Anda di halaman 1dari 7

4/8/2021

definisi
• Supositoria adalah sediaan farmasi yang
dirancang untuk dimasukkan ke dalam rektum
dimana masa supositoria akan melebur, melarut,
terdispersi, dan menunjukkan efek lokal atau
sistemik.
• Ovula adalah sediaan farmasi yang dirancang
untuk dimasukkan ke dalam vagina, biasanya
Suppositoria & ovula untuk efek lokal.

Pengertian
Suppositoria Pengertian Ovula
• Menurut Farmakope Indonesia Edisi III • Menurut Farmakope Indonesia Edisi III,
Suppositoria adalah sediaan padat yang Ovula adalah sediaan padat yang
digunakan melalui dubur, umumnya digunakan melalui vagina, umumnya
berbentuk torpedo, dapat melarut, melunak berbentuk telur, dapat melarut, melunak
atau meleleh pada suhu tubuh. dan meleleh pada suhu tubuh.
• Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV
Suppositoria adalah sediaan padat dalam
berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rectal, vagina atau uretra.

Sifat suppositoria & ovula yang ideal Basis supositoria dan ovula yaitu
1. Basis Berlemak Dirancang utk melebur pada suhu tubuh. ada 2 jenis
1. Melebur pada suhu tubuh atau melarut dalam cairan basis berlemak yaitu :
tubuh • Bahan alam semisintetik atau sintetik yaitutrigliserida dihidrogenasi
2. Tidak toksik dan tidak merangsang sebagian/ keseluruhan
• minyak coklat (ol. Cacao) btk padat warna kuning putih bau coklat.
3. Dapat tercampur (kompatibel) dg bahan obat
Berupa ester glisiril stearat, palmitat, oleat, dan asam lemak lain.
4. Dapat melepas obat dengan segera 2. Basis larut air atau tercampur air Dirancang utk melarut dan
5. Mudah dituang ke dalam cetakan dan dapat dg mudah terdispersi dalam liang tubuh yaitu :
dilepas dari cetakan • glisero – gelatin : campuran gliserol dan air + gelatin akan
membentuk gel.
6. Stabil terhadap pemanasan di atas suhu lebur
• makrogol (polietilenglikol ) : campuran peg menurut komposisi
7. Mudah ditangani tertentu dpt digunakan sbg basis supos dan ovula, dan suhu lebur
8. Stabil selama penyimpanan yang diperlukan dapat dicapai

1
4/8/2021

• Kerugian basis ol.cacao


1. Adanya sifat polimorfisme
2. Tdk cukup berkontraksi pd saat pendinginan, harus
tambahkan pelicin / pelincir
• Keuntungan basis ol. Cacao yaitu : 3. Suhu pelunakan terlalu rendah u daerah tropis
1. Rentang suhu lebur 30-36 ◦c 4. Suhu lebur turun jika ada komponen yg larut, dpt diatasi
2. Segera melebur bila dihangatkan & cepat kembali padat dg pe+an cera (malam lebah)
jika didinginkan 5. Mudah teroksidasi, bau tengik
3. Dapat tercampur dg banyak komponen 6. Kemampuan absorpsi air rendah
4. Cukup menyenangkan , tidak merangsang 7. Sering keluar dari tubuh, jarang u basis ovula

3. Lemak sintetik padat • Keuntungan basis lemak hasil sintesis :


Minyak nabati hidrolisis ASAM LEMAK hidrogenasi 1. Suhu pemadatan tdk terpengaruh pemanasan berlebih
Re-esterifikasi asam asam dg pemanasan + gliserol 2. Lebih tahan oksidasi krn ikatan tidak jenuh sdh berkurang
mono/trigliserida asam lemak jenuh rantai c9-c17 Minyak 3. Perbedaan suhu lebur dan suhu memadat kecil, sehingga
kelapa sawit difraksinasi bp Merupakan lemak padat warna memadat lebih cepat.
putih, getas, tdk berbau, suhu lebur 31-36◦C. Diperoleh dg 4. Kemampuan mengabsopsi air lebih baik dari ol.cacao
cara fraksinasi selektif pelarut dan hidrogenasi
5. Dapat berkontraksi dg baik, tidak butuh pelicin cetakan
6. Supos yang dihasilkan, warna putih tidak berbau, bersih,
licin ( spt disemir )

• Kerugian basis lemak hasil sintesis :


1. Vikositas rendah jika dilebur, mungkin terjadi sedimentasi 4. Basis Larut Air dan Tercampur Air Glisero – Gelatin,
bahan obat, perlu pengental merupakan campuran gliserol dan air membentuk gel dg pe+an
2. Pendinginan terlalu cepat akan menghasilkan supos yang gelatin. Untuk massa supositoria dan ovula mengandung 70%
getas gliserol dan 14% gelatin. Dikenal 2 jenis gelatin untuk sediaan
farmasi :
3. Contoh basis lemak sintetik :
a. Tipe A. dibuat secara hidrolisis asam, titik iso – elektrik 7-9,pd
• Suppocire ( perancis ) daerah asam berperilaku sbg bhn kationik, efektif pd pH 3,2
• Witepsol ( jerman) b. Tipe B. dibuat secara hidrolisis basa, titik iso-elektrik 4-7, pada
• Masupol daerah alalis berperilaku sbg bahan anionik, efektif pada pH
7-8
• Cobirine
• Massa estarinum

2
4/8/2021

• Kerugian basis glisero-gelatin :


1. Efek fisiologi supositoria gg menunjukkan efek Laksatif
5. Makrogol (Polietilen glikol ) Campuran PEG dpt
2. Waktu larut tidak dapat diperkirakan digunakan sbg basis supositoria dan ovula
3. Higroskopis, harus dilindungi dari panas dan lembab
a. polimer tinggi : produk hancur, melepas obat secara
4. Menunjukkan efek dehidrasi pada mukosa rektum atau vagina perlahan
sehingga menimbulan iritasi
b. PEG BM tinggi + medium / rendah : melepas obat cepat,
5. Mudah dicemari oleh mikroba, perlu pengawet
mengatasi penurunan suhu lebur.
6. Waktu pembuatan lama, kontraksi sangat kecil,
7. Perlu pelicin cetakan

• Kerugian basis peg :


• Keuntungan basis peg 1. Higroskopis : menimbulkan iritasi pd mukosa, sebelum digunakan
1. Tidak ada efek laksatif supos/ovula dicelupkan ke dalam air
2. Kontaminasi mikroba lebih kecil 2. Ketersediaan hayati tidak baik
3. Inkompatibilitas : basis PEG inkompatebel dg bbrp obat, spt garam
3. Kontraksi baik, tidak perlu pelicin cetakan bismut,
4. Suhu lebur diatas suhu tubuh (tinggi), basis melarut dan 4. ichtyol,benzokain, fenol, mengurangai aktivitas amonium kwarterner
mendisperikan obat & hidroksibenzoat
5. secara perlahan dalam tbh. 5. selama penyimpanan dpt menjadi retak karena mengandung air,hal
disebabkan kelarutan PEG tinggi, larutan menjadi lewat jenuh dlm air
6. Hasil larutan lebih viskos, tidak mudah bocor selama dan terjadi kristalisasi, akibatnya terjadi massa menjadi granulat dan
pemakaian penampilan bersih dan licin getas.
6. kristalisasi dapat terjadi dg adanya obat yang larut dan PEG dlm btk
suspensi, disamping getas juga menyebabkan iritasi , waktu disolusi
menjadi lebih lama ( ukuran lebih besar )

Bahan tambahan Pemilihan basis suppositoria dan ovula


1. Antioksidan : harus kompatibel dg obat • Dalam pemilihan basis yang harus diperhatikan adalah kelarutan
2. Pengawet : perlu pengawet jika diformulasi untuk usia guna obat dalam pembawa. Untuk pelepasan efektif dari basi, obat yang
yang lama larut lemak/minyak sebaiknya diformulasikan dlm basis tercampur
3. Pengemulsi : adanya pengemulsi mempermudah inkorporasi air, sedangkan zat larut air dalam basis minyak.
larutan air atau cairan polar. (wax, adepslanae, polisorbat, • 1. Spesifikasi basis supositoria meliputi :
makrogol stearat) • 2. Asal dan komposisi kimia
4. Zat pengeras : untuk negara tropis diperlukan penambahan • 3. Rentang suhu lebur
bahan untuk meningkatkan suhu lebur. Hal ini dapat diperoleh • 4. Indeks lemak-padat (solid-fat index sfi)
dg mengatur komposisi campuran PEG dg berbagai bobot • 5. Bilangan hidroksil
molekul, atau dg pe+an lemak padat. • 6. Titik pemadatan (solidification point)
5. Peningkat viskositas : untuk mencegah sedimentasi bahan obat, • 7. Bilangan penyabunan
perlu di + kan peningkat viskositas pada massa yang melebur. • 8. Bilangan iodium
Bahan yang digunakan antara lain, Mg stearat, bentonit, dan
• 9. Bilangan air
silikon dioksida koloidal.
• 10. Bilangan asam

3
4/8/2021

Masalah spesifik dalam formulasi suppositoria


Formulasi supositoria, Sebelum dilakukan formulasi perlu
dipertimbangkan: 1. Air dalam supositoria
1.Tujuan aplikasi supositoria untuk lokal atau sistemik a. air mempercepat oksidasi lemak ( tengik)
2.Aplikasi lokasi di mana? (rektal. Vaginal atau uretral ) b. jika air menguap , zat terlarut akan mengkristal.
3.Efek yang diinginkan cepat atau lambat, diperpanjang atau c. air jml banyak akan terabsorpsi jika dlm bentuk emulasi
diperlama M/A
d. adanya air akan terjadi reaksi dg bahan bahan yg ada
dlm supos
e. perlu pe+an pengawet jika ada air Basis = 21 x 2,53 = …

4. Viskosistas
2. Higroskopisitas Supos gliserin-gelatin akan kehilangan air
/lembab karena penguapan di iklim kering dan mengabsorpsi a.untuk mengatasi masalah penurunan viskositas basis dapat
kelembaban pada kondisi tinggi. Supos dg PEG juga higroskopis dilakukan hal sbb :
b.menggunakan basis dg rentang lebut yang lebih sempit, yaitu
3. Inkompatibilitas
dekat pada suhu tubuh.
a.Basis PEG inkompatibel dg garam perak, tanin, aminopirin,
c.pe+an 2% Al-monostearat, dpt meningkatkan viskositas basis
aspirin, kinin, ichtyol, benzokain dan sulfonamida.
lemak dan menjaga homogenitas suspensi bahan yg tidak larut
b.Beberapa obat akan mengkristal dg basis PEG, Na-Barbital, d.pe+an setil, stearil atau miristil alkohol akan menambah konsistensi
asam salisilat, camphora. Konsentrasi asam salisilat lebih tinggi supositoria
akan melunakan basis PEG, aspirin akan membentuk komplek,
5. Kegetasan
penisilin akan terurai. Komponen asam akan bereaksi dg basis
lemak yg punya bilangan hidroksil besar. a.supos basis ol. Cacao sangat elastis, tidak mudah pecah.
b.supos basis lemak sintetis dg derajat hidrogenasi tinggi yang
mengandung padatan lebih besar, pada suhu kamar lbh getas
(rapuh)

6. Bobot jenis Bobot jenis penting dalam menentukan Contoh resep Supositoria / ovula
bilangan pengganti basis supositoria R/ Balsam peruv. 3
7. Kontraksi volume Fenomena ini terjadi pada supositoria Acidi Borici 8,64
yang dilebur dan didinginkan pada cetakan.
8. Penambahan pelicin atau zat pelepas lengketan pd
Zinci Oxydi 8,64
cetakan Cerae Flavi 2,4
9. Bilangan pengganti Ultramarin 0,080
10. Penambahan antioksidan, misalnya : senyawa fenol, Ol. Cacao qs Mf supp No 12
senyawa kuinon, tokoferol, asam galat, tanin, vitamin C dan
esterya. BHA daan BHT S supp. Contr. Haemorrhoid
Pro Yusup 25 th

4
4/8/2021

Tujuan Penggunaan Suppositoria & Ovula

1. Untuk tujuan lokal (wasir atau hemoroid,


vaginitis dan penyakit infeksi lainnya).
2. Dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena
dapat diserap oleh membrane mukosa dalam
rectum. Hal ini dilakukan terutama bila
penggunaan obat per oral tidak memungkinkan
seperti pada pasien yang mudah muntah atau
pingsan.
3. Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat
4. Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim
di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan
obat secara biokimia di dalam hati

Uji Bahan Aktif

1. Titik lebur
Titik lebur adalah suhu di mana
zat yang kita uji pertama kali
Evaluasi Sediaan melebur atau meleleh seluruhnya
Suppositoria & Ovula yang ditunjukan pada saat fase
padat cepat hilang. Dalam analisa
farmasi titik lebur untuk menetapkan
karakteristik senyawa dan
identifikasi adanya pengotor. Untuk
uji titik lebur di butuhkan alat
pengukuran titik lebur yaitu, Melting
Point Apparatus (MPA) alat ini
digunakan untuk melihat atau
mengukur besarnya titik lebur suatu
zat.
2. Bobot Jenis
Evaluasi Sediaan Bobot jenis adalah
Evaluasi Sediaan
perbandingan bobot jenis udara
pada suhu 25ºC terhadap bobot air
2. Bentuk
1. Uji Homogenitas dengan volume dan suhu yang
Bentuk suppositoria/ovula juga perlu
Tujuan : Untuk mengetahui apakah bahan aktif sama. Bobotkarena
jenis jika
suatu
diperhatikan darizat adalah tidak
bentuknya
dapat tercampur rata dengan bahan dasar
hasil
sepertiyang diperoleh
sediaan dengan pada umumnya,
suppositoria/ovula
suppositoria/ovula atau tidak.
membagi bobot yang
maka seseorang jenistidak
dengan bobotmengira
tahu akan
Cara : Ambil 3 titik bagian suppositoria/ovula (atas- bahwa sediaan tersebut bukanlah obat. Untuk itu,
tengah-bawah atau kanan-tengah-kiri) masing-
air dalam piknometer. Lalu
bentuk juga sangat
dinyatakan mendukung
lain dalam karena akan
monografi
masing bagian diletakkan pada kaca objek memberikan keyakinan pada pasien bahwa sediaa
kemudian diamati dibawah mikroskop, cara keduanya ditetapkan pada suhu
tersebut adalah suppositoria/ovula.
selanjutnya dengan menguji kadarnya dapat 25ºC.
dilakukan dengan cara titrasi. Bobot jenis dapat digunakan untuk:
• Mengetahui kepekaan suatu zat
• Mengetahui kemurniaan suatu zat
• Mengetahui jenis zat

5
4/8/2021

Evaluasi Sediaan Evaluasi Sediaan


4. Uji Keseragaman Bobot
3. Uji Waktu Hancur
Tujuan : Untuk mengetahui apakah bobot tiap
Tujuan : Untuk mengetahui berapa lama sediaan
sediaan sudah sama atau belum, jika belum maka
tersebut dapat hancur dalam tubuh.
perlu dicatat. Keseragaman bobot akan
Cara : Suppositoria/ovula dimasukkan dalam air mempengaruhi terhadap kemurnian suatu sediaan
yang di set sama dengan suhu tubuh manusia. karena dikhawatirkan zat lain yang ikut tercampur.
Pada sediaan yang berbahan dasar PEG 1000 Cara : Ditimbang saksama 10 suppositoria/ovula
waktu hancurnya ±15 menit, sedangkan untuk satu persatu kemudian dihitung berat rata-ratanya.
oleum cacao dingin 3 menit. Jika terdapat sediaan yang beratnya melebihi rata-
rata maka suppositoria/ovula tersebut tidak
memenuhi syarat dalam keseragaman bobot.

Evaluasi Sediaan Evaluasi Sediaan


5. Uji Titik Lebur 6. Kerapuhan
Tujuan : Simulasi untuk mengetahui waktu yang Tujuan : Agar suppositoria/ovula tidak terlalu
dibutuhkan sediaan suppositoria/ovula yang lembek maupun terlalu keras yang menjadikannya
dibuat melebur dalam tubuh. sukar meleleh.
Cara : Dilakukan dengan cara menyiapkan air Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas.
dengan suhu ± 37°C. Kemudian dimasukkan Cara : Suppositoria/ovula dipotong horizontal.
suppositoria/ovula ke dalam air dan diamati waktu Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui
leburnya. bagian yang melebar, dengan jarak tidak kurang
Untuk basis oleum cacao persyaratan leburnya dari 50% dari lebar bahan yang datar, kemudian
adalah 3 menit, sedangkan untuk PEG 1000 diberi beban seberat 20 N (lebih kurang 2 kg)
adalah 15 menit. dengan cara menggerakkan jari atau batang yang
dimasukkan ke dalam tabung.

Evaluasi Sediaan Evaluasi Sediaan


7. Volume Distribusi 8. Uji Disolusi
Volume distribusi (Vd) merupakan parameter untuk untuk
Pengujian laju penglepasan zat obat suppositoria
menunjukkan volume penyebaran obat dalam tubuh dengan kadar
plasma atau serum. Volume distribusi ini hanyalah perhitungan volume
secara in vitro selalu mengalami kesulitan karena adanya
sementara yang menggambarkan luasnya distribusi obat dalam tubuh. pelelehan, perubahan bentuk dan disperse dari medium
disolusi. Pengujian awal dilakukan dengan penetapan biasa
Tubuh dianggap sebagai 1 kompartemen yang terdiru dari
plasma atau serum, dan Vd adalah jumlah obat dalam tubuh dibagi dalam gelas piala yang mengandung suatu medium. Dalam
dengan kadarnya dalam plasma atau serum.Besarnya Vd ditentukan usaha untuk mengawasi variasi pada antar muka massa /
oleh ukuran dan komposisi tubuh, kemampuan molekul obat memasuki medium, berbagai cara telah dipakai, termasuk keranjang
berbagai kompartemen tubuh, dan derajat ikatan obat dengan protein kawat mesh atau suatu membrane untuk memisahkan ruang
plasma dan dengan berbagai jaringan. Obat yang tertimbun dalam sample dari bak reservoir. Sample yang ditutup dalam pipa
jaringan mempunyai kadar dalam plasma yang rendah sekali dialysis atau membrane alami juga dapat dikaji. Alat sel alir (
sedangkan Vd nya besar (misalnya, digoksin). Untuk obat yang terikat flow cell ) digunakan untuk menahan sample ditempatkan
dengan kuat pada protein plasma mempunyai kadar plasma yang dengan kapas, saringan kawat dan yang paling baru dengan
cukup tinggi dan mempunyai Vd yang kecil (misalnya, warfarin, manik – manik gelas.
tolbutamid dan salisilat).

6
4/8/2021

THANK
YOU ^-^

Anda mungkin juga menyukai