4. Reaksi redoks
Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+
2MnO - + 5C2O42- 2Mn2++10CO2+8H2O
LARUTAN BAKU PRIMER DAN
LARUTAN BAKU SEKUNDER
• DEFINISI :
– Larutan baku primer : larutan baku yang konsentrasi tepatnya
diketahui dengan berdasarkan penimbangan berat zat baku
primer yang dilarutkan dalam volume tertentu
Contoh : C2H2O4. 2H2O
Na2CO3 anhidrat
Klem
aA + tT produk
sejumlah a molekul analit A
bereaksi dengan t molekul reagensia
buret T (titran). Penambahan titran
dilakukan sedikit demi sedikit melalui
buret.
Stopcock
Titik ekuivalen
Titik dimana jumlah titran
erlenmeyer yang ditambahkan ekuivalen
dengan jumlah analit secara
Larutan stoikhiometri
analit Pengaduk
magnet
Titik akhir titrasi dapat di
deteksi berdasarkan
Perubahan warna indikator
Terjadinya kekeruhan yang disebabkan
oleh terbentuk atau melarutnya
endapan
Perubahan DHL larutan
Perubahan arus listrik dalam larutan
Satuan Konsentrasi
Satuan Fisika
a. Persen berat (% w/w)
g zat terlarut
% berat x 100
g zat terlarut g pelarut
b. Persen volume (%v/v)
mL zat terlarut
% berat x 100
mL zat terlarut mL pelarut
c. Persen berat/volume (%w/v)
g zat terlarut
% w/v x 100
mL larutan
d. Parts Per Million dan Parts Per Billion
1 ppm (bag. per sejuta) = 1mg zat/L larutan
1 ppb (bag. per milliard) = 1g/L larutan
Tahapan titrasi
1. Membakukan larutan standar/baku
sekunder
Vlbp xNlbp =Vlbs x Nlbs
Nlbs = Vlbp x Nlbp
Vlbs
2. Menetapkan kadar suatu zat
Rumus perhitungan kadar :
zat x (%)= Nlbs x volume titran/v lbs x BE x100%
bobot sampel awal
Satuan kimia
a. Kemolaran (M)
Jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
b. Kenormalan (N)
ekivalen zat terlarut dalam liter larutan
Berat satu ekivalen disebut berat ekivalen (BE)
Reaksi asam-basa
1 ekivalen 1 mol H+ atau 1 mol OH-
Reaksi pengendapan dan pembentukan
kompleks
BE = BM/ muatan ion
Reaksi redoks
1 ek 1 mol elektron
c. Titer (T)
• www.metrohm.com
Memuat tentang informasi titrasi otomatis