DASAR TEORI
Glikosida adalah senyawa yang menghasilkan satu atau lebih gula sebagai produk
hidrolisis. Yang paling sering muncul adalah -D-glikosa walaupun rhamnosa, digitoxa,
cymarosa dan gula lain merupakan komponen glikosida. Jika gula yang dihasilkan
glukosa maka disebut glikosida, tetapi karena gula lain mungkin muncul selama
hidrolisis maka ditambahkan kata glikosida.
Secara kimia, glikosida adalah asetal dengan gugus hidroksil gula terkondensasi dengan
gugus hidroksil dengan komponen non gula disebut aglikon dan komponen gula disebut
glikon.
Secara biologi glikosida berperan sangat penting dalam tanaman yaitu terlibat dalam
fungsi regulator, protettif dan sanitasi. Glikosida sulit diklasifikasikan. Jika
diklasifikasikan berdasarkan gula, ada beberapa gula yang jarang. Sedangkan jika
berdasarkan aglikon, terlalu banyak jenis konstituen dalam tananam seperti tannin,
sterol, karotenoid, antosianin dan termasuk senyawa yang belum diketahui. Klasifikasi
secara kegunaan terafeutik memudahakan secara farmasetik tetapi sulit digunakan
diluar bidang farmasetik
III.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental dan dilakukan dengan
menggunakan metoda eksperiment dan demonstrasi dengan satu kali pengulangan
pada sampel dan media yang sejenis.
Sebagai faktor yang mempengaruhi adalah kebersihan alat, ketepatan konsentrasi zat
dan indikator yang digunakan, ketepatan jumlah sampel yang digunakan, ketelitian
pengamatan gejala yang ditimbulkan dari beberapa tes yang dilakukan.
Faktor A: Kebersihan alat
Faktor B : Ketepatan konsentrasi zat dan indikator
Faktor C : Ketepatan jumlah sampel
Faktor D : Ketelitian pengamatan gejala yang muncul
V.
VI.
Cara Kerja
A. Identifikasi Glikosida Saponin : Uji Busa Untuk identifikasi saponin sebaiknya
digunakan sampel yang telah dikeringkan, karena tes yang digunakan adalah test
pembentukkuan busa. Bila sampel segae atau basah didihkan dengan air suling,
kemungkinan cairan sel akan membentuk busa bila dikocok. Sampel kering dirajang
halus didihkan selama 2-3 menit dinginkan dan kocok kuat. Pengamatan :
Adanya busa yang stabil selama 5 menit berarti sampel mengandung saponin.
B. Penyiapan larutan percobaan untuk identifikasi glikosida.
1. 1,5 g serbuk kunyit disari dengan 15 ml campuran (7 bagian volume etanol 96% +
3 bagian volume air) maserasi selama 30 menit, aduk, saring.
2. Pada filtrate tambahkan 12,5 ml air dan 12,5 ml Pb(II)asetat 0,4 M. kocok,
diamkan, lalu saring.
3. Sari filtrate 3x, tiap kali dengan 10 ml campuran (3 bagian volume kloroform P + 2
bagian volume isopropanol P).
4. Pada kumpulan sari, tambahkan Na2SO4 anhidrat P. Saring, uapkan pada suhu
tidak lebih dari 500C. Larutkan sisa dengan 2 ml methanol P.
Larutka residu dalam 2 ml campuran kloroform- methanol (1:1) v/v untuk ditotolkan
pada lempeng silica gel GF254 lalu diesulasi. Deteksi dengan vanillin-asam fosfat,
dipanaskan.
G. Uji Identifikasi Glikosida Flavonoid
1. Buat larutan percobaan dengan cara menyari 1000 mg serbuk simplisia dengan 10
ml methanol selama 10 menit di atas penangas air, dicegah agar pelarut tidak terlalu
banyak menguap, saring selagi panas menggunakan saring kecil berlipat. Tambahkan
5 ml petroleum eter, kocok hati-hati, setelah didiamkan beberapa saat, pisahkan fase
methanol. Uapkan fase methanol hingga kering, dan residu yang tersisa dilarutkan
dalam 5 ml etil asetat, ambil bagian yang jernih untuk percobaan.
2. Uji glikosida 3-flavonol. Ambil lariutan percobaan 1 ml, uapkan hingga kering,
larutkan sisa dalam 2 ml etanol 95%, tambahkan serbuk Zn dan 2 ml HCl 2N,
diamkan 1 menit. Tambahkan HCl P, jika dalam 2-5 menit terjadi perubahan warna
menunjukan adanya glikosida 3 flavonol.
3. Uapkan 1 ml larutan percobaan hingga kering, larutkan sisanya dalam 2 ml etanol
95%. Tambahkan pereaksi berikut amati warna/endapan yang terjadi.
a. + larutan FeCl3 2% dalam air.
b. + larutan Pb asetat 25% dalam air.
c. + ammonia atau larutan NaOH 0,2 N.
H. Identifikasi Glikosida Flanonoid Dengan Metode KLT
1. Jenuhkan chamber dengan 20 ml eluen campuran etil asetat-asam formiat-air
(10:2:3) v/v.
2. Buat laporan percobaan dengan cara menyari 200 mg simplisia dengan 5 ml
methanol hangat selama 5 menit. Dinginkan saring. Langsung totolkan dan elusi.
3. Deteksi dengan cara dilihat dibawah UV-254 dan UV-366 sebelum sebelum dan
sesudah diuapi ammonia.
VII.
Hasil Penelitian
Pembahasan
Identifikasi glikosida
Pada percobaan yang dilakukan dengan metoda uji busa ini, terlihat bahwa
berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa kunyit
positif terhadap uji ini. Hal ini ditandai dengan minculnya busa yang stabil pada
kunyit selama uji saponin ini. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kunyit
mengandung zat bioaktif seperti saponin didalam ekstraknya sehingga dapat
digunakan sebagai salah saut obat tradisional dalam masyarakat kita. Hal ini sesuai
dengan yang dinyatakan oleh literatur bahwa kunyit putih memang mengandung
saponin beberap persen dalam tanaman ini sehingga dapat digunakan sebagai sutau
ekstrak dalam obat.
IX.
Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai Identifikasi Glikosida Pada Kunyi
dapat disimpulkan bahwa : Tanaman kunyit putih (Curcuma lingo ) mengandung
flavonoid yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada ekstrak menjadi
merah muda / pink. Tanaman kunyit putih ( Curcuma lingo ) mengandung glikosida
yang ditandai dengan adanya busa yang stabil selam 5 menit pada larutan.
X.
Referensi
www.inchem.org/documents/jecfa/jecmono/v30je18.htm
en.wikipedia.org/wiki/Glycoside
http://www.pom.go.id/public/siker/desc/produk/racunalamitanaman.pdf.