KIMIA ORGANIK II
Disusun Oleh :
Aris Aryanto / D1A191810
Ikbal Andrianto / D1A191870
Raisa Listiani / D1A191993
Sapitri / D1A191885
Wulansari / D1A191911
Disusun Oleh :
Sapitri / D1A191885
PENDAHULUAN
Dalam bidang farmasi, kimia organik sangat berperan penting. Dimana kita
mengetahui bahwa semua struktur dari bahan obat merupakan struktur senyawa
organic yang berikatan satu sama lain. Senyawa metil salisilat dapat disintesis dari
asam salisilat yang direaksikan dengan metanol absolut dengan katalisator asam
kuat dan metoda refluks karena reaksinya yang berjalan lambat.
Metil salisilat adalah cairan berbau khas yang diperoleh dari bagian tumbuh-
tumbuhan seperti daun dan akar wangi. Metil salisilat dapat dibuat melalui
esterifikasi asam salisilat. Senyawa ini berfungsi sebagai anti iritasi, karminatif,
pada penderita rematik pengawet dan pewarna. Penggolongan obat ini sangat luas
dimasyarakat dan digolongkan kedalam golongan obat bebas.
Dulu orang menduga bahwa kerja turunan asam salisilat pada penyakit
remautik didasarkan atas hambatan pada hialuronatliase. Ternyata kerja semacam ini
jauh lebih besar dicapai oleh asam gentisat. Kemudian diketahui bahwa turunan
asam salisilat (terutrama asam asetil salisilat) terutama bekerja pada sintesis
prostaglandin. Seperti juga indometasin senyawa ini menghambat secara kompotiti
pembentukan endoperoksida siklik dari asam lemak jenuh.
Adapun alasan dilakukan praktikum sintesis metil salisilat yaitu dikarenakan
metil salisilat hanya sedikit terdapat di alam meskipun berasal dari tumbuhan akan
tetapi tumbuhan yang digunakan untuk membuat metil salisilat sangat jarang
didapatkan padahal metil salisilat sangat dibutuhkan dalam pengobatan atau dalam
bidang farmasi, sehingga untuk mendapatkan metil salisilat dilakukan sintesis asam
salisilat dimana asam salisilat direaksikan dengan methanol serta ditambahkan asam
sulfat pekat yang digunakan sebagai katalisator dengan reaksi esterifikasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Pemisahan dengan distilasi ini dapat dilakukan dengan baik karena ester
memiliki titik didih yang paling rendah diantara semua zat yang ada. Ester
merupakan satu-satunya zat dalam campuran yang tidak membentuk ikatan
hidrogen, sehingga memiliki gaya antar-molekul yang paling lemah
(Pramugiyan, 2010).
METODE KERJA
BAB IV
IV.1.2 Perhitungan
a. Berat teori
1 mol asam salisilat ≈ 1 mol metil salisilat
mol asam salisilat = mol metil salisilat
gram asam salisilat gram metil salisilat
=
BM asam salisilat BM metil salisilat
10 gram gram metil salisilat
=
138,12 152
Gram metil salisilat = 0,074 x 152
= 11,248 gram
b. Berat Praktek
Gram asam salisilat = 10 gram
Gram kertas saring = 0,4397 gram
Gram akaca arloji = 49,33 gram
Hasil akhir :
Gram kristal metil salisilat + kertas saring + kaca arloji = 54,87 gram
Gram kristal metil salisilat = 54,87 – (0,4397 + 49,33)
= 54,87 – 49,769
= 5,111 gram
c. % Rendamen
Berat praktek
% Rendamen= x 100 %
Berat teori
5,111 gram
¿ x 100 %
11,248 gram
= 45,439 %
IV.1.3 Reaksi
IV.2 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mensintesis metil salisilat dengan
mereaksikan antara asam salisilat dengan methanol serta menambahkan asam
sulfat pekat sebagai katalisator.
Pada percobaan ini juga pula ditambahkan batu didih ke dalam labu alas
bulat untuk mencegah terjadinya frothing atau letupan pada proses pemanasan
yang dilakukan menggunakan bunsen pada labu yang berisi capuran. Sedangkan
penutupan celah kondensor dengan kapas bertujuan untuk mencegah terjadinya
pelepasan uap selama proses pemanasan / refluks dan juga untuk mengetahui
aroma dari metil salisilat yang terbentuk.
Adapun pada praktikum ini didapatkan hasil yaitu gram metil salisilat
yang sesuai dengan berat dalam teori yaitu 11,248 gram sedangkan berdasarkan
percobaan yang dilakukan diperoleh gram metil salisilat yang sesuai dengan
berat praktek yaitu 5,111 gram sertan % rendamennya adalah 45,439%.
V.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan metil salisilat dapat diperoleh
dengan cara mensintesis asam salisilat dengan methanol dengan cara reaksi
esterifikasi menggunakan alat refluks. Hasil persen rendamen yang diperoleh
adalah 45,439 %.
V.2 Saran
Diharapkan kebersihan laboratorium tetap dijaga. Jika praktikum sedang
berlangsung sebaiknya mahasiswa menjaga konsentrasi saat melakukan
praktikum. Diperlukan alat-alat yang memadai sehingga mahasiswa tidak
berebut alat laboratorium. Waktu untuk praktikum harus diatur lagi agar
mahasiswa tidak terburu-buru saat melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Lisna. 2017. Modul Praktikum Kimia Organik. Laboratorium Kimia Farmasi
Analisis Universitas Alghifari : Bandung.
Supardan, dkk. 2006. Perancangan Pabrik Asam Salisilat dari Phenol. Jurusan Teknik
Kimia.