Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FARMAKOGNOSI FLAVONOID

Disusun oleh :

KELOMPOK 2
CORNELIA NOVERLINDA
DELFINA
ESTERLINA
FADEL FACHRIYONO
SITI MUNIFA

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Flavonoid sebagai salah satu kelompok senyawa fenolik yang banyak
terdapat pada jaringan tanaman dapat berperan sebagai antioksidan. Aktivitas
antioksidatif flavonoid bersumber pada kemampuan mendonasikan atom
hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam. Berbagai hasil
penelitian menunjukkan bahwa senyawa flavonoid mempunyai aktivitas
antioksidan yang beragam pada berbagai jenis sereal, sayuran dan buah-
buahan.(Noer 2010)

Flavonoid adalah senyawa metabolit sekunder yang memilki sturuktur inti


C6-C3-C6 yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan dengan 3 atom C,
biasanya dengan ikatan atom O yang berikatan dengan Oksigen Heterosiklik.
Senyawa ini dapat dimasukkan sebagai senyawa polifenol karena
mengandung 2/lebih guugus hidroksil, bersifat agak asam sehingga dapat
larut dalam basa. umumnya flavonoid ditemukan berikatan dengan gula
membentuk glikosida yang menyebabkan senyawa ini lebih mudah larut
dalam pelarut polar, seperti : methanol, etanol, butanol, etil asetat. Bentuk
glikosida memiliki warna yang lebih pucat dibandingkan bentuk aglikon.
Dalam bentuk aglikon, sifatnya kurang polar, cenderung lebih mudah larut
dalam pelarut kloroform dan eter.. Sebagian besar senyawa organik bahan
alam adalah senyawa-senyawa aromatic. Senyawa-senyawa ini tersebar luas
sebagai zat warna alam yang menyebabkan warna pada bunga, kayu pohon
tropis, bermacam-macam kapang dan lumut termasuk zat alizarin. (endang
2015)

Bioaktif flavonoid dianggap sebagai fitokimia terpenting dalam makanan,


yang memiliki manfaat biologis bagi manusia secara luas. Cara
biotransformasi mikroba untuk menghasilkan flavonoid menjadi perhatian
yang besar karena menghasilkan flavonoid baru, yang tidak ada di alam.
Reaksi utama selama biotransformasi mikroba adalah hidroksilasi,
dehidroksilasi, O-metilasi, O-demethylation, glycosylation, deglycosylation,
dehydrogenation, hydrogenation, siklisasi dan reduksi karbonil.
Cunninghamella, Penicillium, dan Strain Aspergillus sangat populer untuk
biotransformasi flavonoid dan mereka dapat melakukan hampir semua reaksi
dengan hasil yang sangat baik. Aspergillus niger adalah salah satu
mikroorganisme yang paling banyak digunakan dalam fllavonoid
biotransformation; Sebagai contoh, A. niger dapat merubah flavanon ke
flanel-4-ol, 2'-hydroxydihydrokalcon, flavon, 3-hydroxy flavon, 6-hydroxy
flanonon, dan 4'- hydroxy flavonon. Hydroxylation flavon oleh mikroba
biasanya terjadi pada posisi orto gugus hidroksil pada cincin A dan posisi C-4
dari cincin B dan mikroba hidroksilasi umum (Arifin 2018)

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini :
a. Apa yang dimaksud dengan flavonoid
b. Bagaimana sifat kimia dan fisika dari flavonid
c. Pada simplisia tanaman apa sajakah flavonoid berada

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini :
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dangen flavonoid
b. Untuk mengetahui sifat kimia dan fisika dari flavonoid
c. Unruk mengetahui simplisia yang mengandung flavonoid
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Flavonoid adalah metabolit sekunder dari polifenol, ditemukan secara luas
pada tanaman serta makanan dan memiliki berbagai efek bioaktif termasuk
anti virus, anti-inflamasi (kardioprotektif, antidiabetes, anti kanker,anti
penuaan, antioksidan dan lain-lain. Senyawa flavonoid adalah senyawa
polifenol yang mempunyai 15 atom karbon yang tersusun dalam konfigurasi
C6-C3-C6, artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin
benzena tersubstitusi) disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon.
Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga dapat ditemukan
pada setiap ekstrak tumbuhan. Flavonoid adalah kelas senyawa yang
disajikan secara luas di alam. Hingga saat ini, lebih dari 9000 flavonoid telah
dilaporkan, dan jumlah kebutuhan flavonoid bervariasi antara 20 mg dan 500
mg, terutama terdapat dalam suplemen makanan termasuk teh, anggur merah,
apel, bawang dan tomat. Flavonoid ditemukan pada tanaman, yang
berkontribusi memproduksi pigmen berwarna kuning, merah, oranye, biru,
dan warna ungu dari buah, bunga, dan daun. Flavonoid termasuk dalam famili
polifenol yang larut dalam air. (Arifin 2018)

Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder


yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman (Rajalakshmi dan
S. Narasimhan, 1985). Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa phenolik
dengan struktur kimia C6-C3-C). Kerangka flavonoid terdiri atas satu cincin
aromatik A, satu cincin aromatik B, dan cincin tengah berupa heterosiklik
yang mengandung oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini dijadikan dasar
pembagian flavonoid ke dalam sub-sub kelompoknya (Hess, tt). Sistem
penomoran digunakan untuk membedakan posisi karbon di sekitar
molekulnya. Berbagai jenis senyawa, kandungan dan aktivitas antioksidatif
flavonoid sebagai salah satu kelompok antioksidan alami yang terdapat pada
sereal, sayursayuran dan buah, telah banyak dipublikasikan. Flavonoid
berperan sebagai antioksidan dengan cara mendonasikan atom hidrogennya
atau melalui kemampuannya mengkelat logam, berada dalam bentuk
glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk bebas
yang disebut aglikon (redha 2010)

Berikut beberapa contoh tanaman yang mengandung flavonoid :

1. Kembang Sepatu

(gambar 1 : bunga kembang sepatu)


Nama simplisia : Hibiscus rosa-sinensidis Folium,
Hibiscus rosa-sinensidis Radix
Nama Tanaman Asal : Hibiscus rosa-sinensis L.
Keluarga : Malvaceae
Zat berkhasiat : Lendir, flavonoid dan zat samak
Penggunaan : Akar : Batuk, bronkitis, demam, haid
tidak teratur, infeksi saluran kemih,
keputihan, pelembut kulit, radang
kemih dan sariawanbisul (obat luar),
radang kulit bernanah (obat luar),
radang payudara (obat luar) Anti
inflamasi, diuretik, analgesik, sedatif,
dan ekspectoran.

2. Mahoni

(Gambar 2 : mahoni)
Nama simplisia : Swieteniae Radix
Nama Tanaman Asal : Swietenia mahaboni Jacq.
Keluarga : Meliaceae
Zat berkhasiat : Saponin dan flavonoida
Penggunaan : Tekanan darah tinggi (hipertensi),
kencing manis (diabetes militus),
kurang nafsu makan, masuk angin,
demam, rematik

3. Nangka

(Gambar 3 : Nangka
Nama simplisia : Artocarpi Lignum
Nama Tanaman Asal : Artocarpus integra Merr. Thumb.
Keluarga : Moraceae
Zat berkhasiat : Morin, flavon, sianomaklurin (zat
samak) dan tannin
Penggunaan : Anti spasmodik dan sedative

4. Remak Daging

(Gambar 4 : daun remak daging)


Nama simplisia : Hemigraphis coloratae Folium
Nama Tanaman Asal : Hemigraphis colorata Hall.
Keluarga : Euphorbiaceae
Zat berkhasiat : Flavonoid, natrium, senyawa kalium
Penggunaan : Disentri, wasir, perdarahan sesudah
melahirkan Diuretik dan hemostatik

5. Temu Putih

(Gambar 5 : temu putih)


Nama simplisia : Zedoariae Rhizoma
Nama Tanaman Asal : Curcuma zedoaria Berg. Roscoe
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri zingiberin, sineol,
prokurkumenol, kurkumenol,
kurkumol isofuranolgermakrena,
kukumadeol, hars, zat pati lendir,
minyak lemak, saponin, polivenol
danf lavonoid.
Penggunaan : Kanker rahim, kanker kulit,
pencernaan tidak baik, nyeri hamil
rahim membesar, sakit maag, memar
(obat luar), pelega perut.
Antineoplastik, kholeretik, stomakik,
antiflogostik, dan antipiretik.

6. Kulit kina

(Gambar 6 : kulit kina)


Nama simplisia : Cinchonae Cortex
Nama Tanaman Asal : Cinchona succirubra
Keluarga : Rubiaceae
Zat berkhasiat : alkaloida kinina, saponin, flavonoida
dan politenol
Penggunaan : anti malaria
7. Gandarusa

(Gambar 7 : Gandusa)
Nama simplisia : Gendarusa Folium ; Gendarusa Radix
Nama Tanaman Asal : Justicia gendarussa Burm. F.
Keluarga : Acanthaceae
Zat berkhasiat : Alkaloid, saponin, flavonoid,
polifenol Alkaloid yustisina dan
minyak atsiri
Penggunaan : Haid tidak teratur, bisul (obat luar),
memar (obat luar), patah tulang (obat
luar), radang kulit bernanah (obat
luar), rematik (obat luar) dan sakit
kepala (obat luar) Analgesik,antipiretik,
diaforetik, diuretik dan sedative
8. Sidaguri

(Gambar 8 : Sidaguri)
Nama simplisia : Sidae Folium
Nama Tanaman Asal : Sida rhombifolia L.
Keluarga : Acanthaceae
Zat berkhasiat : flavonoid, sterol Alkaloid hipaforina,
gula, triterpenoid.
Penggunaan : Batuk darah, batu ginjal,cacing
keremi, demam, disentri, malaria,
sakit perut, rematik, radang amandel,
selesma, usus buntu, Bisul (obat
luar), Eksem (obat luar), gatal (obat
luar), ketombe (obat luar) Anti
inflamasi, diuretik, dan analgesic

1.3 Sifat Fisika dan Kimia Senyawa Flavonoid


Flavonoid merupakan senyawa polifenol sehingga bersifat kimia senyawa
fenol yaitu agak asam dan dapat larut dalam basa, dan karena merupakan
senyawa polihidroksi (gugus hidroksil) maka juga bersifat polar sehingga
dapat larut dalan pelarut polar seperti metanol, etanol, aseton, air, butanol,
dimetil sulfoksida, dimetil formamida. Disamping itu dengan adanya gugus
glikosida yang terikat pada gugus flavonoid sehingga cenderung
menyebabkan flavonoid mudah larut dalam air.
Pemisahan senyawa golongan flavonoid berdasarkan sifat kelarutan dalam
berbagai macam pelarut dengan polaritas yang meningkat adalah sebagai
berikut :
a. Flavonoid bebas dan aglikon, dalam eter .
b. O-Glikosida, dalam etil asetat.
c. C-Glikosida dan leukoantosianin dalambutanol dan amil alkohoI.

Oleh karena itu banyak keuntungan ekstraksi dengan polaritas yang


meningkat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Flavonoid adalah senyawa polifenol yang banyak terdapat di alam.
Flavonoidmerupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik
yang banyak merupakansebagai pigmen tumbuhan.

Flavonoid merupakan senyawa polifenol sehingga bersifat kimia senyawa


fenol yaitu agak asam dan dapat larut dalam basa, dan karena merupakan
senyawa polihidroksi( gugus hidroksil) maka juga bersifat polar sehingga
dapat larut dalan pelarut polar seperti metanol, etanol, aseton, air, butanol,
dimetil sulfoksida, dimetil formamida. Disamping itu dengan adanya gugus
glikosida yang terikat pada gugus flavonoid sehingga cenderung
menyebabkan flavonoid mudah larut dalam air.

Beberapa contoh simplisia yang mengandung falavonoid


a. Hibiscus rosa-sinensidis Folium, Hibiscus rosa- sinensidis Radix
b. Swieteniae Radix
c. Artocarpi Lignum
d. Hemigraphis coloratae Folium
e. Zedoariae Rhizoma
f. Cinchonae Cortex
g. Gendarusa Folium ; Gendarusa Radix
h. Sidae Folium
DAFTAR RUJUKAN

Blumea, 1970, Thewinteraceae of Old World I, Vol XVIII,No 2, 315-354Eduardo,


R., Fuentes, G., Becerra, J., Gonzales F. & M.

Harborne, J. B.1987, Metode Fitokimia Penutun dan Cara Modern Menganaisis


Tumbuhan, a.b. Kosasih Padmawinata, ITB, Bandung.

Jurnal Belian Vol. 9 No. 2 Sep. 2010: 196 – 202.

Jurnal Chem. Prog. Vol. 6, No.1. Mei 201.3

Markham, K. R. 1988, Cara mengidentifikasi Flavonoid, a.b. Kosasih


Padmawinata, ITB, Bandung.

Parubak, A. S. & Murtihapsari, 2005, Isolasi dan Identifikasi Alkaloid dari Kulit
Kayu Akway (Drimys beccariana. Gibbs) Asal Manokwari, Laporan
Penelitian, (Proseding Seminar Nasional SPMIPA 2006) Undip
Semarang.

Parubak, A. S. 2007. Isolasi Senyawa aktif dan Uji Antibakteri dari Ekstrak Daun
Akway (Drimys beccariana.Gibbs), Makalah Hasil-Hasil penilitian
DIKTI 2007, Seminar FMIPA 6-7 Nopember 2007. Manokwari

Prof. Dr. Endang Hanani MS,Apt.:ANALISIS FITOKIMIA Hal 103 Ardiansyah,


2005, Daun Beluntas Sebagai Antibakteri dan Antioksidan, Artikel Iptek
Bidang Biologi Pangan dan Kesehatan, http//www.beritaiptek.com (31
Mei 2005)

Silva. 2002. flavonoida As Chemosystematic Maekers in Cilean Species of


Drimys J.R Forst. ET.G.Forst. (Winteraceae), Bol Soc. Chil. Quim, 47,
273-278.

Anda mungkin juga menyukai