Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
ISI
3
cepat. Elektroda merkuri merupakan elektroda kerja dalam sistem
polarografi, disamping 2 elektroda yang lain yaitu elektroda
pembanding (Ag/AgCe atau kolonel jenuh) dan elektroda pembantu
atau Auxiallary elektroda (Pt atau Au). Ketiga elektroda ditempatkan
dalam satu tabung yang mengandung analit. Adapun bentuk skema
elektroda tersebut adalah sebagai berikut :
4
3. Alat Pembaca
Pada prinsipnya polarografi adalah mengukur arus yang keluar akibat
pemberian potensial tertentu. Alat ukur yang paling sederhana adalah
mikroamperemeter. Pada perkembangannya pembacaan arus secara digital
bahkan komputer. Dari keterangan komponen polarografi di atas, maka dapat
digambarkan skemanya sebagai berikut :
5
2.3 Prinsip Kerja Polarografi
a. Sel elektrolisis merupakan bagian yang paling penting dari polarograf. Sel
ini dapat ditulis sebagai :
SCE // Mn+ (x M) Hg
Sel terdiri dari 2 elektroda yaitu elektroda kalomel sebagai elektroda
pembanding dan elektroda tetes raksa (DME / dropping mercury electrode) sebagai
elektroda indikator dan pipa saluran gas N2, semuanya dicelupkan ke dalam
larutan yang sedang dianalisis. Gas N2 dimasukkan untuk mengusir gas O2
yang terlarut karena O2 dapat direduksi. Pereduksian O2 terjadi dalam 2 tahap
pada proses ini:
O2 + 2H++ x H2O2
6
Selama pengukuran berlangsung, air raksa diteteskan secara teratur
dengan besar tetesan tertentu. Umumnya elektroda Hg dipakai dalam metode
polarografi karena dengan penetesan yang teratur diperoleh permukaan
elektroda yang selalu segar dan bersih sehingga reaksi reduksi berlangsung
cepat. Elektrode-elektrode platina (Pt) dan emas (Au) juga dapat
diapakai dalam metode polarografi.
b. Polarogram
Polarogram adalah kurva yang diperoleh dari pengukuran secara
polarografi yang menyatakan hubungan antara arus (µA) dengan potensial
(volt). Contoh bentuk polarogram bisa dilihat pada gambar berikut :
7
Analisa kualitatif dalam polarografi didasarkan pada potensial setengah
gelombang (E1/2). Sedangkan analisa kuantitatif menggunakan besarnya arus
difusi. Dari kurva tersebut di atas ada beberapa istilah yang perlu diketahui,
yaitu:
1. Potensial penguraian (potensial dekomposisi) adalah potensial dimana
terjadi peningkatan arus yang tajam.
2. Arus limit (il) adalah arus konstan yang diperoleh setelah terjadi
peningkatan arus secara tajam. Arus ini diperoleh pada saat pengukuran
analit.
3. Arus residu (ir) adalah arus konstan yang diperoleh sebelum terjadi
peningkatan arus yang tajam. Arus ini diperoleh pada saat pengukuran
blanko.
4. Arus difusi (id) diperoleh dari selisih antara arus limit dengan arus residu,
jadi id = i1- ir. Arus difusi bergantung pada konsentrasi zat yang
direduksi, oleh karena itu penting untuk analisa secara kuantitatif
(persamaan Ilkovic).
5. Potensial setengah gelombang (E1/2) adalah harga potensial pada
setengah arus difusi (id1 /2 ). Potensial setengah gelombang tergantung
pada jenis zat yang direduksi, oleh karena itu penting untuk analisis
kualitatif.
8
Ada beberapa peristiwa yang menyebabkan timbulnya arus,
diantaranya adalah peristiwa mekanik, difusi dan elektrostatik. Pada
polarografi, arus yang diinginkan adalah arus yang berasal dari peristiwa
difusi. Oleh karena itu, arus lain yang timbul harus dihilangkan. Caranya
dengan menghindari terjadinya goncangan untuk arus yang timbul karena
peristiwa mekanik dan menambah suatu elektrolit tertentu untuk menghindari
timbulnya arus karena peristiwa elektrostatik.
c. Prinsip Dasar Hubungan Arus dan Konsentrasi
Dasar dari polarografi adalah elektrolisis dari suatu larutan
yang mengandung analit eletroaktif, artinya zat-zat yang dapat dioksidasi
secara listrik (electrooxidable) dan yang dapat direduksi secara listrik
(electroreductible) pada elektroda tetes air raksa. Misalnya dalam larutan
mengandung ion logam, Mn+, maka akan terjadi reaksi reduksi secara listrik :
Mn+ + ne + Hg (s) M (Hg)
D = koefisien difusi
9
t = waktu yang diperlukan untuk setiap tetesan
(dt)
C = konsentrasi (mol/l)
Dari persamaan diatas dapat dilihat adanya hubungan yang linier antara
arus difusi dengan konsentrasi, oleh karena itu polarografi berguna adalam
analisis kualitatif.
Perpindahan materi yang berlangsung di dalam larutan pada umumnya
dapat terjadi dengan 3 cara :
1. Perpindahan secara migrasi.
Materi yang bermuatan karena adanya gaya tarik menarik
elektrostatik, maka materi bermuatan bergerak menuju kutub dengan
muatan yakni kation-kation menuju katoda dan anion-anion menuju
anoda.
2. Perpindahan secara difusi.
Partikel-partikel mengalir dari daerah yang lebih rapat (pekat)
menuju daerah yang lebih renggang.
3. Perpindahan secara konveksi
Pengaruh temperatur dan goyangan atau
pengadukan menyebabkan partikel berpindah dari tempat satu ke
tempat lain.
Dari ketiga jenis perpindahan tersebut menyebabkan laju perpindahan massa
yang berimplikasi pada besarnya arus total (itot) yang terjadi :
it = im+ id+ ik
Keterangan : it = arus total
im = arus migrasi
id = arus difusi
ik = arus konveksi
Dalam polarografi, diusahakan agar arus yang terukur adalah semata-
mata berasal dari arus difusi saja, maka im dan ik harus dihilangkan
atau diperkecil. Arus konveksi dapat dikurangi dengan cara melakukan
10
percobaan tanpa pengadukan dan arus migrasi dikurangi atau ditekan dengan
penggunakan elektrolit pendukung.
d. Prinsip Dasar Hubungan Arus Potensial
Bila polarografi bekerja, maka reaksi yang terjadi pada pemukaan
elektroda adalah :
Mn++ ne + Hg (s) M (Hg)
Bila reaksi reversible maka pada suhu 250C, besarnya potensial tetes air
raksa adalah :
0,0592 i
Ed .e =E 1 − log
2
n i d −i
b. Penambahan Standar
Pada cara penambahan standar, larutan cuplikan dengan volume V1
diukur arus difusinya dan diperoleh arus sebesar id1 . Larutan standar dengan
konsentrasi Cs ditambahkan ke dalam cuplikan dengan volume V2 dan
memberikan arus sebesar id2 . Bila konsentrasi cuplikan sama dengan Cx
maka:
i d .1 ≈ C x
11
V 1 Cx V2
i d .2 ≈ + C
V 1+V 2 V 1+V 2 s
i d .2 V1 V 2 Cs
≈ +
i d .1 V 1+ V 2 V 1+ V 2 C x
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Polarografi merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada kurva arus
tegangan yang diperoleh secara elektrolisis (peristiwa polarisasi dalam
elektrolisis).
b. Susunan komponen polarografi terdiri atas sel polarografi dan alat pencatat
polarogram.
c. Sel terdiri dari 2 elektroda yaitu elektroda kalomel sebagai elektroda
pembanding dan elektroda tetes raksa (DME atau dropping mercury electrode)
sebagai elektroda indikator dan pipa saluran gas N2, semuanya dicelupkan ke
dalam larutan yang sedang dianalisis. Gas N2 dimasukkan untuk mengusir gas
O2 yang terlarut karena O2 dapat direduksi dan selama pengukuran
berlangsung, air raksa diteteskan secara teratur dengan besar tetesan tertentu
lalu hasil diamati melalui polarogram.
d. Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain kurva
kalibrasi dan penambahan standar.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penyusun berikan berkenaan dengan pembahasan
dalam makalah ini adalah harus tetap memperhatikan elektrolit pendukung karena
elektrolit pendukung berfungsi untuk menekan arus migrasi, mengontrol potensial
agar tahanan larutan dikurangi serta menjaga kekuatan ion total yang konstan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Rosa, Dyvia. 2013. Kimia Analitik Instrumen “Polarografi”. Makalah. Poltekes Negeri
Sriwijaya. Palembang.
Masyukuri. 2009. Polaografi. Handout. Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS. Solo
13