Anda di halaman 1dari 26

PERSIAPAN PEMBERIAN

OBAT

By: LUTHFI NUR FIRMANSYAH


OBAT …
APA ITU OBAT ??????
Obat adalah sejenis terapi primer yang memiliki hubungan
erat dengan proses penyembuhan sebuah penyakit (Potter
& Perry, 2009)
Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan
biologi pada organ tubuh manusia (Batubara, 2008).
Definisi lain menjelaskan obat merupakan sejenis subtansi
yang digunakan dalam proses diagnosis, pengobatan,
penyembuhan dan perbaikan maupun pencegahan terhadap
gangguan kesehatan tubuh
PERAN PERAWAT DALAM PENGOBATAN
Peran dan tanggung jawab perawat dalam pemberian obat mengalami perubahan seiring dengan
perubahan keperawatan dan system pelayanan kesehatan dalam menanggapi tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan tuntutan teknologi (Asperheim, 1974).

Secara tradisional perawat hanya dapat memberikan obat setelah mendapat


pesan dari dokter. Untuk saat ini perawat lebih banyak terlibat dalam pemberian
obat. Peran ini juga cukup bervariasi antara peran dirumah sakit dan
dipuskesmas. Di beberapa rumah sakit perawat dapat memberikan obat secara
langsung pada keadaan tertentu misalnya kondisi gawat, sementara keterlibatan
ahli farmasi dalam pemberian obat secara langsung juga meningkat.
Dipuskesmas perawat banyak terlibat secara langsung dalam menentukan obat
dan dalam memberikan obat pada pasien. Bagaimanapun peran perawat dalam
memberian obat, perawat harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang
memadai dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang bermutu.
Pemberian obat tidak boleh dipandang secara terpisah dari pasien dan ini harus
dikaitkan dengan rencana keperawatan.
JENIS-JENIS OBAT
BERDASARKAN RUTE
PEMBERIAN
Oral (minum langsung)
Suntikan (parenteral)
Sublingual dan bukal
 Topikal (obat oles)
 Supositoria (rektal)
Cara pemberian obat lainnya
ORAL (MINUM
LANGSUNG

Pemberian obat oral dilakukan melalui mulut. Penggunaan obat melalui oral bertujuan
terutama untuk mendapatkan efek sistemik, yaitu obat beredar melalui pembuluh darah ke
seluruh tubuh. Dalam pemberian obat oral, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
perawat, yaitu adanya alergi terhadap obat yang akan diberikan, kemampuan klien untuk
menelan obat, adanya muntah dan/atau diare yang dapat mengganggu absorpsi obat, efek
samping obat, dan kebutuhan pembelajaran mengenai obat yang diberikan
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI PEMBERIAN OBAT
ORAL 2. KONTRAINDIKASI
 a. Pasien dengan gangguan pada
sistem pencernaan seperti kanker oral
1. INDIKASI
 b. Pada pasien dengan gangguan
 a. Pada pasien yang tidak menelan
membutuhkan absorbsi
 c. Pasien dengan kondisi mual muntah
obat secara cepat
 d. Pasien yang menjalani pengisapan
 b. Pada pasien yang
cairan lambung
tidak mengalami
gangguan pencernaan  Jenis jenis Teknikpemberian oral :
SUNTIKAN (PARENTERAL)
Pemberian obat parenteral merupakan
jenis atau rute pemberian obat yang
dilakukan dengan menyuntikan obat
tersebut ke jaringan tubuh. Pemberian
obat parenteral ini dapat dilakukan
dengan 4 cara yakni:
INTRAMUSCULAR (IM)
yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan otot tubuh, pada
umumnya disuntikan pada otot deltoin, ventrogluteal
SUBCUTANEOUS (SC)
yaitu menyuntikkan obat ke dalam jaringan yang berada
dibawah lapisan dermis penyuntikan ke jaringan bawah kulit dengan sudut
45 derajat
INTRACUTAN (ID)
yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan dermis, dibawah
epidermis penyuntikan ke dalam jaringan kulit dengan sudut 15-20
derajat
INTRAVENOUS (IV)
Intravenous (IV) yaitu menyuntikkan obat ke dalam vena.
Untuk mengetahui obat yang
diberikan apakah melalui IM, SC,
ID atau IV sebaiknya perawat
melakukan koordinasi dengan
tenaga medis atau melakukan
pengecekan kembali pada label obat
yang akan diberikan kepada
pasien/klien.
Dalam memberikan obat dengan
metode IM, SC, ID, dan IV perlu
diperhatikan cara penusukan jarum
sebelum melakukan injeksi,
perhatikan gambar dibawah ini agar
obat yang diberikan sesuai dengan
tipenya.
SUBLINGUAL DAN BUKAL
Pemberian obat secara sublingual dengan cara meletakkan obat di bawah lidah.
Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka
obat segera mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah
dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Pasien diberitahu untuk tidak
menelan obat karena bila ditelan, obat menjadi tiak aktif oleh adanya proses kimiawi
dengan cairan lambung.
Pemberian obat secara Bucal dengan cara Minta klien menempatkan obat di
membrane mukosa pipi sampai larut sempurna.Hindari pemberian cairan sampai obat
larut sempurna
TOPIKAL (OBAT OLES)
Rute pemberian obat secara topikal dilakukan dengan mengoleskan obat ke kulit atau
jaringan mukosa,
Umumnya, obat oles diresepkan untuk mengobati masalah kulit yang tampak, seperti
psoriasis, eksim, ruam, atau kulit kering.
Tak hanya obat-obatan, cara pemberian obat secara topikal juga dapat dilakukan untuk
produk kecantikan untuk menutrisi dan melindungi kulit dari kerusakan.
Beberapa jenis sediaan obat topikal (oles) yang umum Anda temui, antara lain seperti
salep, krim, losion, bedak, atau gel.
SUPOSITORIA (REKTAL)

Supositoria adalah cara pemberian obat melalui rektal (anus). Pemberian obat secara
supositoria memungkinkan obat langsung terserap tubuh dan bekerja lebih cepat
karena tidak perlu melalui saluran pencernaan.
Untuk beberapa kondisi, cara ini dinilai lebih efektif dibandingkan minum obat secara
oral. Pemberian obat secara rektal dapat diberikan dalam beberapa kondisi, seperti
mengatasi sembelit pada anak, mengalami mual hebat, hendak atau baru saja
menjalani operasi, atau memiliki masalah kesulitan menelan.
CARA PEMBERIAN OBAT LAINNYA

Selain kelima cara yang paling umum di atas, ada juga rute pemberian obat lainnya
yang mungkin pernah atau bisa Anda gunakan, seperti:
•Vaginal, yang dapat berupa tablet, krim, atau gel yang dimasukkan melalui vagina
•Okular, berupa obat tetes mata ataupun salep mata. Para tenaga medis kerap
menyebut jalur pemberian topikal
•Obat tetes telinga

•Nasal, seperti obat semprot hidung untuk mengatasi masalah di rongga hidung
•Dihirup (inhalasi), dilakukan dengan mengubah obat menjadi partikel yang sangat kecil
agar dapat terhirup dan masuk ke paru-paru
Perbedaan rute pemberian obat dimaksudkan agar obat dapat bekerja secara efektif
dan optimal. Itu sebabnya, memahami dengan baik metode pemberian obat dapat
membantu Anda untuk sembuh lebih cepat pula.
AKIBAT KESALAHAN DALAM PEMBERIAN OBAT
drug eventKEMENKES (2011) AKIBAT KESALAHANAdverse
AdverseMENURUT drug reaction
PEMBERIAN OBAT DIBAGI MENJADI DUA YAITU:
Adverse drug event adalah suatu insiden dalam Adverse drug reaction merupakan respon obat yang dapat
membahayakan dan menimbulkan kesalahan dalam pemberian
pengobatan yang dapat menyebabkan kerugian obat seperti hipersensitivitas, reaksi alergi, toksisitas dan
pada pasien. Adverse drug event meliputi interaksi antar obat berdasarkan penelitian Nurinasari (2014)
kerugian yang bersifat intrisik bagi sebagai berikut :
individu/pasien contoh :  a. Hipersensitivitas Reaksi yang muncul ketika klien sensitif

 a. Meresepkan obat NSAID pada pasien dengan terhadap efek obat karena tubuh menerima dosis obat yang
berlebihan. hipersensitivitas obat biasanya terjadi sekitar 3
riwayat pad pasien dengan riwayat penyakit minggu hingga 3 bulan setelah pemberian obat, yang ditandai
ulkus peptik yang terdokumentasi di rekam oleh demam dan munculnya lesi pada kulit.
medis, yang dapat menyebabkan pasien  b. Alergi Reaksi alergi obat adalah reaksi melalui mekanisme
menggalami perdarahan saluran cerna. imunologi terhadap masuknya obat yang dianggap sebagai
benda asing dalam tubuh dan tubuh akan membuat antibodi
 b. Memberikan terapi antiepilepsi yang salah, untuk mengeluarkan benda asing dari dalam tubuh.
dapat menyebabkan pasien menggalami kejang
 c. Toksisitas Akibat dosis yang berlebihan sehingga terjadi
penumpukan zat di dalam darah karena gangguan
metabolisme tubuh.

 d. Interaksi antar obat Reaksi suatu obat dipengaruhi oleh


AGAR TIDAK SALAH DALAM
PEMBERIAN OBAT HARUS
BAGAIMANA ?????
CARA MENCEGAH KESALAHAN DALAM PEMBERIAN OBAT UNTUK MENCEGAH KESALAHAN DALAM
PEMBERIAN OBAT KEPADA PASIEN,PERAWAT HARUS MEMPERHATIKAN BEBERAPA HAL SEBAGAI BERIKUT :

 Benar Pasien : Tanyakan identitas pasien yakni nama atau tanggal lahir, bisa cek lagi di papan identitas yang bergantung di dekat ranjang
pasien.

 Benar Obat : Cek nama obat, sesuaikan dengan resep dokter yang salinannya kamu pegang, pastikan juga belum melewati tanggal
kedaluwarsa.

 Benar Dosis : Lihat lagi jumlah dan satuan yang ada dalam resep dokter. Entah itu microgram, miligram atau gram.

 Benar Waktu : Lihat waktu dan frekuensi pemberian obat ke pasien. Entah itu pagi, siang atau malam, atau salah satu dari ketiganya. Serta
sebelum atau sesudah makan.

 Benar Rute : Identifikasi lagi rute dan cara pemberian obat ke pasien. Entah itu Per Oral (PO, melalui mulut), Sub Lingual (SL, ke bawah
lidah), Intra Muscular (IM, suntikan ke otot), Intra Vena (IV, suntikan ke dalam pembulih darah), Sub Cutaneous (SC, suntikan ke bawah
kulit), oleh pada permukaan kulit, atau Inhalasi.

 Benar Informasi : Memberi penjelasan singkat pada pasien tentang cara penggunaan obat, fungsi serta efek samping pasca-penggunaan.

 Benar Respons : Pastikan obat memberi efek dan respons seperti yang diharapkan oleh dokter yang meresepkan.

 Benar Dokumentasi : Catat tanggal, jam pemberian, nama obat, dosis, rute, tanda cek pada daftar terapi obat, dan paraf di kolom yang
tersedia. Tapi, kadang beda Rumah Sakit maka beda juga caranya.
BAGAIMANA CARA
MENGHITUNG DOSIS
PEMBERIAN OBAT ?????

Anda mungkin juga menyukai