Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu cara menentukan kadar asam basa dalam suatu larutan
adalah dengan volumetri. Metode volumetri secara garis besar dapat
diklasifikasikan dalam empat kategori:
1. Titrasi asam basa yang meliputi reaksi asam basa baik kuat
maupun lemah.
2. Titrasi redoks adalah titrasi yang meliputi hampir semua reaksi
oksidasi reduksi
3. Titrasi pengendapan adalah titrasi yang meliputi pembentukan
endapan, seperti Ag.
4. Titrasi kompleksometri; meliputi titrasi EDTA seperti titrasi
spesifik dapat digunakan untuk melihat perbedaan pH pada
pengompleksan.re3rrrh
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak
mudah larut antara titrant dan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai
adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan
ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan titrasi argentometri?
2. Apa saja metode yang ada dalam titrasi argentometri?
3. Apa kelebihan dan kekurangan titrasi argentometri?
4. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi pengendapan?

1
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami titrasi dalam argentometri.
Untuk mengetahui titrasi argentometri berdasarkan metode yang ada.
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan argentometri.
Untuk mengetahui faktor faktor yang dapat mempengaruhi
pengendapan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Argentometri
Argentometri berasal dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak.
Argentometri adalah titrasi pengendapan sampel yang dianalisis dengan
menggunakan ion perak. Biasanya, ion ion yang ditentukan dalam titrasi ini
adalah ion Halida (Cl-, Br-, I-), atau untuk lebih jelas yang dimaksud pada titrasi
argentometri yaitu suatu analisa volumetri yang didasarkan pada reaksi
pengendapan dengan AgNO3 sebagai larutan standar penentuan khlor, brom
dapat dilakukan dengan mentitrasi halogenida tersebut dengan AgNO3 dengan
menggunakan indicator kalium khromat, ion khromat akan bereaksi dengan ion
perak bila seluruh Cl telah diendapkan secara kuantitatif oleh ion Ag sehingga
titik akhir titrasi ditandainya dengan terbentuknya endapan merah dari
Ag2CrO4.
Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil titrasinya
merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya adalah reaksi
pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan dan untuk mendapatkan
hasil titik akhir titrasi maka perlu ditambahkan indikator. Titrasi yang
melibatkan reaksi pengendapan hampir tak sebanyak titrasi yang melibatkan
reaksi asam basa dalam analisis titrimetri. Presipitimetri adalah cara titrasi
dimana terjadi endapan.
Contoh:
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3

3
B. Metode metode Argentometri
Metode Titrasi Argentometri
Pada umumnya titrasi argentometri dapat dibedakan atas tiga metode
berdasarkan indikator yang dipakai dalam titrasi tersebut, yaitu:
1. Metode Mohr (Indikator Kalium Kromatografi (K2CrO4))
Titrasi argentometri dengan menggunakan indikator ini biasa disebut
sebagai Argentoetri dengan metode Mohr. Ini merupakan titrasi
langsung titrant dengan menggunakan larutan standar AgNO3. Titik
akhir titrasi diamati dengan terbentuknya endapan Ag2CrO4 yang
berwarna kecoklatan.
2. Metode Volhard (Indikator Fe3+)
Titrasi argentometri dengan indikator ini disebut sebagai titrasi
argentometri dengan metode volhard. Titrasi ini merupakan titrasi tidak
langsung dimana larutan standar AgNO3 ditambahkan secara berlebih
dan kelebihan ini dititrasi dengan larutan standar SCN-.
3. Metode Fajans (Indikator Adsorbsi)
Titrasi argentometri dengan indikator adsorbsi disebut sebagai titrasi
argentometri dengan menggunakan metode Fajans. Indikator yang
dipakai adalah indikator adsorbsi. Dimana indikator ini akan berubah
warnanya jika teradsorbsi pada permukaan endapan.

C. Kelebihan dan Kekurangan Titrasi Argentometri


Titrasi pengendapan adalah analisis titrimetri berdasarkan proses
terbentuknya endapan antara reagen dengan analit dan reagen dengan indikator
dengan warna yang berbeda. Hal dasar yang diperlukan dari titrasi pengendapan
adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran
ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang mengganggu titrasi,
tetapi ditambah dengan titik akhir titrasi yang mudah diamati.

4
Adapun dalam titrasi pengendapan terdapat kelebihan dan kekurangan
yang signifikan, diantaranya:
a) Jumlah metode titrasi pengendapan tidak sebanyak titrasi asam basa
ataupun titrasi reduksi oksidasi (redoks).
b) Kesulitan dalam mencari indikator yang sesuai dalam titrasi
pengendapan.
Komposisi endapan pada titrasi pengendapan sering kali tidak
diketahui pasti, terutama jika terdapat efek kopresipitasi.

D. Faktor faktor yang Mempengaruhi Pengendapan


Keberhasilan proses pengendapan sangat dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor, diantaranya:
1) Temperatur
Kelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu, jadi dengan
meningkatnya suhu maka pembentukan endapan akan berkurang
disebabkan banyak endapan yang berada pada larutannya.
2) Pemilihan pelarut
Garam anorganik mudah larut dalam air dibandingkan dengan pelarut
organik seperti alkohol atau asam asetat. Perbedaan kelarutan suatu zat
dalam pelarut organik dapat dipergunakan untuk memisahkan
campuran antara dua zat. Setiap pelarut memiliki kapasitas yang
berbeda dalam melarutkan suatu zat, begitu juga dengan zat yang
berbeda memiliki kelarutan yang berbeda pada pelarut tertentu
3) Efek ion sekutu
Kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam larutan yang
mengandung ion sejenis dibandingkan dalam air saja. Sebagai contoh
kelarutan Fe(OH)3 akan menjadi kecil jika kita larutkan dalam larutan
NH4OH disbanding dengan kita melarutkannya dalam air,

5
Fe(OH)3 : Fe3+ + 3OH-
NH4OH : NH4+ + OH-
Hal ini disebabkan dalam larutan NH4OH sudah terdapat ion sejenis,
yaitu OH. Sehingga akan mengurangi konsentrasi Fe(OH)3 yang akan
terlarut. Efek ini biasanya dipakai untuk mencuci endapan dalam
metode gravimetric.
4) Efek aktifitas
Kelarutan AgCl dan BaSO4 dalam larutan KNO3
Terlihat bahwa dalam 0,010 M KNO3, kelarutan dari AgCl meningkat
dari nilai dalam air sekitar 12%, dan di dalam BaSO4 sekitar 70%.
Molaritas merupakan aktivitas yang terjadi dalam larutan yang sangat
encer, jika konsentrasi larutan makin pekat maka koefisien aktivitas (f)
menurun cepat, akibat gaya Tarik lebih besar dari yang terjadi antara
ion yang berbeda muatan. Efektivitas ion ion (pada kondisi setimbang)
juga menurun dan penambahan endapan harus dilakukan agar aktivitas
kembali kesemula.
5) Efek pH
Kelarutan endapan garam yang mengandung anion dari asam lemah
dipengaruhi oleh pH, hal ini disebabkan karena penggabungan proton
dengan anion endapannya. Misalnya endapan AgI akan semakin larut
dengan adanya kenaikan pH disebabkan H+ akan bergabung dengan I-
membentuk HI.
AgI : Ag+ + I-
H3O+ : H+ + H2O
6) Efek hidrolisis
Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air maka akan dihasilkan
perubahan konsentrasi H+. Dimana hal ini akan menyebabkan kation
garam tersebut mengalami hidrolisis dan hal ini akan meningkatkan
kelarutan garam tersebut.

6
7) Hidrolisis metal
Ketika sebuah hidroksida metal terurai dalam air, disituasi ini anok
dengan pembahasan efek hidrolisis, dimana pH dapat berubah secara
nyata.
8) Efek pembentukan kompleks
Pengaruh ini dapat kita jadikan sebagai dasar untuk memahami titrasi
argentometri dan gravimetri.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan, bahwa:
Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3. Ada
tiga metode argentometri, yaitu Metode Mohr, Volhard, dan Fajans. Pada titrasi
argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan
larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan
standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar
garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan.

B. Saran
Dalam melakukan titrasi argentometri haruslah memperhatikan metode
apa yang akan kita gunakan dalam titrasi argentometri tersebut dan
memperhatikan apa titrasi akhir yang seharusnya terjadi saat melakukan titrasi
argentometri. Jadi, dengan adanya makalah ini diharapkan kepada pembaca
agar dapat mengetahui dan memahami tentang Argentometri.

8
Daftar Pustaka

Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia

Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Muthia Ulfah. 2012. Titrasi Argentometri.


https://www.google.co.id/amp/s/muthiaura.wordpress.com/2012/04/24/titrasi-
argentometri/amp

Unknown. 2016. Titrasi Argentometri.


http://www.loccoprima.co.id/2016/07/27/titrasi-argentometri/

Anda mungkin juga menyukai