Kelompok :
Nunu Dania Purwati 191FF01032
II. PRINSIP
Dengan melakukan uji tertentu untuk mengetahui adanya senyawa glikosida
dan flavonoid pada zat tertentu dengan melakukan berdasarkan reaksi kimia.
III. DASAR TEORI
Glikosida
Glikosida adalah senyawa bahan alam yang terdiri atas gabungan dua bagian
senyawa, yaitu gula dan bukan gula.Bagian gula biasa disebut glikon sementara
bagian bukan gula disebut sebagai aglikon. Alikon memiliki rumus molekul yang
sangat beragam, mulai dari turunan fenol sederhana sampai ke kelompok triterpen.
Ikatan antara molekul gula dengan molekul non-gula disebut ikatan glikosidik yang
dapat berupa ikatan eter, ikatan ester, ikatan sulfida dan ikatan C-C. Ikatan ini sangat
mudah terurai oleh pengaruh asam, basa, enzim, air, dan panas. Semakin pekat kadar
asam atau basa maupun semakin panas lingkungannya maka glikosida akan semakin
mudah dan cepat terhidrolisis. Saat glikosida terhidrolisis maka molekul akan pecah
menjadi dua bagian, yaitu bagian gula dan bagian bukan gula. Dalam bentuk
glikosida, senyawa ini larut dalam pelarut polar seperti air.Namun, bila telah terurai
maka aglikonnya tidak larut dalam air karena larut dalam pelarut organik nonpolar.
Apabila senyawa glikon tidak sama dengan aglikon, maka glikosida tersebut
dinamakan heterosida. Contohnya adalah dioscon (terdiri dari bagian gula dan
aglikonnya diosgenin). Sementara bila glikonnya sama dengan aglikon disebut
holosida. Contohnya adalah laktosa (terdiri dari gula glukosa dan gula galaktosa,
sama-sama gula). Gula yang sering menempel pada glikosida adalah β-D-glukosa.
Meskipun demikian, ada juga beberapa gula jenis lain yang dijumpai menempel pada
glikosida, misalnya ramnosa, digitoksossa dan simarosa. Bagian aglikon atau genin
terdiri dari berbagai macam senyawa organik, misalnya triterpena, steroid, antrasena,
atau pun senyawa yang mengandung gugus fenol, alkohol, aldehida, keton dan
ester.Molekul gula dapat terdiri dari hanya sebuah glukosa (monosakarida) sampai
oligosakarida. Jika gugus gulanya adalah glukosa maka glikosida tersebut disebut
glukosida, namun jika bukan glukosa maka tetap disebut glikosida.
1. Biosintesis Glikosida
Glikosida berasal dari senyawa asetal dengan satu gugus hidroksi dari gula yang
mengalami kondensasi dengan gugus hidroksi dari komponen bukan
gula.Sementara gugus hidroksi yang kedua mengalami kondensasi di dalam
molekul gula itu sendiri membentuk lingkaran oksida.Oleh karena gula terdapat
dalam dua konformasi, yaitu bentuk alfa dan bentuk beta maka bentuk
glikosidanya secara teoritis juga memiliki bentuk alfa dan bentuk beta. Namun,
dalam tanaman ternyata hanya glikosida bentuk beta saja yang terkandung di
dalamnya. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa elmulsin dan enzim alami lain
hanya mampu menghidrolisis glikosida yang ada pada bentuk beta.
2. Keberadaan glikosida di alam
Keberadaan glikosida di alam sangat tersebar luas dan banyak di antaranya telah
berhasil diisolasi dari berbagai sumber antara lain glikosida Amigdalin yang
berasal dari Prumus amygdalus dengan famili Rosaceae. Arbutin dari
Arctostaphyllos uva ursi dengan famili Ericaceae.Digitonin yang berasal dari
Digitalis purpurea dengan famili Scrophulariaceae dan Rutin yang berasal dari
Fagopyrum esculentum dengan famili Polygonaceae. Berikut ini adalah beberapa
glikosida yang memiliki berbagai kegunaan antara lain:
Untuk Flavor: Vanillae Fructus; Steviosida (pemanis natrural bukan gula)
Tonik/adaptogenik: Ginseng Radix
Ekspektoran: Glycyrhhizae Radix; Abri Folium
Obat jantung: Digitalis Folium
Laksan ringan: Sennae Folium, Rhei Radix, Aloe
Flavonoid
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di
alam. Banyaknya senyawa flavonoid ini bukan disebabkan karena banyaknya variasi
struktur, akan tetapi lebih disebabkan oleh berbagai tingkat hidroksilasi, alkoksilasi
atau glikoksilasi pada struktur tersebut. Flavonoid di alam juga sering dijumpai dalam
bentuk glikosidanya. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru
dan sebagian zat warna kuning yang terdapat dalam tanaman. Sebagai pigmen bunga,
flavonoid jelas berperan dalam menarik serangga untuk membantu proses
penyerbukan. Beberapa kemungkinan fungsi flavonoid yang lain bagi tumbuhan
adalah sebagai zat pengatur tumbuh, pengatur proses fotosintesis, zat antimikroba,
antivirus dan antiinsektisida. Beberapa flavonoid sengaja dihasilkan oleh jaringan
tumbuhan sebagai respon terhadap infeksi atau luka yang kemudian berfungsi
menghambat fungsi menyerangnya. Telah banyak flavonoid yang diketahui
memberikan efek fisiologis tertentu. Oleh karena itu, tumbuhan yang mengandung
flavonoid banyak dipakai dalam pengobatan tradisional. Peneitian masih terus
dilakukan untuk mengetahui berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari senyawa
flavonoid. Berdasarkan strukturnya, terdapat beberapa jenis flavonoid yang
bergantung pada tingkat oksidasi rantai propan, yaitu kalkon, flavan, flavanol
(katekin), flavanon, flavanonol, flavon, flavanon, antosianidin, auron. Katekin
merupakan senyawa yang mempunyaibanyak kesamaan dengan proantosianidin.
Katekin mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi.Proantosianidin, menurut
definisi adalah senyawa yang membentuk antosianidin (jika dipanaskan dengan
asam). Jika proantosianidin diperlakukan dengan asam dingin akan menghasilkan
polimer yang menyerupai tanin.Flavanon (dihidroflavon) dan flavanol
(dihidroflavonol) tersebar di alam dalam jumlah yang terbatas. Keduanya merupakan
senyawa yang berwarna atau sedikit kuning. Flavon dan flavonol merupakan
flavonoid utama karena termasuk jenis flavonoid yang banyak dijumpai di alam.
Antosianidin merupakan flavonoid utama karena termasuk jenis flavonoid yang
banyak dijumpai di alam, terutama dalam bentuk glikosidanya, yang dinamakan
antisianin. Antosianin adalah pigmen daun dan bunga dari yang berwarna merah
hingga biru. Pada pH<2, antosianin berada dalam bentuk kation (ion flavilium), tetapi
pada pH yang sedikit asam, bentuk kuinonoid yang terbentuk. Bentuk ini dioksidasi
dengan cepat oleh udara dan rusak, oleh karena itu pengerjaan terhadp antosianin
aman dilakukan dalam larutan yang asam. Calkon dan dihidrocalkon tersebar di alam
dalam jumlah yang terbatas. Auron, tersebar di alam dalam jumlah yang terbatas.
Auron memiliki kerangka benzalkumaranon. Auron mempunyai pigmen kuning emas
yang terdapat dalam bunga tertentu dan bryophita. Banyak dijumpai dalam bentuk
glikosida atau eter metil. Senyawa-senyawa isoflavonoid dan neoflavonoid hanya
ditemukan dalam beberapa jenis tumbuhan. Isoflavonoid penting sebagai fitoaleksin.
Yang termasuk isoflavonoid adalah isoflavon, rotenoid, pterokarpan dan kumestan
sedangkan neoflavonoid meliputi 4-arilkumarin dan dalbergion.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat:
1. Timbangan
2. Beaker glass
3. Batang pengaduk
4. Plat kaca
5. Penangas air
6. Gelas ukur
7. Spatel
8. Botol semprot
9. Spektrofotometer fluoresens
10. Kertas saring
11. Tabung reaksi
12. Spektro UV-Vis
13. Spektro IR
14. Sprekto Massa
Bahan
1. Difenhidramin
2. Etanol
3. HCL pekat
4. Asam asetat glasial
5. Orsinol
6. FeCl3
7. Aquadest
8. Asam fosfat encer
9. Kalium bromida
10. Asam hidroklorid
11. 2,3’4,4’-tetranitrodifenil dalam toluen
12. Kalium hidroksida
13. Methanol
14. Serbuk magnesium
15. Etanol
16. Amil alkohol
17. Pereaksi semprot
AlCl3 dalam MeOH
Sitrobromat
Difenil asam bromat Etanolamin
Vanilin HCL
NP-PG(narural Product-Polyethylene glycol)
18. Pereaksi Geser
Natrium metoksida
Natrium asetat
Alumunium Klorida
Asam Klorida
Asam bromat
V. PROSEDUR
1. Identifikasi Glikosida
5
x 100 mL=5 gram
100
Sebesar 5 gram AlCI3 yang dilarutkan dengan aquadest sebanyak 100 mL.
Komposisi :
Vanilin 0,5 mL
Asam Asetat Glasial 10 mL
Metanol 85 mL
Asam Klorida Pekat 5 mL
Cara Pembuatan : Vanilin asam klorida pekat dibuat dengan melarutkan 0,5 mL
vanillin dengan 10 mL asam asetat glasial. Kemudian ditambah dengan 85 mL
methanol dan 5 mL asam klorida pekat.
Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila di tambah basa
atauamoniak, jadi flavonoid mudah dideteksi pada kromatogram atau dalam larutan.
Flavonoid mengandung sistem aromatik yang terkonyugasi dan karena
itumenunjukan pita serapan kuat pada spektrum UV dan spektrum tampak.
Flavonoid umumnyaterdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida
dan aglikon flavonoid. Glikosida flavonoid merupakan jenis glikosida yang gugus
aglikonnya (bukan gula) adalah senyawa flavonoid. Flavonoida merupakan senyawa
polifenol yang mempunyai struktur dasar C6-C3-C6. Golongan terbesar flavonoida
mempunyai cincin piral yang menghubungkan rantai karbonnya. Flavonoid terdapat
pada semua bagian tumbuhan hijau, seperti pada akar, daun, kulit, kayu, benang sari,
bunga, buah dan biji buah. Sedangkan pada hewan hanya dijumpai pada kelenjar bau
berang-berang, sekresi lebah(propolis) dan dalam sayap kupu-kupu.
VIII. KESIMPULAN
1. Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu
gula dan bukan gula, Komponen glikosida terdiri dari glikon dan aglikon.
Flavonoid merupakan senyawa fenol terbesar di alam, terdapat pada semua
tumbuhan hijau termasuk ekstrak temu temuan yang banyak dikonsumsi sebagai
obat tradisional.
2. Identifikasi ini dilakukan dengan berbagai macam metode, pada identifikasi
glikosida dilakukan dengan beberapa metode yaitu difenilamina, orcinol (reagen
bials), asam fosfat – bromide, tetranitro difenil dan terakhir yaitu uji busa. Pada
identifikasi flavonoid hanya dengan satu metode dengan reaksi positif yang
ditandai dengan, jingga, kuning, merah pada lapisan amil alkohol.