Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI APOTEK FARIDA FARMA

DISUSUN OLEH :

FADEL FACHRIYONO

SMK KESEHATAN PLUS PRIMA MANDIRI SEJAHTERA


MAKASSAR
2017

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP i


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
APOTEK FARIDA FARMA

Desetujui oleh :

CI INSTITUSI CI LAHAN

(WIRA ATMAWATI, S.FARM) (MIRAWATI,S.Si.Apt)


NPP.850503.0737 sia

Diketahui :
KEPALA SEKOLAH SMK KESEHATAN PLUS PRIMA
MANDIRI SEJAHTERA MAKASSAR

(Ir.MUH.AKBAR.Asis,S.Si.M.KES.Apt)
NPP.660731.0701

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP ii


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa karena dengan
berkat rahmat, taufik serta hidayat-nya saya dapat melaksanakan dan
menyelesaikan praktek kerja lapangan (PKL) di Apotek Farida Farma makassar
tanggal 29 Mei – 24 Juni 2017. Berangkat dengan ilmu pengetahuan dan
kemampuan yang mungkin sangat terbatas, dan dengan adanya bimbingan dari
berbagai pihak maka saya menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Dalam laporan ini akan dipaparkan data – data yang terkait tempat di
laksanakannya PKLsebagai salah satu, bahan acuan dan perbandingan antara teori
yang diperoleh dengan kenyataan yang ada di lapangan, khususnya yang terkait
dengan pelaksanaan sistem pelayanan kefarmasian pada sarana kesehatan tersebut.
saya menyadari bahwa laporan ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa adanya
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
menyampaikan terima kash yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir.Muh.Akbar.Asis S.Si, M.kes,Apt selaku kepala sekolah smk
kesehatan plus prima mandiri sejahtera makassar
2. Ibu Wira Atmawati, S.Farm selaku pembimbing institusi
3. Ibu Fauziah Kasim, S.Si, Apt selaku apoteker penganti Almh. Dra.Ny,Hj
Farida Kasim di apotek farida farma
4. Ibu Mirawati S.Si. Apt selaku pembimbing lahan Apotek Farida Farma
5. Segenap guru – guru staff pengajar smk kesehatan plus prima mandiri
sejahtera makassar
6. Seluruh pegawai apotek farida farma yang menerima kami dengan baik
dan ramah
Kepada pihak lainnya yang tidak sempat disebutkan, terima kasih untuk kerja
samanya dan dukungannya semoga bantuan dan bimbingannya yang telah
bapak/ibu berikan mendapatkan imbalan dari tuhan yang maha esa.
Saya menyadari baik selama praktek kerja lapangan (PKL) di apotek farida
farma, mampu dalam menyusun laporan ini terdapat banyak sekali kekurangan –
kekurangan, oleh karena itu saran serta kritik yang membangaun, sangat kami

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP iii


harapkan demi menyempurnakan pembuatan laporan atau karya tulis dimasa
mendatang. Atas perhatian dan waktunya saya ucapkan terima kasih.

Makassar, juni 2017

Penyusun

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP iv


DAFTAR ISI

SIMPUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAN

DAFTAR ISI

BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang .................................................................................


B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan.......................................................
C. Manfaat Praktek kerja lapangan .......................................................

BAB II (TINJAUAN UMUM APOTEK)

A. Ketentuan umum tentang apotek ......................................................


B. Tugas Dan Fungsi Apotek................................................................
C. Pendirian Apotek ..............................................................................
D. Pencabutan Izin Apotek ...................................................................
E. Pengelolaan Sumber Daya Apotek
1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia .........................................
2. Pengelolaan Sediaan Farmasi Dan Pembekalan Kesehatan
Lainnya
a. Perencanaan ..........................................................................
b. Pengadaan .............................................................................
c. Penyimpanan ........................................................................
d. Administrasi .........................................................................
e. Keuangan ..............................................................................
F. Pelayanan Di Apotek
1. Pelayanan Resep Atau Pemesanan Obat ...................................
2. Promosi Dan Edukasi ................................................................

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP v


3. Pelayanan Residensial (Home Care) .........................................
4. Pelayanan Obat Tanpa Resep ....................................................
5. Pelayanan Narkotik Dan Psikotropik ........................................
6. Perpajakan .................................................................................

BAB III (PEMBAHASAN)

A. Waktu Tempat Dan Teknis Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ..


B. Sejarah Apotek .................................................................................
C. Tunjauan Pendirian Apotek..............................................................
D. Struktur Organisasi ..........................................................................
E. Pengelolaan
1. Sumber Daya Manusia ..............................................................
2. Sarana dan Prasarana ................................................................
3. Pengelolaan Sediaan Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan
Lainnya
a. Perencanaan ..........................................................................
b. Pengadaan .............................................................................
c. Penyimpanan ........................................................................
d. Pelayanan .............................................................................
e. Perpajakan ............................................................................
f. Evaluasi Mutu Pelayanan .....................................................
g. Strategi Pengembangan ........................................................

BAB IV (KESIMPULAN DAN SARAN)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP vi


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari


pembangunan nasional di bidang kesehatan yang diharapkan untuk
mendukung upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Dalam kaitan ini pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk
memperoleh tenaga kesehatan yang bermutu dan mampu mengembangkan
tugas untuk mewujudkan perubahan, pertumbuhan, dan pembaharuan dalam
rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.

Untuk menghasikan tenaga kesehatan di bidang farmasi tersebut, maka


penyelenggaraan pendidikan tentang proses belajar mengajar di tingkatkan
terus menerus baik kualitas maupun kuantitas. Salah satu upaya yang
dilakukan diantaranya adalah dengan pemberian pengalaman kerja kepada
peserta didik melalui latihan kerja yang disebut Praktek Kerja Lapangan
(PKL).

Untuk itu, Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan cara terbaik


untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama
menggikuti pendidikan. Pelaksana PKL merupakan sarana pengenalan
lapagan kerja bagi peserta didik karena mereka dapat melihat, menerima, dan
menyerap teknologi kesehatan yang ada di masyaraat. Dengan kata lain,
PKLmerupakan orientasi bagi peseta didik sebelum langsung bekerja di
masyarakat. Disisi lain PKL juga dapat digunakan sebagai sarana informasi
terhadap dunia pendidikan kesehatan, sehingga penyelenggaraan pendidikan
dapat menggembangkan diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pelaksanaan Praktek Kerja


Lapangan (PKL) siswa/i SMK KESEHATAN PLUS PRIMA MANDIRI

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 1


SEJAHTERA MAKASSAR jurusan farmasi dianggap perlu untuk menyusun
buku panduan sebagai petunjuk bagi peserta, pembimbing dan semua pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan PKL agar pelaksanaannya sesuai, dengan
yang telah ditetapkan oleh pusat tenaga departemen kesehatan RI sebagai
penjabaran dari kurikulum sekolah menengah farmasi 2013.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Praktek Lapangan Kerja (PKL) bertujuan agar siswa dapat


mengaplikasikan kompetensi yang telah diperoleh selama mengikuti
pendidikan pada dunia kerja sesuai dengan kondisi sebenarnya di tempat
kerja.
Adapun tujuan penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan ini adalah
untuk :

1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional dengan


tingkat pengetahuan dengan etos kerja yang sesuai dengan ketentuan
lapangan kerja.
2. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan pelatihan tenaga
kerja yang berkualitas profesional.
3. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sesuai bagian proses pendidikan.
4. Membekali siswa - siswi dengan pengalaman – pengalaman yang
sebenarnya didalam dunia kerja, sebagai persiapan guna menyesuaikan
diri dengan kerja dan masyarakat.
5. Siswa – siswi dapat meningkatkan rasa percaya dirinya, dalam
memecahkan masalah atau kesulitan yang ditemuinya.

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 2


C. Manfaat praktek Kerja Lapangan (PKL)

1. Diri Sendiri

1. Keahlian profesional yang diperoleh dari praktek kerja lapangan


2. Dapat meningkatkan rasa percaya diri
3. Mendorong untuk meningkatkan keahlian profesional pada tingkat yang
lebih tinggi
4. Melatih diri agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja
5. Dapat meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan, keterampilan
pemahaman, kreativitas, serta kinerja praktek siswa dalam pelayanan
kefarmasian di apotek.

2. Apotek

1. Mendapatkan tenaga kerja sementara


2. Meningkatkan citra apotek.
3. Apotek dapat mengenal kualitas peserta PKL yang belajar dan bekerja
di tempat PKL
4. Memberikan kepuasan bagi apotek karena diakui ikut serta
menentukan masa depan anak bangsa melalui Praktek Kerja Lapangan

3. Sekolah

1. Menigkatkan popularitas sekolah di mata masyarakat


2. Memberikan kontribusi dan tenaga kerja bagi apotek.
3. Meningkatkan citra sekolah.
4. Meningkatkan hubungan sekolah dengan apotek

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 3


BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK

A. Ketentuan Umum Tentang Apotek

Beberapa definisi apotek menurut perundang-undangan yang berlaku


antara lain :

1. PP 25 tahun 1980, Apotek adalah tempat pengabdian profesi apoteker


dalam melaksanakan pekerjan kefarmasian dan tempat penyaluran obat
dan perbekalan farmasi kepada masyarakat.
2. Kepmenkes RI No. 1332/SK/X/2002, Apotek adalah tempat melakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi, yaitu obat,
bahan obat, obat asli Indonesia/obat tradisional, alat kesehatan dan
kosmetika.
3. Menurut menteri kesehatan No. 1027/Mankes/SK/IX/2004, Apotek
adalah tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat.

B. Tugas Dan Fungsi Apotek

Tugas dan fungsi apotek menurut peraturan pemerintah No. 25 tahun


1980 adalah:

1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan


sumpah jabatan.
2. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.
3. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang menyebutkan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 4


C. Pendirian Apotek

Persyaratan tentang apotek kemudian diperjelas dalam peraturan


menteri kesehatan Republik indonesia No. 26/MENKES/PER/1/1981
Tentang pengelolan dan perizinan apotek. Dalam peraturan ini disebutkan
mengenai persyaratan dan perizinan apotek antara lain sebagai berikut:

1. Lokasi, bangunan, perlengkapan apotek, perbekalan farmasi, dan tenaga


kesehatan, harus menunjang penyebaran dan pemerataan pelayanan
kesehatan pada masyarakat, tanpa mengurangi mutu pelayanan (Pasal
22).
2. Izin apotek pada tempat tertentu diberikan oleh menteri kepada apoteker
pemilik Surat Izin Pengelola Apotek (SIPA) (Pasal 24 Ayat 1).
3. Untuk Apoteker pemohonnya harus memenuhi persyaratan antara lain:
a. Tidak merangkap bekerja pada perusahaan farmasi lain.
b. Harus bertempat tinggal dalam jarak tertentu yang
memungkinkannya melaksanakan tugas sehari-hari sebagai Apoteker
Pengelola Apotek (APA).
c. Tidak terikat pada suatu kewajiban lain, sehingga tidak
memungkinkannya melaksanakan tugas sebagai Apoteker Pengelola
Apotek (APA).
4. Bagi Apoteker yang diselenggarakan oleh perusahaan milik negara yang
ditunjuk Lembaga/Instansi pelayanan kesehatan atau rumah sakit,
bangunan, perlengkapan apotek, perbekalan farmasi, dan tenaga yang
dimaksud pasal 22 merupakan milik perusahaan milik negara,
Lembaga/Instansi pelayanan kesehatan pemerintah atau rumah sakit yang
bersangkutan (Pasal 25)
5. Surat Izin Pengelola Apotek (SIPA) diberikan oleh menteri kepada
seorang apoteker setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Ijazahnya telah terdaftar dalam Departemen Kesehatan
b. Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker
c. Memiliki surat izin kerja dari menteri

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 5


d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mentar untuk
melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker
e. Memiliki pengetahuan dan keterampilan pengelola Apotek
6. Surat izin yang dimaksud pasal 26 berlaku selama 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang (Pasal 27) (Hartini, 2008).

D. Pencabutan Izin Apotek

Setiap Apotek harus berjalan sesuai dengan peraturan perundang-


undangan yang berlaku. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002, Kepala Dinas Kesehatan dapat mencabut surat izin
apotek apabila :

1. Apoteker yang sudah tidak memenuhi ketentuan atau persyaratan sebagai


apoteker pengelola apotek.
2. Apoteker tidak memenuhi kewajiban dalam menyediakan, menyimpan dan
menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan terjamin
keabsahannya serta tidak memenuhi kewajiban dalam memusnahkan
perbekalan farmasi yang tidak dapat digunakan lagi atau dilarang
digunakan dan mengganti oleh generik yang ditulis dalam resep dengan
obat paten.
3. Apoteker pengelola apotek berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2
tahun secara terus-menerus.
4. Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Perundang-undangan
mengenai narkotika, obat keras, psikotropika serta ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya.
5. Surat izin kerja apoteker pengelola apotek dicabut.
6. Pemilik sarana apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundang-
undangan dibidang obat.
7. Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai apotek, Pelaksanaan
pencabutan izin apotek dapat dilaksanakan setelah dikeluarkannya:

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 6


a. Peringatan tertulis kepada apoteker pengelola apotek sebanyak 3 kali
berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 2 bulan.
b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 bulan
sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan di apotek.

Pembekuan izin apotek dapat dicairkan kembali apabila apotek telah


membuktikan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Hal ini dilakukan setelah Kepala Balai POM setempat
melakukan pemeriksaan.

Keputusan pencabutan surat izin apotek dilakukan oleh Kepala Dinas


Kesehatan atau Kota disampaikan langsung kepada apoteker pengelola apotek
dengan menggunakan contoh formulir model APT-15, tembusan kepada
Menteri dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat serta Kepala Balai
Pemeriksaan Obat dan Makanan setempat. Apabila surat izin apotek dicabut,
Apoteker Pengelola Apotek atau apoteker pengganti wajib mengamankan
perbekalan farmasinya. Pengamanan tersebut dilakukan dengan tata cara
sebagai berikut :

1. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras


tertentu dan obat lainnya dan seluruh resep yang tersisa di apotek.
2. Narkotika, psikotropika dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang
tertutup dan terkunci.

Apoteker pengelola apotek wajib melaporkan kepada Kepala Dinas


Kesehatan Kabupaten atau Kota atau petugas yang diberi wewenang tentang
penghentian kegiatan disertai laporan inventaris yang dimaksud di atas.

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 7


E. Pengelola Sumber Daya Apotek

1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku Apotek harus dikelola


oleh seorang apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan Apotek,
Apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan
memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat,
kemampuan berkomunikasi antar profesi, menerapkan diri sebagai
menempatkan pimpinan dalam situasi multidisipliner, kemampuan
mengelola SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang karier, dan
membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk
meningkatkan pengetahuan.

2. Pengelolaan Sediaan Farmasi Dan Pembekalan Kesehatan


Lainnya
a. Perencanaan
Cara melakukan perencanaan dapat dilakukan antara lain sebagai
berikut :
a) Pembelian dalam jumlah terbatas (Hand to mouth buying).
b) Pembelian dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam jangka
waktu pendek, misalnya satu Minggu. Pembelian ini dilakukan
bila modal terbatas dan PBF berada tidak jauh dari Apotek,
misalnya satu kota dan selalu siap dapat segera melayani
kebutuhan obat dan segera obat dikirim.
c) Pembelian secara spekulasi
Pembelian ini dilakukan dalam jumlah yang lebih besar dari
kebutuhan, dengan harapan akan ada kenaikan harga dalam
waktu dekat atau karena ada diskon atau bonus. Meskipun
spekulasinya dapat untung besar, tetapi cara ini mengandung
resiko mengenai rusak dan kadaluwarsa.

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 8


d) Pembelian berencana
Cara pembelian ini erat berhubungan dengan pengendalian
persediaan barang. Pengawasan stok obat/barang penting sekali
dengan demikian dapat diketahui mana yang laku keras dan
mana yang kurang laku. Hal ini dapat dilihat pada kartu stok.
Selanjutnya dapat dilakukan perencanaan pembelian sesuai
dengan kebutuhan per item. Pengendalian persediaan barang
dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
1) Membandingkan jumlah pembelian dengan jumlah
penjualan tiap bulan. Agar stok obat di gudang tetap maka
penentuan pembelian supaya diatur agar stok tidak kurang
(stock out) atau stok tidak berlebih (stock over).
2) Kartu gudang
Untuk mencatat mutasi barang per item. Jadi tiap obat/item
mempunyai kartu tersendiri. Kartu gudang ini disimpan
dalam gudang. Selain tersebut digunakan pula, kartu
persediaan kantor, sebagai kontrol terhadap kartu gudang.
 Cara intuisi
 Cara defecta yang sistematis
 Cara pembelian yang ekonomis
b. Pengadaan
Apotek memperoleh obat dan perbekalan farmasi dari Pedagang
Besar Farmasi (PBF) dan juga Apotek lainnya. Obat yang dipesan
harus memenuhi ketentuan daftar Obat Wajib Apotek. Surat pesanan
obat dan perbekalan kesehatan harus ditandatangani oleh Apoteker
Pengelola Apotek dengan mencantumkan nama, dan nomor Surat
Izin Kerja Bila berhalangan hadir maka diwakili oleh Apoteker
Pendamping atau Apoteker Pengganti.

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 9


c. Penyimpanan
Beberapa ketentuan gudang tempat penyimpanan barang, antara lain:
a) Merupakan ruang tersendiri dalam kompleks Apotek
b) Cukup aman, kuat, dan dapat dikunci dengan baik
c) Tidak kena sinar matahari langsung
d) Dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran, kering, dan bersih.

d. Administrasi
Kegiatan administrasi Apotek meliputi :
a) Agenda/mengarsipkan surat masuk dan surat keluar
Pengetikan laporan-laporan, seperti narkotika dan psikotropika,
AA yang bekerja, jumlah resep dengan harganya, omzet, alat
kesehatan, obat KB, obat generik, dan lainnya.

e. Keuangan
Keuangan merupakan faktor penentu, perlu adanya sistem kontrol
dan pembagian tugas. Bendahara mengontrol dan menerima setoran
dari kasir di bagian muka Apotek mengenai hasil penjualan tunai dan
administrasi piutang dari administrasi piutang hasil tagihan piutang.
Data keuangan tersebut diperlukan oleh pimpinan Apotek untuk :
a) Merencanakan manajemen dan pengembangan Apotek
b) Mengetahui posisi keuangan
c) Mengevaluasi perkembangan Apotek

F. Pelayanan Di Apotek

1) Pelayanan Resep Atau Pemesanan Obat


Resep adalah permintaan tertulis kepada Apoteker Pengelola Apotek
untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita dari dokter,
dokter gigi, atau dokter hewan yang diberikan izin berdasarkan

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 10


perundang-undang yang berlaku. Resep harus ditulis dengan jelas dan
lengkap dan Apotek harus menyerahkan obat kepada pasien sesuai
dengan yang ditulis dalam resep. Resep harus memuat :
a) Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter
hewan
b) Tanggal penulisan resep (inscriptio)
c) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. Nama setiap obat
atau komposisi obat (invocatio)
d) Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)
e) Tanda tangan atau paraf dokter penulisan resep, sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku (subcriptio)
f) Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter
hewan
g) Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimal

2) Promosi Dan Edukasi


Apoteker harus memberikan edukasi kepada pasien yang ingin
melakukan upaya pengobatan diri sendiri (swamedikasi) untuk penyakit
yang ringan dengan memilihkan obat yang sesuai dan apoteker harus
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan ini.
3) Pelayanan Residensial (Home Care)
Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan
pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk
kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya.
Untuk aktivitas ini apoteker harus membuat catatan pengobatan.
4) Pelayanan Obat Tanpa Resep
Pelayanan non resep adalah pelayanan atas obat yang dijual bebas
yaitu obat-obat golongan bebas, bebas terbatas dan obat wajib apotek.
Penjualan obat bebas atas permintaan pasien (sudah tahu obat yang

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 11


dibeli) atau pemilihan obat setelah konsultasi dengan apoteker atau
asisten apoteker.
5) Pelayanan Narkotik Dan Psikotropik
Narkotika dan psikotropika merupakan obat-obatan yang dapat
menimbulkan ketergantungan, oleh karena peredarannya mendapat
pengawasan dari pemerintah sehingga tidak disalahgunakan.
Untuk resep yang mengandung narkotik, petugas harus memeriksa
bahwa alamat pasien harus tertera dengan jelas dan lengkap.
Pelayanan Resep yang mengandung narkotika dalam undang-undang
No. 9 tahun 1976 tentang narkotika disebutkan bahwa :
a. Narkotika hanya digunakan untuk kepentingan pengobatan dan atau
ilmu pengetahuan.
b. Narkotika dapat digunakan untuk kepentingan pengobatan hanya
berdasarkan resep dokter.

Untuk salinan resep yang mengandung narkotika dan resep narkotika


yang baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama sekali,
berdasarkan surat edaran Baru Pengawas Obat Dan Makanan No.
366/E/SE/1977 antara lain disebutkan :

a. Sesuai dengan bunyi pasal 7 ayat (2) Undang – undang No.9 tahun
1976 tentang Narkotika, maka apotek dilarang melayani salinan resep
yang mengandung narkotika. Untuk resep narkotika yang baru
dilayani sebagian, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan
resep tersebut hanya boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep
asli.
b. Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh
dilayani sama sekali. Oleh karena itu dokter tidak boleh menambah
tulisan iter pada resep yang mengandung narkotika.

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 12


6) Perpajakan
Dasar hukum ketentuan umum dan tata cara perpajakan apotek
mengacu kepada Undang – undang RI No. 6 tahun 1983 sebagai mana
telah di rubah terakhir dengan UU RI No.16 Tahun 2000. Ketentuan yang
dimaksud adalah :
a. Tahun Pajak
Pada umumnya tahun pajak sama dengan tahun takwim atau tahun
kalender.
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Adalah suatu sarana administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenalan identitas diri atau identitas wajib pajak.
c. Surat Pemberian (SPT)
Adalah surat yang oleh wajib pajak dipergunakan untuk melaporkan
perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan
peraturan perundang – undangan perpajakan secara garis besar SPT
di bedakan menjadi 2 yaitu :
1. SPT Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak terutang dalam
suatu masa pajak atau pada suatu saat (tiap bulan). Surat setoran
Pajak atau (SSP) atau APT masa macam pajak lainnya, PPh Pasal
21 PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh pasal 25, PPh pasal 26.
2. SPT tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak terutang dalam
suatu tahun pajak. Ada beberapa jenis SPT tahunan, yaitu : badan,
orang pribadi (perseorangan). Sanksi terhadap keterlambatan atau
tidak menyampaikan SPT adalah denda sebesar Rp. 50.000,00
untuk SPT masa dan denda sebesar Rp. 100.000,00 untuk SPT
tahunan.

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 13


d. Surat Setoran Pajak
Surat setoran Pajak adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan
untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang
ke kas Negara melalui kantor pos dan atau Bank Badan Usaha milik
Pemerintah atau tempat pembayaran yang ditunjuk Menteri
Keuangan.
e. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21
PPh 21 mengatur pajak pribadi atau perorangan besarnya PPh pasal
21 adalah berdasarkan penghasilan neto dikurangi penghasilan tidak
kena pajak (PTKP) Pajak itu dikenakan pada karyawan tetap yang
mempunyai gaji melebihi PTKP. Yang termasuk PPh 21 adalah
penghasilan berupa gaji upah dan honorarium. Keterlambatan
pembayaran dikenai denda sebesar Rp. 50.000,00 ditambah 2% dari
nilai pajak yang harus dibayarkan. berdasarkan PerMenKes RI No.
564/KMK/2003 tanggal 29 November besarnya PTKP dan
pelaksanaannya berdasarkan surat Direktur Pajak No. 5-
03/PJ43/2006 tentang Perlakuan PPh Pasal 21.

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 14


BAB III
PEMBAHASAN

A. Waktu Tempat Dan Teknis Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

 Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada tanggal 29 Mei


2017 sampai dengan tanggal 24 Juni 2017.
 Praktek Kerja Lapangan (PKL) bertempat di Apotek Farida Farma yang
beralamat di jalan Rusa No.14 Makassar.
 Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Farida Farma ini dilakukan
secara berkelompok sebanyak 4 orang yang terdiri dari: Fadel Fachriyono,
Ikhwan Wahyudi, Octavianus Kriselas A. Dan SUHANA
 Praktek dilaksanakan mulai pukul 14:30 sampai puluk 19:30.

B. Sejarah Apotek “Farida Farma”

Pada tanggal 15 Novemeber 1986 telah berdiri apotek Farida Rahma,


jalan Rusa No. 36 makassar. Dengan pemilik saham diantaranya :

1. Dra. Ny. HJ. Farida Kasim, Apt 25%


2. Drs.H.M Kasim 25%
3. H. Fadel Luran 25%
4. HJ. Rahim Fadeli Luran 25%

Apotek Farida Rahma di kelola oleh Dra. Ny. HJ. Farida Kasim, Apt.
Pada tahun 2002 PT Farida Rahma ditutup. Setelah itu berdirilah apotek
Farida di jalan Rusa No. 14 Makassar yang kembali di kelola oleh Dra. Ny.
Hj. Farida Kasim, Apt sekaligus sebagai pemilik apotek Farida Farma hingga
sekarang.

Apotek Farida Farma merupakan suatu unit usaha yang menyediakan


pembekalan farmasi yang diarahkan untuk memberikan pelayanan kepad
masyarakat dengan tepat isi, tepat waktu, dan tepat guna yang mempunyai
harga Netto Apotek hingga 26%

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 15


C. Tunjauan Pendirian Apotek “Farida Farma”

Tujuan didirikan Apotek Farida Farma adalah sebagai tempat


mengabdikan profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan, dan
juga untuk memeberikan layanan kesehatan kepada masyarakat sehingga
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat.

D. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Apotek Farida Farma merupakan organisasi yang


sederhana dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, sehingga
setiap karyawan dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan
baik, efektif dan efisien. Dengan sistem organisasi seperti itu diharapkan
semua. Kegiatan mengenai apotek dapat berjalan dengan baik dan
memberkan hasil yang memuaskan.

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 16


E. Pengelolaan

1. Sumber Daya Manusia Apotek “Farida Farma”


a. Apoteker Pengelola Apotek
 Fauziah Kasim, S.Si, Apt
b. Apoteker Pendamping
 mirawati S.Si. Apt
c. Tenaga Teknis Kefarmasian
 M. Sunisi
 Ny. Martha
 Ny. Murni
 Rismawati
 Azizah Asni Aras
 Astuti Junianti
 Kiki Reski Amelia
d. Dokter
 Dr. Fariani Iwan Spkk
 Drg. Taufan Lauddin
e. Suster
 Hj. Susami
2. Sarana Dan Prasarana
a. Tv
b. Meja Racik
c. Telepon
d. Kulkas (Lemari Pendingin)
e. Toilet/WC
f. Ruang Dokter
g. Rak Obat
h. Kipas Angin
i. Ruang Tunggu Pasien/Konsumen
j. CCTV

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 17


k. Kursi
l. Lemari obat
m. Dispensenser & Reskuker
n. Ruang Peracikan Obat
3. Pengelolaan Sediaan Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan
Lainnya
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam penilaian jenis,
jumlah, dan harga pembekalan farmasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan obat
dengan menggunakan metode yang dekat di pertanggungjawabkan
dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain
komsumsi, epidemiologi, kombinasi metode kombinasi dan
epidemiologi di sesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Proses
perencanaan di Apotek Farida Farma biasanya apabila ada barang
kosong ditlis di buku tab (Buku Barang Kosong), setelah itu
dipindahkan ke buku order (Pesanan), dilakukan agar barang-barang
tersebut akan segera di pesan dan dapat selalu ada di apotek. Apotek
Farida Farma memesan obat yang banyak di cari oleh konsumen
b. Pengadaan
 Cara Pemesanan Obat
Cara Pemesanan Obat di Apotek Farida Farma sesuai prosedur
yang ada,Obat dipesan dari PBF dengan disertai SP (surat pesanan)
yang ditandatangani oleh apoteker sehingga ada tanggung jawab
penuh terhadap obat yang akan dibeli.
 Cara Pemesanan Obat Narkotik,Psikotropika,dan perkursor
1. Bagian pembelian membuat surat pesanan yang berisi nama
distributor, nama barang, kemasan, jumlah barang dan
potongan harga yang kemudian ditandatangani oleh bagian
pembelian dan apoteker pengelola apotek. Surat pesanan dibuat

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 18


rangkap dua untuk dikirim ke distributor dan untuk arsip
apotek.
2. Setelah membuat surat pesanan, bagian pembelian langsung
memesan barang ke distributor. Bila ada pesanan mendadak
maka bagian pembelian akan melakukan pemesanan melalui
telepon dan surat pesanan akan diberikan pada saat barang
diantarkan.
3. Pedagang Besar Farmasi akan mengantar langsung barang yang
dipesan.
 Distibutor yang diajak bekerja sama
o Antar Mitra Sembada
o Anugrah Argon Medika
o Arinda
o Binaya
o Bina Sanprima
o Brataco
o Citra Persada
o Cempaka Indah Murni
o Dbm
o Duvin
o Enseval
o Feliv
o Graha Sejati Medika
o Indo Farma
o Intraco
o Junger
o Kalista
o Kimia Farma
o Mensa Bumi Sukses
o Merapi
o Mpi

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 19


o Mulia indo
o Mustika J.
o Parid Padang
o Penta Valen
o Rajawali Nusindo
o Royal
o Ridho Agung
o Sawah Besar Farma
o PT. Samudera Berkat Sehati
o Sapta Sari Tama
o Sentana
o Tempo
o Took Bintang Selatan
o Udc
o Wijaya/Sentosa
c. Penyimpanan
Penyimpanan barang di Apotek Farida Farma Dilaksanakan
Berdasarkan Sistem FIFO (First in first out) dan FEFO (First
expired first out).
d. Pelayanan
Pelayanan di Apotek Farida Farma Meliputi penjualan tunai dan
kredit. Penjualan tunai meliputi pelayanan berdasarkan resep dokter,
baik resep dokter dari dokter yang melakukan praktek di apotek
maupun dokter praktek luar apotek, serta pelayanan non-resep yang
terdiri dari pelayanan obat bebas, Upaya Pengobatan Diri Sendiri
(UPDS).
e. Perpajakan
Pembayaran pajak di apotek Farida Farma Makassar dilakukan
petugas khusus sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
f. Evaluasi Mutu Pelayanan

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 20


Evaluasi mutu pelayanan merupakan proses penilaian kinerja
pelayanan kefarmasian di Apotek yang meliputi penilaian terhadap
sumber daya manusia (SDM), pengelolaan perbekalan sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian
kepada pasien (Menkes RI, 2004).
g. Strategi Pengembangan.
Dalam mengembangkan strategi pengembangan Apotek Farida
Farmapelayanan dari petugas yang cepat dan ramah adalah strategi
yang paling utama dalam pengembangan apotek. Selain itu
dilengkapi dengan dokter praktek, meliputi: Dokter gigi dan
Spesialis Kulit dan kelamin.

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 21


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Setelah mengikuti praktek kerja lapangan (PKL) diapotek farida farma selama
1 bulan (4 minggu), maka saya dapat menyimpulkan bahwa:

1. Apotek Farida Farma merupakan organisasi yang sederhana dengan


pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas,sehingga setiap karyawan
dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik ,efektif
dan efisien
2. Kegiatan perencanaan,pengadaan,penerimaan,penyimpanan,pencatatan
dan pelaporan telah dilaksanakan dengan baik
3. Penyimpanan obat diapotek farida farma secara alfabetis dan
menggunakan sistem first expired first out (FEFO) dan first in first out
(FIFO)
4. Pembelian obat bebas,obat bebas terbatas dan alkes dapat dilayani dengan
asisten apoteker atau petugas apotek lainnya tanpa menggunakan resep
dokter

SARAN

1. Berhubung apotek farida mempunyai banyak pegawai hendaknya


menggunakan sistem computer dan hendaknya melakukan stock off name
minimal 3(tiga) bulan sekali
2. Agar pembeli tidak menurun. hendaknya pemilik apotek meningkatkan
pelayanan dengan melengkapi sediaan obat-obat dan stock obat sesuai
kebutuhan

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 22


PENYIMPANAN

Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan pembekalan farmasi


menurut persyaratan yang ditetapkan.Penyimpanan yaitu kegiatan untuk
mengamankan sediaan obat. Barang disimpan di tempat yang aman, tidak terkena
sinar matahari langsung, bersih dan tidak lembab, disusun secara sistematis (cair,
padat,alfabetis,khusus antibiotik tersendiri),untuk narkotika dalam lemari khusus,
untuk insulin dan vaksin/serum disimpan dalam lemari es, untuk bahan-bahan
yang mudah terbakar supaya disimpan terpisah. Setiap barang diberi kartu stock
untuk mutasinya. Pada penyimpanan di apotek farida farma, barang yang sudah
diterima tadi dicatat dahulu di buku ekspedisi kemudian baru dibawa ke apotek
untuk disimpan dan disusun berdasarkan first in first out(FIFO)dan first expired
first out (FEFO). Dan ada sebagian barang disimpan dilemari penyimpanan obat.

PERENCANAAN

Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah


dan harga pernbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran,
untuk menghindari kekosongan obat denagn menggunakan metode yang dapat
dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan
antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan
epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Proses perencanaan di
Apotek Farida Farma biasanya apabila ada barang kosong ditulis di buku tab
(buku barang kosong), setelah itu dipindahkan ke buku order (pesanan).
Dilakukan agar barang-barang tersebut akan segera di pesan dan dapat selalu ada
diApotek.

PENGADAAN

Pengadaan merupakan kegiatan untuk merelealisasikan kebutuhan yang


telah direncanakan dan disetujui. Dalam melaksanakan pengadaan obat, Apoteker
dan Asisten Apoteker memesan obat yang habis atau hamper habis dengan
menggunakan surat pesanan (SP). Pemesanan obat dapat melalui telpon ke PBF
yang menjual obat, dan sebagainya atau pada waktu salesmen dating ke Apotek.

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 23


Untuk pemesanan obat narkotika, psikotropika, dan precursor harus menggunakan
SP khusus yang ditandatangani oleh apoteker pengelola Apotek.

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 24


DAFTAR PUSTAKA
1. duniapharmacy.blogspot.com/2011/12/definisi-apotek.html
2. http;//bukumerahkreatif.blogspot.co.id
3. http://aespesoft.com

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 25


L
A
M
P
I
R
A
N

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 26


BAGIAN DEPAN APOTEK FARIDA FARMA

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 27


DOKTER PRAKTEK

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 28


LOKASI APOTEK FARIDA FARMA

TEMPAT RACIK OBAT

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 29


BAGIAN PENYEDIAAN OBAT DAN PENULISAN ETIKET

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 30


OBAT TABLET DAN KAPSUL (PATEN DAN GENERIK)

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 31


RAK OBAT SIRUP

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 32


RAK OBAT SALEP

RUANG TUNGGU

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 33


CONTOH SURAT PESANAN

CONTOH RESEP

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 34


CONTOH COPY RESEP

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 35


ETIKET OBAT LAR DAN DALAM

CONTOH KUITANSI

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 36


TABEL SKRINING
Tabel I : Skrining Kesesuaian Adinistratif

No. Komponen Administratif Keterangan

1. Nama dokter √

2. Tanggal penulisan resep √

3. Paraf/tanda tangan dokter -

4. Nama pasien √

5. Umur pasien √

6. Berat badan pasien -

7. Alamat pasien -

8. Nomor telepon pasien -

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 37


Tabel II : Skrining Kesesuaian Farmasetis

No. Komponen Farmasetis Keterangan

1. Bentuk sediaan Sesuai

2. Dosis sediaan Sesuai

3. Potensi obat Sesuai

4. Stabilitas Sesuai

5. Cara dan lama pemberian Sesuai

6. Waktu pemberian Sesuai

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 38


Tabel III. Skrining kesesuaian klinis

No. Kesesuaian klinis Keterangan

1. Adanya alergi Tidak ada

2. Efek samping obat Ada

3. Interaksi obat Tidak ada

4. Inkompatibilitas Tidak ada

5. Kesesuian dosis Sesuai

6. Kesesuaian jumlah obat Sesuai

7. Kesesuaian lama pengobatan Sesuai

LAPORAN APOTEK FARIDA SEMESTER GENAP 39

Anda mungkin juga menyukai