Anda di halaman 1dari 31

RUTE PEMBERIAN

OBAT

Pengampu:
Apt. MARGARETTA OLIVIA BR
MANIK, s.farm
CARA PEMBERIAN OBAT DAN
TUJUAN PEMBERIANNYA:

• Rute Pemberian Obat ditentukan


oleh sifat obat (kelarutan dalam
air atau lipid, ionisasi, dll) atau
tujuan terapi (kerja obat cepat,
lambat, lokal).
• Rute Pemberian Obat

Enteral Parenteral Lain-lain


-Oral -Intravena, -Inhalasi
-Rektal -Intramuskuler -Topikal
-Sublingual -Subkutan
-Pervaginal -intradermal
Sebenarnya
Rute Pemberian Obat

Ekstravaskuler Intravaskuler
(obat tidak langsung berada (obat langsung berada dalam
dalam sirkulasi sistemik) sirkulasi sistemik)

Obat mengalami Absorpsi Obat tidak mengalami Absorpsi


Tempat Kerja Jaringan
Terikat Bebas Bebas Terikat

Obat
iv
ev

Absorpsi Obat(bebas) Ekskresi

Metabolit

Obat
(terikat)

Biotransformasi

Gambar 1. Nasib Obat dalam badan


Menurut Pemberiannya:

1. Oral
- Obat yang penyampaiannya masuk
ke dalam mulut,

Keuntungan Penggunaan Oral

Relatif aman Praktis Ekonomis


Kerugian Penggunaan Oral
• Timbul Efek yang Lambat
• Tidak memberikan manfaat pada pasien yang:
- sering muntah,
- diare,
- tidak sadar,
- tidak kooperatif,
- obat yang iritatif,
- tidak enak rasanya,
- Inaktif / terurai pada media lambung / usus
2. Sublingual
- Obat ditaruh di bawah lidah
- Tujuannya supaya efeknya timbul cepat
- Contohnya pada pasien kasus jantung
- Keuntungannya: Efek obat cepat,
Tidak ada FPE (First
Pass Effect).
3. Rektal
- Penggunaannya melalui dubur atau
anus,
- Tujuannya mempercepat kerja obat,
serta sifatnya lokal dan sistemik,
- Pemberian perrektal juga mengalami
FPE,
- Contoh obat yang diberikan perrektal:
Asetosal, Parasetamol, Indometasin,
Teofilin, Barbiturat.
4. Pervaginal
- Bentuk obatnya seperti peluru (bulat-
bulat),
- Penggunannya dimasukkan ke dalam
vagina,
- Sifatnya lokal, misalnya untuk jamur
atau keputihan.
5. Inhalasi
- Penggunaanya disemprotkan ke mulut,
misalnya obat asma,
- Keuntungannya:
* Absorpsi cepat dan homogen,
* Kadar Obat dapat dikontrol,
* Bebas dari FPE,
* Dapat diberikan langsung pada
bronkhus.
- Kerugian:
* Diperlukanalat dan metoda
khusus,
* Sukar mengatur dosis,
* Sering mengiritasi epitel paru,
* Toksik terhadap jantung,
* Obat dalam bentuk gas atau
uap.
6. Topikal
- Obat yang sifatnya lokal,
- Contoh:
- Obat tetes mata,
- Obat tetes telinga,
- Salep.
7. Pemberian Obat Secara
Parenteral.
- Definisi: Obat parenteral adalah obat
yang diberikan dengan cara penyuntikan ke
jaringan tubuh atau pembuluh darah.
- Tujuan :
* Untuk mendapatkan reaksi yang lebih
cepat dibandingkan dengan cara
pemberian yang lain,
* Untuk memperoleh reaksi setempat (tes
alergi),
* Membantu menegakkan diagnosa
(penyuntikan zat kontras),
* Memberikan zat imunologi.
A. Intradermal (ID) / Intracutan (IC)
• Pengertian:
Injeksi Intradermal adalah pemberian obat dengan cara
memasukkan obat ke dalam jaringan dermis di bawah
epidermis kulit.
• Tujuan:
* Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang
disimpan di bawah kulit untuk diabsorpsi,
* Metode untuk tes diagnostik terhadap alergi atau
adanya penyakit-penyakit tertentu.
• Tempat Injeksi:
** Lengan bawah bagian dalam,
** Dada bagian atas,
** Punggung di bawah Skapula.
B. Intramuskuler (IM)
• Pengertian:
Injeksi intramuskuler adalah pemberian obat dengan
cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot.
• Tujuan:
Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot.
• Tempat Injeksi:
* Pada daerah lengan atas Deltoid)
* Pada Daerah paha bagian luar (Vastus Lateralis)
* Pada daerah paha bagian depan (Rectus Femoris)
C. Subcutaneous (SC)
• Pengertian:
Injeksi subcutaneous adalah pemberian obat dengan
cara memasukkan obat ke dalam jaringan subcutan di
bawah kulit.
• Tujuan:
Memasukkan sejumlah obat ke dalam jaringan subcutan
di bawah kulit untuk diabsorpsi.
• Tempat Injeksi:
* Lengan bagian atas luar
* Paha depan
* Daerah Abdomen
* Area Scapula pada punggung bagian atas
D. Intravena (IV)
• Pengertian:
Injeksi Intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan
obat ke dalam pembuluh darah vena.
• Tujuan:
* Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat tanpa diabsorpsi
daripada dengan injeksi parenteral lainnya,
* Untuk menghindari terjadinya kerusakkan jaringan
* Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar.
• Tempat Injeksi:
** Pada Lengan (vena basalika dan vena sefalika)
** Pada Tungkai (vena saphenous)
** Pada Leher (Vena jugularis)
** Pada Kepala (vena frontalis atau vena temporalis)
Sebagai Catatan:
Pada pemberian parenteral, bersihkan
area penusukan dengan menggunakan
kapas alkohol (70%), dengan gerakan
sirkuler dari arah dalam ke luar dengan
diameter sekitar 5 cm, Tunggu sampai
kering. Cara ini dilakukan untuk
membuang sekresi dari kulit yang
mengandung mikroorganisme.
12 Benar Prinsip Pemberian Obat
Pada pemberian obat harus diperhatikan tentang resep
yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada
dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu
menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:
1. Benar Patient
a. Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas
pasien dengan meminta menyebutkan namanya
sendiri
b. Pasien berhak mengetahu alasan pemberian obat
c. Pasien berhak untuk menolak penggunaan obat
d. Membedakan pasien dengan dua nama yang sama.
2. Benar Obat
a. Pasien dapat menerima obat yang
telah diresepkan,
b. Petugas kesehatan bertanggung
jawab untuk mengikuti perintah
yang tepat,
c. Petugas kesehatan harus
menghindari kesalahan, yaitu dengan
membaca label obat minimal 3 kali.
3. Benar Dosis Obat
a. Dosis yang diberikan sesuai dengan kondisi
pasien
b. Dosis yang diberikan dalam batas yang
direkombinasikan untuk obat yang
bersangkutan
c. Petugas kesehatan harus teliti dalam
menghitung secara akurat jumlah dosis yang
akan diberikan, dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat dan
dosis obat yang diresepkan, pertimbangan
berat badan pasien (mg/kgBB/hari), jika
ragu-ragu dosis obat harus dihitung kembali
dan diperiksa oleh Petugas Kesehatan yang
lain.
d. Melihat batas yang direkombinasikan bagi
dosis obat tertentu.
4. Benar Waktu Pemberian
a. Pemberian Obat harus sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan,
b. Dosis obat harian dberikan pada waktu tertentu
dalam sehari,
c. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh
obat (t1/2),
d. Pemberian obat juga memperhatikan akan waktu
sebelum atau sesudah makan atau bersama
makanan,
e. Memberikan obat bersama makanan untuk obat-
obat yang mempunyai sifat mengiritasi mukosa
seperti kalium dan aspirin,
f. Menjadi tanggung jawab petugas keshatan untuk
memeriksa apakah pasien telah dijadwalkan untuk
memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang
merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.
5. Benar Cara Pemberian (rute)
a. Memperhatikan proses absorpsi obat
dalam tubuh harus tepat dan memadai,
b. Memperhatikan kemampuan pasien
dalam menelan sebelum memberikan obat
peroral,
c. Menggunakan teknik aseptik sewaktu
memberikan obat melalui rute parenteral
d. Memberikan obat pada tempat yang
sesuai dan tetap bersama dengan
pasien sampai obat oral telah ditelan.
6. Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar
prosedur yang berlaku di rumah sakit, dan
selalu mencatat informasi yang sesuai
mengenai obat yang telah diberikan serta
rsepon pasien terhadap pengobatan.
7. BenarPendidikan Kesehatan
perihal Medikasi Pasien
Petugas kesehatan mempunyai
tanggungjawab dalam melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien, keluarga dan
masyarakat luas, terutama yang berkaitan
dengan obat, seperti manfaat obat secara
umum, penggunaan obat yang baik dan benar,
alasan terapi dan kesehatan yang menyeluruh,
hasil yang diharapkan setelah pemberian obat,
efek samping dan reaksi yang merugikan dari
obat, interaksi obat dengan obat dan atau obat
dengan makanan, perubahan-perubahan yang
diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-
hari selama sakit, dsb.
8. Hak pasien untuk menolak
Pasien berhak untuk menolak dalam pemberian
obat. Petugas kesehatan harus memberikan
inform consent (persetujuan)dalam pemberian
obat.

9. Benar Pengkajian
Petugas kesehatan selalu memeriksa TTV (Tanda-
tanda vital) sebelum pemberian obat.
10. Benar Evaluasi
Petugas kesehatan selalu melihat atau memantau
efek kerja dari obat setelah pemberiannya.

11. Benar Reaksi terhadap Makanan


Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang
tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum makan untuk
memperoleh kadar yang diperlukan harus diberikan satu
jam sebelum makan, misalnya tetrasiklin, dan sebaliknya
ada obat yang dimakan sesudah makan, misalnya
indometasin.
12. Benar reaksi dengan obat lain
Pada penggunaan obat seperti khloramfenikol
diberikan dengan omeprazol penggunaan pada
penyakit yang kronis. Sering juga penggunan
obat dengan campuran atau pemberian dengan
lebih dari 3 jenis obat, untuk hal ini perlu juga
diperhatikan akan adanya interaksi antara obat
yang satu dengan yang lain, dan tujuan apa
yang dikehendaki pada pemberian obat lebih
dari 3 jenis untuk satu penyakit.
MOTTO

Anda mungkin juga menyukai