FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR 2020 A. Dunia farmasi masa kini dan masa depan - Menuju dunia farmasi masa kini Dalam upaya pengembangan sebuah usaha bisnis, pengelolaan sumber daya manusia (SDM) bukan saja tenaga yang bekerja di apotek maupun rumah sakit, namun tenaga yang juga bekerja di pengembangan riset farmasi, industri distribusi farmasi, induksi produksi dan sebagainya. Tenaga kefarmasian memiliki tujuan yakni pelayanan kesehatan untuk masyarakat melalui penyediaan obat yang memkiliki kualitas. Kerberhasilan seseorang apoteker baik yang bekerja di apoteker maupun korporasi farmasi laiin bisa dilihat dari hasil pelayanan yang diberikannya. Perubahan paradigma kefarmasian Sudah lebih 4 dekade telah terjadi perubahan paradigma kefarmasian di dunia bisnis farmasi yang bermula dari pembuatan obat serta penyaluran obat-obatan. Kini beralih pada kepedulian terhadap pasien. Peran farmasi pun lambat laun berubah dari hanya peracik obat serta pemasok obat farmasi menuju ke arah pemberi pelayanan dan informasi penuh pada pasien dan akhirnya berujung pada nilai kepedulian pada pasien. Sekarang ini seorang apoteker / farmasis pun harus bisa memberikan obat yaang layak, obat yang layak artinya yang sesuai dengan kebutuhan yang efektif artinya yang memiliki dampak penyembuhan terbaik bagi pasien. - Farmasi masa depan I. Upaya kesehatan merupakan pelayanan kesehatan yang holistik dilakukan oleh tenaga kesehatan yang saling bekerja sama dan saling berkoordinasi. Tenaga kesehatan terdiri atas tenaga dokter umum, dokter spesialis gigi, apoteker/farmasis/TTK, perawat dan bidan. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan serta memiliki pengetahuan daya/keterempilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerliukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Asisten tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan atau melalui pendidikan bidang kesehatan di bawah jenjang D3. Tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam : - Tenaga medis, psikologi klinis, keperawatan, kebidanan, kefarmasian, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, gizi, keterapian fisik, keteknesian medis, teknik medis, teknik biomedika, kesehatan tradisional, dan kesehatan lain. Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Tenaga kesehatan teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian IAI adalah organisasi yang menghimpun seluruh profesi Apoteker. Organisasi profesi yang menghimpun adalah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, Tenaga kefarmasian meliputi : Sarjana farmasi, ahli madya farmasi, dan Analisis farmasi II. Pelayanan kesehatan adalah pekerjaan yang holistik dari para tenaga kesehatan untuk tujuan menyembuhkan pasien dan membuat masyarakat sehat. Melalui asuransi kesehatan, berkomunikasi dengan Dokter umum, Dokter spesialis Gigi/jasa Apoteker obat/jasa, puskesmas, rumah sakit. III. Sistem distibusi obat ideal, melalui : sarana produksi, sarana penyaluran (PBF), sarana pelayanan (APOTEK), sarana pelayanan (Toko Obat), Rumah sakit. IV. Tenaga kefarmasian Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan pekerjaan kefarmasian yang bila dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian. Apoteker adalah profesi yang melakukan praktek kefarmasian sesuai syarat legal yang berlaku, mempunyai ijazah apoteker dan memiliki sertifikat kompetensi profesi apoteker yang dikeluarkan oleh ISFI. Pekerjaan Kefarmasian yang dilakukan tenaga kefarmasian merupakan bagian dari kesehatan dan ditujukan pada penyediaan jasa kefarmasian dan penyediaan sediaan farmasi bagi kepentingan pasien dan masyarakat. Pekerjaan kefarmasian dilakukan dalam bentuk kegiatan produksi, penyaluran, pelayanan pasien, penelitian dan pengembangan, pengawasan, pemeriksaan, laboratoris, informasi, pelayanan komunitas dan masyarakat. V. Organisasi profesi Profesi apoteker (IPF) adalah kemauan individu apoteker untuk melakukan praktek kefarmasian sesuai syarat legal minimum yang berlaku serta memenuhi syarat Kompetensi Apoteker dan etika kefarmasian. Profesi apoteker harus disertifikasi secara formal oleh organisasi profesi
B. Peluang dan tantangan Tenaga Farmasi di Era Revolusi Industri
3 bidang utama di farmasi; farmasi klinis, farmasi komunitas, farmasi industri. Perkembangan pelayanan kefarmasian telah mengalami beberapa perubahan sejak tahun 1960-an, secara historis perubahan-perubahan dalam profesi kefarmasian dapat dibagi dalam 4 periode : Tradisional : melibatkan seni dan ilmu pembuatan bahan obat (alam/sintetik) menjadi sediaan atau produk yang sesuai, Tradisional farmasi : Tuntutan masyarakat untuk pelayanan medis dan farmasi yang bermutu tinggi, farmasi klinis : memaksimalkan efek terapeutik, meminimalkan resiko dan biaya serta menghormati pilihan pasien. pharmaceutical care : Perkembangan farmasi industri herbal masa mendatang : pelayanan e-farmasi; telepharmacy, kios apotek/ATM, Health mobile applications. Pelayanan Rs; automasii penyiapan obat, pharmacy information system(PIS), automated dispensing cabinet, robotlc medication dispenser
C. Pemanfaatan Bahan alam sebagai peningkatan kompetensi skill
tenaga kefarmasian Obat herba/obat alami, organik dari saripati tumbuhan atau hewan yang mempunyai manfaat untuk pengobatan tanpa ada campuran bahan kimia buatan. Jamu, obat tradisional asli Indonesia yang digunakan secara turun temurun, terbuat dari bahan obat alami, berkhasiat obat, diuji secara empiris. Fungsi; pengobatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, pemulihan kesehatan, kebugaran, kecantikan, vitalitas, energy. Konsep meracik jamu, tersedia bentuk kering/serbuk, formula serbuk yang dicampur, ekstraksi dengan ekstraktor, simplisia kering direbus/godok, maserasi (simplisia direndam dengan pelarut alkohol, air, minyak, cuka), dikemas dalam bentuk kapsul, tablet, pil, pasta. Bahan ektrak dari indonesia : Jahe, jahe merah, kunyit putih, temu mangga, temu lawak, temu hitam, tongkat ali, pasak bumi, purwogeng, kacit fatimah, tumeric, kunyit.
D. Bahan obat palsu
Efek obat palsu (OP) : isi obat tidak terdeteksi, keracunan obat palsu, harapan sembuh hilang, kepanikan pribadi dan keluarga, semakin parah, kematian. Antibiotika, penggunaan antibiotika secara rasional : tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis regimen, tepat penderita, waspada terhadap efek samping obat. Akibat penggunaan antibiotika yang tidak rasional (misal obat palsu) : efektitas rendah, timbulnya toksisitas yang tidak perlu mempercepat terjadinya resistensi, meningkat biaya pengobatan. Menurut who tahun 1999 sedikitnya 200 ribu orang meninggal karena obat palsu anti malaria, dimana mefloquine diganti dengan sulfadoksin-pirimetamin yang lebih murah tapi lebih toksis. Tahun 2008 laporan United states trade representative (USTR) dalam 31 report memperkirakan 25% obat yang beredar di indonesia adlah palsu.
E. Peran Dokter dalam pengedaran obat dengan PBF/industri
farmasi Dokter berkonspirasi dengan perusahaan farmasi, di singapura para dokter cenderung memberi resep obat produksi perusahaan farmasi yang mempromosikan produknya ke dokter bersangkutan namun pasienlah yang membayar lebih biaya obat tersebut. Mayoritas dokter mendapatkan informasi tentang obat-obatan dari industri farmasi “katanya para staf penjualan obat perusahaan farmasi ini bahkan sering membawakan makan siang ke kantor seorang dokter praktik maupun mengundang mereka ke acara-acara olahraga dan hiburan lainnya saat mereka memberikan penjelasan. Menurut spurling hasil studi di inggris terhadap lebih dari seribu orang dokter umum mendapati bahwa mereka yang lebih sering bertemu staf penjualan obat cenderung lebih sering memberikan resep-resep obat mahal, namun tidak ada jaminan bahwa pasien mendapatkan obat- obatan yang tepat bagi penyakitnya. Kata wolfe, “seorang dokter juga perlu mengikuti informasi terkini soal obat dari kebiasaan membaca literatur dan jurnal-jurnal ilmiah”.