tidak tercapai. Sebaliknya jika
berlebih (over dose) bisa menimbulkan efek toksik keracunan bahkan sampai
kematian.

b. Efek obat
Ada 3 efek obat yang sangat perlu untuk diperhatikan oleh perawat, yakni
1) Efek teurapeutik
Obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan
obatnya seperti paliatif (berefek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek
pengobatan) dan lain-lain.
2) Efek samping.
Dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramal, dan bahkan
kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alergi, toksisitas (keracunan),
penyakit nitrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.

3) Efek toksik
Umumnya efek toksik terjadi setelah klien minum obat berdosis tinggi
dalam jangka waktu lama

c. Reaksi pemberian obat

1) Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas terjadi bila klien sensitif terhadap efek dari
pengobatan yang dilakukan. Hal ini dapat terjadi bila dosis yang diberikan lebih
dari kebutuhan klien sehingga menimbulkan efek lain yang tidak diinginkan.

2) Reaksi alergi
Adalah akibat dari respon imunologik terhadap medikasi. Tubuh menerima
obat sebagai benda asing, sehingga tubuh akan membentuk antibodi untuk
melawan dan mengeluarkan benda asing tersebut. Akibatnya akan menimbulkan
gejala / reaksi alergi yang dapat berkisar dari ringan sampai berat. Reaksi alergi
yang ringan diantaranya adalah gatal-gatal (urtikaria), pruritus, atau rhinitis, dapat
terjadi dalam hitungan menit sampai dengan 2 minggu pada klien setelah
mengkonsumsi obat.

d. Toleransi
Adalah reaksi yang terjadi ketika klien mengalami penurunan respon atau
tidak berespon terhadap obat yang diberikan, dan membutuhkan penambahan dosis
obat untuk mencapai efek terapi yang diinginkan. Beberapa zat yang dapat
menimbulkan toleransi terhadap obat adalah nikotin, etil alkohol, opiat dan
barbiturat..

e. Teknik pemberian obat


1) Enteral
Cara pemberian obat memalului dengan tujuan mencegah, mengobati,
mengurangi rasa sakit sesuai efek terapi dari jenis obat Seperti:

a) Sublingual
Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.

b) Bukal
Pemberian obat dengan cara obat diletakaan diantara pipi dan gusi. ukai jika
rasanya pahit (rasa jadi tidak enak), iritasi pada saluran cerna

c) Parenteral
Pemberian parenteral juga digunakan untuk pengobatan pasien yang tidak
sadar dan dalam keadaan yang memerlukan kerja obat yang cepat.
Contoh kerja obat yang cepat antara lain:

 Intravena (IV)
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena waktu
cepat sehingga obat langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.
Tujuan: Memasukkan obat secara cepat, Mempercepat penyerapan obat
lokasi yang digunakan untuk penyuntikan.
 Intramuskular (IM)
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot.
Tujuan pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan
subcutan Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha (vastus lateralis),
ventrogluteal (dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau
lengan atas (deltoid), daerah ini digunakan dalam penyuntikan dikarenakan massa
otot yang besar, vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf pemmberian obat
secara Intramusculer sangat dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam air yang
menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi obat.

 Subkutan (SC)
Subkutan Pemberian obat secara subkutan adalah pemberian obat melalui
suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah
dermis.

 Intracutan (IC)
Secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral,
intracutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat yang
disuntikan agar menghindarkan pasien dari efek alergi obat (dengan skin test),
menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes)

d) Inhalasi
Inhalasi memberikan pengiriman obat yang cepat melewati permukaan luas
dari saluran nafas dan epitel paru-paru, yang menghasilkan efek hampir sama
dengan efek yang dihasilkan oleh pemberian obat secara intravena.

e) Intranasal
Desmopressin diberikan secara intranasal pada pengobatan.
f) Intratekal/intraventrikuler.
Kadang-kadang perlu untuk memberikan obat-obat secara langsung ke
dalam cairan serebrospinal, seperti metotreksat pada leukemia limfostik akut.

g) Topikal
Pemberian secara topikal digunakan bila suatu efek lokal diinginkan.

h) Transdennal
Cara pemberian obat ini paling sering digunakan untuk pengiriman obat
secara lambat. Seperti obat antianina, nitrogliserin.

i) Rectal
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus
atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan
pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan
merangsang buang air besar.

j) Pemberian Obat Melalui Vagina


Merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan cara memasukkan obat
melalui vagina yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati
saluran vagina atau serviks.

Anda mungkin juga menyukai