Kelompol 4
Oleh :
1. Sirlly Maharani 1704015337
2. Rahma Izzah Maulida 1704015301
3. Muhammad Iqbal 1604015311
4. Debby Krisdayanti1604015170
5. Jamilah 2004019004
LATAR BELAKANG
Kayu manis adalah salah satu tanaman yang diekspor oleh Indonesia. Tanaman ini
memiliki kulit pohon berwarna abu-abu tua berbau khas, kayunya berwarna merah coklat
muda. Kayu manis mengandung minyak atsiri, eugenol, safrole, sinamaldehid, tannin, dan
kalsium oksalat
Konstituen yang lebih aktif dalam kayu manis adalah sinamaldehid, senyawa mayor yang
dikandung oleh kayu manis. Kandungan sinamaldehid dalam minyak kayu manis bisa
mencapai 51-76%.
Sinamaldehid merupakan senyawa yang memiliki gugus fungsi aldehid dan alkena
terkonjugasi cincin benzene, berlandasakan hal tersebut senyawa ini bisa di transformasi
membentuk senyawa baru yang dapat bermanfaat. Untuk membuat agar senyawa
sinamaldehid dapat memberikan manfaat yang lebih maka dilakukan isolasi untuk
mendapatkan senyawa tersebut
Klasifikasi kayu manis (Cinnamomun
burmanii)
Divisio/Devisi : Spermathophyta
Sub Divisio/Anak Devisi : Angiospermae
Classis/Klas : Dicotuledonae
Ordo/Bangsa : Ranales
Family/Suku : Lauraceae
Genus/Marga : Cinnamomum
Species/Jenis : Cinnamomum burmanii (Ness) BL
Nama Daerah
Nama Asing
Kayu manis adalah salah satu tanaman yang diekspor oleh Indonesia. Tanaman ini memiliki kulit
pohon berwarna abu-abu tua berbau khas, kayunya berwarna merah coklat muda. Kayu manis
mengandung minyak atsiri, eugenol, safrole, sinamaldehid, tannin, dan kalsium oksalat.
Konstituen yang lebih aktif dalam kayu manis adalah sinamaldehid, Sinamaldehid merupakan
senyawa yang memiliki gugus fungsi aldehid dan alkena terkonjugasi cincin benzene, berlandasakan hal
tersebut senyawa ini bisa di transformasi membentuk senyawa baru yang dapat bermanfaat. Untuk
membuat agar senyawa sinamaldehid dapat memberikan manfaat yang lebih maka dilakukan isolasi untuk
mendapatkan senyawa tersebut.
Isolasi merupakan proses pemisahan suatu komponen kimia yang diinginkan dari komponen-
komponen lainnya yang bersifat sebagai kontaminan di dalam suatu bahan. Isolasi senyawa bahan alam
bertujuan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang bermanfaat, baik untuk kepentingan industri farmasi,
kosmetik, dan pangan
METODE PENELITIAN
Alat
Peralatan analitis yang digunakan adalah clevenger Dean Stark, refraktometer
Abbe’ Atago NAR-3T, spektrofotometer UV-tampak PharmaSpec 1700,
kromatografi gas spektrometri massa (GCMS) HP Agilent 7890A-5975C inert,
piknometer, kromatografi lapis tipis (KLT) silika gel 60 F254, dan silika gel 60
GF254 untuk KLT preparatif.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah serbuk kulit kayu manis kering, DCM pro-
analisis, n-heksan teknis, plat KLT, dan silika gel.
PEMBUATAN EKSTRAK
Remaserasi dilakukan dengan
perendaman batang kayu manis kering
serat maserat A) dipisahkan dari ampas memasukan pelarut sebanyak 800 ml
sebanyak 500 gram pelarut DCM
setelah 24 jam maserasi dan ditampung ke dalam bejana yang berisi residu
sebanyak 1000 ml selama 2 x 24 jam
dalam bejana lain (ampas), dan dilakukan pengocokan,
dengan sekali-kali pengocokan.
lalu dibiarkan 24 jam.
Gambar 2. Hasil Analisis KLT Minyak Atsiri Kayu Manis dengan Visualisasi
Gambar 1. Hasil KLT dari Fraksi-fraksi Minyak Kayu Manis Sinar UV254 nm (S: Sinamaldehid Standar, M: Minyak Atsiri Kayu Manis
Tabel 1. Nilai Rf Hasil Isolasi SInamaldehid
Rf Sinamaldehid Rf Sinamaldehid
standar
Fraksi A 0,7 0,62
Fraksi B 0,60
Fraksi C 0,53
Nilai Rf sinamaldehid standar adalah 0,62 dapat dilihat pada Tabel 1. Terlihat dari hasil KLT bahwa
senyawa A dan B memiliki nilai Rf berturut-turut 0,70 dan 0,60, sedangkan senyawa C 0,53 sehingga
yang mendekati nilai Rf sinamaldehid adalah senyawa A dan B, sedangkan senyawa C mendekati Rf
sinamaldehid tetapi jika kita melihat dari warna fraksinya itu kehijauan sedangkan ciri sinamaldehid
secara fisik berwarna kuning. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Ngadiwiyana yang melakukan isolasi terhadap ektrak minyak kayu manis dengan besar nilai Rf yaitu
0,62.
Gambar 3. Hasil GC-MS Sinamaldehid
Hasil GC-MS untuk fraksi gabungan A dan B diperoleh terdapat senyawa sinamaldehid dengan
persentase 71,36% seperti yang terlihat pada Gambar 3. Senyawa ini muncul pada peak ke-4
dengan waktu retensi sebesar 9,289. Ini menandakan bahwa sinamaldehid berhasil diisolasi dari
batang kayu manis dengan kadar yang cukup tinggi 71,36 % dan memiliki berat molekul 132
dengan rumus kimia C9H8O (dapat dilihat pada Gambar 3)
Fragmentasi Senyawa Sinamaldehid
Pola fragmentasi untuk senyawa sinamaldehid sendiri bisa kita lihat pada Gambar 4.
Berdasarkan hasil analisis spektrum massa sinamaldehid, dapat dilihat fragmentasi dominan
pada sinamaldehid yaitu pada 132, 131, 103, 77, dan 51 m/z. Puncak pada 132 m/z menandakan
adanya sinamaldehid. Puncak pada 131 m/z menandakan lepasnya H radikal dan puncak pada
103 menandakan lepasnya gugus karbonil pada sinamaldehid. Dilanjutkan dengan puncak pada
77 m/z menandakan lepasnya substituen alkena pada sinamaldehid dan puncak pada 51 m/z
menandakan pecahnya cincin benzena sinamaldehid.
Kesimpulan
Kayu manis jenis Cinnamomum burmanii
berhasil diisolasi menggunakan kromatografi
kolom. Hasil analisis dengan menggunakan
spektrometer GC-MS menujukkan senyawa
sinamaldehid yang berhasil diisolasi
menggunakan kromatografi kolom teridentifikasi
memiliki persentase sebesar 71,36% dengan
berat molekul 132 g/mol.
JURNAL 2
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia kronis serta
gangguan metabolism karbohidrat, protein dan lemak akibat berkurangnya fungsi insulin .
Penelitian Ping dkk.(2010) meneybutkan bahwa minyak kayu manis memiliki efek anti
diabetes pada tikus , sedangkan komponen yang terkandung dalam minyak kayu manis
adalah sinamaldehid (42-75%), sinamil asetat , karyofilen, linalool, eugenol.
Sinamaldehid yang terkandung dalam dalam minyal kayu manis bermanfaat sebagai anti
diabetes. Sinamaldehid merupakan senyawa yang memiliki gugus fungsi aldehid dan
alkena terkonjugasi cicin benzene. Senyawa turunan sinamaldehid , yaitu asam sinamat
berpotensi sebagai anti diabetes.
METODE PENELITIAN
Alat : FT-IR, GC-MS, Labu leher, Spektrofotometer UV-Vis,
Asam sinamat yang terbentuk Lapisan organic yang terbentuk Diekstraksi kemblai untuk memisahkan
ditimbang, dihitung titik leleh dan diuapkan dan dikeringkan dengan dietil eter dan air
dianalisis dengan FTIR desikator
Prosedur Sintesis Etil Sinamat dari Asam Sinamat
Filtrat yang terbentuk ditimbang, dan Hasil yang diperoleh ditambahkan Campuran direfluks selmaa 30 menit
dianalisis dengan FTIR dan GC MS natrium sulfat anhidrat dan disaring
Prosedur Uji Aktifitas Sinamat Sebagai AntiDiabetes
Produk yang dihasilkan berupa asam sinamat Hasil uji sepektrogram FTIR asam sinamat terdapat
dengan titik leleh 113 derajat Celsius dan puncak 3433,29 cm-1 yang menunjukan gugus O-H, dan puncak
1180,44 cm-1 yang merupakan gugus C-O dari asama karboksilat ,
rendemennya 41,89%
kedua puncak tersebut menunjukan bahwa telah terbentuk asam
sinamat.
Produk etil sinamat yang dihasilkan berupa cairan kuning
berbau harum dengan rendemen sebesar 98,86%
Puncak 1712,79 cm-1 merupakan
gugus C=O karbonil , yang
menunjukan terbentuknya etil
sinamat