Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

GLIKOSIDA DAN FLAVONOID

Kelas D3 2FA1

Kelompok 1 Gelombang 2:

Nabila Husnaila 191FF01026


Dina Setiani 191FF01027
Fanny Elsa Ferisa 191FF01028
Suci Adiastuti 191FF01029
Linda Eka Haryanti 191FF01030
Anjelin Laila Rohila 191FF01031

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

FAKULTAS FARMASI

2020
IDENTIFIKASI GLUKOSIDA DAN FLAVONOID

Tanggal: 29 Desember 2020

I. TUJUAN (Anjelin Laila 191FF01031)


A. Tujuan Glikosida
1. Untuk mengetahui identifikasi senyawa Glikosida
2. Untuk mengetahui kandungan senyawa Glikosida
B. Tujuan Flavonoid
1. Untuk mengetahui identifikasi Flavonoid
2. Untuk mengetahui kandungan senyawa Flavonoid

II. PRINSIP (Anjelin Laila 191FF01031)


A. Prinsip Glikosida
Melakukan analisis glikosida yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gugus
agliko (genin) dan molekul gula.
B. Prinsip Flavonoid
Melakukan identifikasi kandungan senyawa flavonoid pada simplisia dengan
menggunakan alat spektrofotometer.

III. DASAR TEORI (Nabila Husnaila 191FF01026)


A. GLIKOSIDA

Glikosida adalah suatu senyawa kimia bahan alam yang apabila dihidrolisis
menghasilkan satu atau lebih gula ( glikon ) dan senyawa bukan gula. Jika gula yang
menyusunnya glukosa maka disebut dengan glukosida, Sedangkan jika senyawa gula
yang membentuk selain glukosa seperti ramnosa. Gula pada umumnya berupa
glukosa, fruktosa, laktosa, galaktosa,dan manosa. Tatapi dapat juga berupa gula
khusus seperti sarmentosa, oleandrosa, simarosa, dan rutinosa. Aglukosa adalah
senyawa yang mempunyai gugus OH dalam bentuk alkoholis dan fenolis.

Glikosida adalah zat aktif yang termasuk kedalam metabolit sekunder. Dalam
dunia industri senyawa glikosida yang sering dipakai memiliki aglikon berupa
Flavonoid dan Steroid. Selain itu senyawa glikosida biasa dipakai untuk menyimpan
senyawa aktif agar tidak bereaksi sehingga tidak rusak sebelum dipakai.

Adapun macam-macam glikosida terdiri dari :

1. Glikosida saponin
2. Glikosida Steroid
3. Glikosida antarkuinon
4. Glikosida sianopora
5. Glikosida isotiosinat
6. Glikosida Flovanolol
7. Glikosida Alkohol
8. Glikosida aldehida
9. Glikosida lakton
10. Glikosida fenol

Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang termasuk dalam
kelompok metabolit sekunder. Di dalam tanaman glikosida tidak lagi diubah menjadi
senyawa lain, kecuali bila memang mengalami peruraian akibat pengaruh
lingkungan luar.

Fungsi Glikosida yaitu :

 Fungsi glikosida sebagai cadangan gula temporer


 Proses pembentukan glikosida merupakan merupakan proses detoksikasi
 Glikosida sebagai pengatur tekanan turgor
 Proses glikosida untuk menjaga diri terhadap pengaruh luar yang mengganggu
 Glikosida sebagai petunjuk sistematik.
B. FLAVONOID
Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang
paling banyak ditemukan didalam jaringan tanaman. Senyawa fenolik ini yang
dimiliki oleh sebagian besar tumbuhan hijau dan biasanya terkonsentrasinya pada
biji, buah, buah kulit, kulit kayu, daun dan buah.
Macam-macam flavonoid terdiri dari : flavon, flavonolo, isoflavon, flavonon,
antosianin, fisetin, 3-hidroxi flavon, dan morin. Ada ribuan jenis flavonoid yang
sudah diidentifikasi. Sering juga disebut sebagai bioflavonoid walaupun bukan
mrupakan zat gizi esensial, beberapa jenis flavonoid mempunyai potensi sebagai
antioksidan. Umumnya terdapat dalam bahan makanan yang banyak mengandung
vitamin C seperti pada buah dan sayuran.
Sifat kimia flavonoid yang merupakan senyawa polifenol (mengandung
beberapa gugus hidroksil fenolik) mendasari banyak efek farmakologis yang
mengesankan secara in vitro. Flavonoid mampu membuat kompleks dengan ion-ion
logam yang bertindak sebagai antioksidan dan mengikat protein seperti enzim dan
protein structural.
Sifat antioksidan flavonoid secara invitro telah menjadi telah menjadi focus dari
banyak penelitian beberapa tahun terakhir. Kemampuan flavonoid untuk membentuk
kompleks dengan ion-ion logam prooksidan seperti Fe dapat menambah efek
antioksidan flavonoid dalam keadaan yang sfesifik. Hal lain yang penting adalah
kemampuan flavonoid dalam menghambat oksidasi low desinty lipoprotein (LDL)
yang diperantai oleh makrofag sehingga menghambat Anterogenesis.

IV. ALAT DAN BAHAN (Nabila Husnaila 191FF01026)


ALAT :
 Labu ukur
 Erlenmeyer
 Pipet tetes
 Spektro UV
 Kolom kromatografi
 Spektrofotometer
 Gelas ukur

BAHAN

 Aquadest
 Methanol
 Kloroform
 Etil asetat
 HCL pekat
 Etanol 70%
 Na asetat anhidrat

V. PROSEDUR (Fanny Elsa 191FF01028)


PROSEDUR GLUKOSIDA
1. Difenilamina
Untuk deteksi glikosida, glikolipid

larutkan 5 gram difenilamina dalam 50 mL etanol

tambahkan 40 ml HCl pekat dan 10 ml asam asetat glasial

semprotkan pada plat

kemudian tutup dengan plat kaca yang lain

panaskan pada suhu 110o C selama 30-40 menit sampai terbentuk spot yang terlihat

spot biru menunjukkan adanya glikolipid


2. Orcinol (reagen Bials)
Untuk deteksi glikosida dan glikolipid

larutkan 0,1 gram orcinol dalam 40,7 ml HCl pekat

tambahkan 1 ml 1% FeCl3

kemudian larutkan dengan aquadest sampai volume menjadi 100 ml

semprot plat dan panaskan pada suhu 80o C selama 90 menit

adanya glikolipid akan menghasilkan spot berwarna ungu



3. Asam fosfat – bromide
Untuk mendeteksi digitalis glikosida

siapkan larutan 1 : 10% asam fosfat encer

kemudian siapkan larutan 2 : campurkan 2 ml larutan jenuh kalium bromida, 2 ml larutan jenuh kalium bromat
dan 2 ml 25% asam hidroklorida

selanjutnya semprot plat dengan larutan 1

lalu panaskan pada suhu 120o Cselama 12 menit

digitalis glikosida seri B, D dan E akan menunjukkan fluorosens pada panjang gelombang UV

Selanjutnya memanaskan lagi pada suhu 120o C kemudian semprotkan sedikit larutan 2

glikosida seri A menunjukkan warna oranye, seri C ditunjukkan dengan pendar fluorosens berwarna abu - abu
hijau sampai abu - abu biru pada cahaya UV
4. Tetranitro difenil
Untuk deteksi cardiac glikosida

siapkan larutan 1 : larutan jenuh 2, 3, 4, 4 - tetranitrodifenil dalam toluen

kemudian siapkan larutan 2 : larutkan 10 gram kalium hidroksida dalam campuran 50 ml aquadest dan
50 ml methanol

lalu semprot plat dengan larutan 1

kemudian keringkan pada suhu ruang, lalu semprot dengan larutan 2

hasil positif akan terlihat bila terbentuk spot berwarna biru

5. Identifikasi glikosida dengan cara uji busa

ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi

lalu tambahkan air 2 ml

hasil positif akan terlihat bila terbentuk spot berwarna biru

jika tidak ada busa menandakan tidak terdapat kandungan glikosida


PROSEDUR FLAVONOID

siapkan 1 gram simplisia

tambahkan 100 ml air panas

kemudian didihkan 5 menit lalu saring

tambahkan 5 ml filtrat (disebut lar. C)

tambahkan serbul magnesium seujung spatel

tambahkan 2 ml HCl : etanol (1:1)

kemudian kocok vertikal

tambahkan 10 ml amil alkohol

reaksi positif : jingga, kuning, merah, pada lapisan amil alkohol

VI. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN (Suci Adiastuti 191FF01029, Linda


Eka H. 191FF01030, Dina Setiani 191FF01027)
1. Bagaimana cara menyiapkan sample untuk identifikasi flavonoid menggunaka preaksi
semprot ?
1. Cara menyiapkan sampel :
a) Persiapan pembuatan simplisia dimulai dengan menghilangkan kotoran yang
menempel pada bahan kemudian dicuci sampai bersih.
b) Selanjutnya Simplisia dijemur di bawah sinar matahari dengan ditutup kain
hitam.
c) Setelah kering diserbuk sampai halus.
d) Lebih kurang 50 g serbuk Simplisia dibebaskan dari senyawa yang
kepolarannya rendah seperti lemak dan klorofil dengan cara soxhletasi.
Dibutuhkan sebanyak 200 mL petroleum eter sampai warna pelarutnya jernih.
e) Sari petroleum eter yang diperoleh dipekatkan dengan pemanasan di atas
penangas air.
f) Serbuk yang sudah diawalemakkan dengan petroleum eter, dikeringkan di
udara bebas dalam cawan porselin besar.
g) Setelah kering disoxhletasi dengan kloroform 200 mL sampai pelarutnya
jernih.
h) Sari kloroform yang didapat dipekatkan dengan pemanasan di atas penangas
air.
i) Selanjutnya, serbuk dikeringkan kembali di udara bebas dalam cawan porselin
besar dan setelah kering disoxhletasi dengan etanol 96% 200 mL sampai
pelarutnya jernih.
j) Sari etanol yang diperoleh dipekatkan dengan pemanasan di atas penangas air.
Dengan demikian pada akhir fraksinasi diperoleh sari petroleum eter,
kloroform, dan etanol.
k) Sari petroleum eter, kloroform, dan etanol yang telah diuapkan dilarutkan
dalam pelarut yang sesuai. Kemudian dilakukan uji kromatografi lapis tipis
menggunakan fase diam dan fase gerak.

2. Bagaimana cara membuat pereaksi AlCl3 5% dalam 100 ml


5
AlCl = x 100=5 gram
100

3. Bagaimana cara membuat preaksi sitroborat sebanyak 100 ml


Reagen Sitroborat
Komposisi :
Asam Borat 0,5 gram
Asam Sitrat 0,5 gram
Etanol 50 mL
Preaksi sitroborat 100 ml
0,5 x
Asam borat : = ×
50 ml 100 ml

0,5 x 100
x=
50

= 1 gram

0,5 x
Asam sitrat : = ×
50 ml 100 ml

0,5 x 100
x=
50

= 1 gram

Etanol = 100 ml

4. Bagaimana cara membuat preaksi vanilin HCl


Reagen Vanilin Asam Klorida (Vanilin HCl)
Komposisi :
Vanilin 0,5 mL
Asam Asetat Glasial 10 mL
Metanol 85 mL
Asam Klorida Pekat 5 mL

Alat dan Bahan :


Alat : Gelas Kimia, Batang Pengaduk, Timbangan Digital, Gelas Ukur, Pipet, Lemari
Asam dan Label.
Bahan : Vanilin, Asam Asetat Glasial, Metanol, dan Asam Klorida Pekat

Prosedur Pembuatan :
a) Siapkan alat dan bahan
b) Timbang semua bahan
c) Siapkan lemari Asam dan lakukan prosedur di dalam lemari asam.
d) Larutkan 0,5 mL Vanilin dengan 10 mL Asam Asetat Glasial
e) Tambahkan 85 mL Metanol
f) Tambahkan 5 mL Asam Klorida Pekat melalui dinding gelas kimia.
g) Homogenkan
h) Beri Label

5. Mengapa AlCl3 dapat bereaksi dengan flavonoid ?


Karena flavonoid memiliki gugus keton yang bersebelahan dengan OH. AlCl3 akan
bereaksi dengan gugus keton pada C4 dan gugus OH pada C3 atau C5 pada senyawa
flavon atau flavonol membentuk senyawa kompleks yang stabil berwarna kuning.

6. Sebutkan contoh contoh dari felavonoid dan glikosida


Flavonoid : apigenin, galangin, naringenin, epigalokatekin galat, dan derivatnya,
flavon, dan isoflavon
Glikosida : Hesperidin, Naringin, Quercitrin

Penambahan serbuk magnesium (Mg) dan HCl berfungsi untuk menghidrolisis atau
memutus ikatan aglikon flavonoid. Glikosida flavonoid merupakan senyawa yang terdiri
dari gabungan antara gula (glikon) yang bersifat polar pada umumnya dan bagian yang
bukan gula (aglikon) yang dapat bersifat polar, semi polar, atau bahkan non polar seperti
isoflavon, flavanon, flavon, serta flavonol. Dan untuk mereduksi inti benzopiron yang
terdapat dalam struktur flavonoid, sehingga nantinya akan terbentuk garam flavilium
yang berwarna merah atau jingga.. Juga dilakukan Identifikasi glikosida dengan cara uji
busa dengan ekstrak ditambah air lalu dikocok hingga berbusa. Dan jika ada busa maka
positif terdapat kandungan Glukosida.
VII. KESIMPULAN (Anjelin Laila 191FF01031)
1. Pereaksi AlCl3 5% dalam 100 ml yaitu 5 gram
2. Preaksi sitroborat 100 ml menggunakan Asam borat sebanyak 1 gram, Asam sitrat 1
gram dan Etanol ad 100 mL.
3. AlCl3 dapat bereaksi dengan flavonoid karena flavonoid memiliki gugus keton yang
bersebelahan dengan OH. AlCl3 akan bereaksi dengan gugus keton pada C4 dan
gugus OH pada C3 atau C5 pada senyawa flavon atau flavonol membentuk senyawa
kompleks yang stabil berwarna kuning.
4. . Glikosida flavonoid merupakan senyawa yang terdiri dari gabungan antara gula
(glikon) yang bersifat polar pada umumnya dan bagian yang bukan gula (aglikon)
yang dapat bersifat polar, semi polar, atau bahkan non polar seperti isoflavon,
flavanon, flavon, serta flavonol.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


1. Dewi dan Wahyono. 2015. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA PENANDA
DARI DAUN JAKANG (Muehlenbeckia platyclada MEISSN). PHARMACY,
Vol.12 No. 02 Desember 2015. Yogyakarta : UGM
2. http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/46610 diakses pada tanggal
28/12/2020
3. https://id.scribd.com/document/136899485/Lampiran-Reagen diakses tanggal
28/12/2020

Anda mungkin juga menyukai