Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH WAWASAN IPTEK

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

KELAS A / 2018

FADEL FACHRIYONO
518 011 231

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2020
A. Dunia farmasi masa kini dan masa depan
- Menuju dunia farmasi masa kini
Dalam upaya pengembangan sebuah usaha bisnis, pengelolaan
sumber daya manusia (SDM) bukan saja tenaga yang bekerja di
apotek maupun rumah sakit, namun tenaga yang juga bekerja di
pengembangan riset farmasi, industri distribusi farmasi, induksi
produksi dan sebagainya. Tenaga kefarmasian memiliki tujuan yakni
pelayanan kesehatan untuk masyarakat melalui penyediaan obat yang
memkiliki kualitas. Kerberhasilan seseorang apoteker baik yang
bekerja di apoteker maupun korporasi farmasi laiin bisa dilihat dari
hasil pelayanan yang diberikannya.
 Perubahan paradigma kefarmasian
Sudah lebih 4 dekade telah terjadi perubahan paradigma kefarmasian
di dunia bisnis farmasi yang bermula dari pembuatan obat serta
penyaluran obat-obatan. Kini beralih pada kepedulian terhadap
pasien. Peran farmasi pun lambat laun berubah dari hanya peracik
obat serta pemasok obat farmasi menuju ke arah pemberi pelayanan
dan informasi penuh pada pasien dan akhirnya berujung pada nilai
kepedulian pada pasien. Sekarang ini seorang apoteker / farmasis
pun harus bisa memberikan obat yaang layak, obat yang layak artinya
yang sesuai dengan kebutuhan yang efektif artinya yang memiliki
dampak penyembuhan terbaik bagi pasien.
- Farmasi masa depan
I. Upaya kesehatan merupakan pelayanan kesehatan yang holistik
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang saling bekerja sama dan saling
berkoordinasi. Tenaga kesehatan terdiri atas tenaga dokter umum,
dokter spesialis gigi, apoteker/farmasis/TTK, perawat dan bidan.
 Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan serta
memiliki pengetahuan daya/keterempilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerliukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
 Asisten tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan atau
melalui pendidikan bidang kesehatan di bawah jenjang D3.
 Tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam :
- Tenaga medis, psikologi klinis, keperawatan, kebidanan,
kefarmasian, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan,
gizi, keterapian fisik, keteknesian medis, teknik medis, teknik
biomedika, kesehatan tradisional, dan kesehatan lain.
 Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian.
 Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
 Tenaga kesehatan teknis kefarmasian adalah tenaga yang
membantu apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian
 IAI adalah organisasi yang menghimpun seluruh profesi Apoteker.
 Organisasi profesi yang menghimpun adalah Persatuan Ahli
Farmasi Indonesia, Tenaga kefarmasian meliputi : Sarjana farmasi,
ahli madya farmasi, dan Analisis farmasi
II. Pelayanan kesehatan adalah pekerjaan yang holistik dari para tenaga
kesehatan untuk tujuan menyembuhkan pasien dan membuat
masyarakat sehat. Melalui asuransi kesehatan, berkomunikasi dengan
Dokter umum, Dokter spesialis Gigi/jasa Apoteker obat/jasa,
puskesmas, rumah sakit.
III. Sistem distibusi obat ideal, melalui : sarana produksi, sarana
penyaluran (PBF), sarana pelayanan (APOTEK), sarana pelayanan
(Toko Obat), Rumah sakit.
IV. Tenaga kefarmasian
 Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan
pekerjaan kefarmasian yang bila dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian.
 Apoteker adalah profesi yang melakukan praktek kefarmasian
sesuai syarat legal yang berlaku, mempunyai ijazah apoteker dan
memiliki sertifikat kompetensi profesi apoteker yang dikeluarkan
oleh ISFI.
 Pekerjaan Kefarmasian yang dilakukan tenaga kefarmasian
merupakan bagian dari kesehatan dan ditujukan pada penyediaan
jasa kefarmasian dan penyediaan sediaan farmasi bagi
kepentingan pasien dan masyarakat. Pekerjaan kefarmasian
dilakukan dalam bentuk kegiatan produksi, penyaluran, pelayanan
pasien, penelitian dan pengembangan, pengawasan, pemeriksaan,
laboratoris, informasi, pelayanan komunitas dan masyarakat.
V. Organisasi profesi
 Profesi apoteker (IPF) adalah kemauan individu apoteker untuk
melakukan praktek kefarmasian sesuai syarat legal minimum yang
berlaku serta memenuhi syarat Kompetensi Apoteker dan etika
kefarmasian. Profesi apoteker harus disertifikasi secara formal oleh
organisasi profesi

B. Peluang dan tantangan Tenaga Farmasi di Era Revolusi Industri


3 bidang utama di farmasi; farmasi klinis, farmasi komunitas,
farmasi industri. Perkembangan pelayanan kefarmasian telah
mengalami beberapa perubahan sejak tahun 1960-an, secara historis
perubahan-perubahan dalam profesi kefarmasian dapat dibagi dalam
4 periode : Tradisional : melibatkan seni dan ilmu pembuatan bahan
obat (alam/sintetik) menjadi sediaan atau produk yang sesuai,
Tradisional farmasi : Tuntutan masyarakat untuk pelayanan medis dan
farmasi yang bermutu tinggi, farmasi klinis : memaksimalkan efek
terapeutik, meminimalkan resiko dan biaya serta menghormati pilihan
pasien. pharmaceutical care :
Perkembangan farmasi industri herbal masa mendatang :
 pelayanan e-farmasi; telepharmacy, kios apotek/ATM, Health
mobile applications.
 Pelayanan Rs; automasii penyiapan obat, pharmacy information
system(PIS), automated dispensing cabinet, robotlc medication
dispenser

C. Pemanfaatan Bahan alam sebagai peningkatan kompetensi skill


tenaga kefarmasian
Obat herba/obat alami, organik dari saripati tumbuhan atau
hewan yang mempunyai manfaat untuk pengobatan tanpa ada
campuran bahan kimia buatan.
 Jamu, obat tradisional asli Indonesia yang digunakan secara turun
temurun, terbuat dari bahan obat alami, berkhasiat obat, diuji
secara empiris. Fungsi; pengobatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaan kesehatan, pemulihan kesehatan, kebugaran,
kecantikan, vitalitas, energy.
 Konsep meracik jamu, tersedia bentuk kering/serbuk, formula
serbuk yang dicampur, ekstraksi dengan ekstraktor, simplisia
kering direbus/godok, maserasi (simplisia direndam dengan pelarut
alkohol, air, minyak, cuka), dikemas dalam bentuk kapsul, tablet,
pil, pasta.
 Bahan ektrak dari indonesia : Jahe, jahe merah, kunyit putih, temu
mangga, temu lawak, temu hitam, tongkat ali, pasak bumi,
purwogeng, kacit fatimah, tumeric, kunyit.

D. Bahan obat palsu


Efek obat palsu (OP) : isi obat tidak terdeteksi, keracunan obat
palsu, harapan sembuh hilang, kepanikan pribadi dan keluarga,
semakin parah, kematian.
 Antibiotika, penggunaan antibiotika secara rasional : tepat indikasi,
tepat obat, tepat dosis regimen, tepat penderita, waspada terhadap
efek samping obat.
 Akibat penggunaan antibiotika yang tidak rasional (misal obat
palsu) : efektitas rendah, timbulnya toksisitas yang tidak perlu
mempercepat terjadinya resistensi, meningkat biaya pengobatan.
 Menurut who tahun 1999 sedikitnya 200 ribu orang meninggal
karena obat palsu anti malaria, dimana mefloquine diganti dengan
sulfadoksin-pirimetamin yang lebih murah tapi lebih toksis.
 Tahun 2008 laporan United states trade representative (USTR)
dalam 31 report memperkirakan 25% obat yang beredar di
indonesia adlah palsu.

E. Peran Dokter dalam pengedaran obat dengan PBF/industri


farmasi
Dokter berkonspirasi dengan perusahaan farmasi, di singapura
para dokter cenderung memberi resep obat produksi perusahaan
farmasi yang mempromosikan produknya ke dokter bersangkutan
namun pasienlah yang membayar lebih biaya obat tersebut. Mayoritas
dokter mendapatkan informasi tentang obat-obatan dari industri
farmasi “katanya para staf penjualan obat perusahaan farmasi ini
bahkan sering membawakan makan siang ke kantor seorang dokter
praktik maupun mengundang mereka ke acara-acara olahraga dan
hiburan lainnya saat mereka memberikan penjelasan. Menurut
spurling hasil studi di inggris terhadap lebih dari seribu orang dokter
umum mendapati bahwa mereka yang lebih sering bertemu staf
penjualan obat cenderung lebih sering memberikan resep-resep obat
mahal, namun tidak ada jaminan bahwa pasien mendapatkan obat-
obatan yang tepat bagi penyakitnya. Kata wolfe, “seorang dokter juga
perlu mengikuti informasi terkini soal obat dari kebiasaan membaca
literatur dan jurnal-jurnal ilmiah”.

Anda mungkin juga menyukai