Anda di halaman 1dari 50

HUBUNGAN FARMASI DENGAN

INSTANSI TERKAIT LAIN


MATERI VII

A. Rumah sakit
1. Fungsi rumah sakit

2. Penggolongan rumah sakit

3. Instalasi farmasi rumah sakit

4. Redefinisi peran apoteker

B. Kementrian Kesehatan
1. Visi,

2. Misi,

3. Tupoksi
MATERI VIII
C. Badan Pemeriksa Obat Dan Makanan ( BPOM)
1. Visi dan Misi

2. Fungsi BPOM

3. Budaya Organisasi

4. Kerangka konsep SisPOM

5. PPOM

D. Lembaga TNI
1. Lafi Diskesad

2. Lafial

3. Lafi AU
RUMAH SAKIT
 Tempat kegiatan upaya pelayanan kesehatan mulai dari
preventif sampi rehabilitatif
 Membutuhkan obat, alkes, alat kedokteran
 Dilaksanakan oleh tenaga profesional
 KMK no.159/ menkes/ per/1998, RS adalah sarana
kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan yankes
serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan
penelitian
 Tugas RS menyelenggarakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan
FUNGSI RUMAH SAKIT

Dua aspek penting:


 Fungsi profesional :

1. Pelayanan medik
2. Pelayanan penunjang medik
3. Pelayanan rehab medik
4. Tempat penelitian dan pengembangan IPTEK bidkes
5. Tempat pendidikan/ latihan tenaga medik dan
paramedik
 Fungsi sosial

1. Memberikan fasilitas perawatan pasien tidak


mampu
PENGGOLONGAN RUMAH SAKIT

1. Berdasarkan jenis pelayanan


o Rumah sakit umum dan khusus/ ex. Rs jiwa, kusta,
Bersalin, dll
2. Berdasarkan jenis kepemilikan
o RS pemerintah dan swasta
3. Berdasarkan fasilitas dan kemampuan yang diberikan
o RS tipe A, jumlah TT > 1000 spesialis dan sub
spesialis luas
o RS tipe B II, jumlah TT 500 - 1000 spesialis dan
sub spesialis terbatas
LANJUTAN
o RS tipe B I, jumlah TT 300 - 500 spesialis
sekurang2nya 11
o RS tipe C, jumlah TT 200 - 300 spesialis
sekurang2nya 4
o RS tipe D, jumlah TT 100 pelayanan medis dasar
4. Berdasarkan tipe pelayanan
o RS perawatan jangka pendek
o RS perawatan jangka panjang
5. Berdasarkan teaching affilitation
o RS pendidikan
o RS non pendidikan
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT / IFRS

 Merupakan salah satu unit kerja RS, berperan sebagai


penyelenggara kegiatan kefarmasian di RS
 IFRS berkembang pelayanan farmasi klinik, pendidikan
dan pelatihan
 Apoteker dapat menggunakan profesionalitas untuk
meningkatkan penggunaan obat yang tepat dan aman
utuk penderita
 Secara spesifik IFRS menjamin terselenggaranya terapi
rasional dan sistem distribusi obat yang akurat sesuai
standart pengobatan/ pedoman diagnosis dan terapi,
formularium rs, pedoman pemakian antibiotik, dll
LANJUTAN…1
 Pengembangan pelayanan farmasi klinik akan
meningkatkan partisipasi aktif dari apoteker dalam
penanggulangan DRP/ drug releated problem
 Pelayanan farmasi non klinik/ produk dan farmasi
klinis dibedakan untuk px RI dan Rajal
 Ruang lingkup pelayanan farmasi produk/ non klinik
meliputi perencanaan perbekalan kesehatan dan
pengadaan perbekalan kesehatan untuk menjamin
ketersediaan tepat waktu
LANJUTAN…2
 Pelayanan farmasi klinik adalah pelayanan farmasi
yang diberikan sebagai bagian dari perawatan penderita
melalui interaksi dengan profesi kesehatan lain secara
langsung
 15 indikator pelayanan farmasi klinik a.l :
1. Pengkajian pesanan obat dan sejarah pengambilan
obat
2. Partisipasi kunjungan pasien ke ruang perawatan
3. Pembuatan profil pengobtan penderita
4. Pemantauan terapi obat
LANJUTAN…3
5. Pendidikan dan konseling pasien
6. PIO bagi profesi nakes lainnya
7. Peranan dalam program jaminan mutu
8. EPO
9. MESO
10. Pelayanan farmakokinetik klinik
11. Pelayanan pencampuran sediaan IV
12. Pelayanan nutrisi parenteral
13. Panitia farmasi dan terapi
LANJUTAN…4
14. Pelayanan pasien kronik
15. Pelayana di IGD

 Inservise education dilaksanakan terhadap staf IFRS,


perawat, staf medis
 Program penelitian obat baru, farmakoterapi, evaluasi
drug delivery sistem
 Peningkatan kualitas pelayanan dan mencegah efek
yang merugikan / drug mis adventure model pelayanan
dilakukan secara umum/ generalist model atau secara
spesifik/ spesialist model
LANJUTAN…5
 Pelayanan secara umum/ generalist model,
Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan
pengawasan distribusi serta penggunaan obat dengan
pelayanan klinik untuk semua penderita
 Pelayanan model spesialis, beberapa individu terpilih
hanya ditugasi pelayanan farmasi klinik
BAGAN TUGAS DAN FUNGSI IFRS
FUNGSI IFRS
 Fungsi manajemen dan fungsi klinik
 Fungsi manajemen : pengelolaan barang farmasi
untuk RS ( perencanaan sp distribusi)
 Fungsi klinik : pelayanan profesi orientasi kepada
pasien melalaui pelayana profesionalisme menjamin
mutu, penerapan pengetahuan keahlian dan
ketrampilan farmasis kerja sama dengan nakes
lainnya
TUJUAN PELAYANAN FUNGSI KLINIK

 Mencegah penyakit dan gejala serta penyembuhannya


 Mengurangi/ menghilangkan gejala penyakit
 Memperlambat / menghentikan penyebaran penyakit
 Memonitor perkembangan pasien untuk
meningkatakna kualitas hidup
 Mendidik pasien tentang pengobatan dan penyakit
yang diderita
GARIS BESAR DAN RUANG LINGKUP
PELAYANAN FARMASI DI RS

1. Pengelolaan barang farmasi


 Pelayanan farmasi klinik :

1. Pelayanan konseling obat, cara dan waktu minum


obat, efek samping, spesifikasi dari obt2 tertentu,
kepatuhan pasien
2. Pelayanan informasi obat, memberi informasi yang
benar kepada dokter, perawat, pasien, keluarga
pasien
3. Monitoring pengobatan, menganalisis data pasien
untuk mencari efek samping, interaksi obat yang
dikonsumsi pasien
DRUG RELEATED PROBLEM/ DRP

 Apoteker harus memusatkan secara konsisten ada 8


jenis DRP
1. Untreated indication, pasien perlu tindakan
farmakoterapI tetapi tidak dapat obat
2. Drug therapy used when not indicated, pasien dapat
obat padahal kondisi klinis tidak perlu obat
3. Improper drug selection, pasien perlu tindakan
farmakoterapi tetapi dapat obat yang salah
4. Subtherapetic use, pasien perlu tindakan terapi,
pasien dapat obat yang tepat tetapi dosisnya sub
terapi
LANJUTAN DRUG RELEATED
PROBLEM/ DRP
5. Failure to receive drug, pasien perlu tindakan
farmakoterapI secara farmasetik, psikologis,
ekonomis tetapi gagal dapat obat
6. Overdose or toxic dose, pasien dapat masalah medis
karena pemakaian obat berlebihan
7. Adverse drug reaction, pasien dapat masalah medis
karena pemakaian berlebihan
8. Interaction, dapat masalah medis akibat terjadi
interaksi
KENDALA PERAN IFRS TERKAIT DENGAN
APOTEKER
 Pengaruh terhadap kinerja
1. Jumlah apoteker terbatas

2. Kualitas dan kompetensi apoteker belum memadai

3. Kemampuan komunikasi dengan nakes lain masih


terbatas
4. IFRS belum berperan sebagai pengelola tunggal
karena ada apotek swasta
REDEFINISI PERAN APOTEKER

 Pelayanan apoteker dapat ditingkatkan melalui


peningkatan komunikasi, konsultasi, konseling pasien
 Tujuan Pelayanan PIO :
1. Memberi informasi yang benar

2. Memberi saran dan rekomendasi kepada dokter

3. Membantu mendapat literatur yang diperlukan


dokter/ perawat sebagai acuan pengobata kepada
pasien
VISI MISI DAN STRATEGI KEMENTERIAN
KESEHATAN

Visi
 Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan
Misi
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat madani.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin
tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata
bermutu dan berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya
kesehatan
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik

STRATEGI
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan
masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui
kerja sama nasional dan global.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,
terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti;
dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan,
terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan
nasional.
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM
kesehatan yang merata dan bermutu.
LANJUTAN STRATEGI
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan
keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin
keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel,
transparan berdayaguna dan berhasilguna untuk
memantapkan desentralisasi kesehatan yang
bertanggungjawab.
NILAI-NILAI
 Pro Rakyat
 Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kemenkes
selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus
menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.
 Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa
membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.
 Inklusif
 Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan
semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin
hanya dilaksanakan oleh Kemenkes saja.
 Seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang
meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi
masyarakat, pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat
akar rumput.
LANJUTAN….
 Responsif
 Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan
di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi
geografis.
 Faktor-faktor tersebut menjadi dasar dalam mengatasi
permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga
diperlukan penanganan yang berbeda pula.
 Efektif
 Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai
target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.
 Bersih
 Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

Visi
 Menjadi institusi pengawas obat dan makanan yang

inovatif, kredibel,dan diakui secara intyernational untuk


melindungi masyarakat
Misi
1. Melakukan pengawasan pre market dan post market
berstandart international
2. Menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
3. Mengoptimalkan kemitraan dengan pemangku
kepentingan di berbagai lini
LANJUTAN MISI

4. Memberdayakan masyarakat agar mampu melindungi diri


dari obat dan makanan yang beresiko terhadap kesehatan
5. Membangun organisasi pembelajaran/ learning
organisation
FUNGSI BADAN POM

1. Pengaturan, regulasi dan standarisasi


2. Lisensi, dan sertifikasi industri dibidang farmasi
berdasarkan CPOB
3. Evaluasi produksebelum diijinkan edar
4. Post marketing vigilance termasuk sampling dan pengujian
laboratorium, px sarana produksidan distribusi, penyidikan
dan penegakan hukum
5. Pre audit dan pasca audit dan promosi produk
6. Riset terhadap pelaksanaan kebijakan pengawasan obat dan
makanan
7. Komunikasi dan informasi edukasi publik termasuk
peringatan publik
BUDAYA ORGANISASI

1. Profesionalisme, menegakkan profesionalisme dengan


integritas, obyektifitas, ketekunan, dan komiten tinggi
2. Kredibilitas, memiliki kredibilitas yang diakui
masyarakat luas, nasional dan international
3. Tanggap, tanggap dan cepat dalam mengatasi masalah
4. Teamwork, mengutamakan kerjasama tim
KERANGKA KONSEP SISPOM

 Sistem pengawasan produsen, pengawasan CPOB tidak


menyimpang dari standar mutu
 Sistem pengawasan konsumen, penggunaan secara
rasional
 Sistem pengawasan pemerintah, pengaturan dan
standarisasi
REGULASI BPOM

1. PP RI nomer 64 tahun 2005 tentang


kedudukan, tugas, kewenangan dan susunan
organisasi
2. Tugas, melaksanakan tugas pemerintahan
dibidang pengawasan obat dan makanan
LANJUTAN FUNGSI

3. Fungsi,
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional
dibidang obat dan makannan
2. Pelaksanaan kebijakan tertentu bidang obat dan
makanan
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam
melaksanakan tugas BPOM
4. Pemantau, pemberian bimbingan dan pembinaan
bidang POM
PPOM/ PUSAT PEMERIKSAAN OBAT DAN
MAKANAN

 Adalah laboratorium yang memeriksa,


menguji, menilai mutu obat dan makanan di
tingkat nasional/ international memiliki
sistem jaminan mutu diakui oleh badan
kesehatn dunia/ WHO
Fungsi BBPOM

 Uji rujuk, jenis pengujian belum dapat dilakukan di PPOM ,


kemudian dilakukan di BPOM
 Uji keabsahan, uji banding antar lab.dilakukan di PPOM
 Uji sertifikasi, uji untuk mengeluarkan sertifiksasi vaksin,
mengeluarkan healyh certificate
 Uji petik, menggunakan sampel sisa/ arsip di BPOM untuk
memantau kinerja pengujian lab
 Uji registrasi, uji dalam rangka mendapatkan registrasi
 Uji profisiensi, uji menilai kinerja pengujian serta
mengenalkan PPOM dalam forum international
 dll
BIDANG PEMERIKSAAN DI PPOM

1. Bidang pemeriksaan Obat


2. Bidang pemeriksaan makanan dan minuman
3. Bidang pemeriksaan kosmetika dan alat kesehatan
4. Bidang pemeriksaan Obat tradisional
5. Bidang pemeriksaan narkotika dan bahan
berbahaya
FASILITAS LABORATORIUM

 Lab. Mikrobiologi
 Lab. Vaksin
 Lab. Toksikologi
 Lab. Farmakologi
 Lab. Biofarmasi
 Lab. Baku pembanding
 Lab. Hewanlab. rokok
LEMBAGA FARMASI TNI
LAFI DITKESAD
VISI
 Menjadi salah satu lembaga produksi yang memenuhi
kebutuhan obat yang bermutu bagi TNI
MISI
 Memberikan jasa dan informasi yang terbaik terhadap

penggunaan obat
 Membantu fungsi yankes atas ketersediaan obat untuk
prajurit dan PNS TNI AD serta keluarganya
LANJUTAN….LEMBAGA FARMASI TNI

 Terlibat secara aktif dalam fungsi dukungan kesehatan


pada penggunaan kekuatan untuk prajurit tugas
operasi
 Memanfaatkan kemampuan produksi untuk kepentingan
strategis
TUGAS POKOK DAN FUNGSI

A. Tugas melaksanakan fungsi utama :


1. Penelitian dan pengembangan, pekerjaan dibidang penelitian dan
pengembangan produk, sistem metode, dan personil dalam
rangka penyelenggaraan produksi obat
2. Produksi, segala usaha, pekerjaan, dan kegiatan dibidang
produksi obat
3. Pengawasan mutu, segala usaha, pekerjaan, pemeriksaan fisika,
kimia, mikrobiologi, terhadap bahan baku, dll
4. Pemeliharaan, segala usaha, pekerjaan bidang pemeliharaan dan
poerbaikan peralatan produksi
5. Penyimpanan, segla usaha, pekerjaan dan kegiatan penerimaan,
penyimpanan dan pengeluaran bahan baku, dll
LANJUTAN…..
B. Tugas melaksanakan fungsi organik militer
Meliputi segala usaha , pekerjan dan kegiatan dibidang
intelegen, operasi, personil logistik, teritorial
perencanaan dan pengawasan serta pemeriksaan dalam
rangka mendukung tugas pokok Lafi Ditkesad
C. Tugas melaksanakan fungsi organik Pembinaan
Meliputi segala usaha , pekerjan dan kegiatan dibidang
latihan kesatuan dalam rangka mendukung tugas pokok
Lafi Ditkesad
STRUKTUR ORGANISASI

 Eselon pimpinan : kepala lembaga farmasi/ Kalafi dan


wakil pimpinan/ wakalafi
 Eselon pembantu pimpinan: terdiri dari 3 orang perwira
ahli lembaga farmasi/ Pa Ahli Lafi, kabag. Admin
logistik/ kabagminlog dibantu kepala seksi
perencanaan program dan anggaran/ kasirenprogar,
dan kasi pengendalian materi/ kasidalmat
 dll
LEMBAGA FARMASI ANGKATAN LAUT
Drs. M. Kamal/ LAFIAL
VISI
 Sebagai lembaga kefarmasian matar angkatan laut

nasional yang profesional


MISI
 Melaksanakan produksi bekal kesehatan untuk
kebutuhan anggota TNI AL dan keluarganya
 Melaksanakan penelitian dan pengembangan dalam
bidang kefarmasian matra laut
LEMBAGA FARMASI ANGKATAN UDARA Drs.
ROOSTYAN EFFENDY, Apt / LAFIAU

VISI
 Menjadi lembaga produksi obat dan pengelola

perbekalan kesehatan terbaik dilingkungan TNI


MISI
1. Melaksanakan produksi obat jadi dengan menerapkan
CPOB secara konsisten
2. Melaksanakan pembekalan matkes mulai dari
penerimaan, penyimpanan, penyaluran, pencacahan
dan penghapusan berarasrakn kebijaksanaan diskes
AU
LANJUTAN…..

3. Melaksanakan pengawasan dan pemastian mutu


matkes sesuai dengan persyaratan teknis kefarmasian
4. Melaksanakan penelitian dan pengembangan serta
pendidikan dan latihan dengan menbgedepankan
profesionalitas , efisien, efektif, dan modern
TUJUAN
Jangka pendek
 Menyiapkan rumusan kebijakan terhadap teknis produksi
 Mengajukan setifikat CPOB untuk produksi injeksi kering
antibiotik golongan sefalosporin
Jangka panjang
 Menjadi instansi yang mempunyai badan hukum sehingga
dapat berperan aktif dalam penyediaan obat nasional
 Menjadi industri farmasi yang memenuhi standart Nsional
indonesia
 Menjadimindustri farmasi yang mendapatkan ISO
9000/14000
STRUKTRUR ORGANISASI

 Eselon pimpinan : kepala lembaga farmasi angkatan


udara / Kalafi AU, dan eselon pembantu pimpinan
adalah sekretsrai lembaga / Sesla
 Eselon pelaksana meliputi kepala bagian produksi/
kabag prod, kepala gudang pusat farmasi / kaguspufi,
kepala bagian pengujian dan pengembangan / kabag
ujiabang, kepala bagian penunjang/ kabagjang
TUGAS KELOMPOK
48

1. Pemahaman farmasi
2. Penemuan pengembangan obat
3. Ruang lingkup pendidikan farmasi di indonesia
4. Pendidikan tinggi farmasi
5. Dosis obat
6. Penggolongan obat
7. Berbagai kelas terapi obat :
1. Obat sistem pencernaan
2. Obat anti hiperlipidemia
3. Obat hipertensi
4. Obat gangguan jantung
5. Obat diabetes melitus
LANJUTAN….3
49

13. Obat Paten, Generik berlogo dan obat generik


14. Rumah Sakit
15. Departemen Kesehatan
16. BPOM
17. Kapitalisasi Farmasi Dunia
18. Potret Bisnis Farmasi Di Indonesia
19. Alur Distribusi Obat Di Indonesia
20. Toko Obat Berijin
21. PBF
22. ORGANISASI PROFESI / IAI

Anda mungkin juga menyukai