Anda di halaman 1dari 54

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN UBI

JALAR KUNING (Ipomoea batatas) TERHADAP DPPH

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

MUTIA RADITA ULFA


NIM : 13.115.082

AKADEMI ANALIS KESEHATAN


YAYASAN FAJAR
PEKANBARU
2016

1
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN UBI
JALAR KUNING (Ipomoea batatas) TERHADAP DPPH

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Diploma III Analis Kesehatan

Oleh :

MUTIA RADITA ULFA


NIM : 13.115.082

AKADEMI ANALIS KESEHATAN


YAYASAN FAJAR
PEKANBARU
2016

2
3
4
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma di suatu

Akademi dan sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya pendapat yang

pernah ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pekanbaru, Juni 2016


Yang membuat peryataan

(MUTIA RADITA ULFA)

5
6
7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : MUTIA RADITA ULFA

NIM : 13.115.082

Tempat Tanggal Lahir : Dumai, 24 Oktober 1995

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah Saudara : 5 Bersaudara

Anak ke : 2 dari 5 Bersaudara

Alamat Rumah : Jln. Perjuangan, gg. Mandiri bukit batrem, Dumai

timur

Riwayat Pendidikan :

No Pendidikan Tahun
1 TK PERTIWI 2000-2001
2 SDN 2 SUNGAI PAKNING 2001-2007
3 SMPN 1 BUKIT BATU 2007-2010
4 SMAN1 BUKIT BATU 2010-2013
AAK FAJAR YAYASAN
5 2013-2016
PEKANBARU

Riwayat Pekerjaan :

Pekanbaru, Juni 2016


Yang menyatakan

(MUTIA RADITA ULFA)

8
PROGRAM STUDI AKADEMI ANALIS KESEHATAN YAYASAN FAJAR
PEKANBARU
MUTIA RADITA ULFA
13.115.082

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN UBI JALAR KUNING


(Ipomoea batatas) TERHADAP DPPH
Viii+ V bab, 25 Halaman, 4 Gambar, 4 Tabel, 6 Lampiran

ABSTRAK
Ubi jalar merupakan salah satu komaditas bahan pangan yang unik karena memiliki
beberapa varietas dengan karakteristik dan keunggulan masing-masing, ada ubi
jalar putih, ubi jalar kuning, ubi jalar merah dan ubi jalar ungu. Ubi jalar kuning
merupakan salah satu jenis umbi jalar (Ipomoea batatas) yang termasuk dalam
famili Convolvulacea. Ubi jalar kuning mengandung gizi yang cukup tinggi dan
banyak dimanfaatkan bagi kesehatan. Penelitan ini bertujuan untuk menentukan
aktivitas antioksidan pada ekstrak metanol dari sampel daun ubi jalar kuning.
Metode penelitian ini dilakukan dengan metode 2,2- diphenyl-1-picrylhydrazil
(DPPH). Hasil penelitian diperoleh untuk nilai IC50 pada vitamin C dan esktrak
metanol daun ubi jalar kuning adalah 16.0319 ppm dan 178.3719 ppm. Hasil
penapisan fitokimia terhadap 3 senyawa antioksidan menunjukkan adanya
keterkaitan tinggi aktivitas antioksidan dengan banyaknya senyawa polifenol yang
terkandung dalam tanaman. Berdasarkan hasil tersebut maka daun ubi jalar kuning
memiliki aktivitas antioksidan yang baik.

Daftar pustaka : 30 (2004-2014)


Kata kunci : Antioksidan, DPPH, dan Ubi jalar kuning

9
PROGRAM STUDI AKADEMI ANALIS KESEHATAN YAYASAN FAJAR
PEKANBARU
MUTIA RADITA ULFA
13.115.082

TEST OF ANTIOXIDANT ACTIVITY FROM EXTRACT OF SWEET


POTATO LEAVES YELLOW BY DPPH
Viii+ V Chapter, 25 Page , 4 Picture, 4 Tables, 6 Attachments

ABSTRAK

Sweet potato is one of the unique food commodities because they have several
varieties with characteristic and advantage of each, there are sweet white potatoes,
yellow sweet potatoes, red sweet potatoes and purple sweet potatoes. Yellow sweet
potato is one type of sweet Ipomoea batatas tubers are included in the family
Convolvulacea. It contains quite high nutrition and has many benefits for health.
This research aimed to find out the antioxidant activity in methanol extract of sweet
potato leaves yellow sample. Antioxidant activity was determined by DPPH (2,2-
diphenyl-1-picrylhydrazyl) method. The result showed that IC50 value from Vitamin
C and methanol extract of sweet potato leaves yellow were 16.0319 ppm and
178.3719 ppm. Phytochemical screening on three antioxidant compounds showed
an association between the high antioxidant activities and the polyphenol
compounds contained of the plant. According to the result the sweet potato leaves
yellow has good antioxidant activity.

Refrence : 30 (2004-2014)
Keywords : Antioxidant, DPPH, and Leaves of sweet potato yellow

10
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK

DAUN UBI JALAR KUNING (Ipomoea batatas) TERHADAP DPPH”. Karya

Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program

studi D-III Akademi Analis Kesehatan Fajar Pekanbaru.

Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak mendapatkan

dukungan dalam bentuk materil maupun moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Tabrani Rab selaku pendiri Akademi Analis Kesehatan Fajar

Pekanbaru.

2. Bapak Darmadi, SKM, M.Biomed selaku direktur Akademi Analis Kesehatan

Fajar Yayasan Pekanbaru.

3. Bapak Alfin Surya M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan saran kepada penulis dalam menyusun Karya Tulis

Ilmiah ini.

4. Ibu Neslikher Razen, S.Si.,Apt selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dan saran kepada penulis dalam

menyusun Karya Tulis Ilmiah ini

5. Seluruh staf dosen Akademi Analis Kesehatan Fajar Pekanbaru yang telah

membantu dalam penulisan Karya Tulis ilmiah ini.

i
6. Orang tua tercinta (Alm. A. Sofyan S & Wati Sagita) serta kakak dan adik yang

tersayang, telah memberikan dukungan, do’a serta motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan Karya tulis Ilmiah ini.

7. Teman-teman seperjuangan Akademi Analis Kesehatan Fajar Pekanbaru atas

saran dan motivasinya khusunya sahabatku, Ani, Fera, Widia dan Clara.

8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung dalam membantu

menyelesaikan Seluruh staf dosen Akademi Analis Kesehatan Fajar Pekanbaru

yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat

diperlukan demi kesempurnaan Karya Tulis ilmiah ini.

Demikian Karya Tulis ilmiah ini penulis persembahkan dan besar harapan

penulis semoga Karya Tulis ilmiah dapat memberikan nilai dan manfaat bagi

pembaca.

Pekanbaru, Juni 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

BERITA ACARA BIMBINGAN KTI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
1.5 Keaslian Penelitian ....................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ubi Jalar Kuning .......................................................................................... 5


2.1.1 Flavonoid ..................................................................................................... 7
2.1.2 Vitamin C..................................................................................................... 8
2.2 Antioksidan .................................................................................................. 9
2.2.1 Pengertian Antioksidan ................................................................................ 9

iii
2.2.2 Mekanisme Kerja Antioksidan..................................................................... 10
2.3 Radikal Bebas............................................................................................... 11
2.3.1 Sumber-Sumber Radikal Bebas ................................................................... 11
2.3.2 Penyakit Akibat Radikal Bebas ................................................................... 12
2.4 DPPH ......................................................................................................... 13
2.5 Metode Ekstraksi .......................................................................................... 14

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian ............................................................................................. 16


3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 16
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................... 16
3.4 Teknik Sampel ............................................................................................. 17
3.5 Alat dan Bahan ............................................................................................. 17
3.6 Prosedur Penelitian....................................................................................... 18
3.6.1 Ekstraksi Sampel ......................................................................................... 18
3.6.2 Uji Aktivitas Antioksidan ............................................................................ 18
3.6.3 Uji Flavonoid ............................................................................................... 19
3.6.4 Uji Fenolik ................................................................................................... 19
3.6.5 Uji Antosianin .............................................................................................. 19
3.7 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................................... 19
3.8 Pengolahan Data........................................................................................... 19
3.9 Analisis Data ................................................................................................ 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil ....................................................................................................... 21
4.1.1 Uji Fitokimia................................................................................................ 21
4.1.2 Hasil uji antioksidan dengan metode dpph .................................................. 21
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 22

iv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 24
5.2 SARAN ....................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Keaslian Penelitian .................................................................................. 4
Tabel 2. Uji fitokimia daun ubi jalar kuning ......................................................... 21
Tabel 3. Persen inhibisi terhadap konsentrasi daun ubi jalar kuning .................... 21
Tabel 4. Persen Inhibisi terhadp kosentrasi sampel vitamin C ............................. 22

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Daun ubi jalar kuning .................................................................... 5

Gambar 2. Struktur bangun flavonoid ............................................................. 7

Gambar 3. Struktur bangun vitamin C ............................................................ 8

Gambar 4. DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl) ........................................ 14

vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1. Cara kerja Microplate Reader Berthold 941 ................................. 28


Lampiran 2. Skema kerja rancangan penelitian ............................................... 29
Lampiran 3. Gambar penelitian........................................................................ 30
Lampiran 4. Tabel hasil persentase hambatan sampel dan nilai IC50 .............. 32
Lampiran 5. Perhitungan IC50 dari ekstrak metanol dari daun ubi jalar kuning 33
Lampiran 6. Perhitungan IC50 dari asam askorbat............................................ 34

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas) memiliki nama lain sele bun,

ubi manis atau sweet potatoes. Tanaman ini tumbuh subur hampir disemua pulau

Indonesia. Varietas ubi jalar bila dilihat dari warna umbinya terdiri dari ubi jalar

putih, ubi jalar kuning, dan ubi jalar ungu (Amin, dkk., 2008).

Ubi jalar kuning mengandung anthocyanin, terutama peonidins dan

cyanidins, yang berfungsi sebagai antioksidan dan anti-inflamasi. Zat tersebut

sangat bermanfaat bagi sistem pencernaan karena dapat mengurangi resiko

kesehatan akibat radikal bebas dan logam berat. Kandungan ubi kuning yang sangat

menarik perhatian dunia yaitu adanya antioksidan pada semua bagiannya. Penelitan

baru-baru ini menunjukkan antioksidan yang berbeda pada daging umbi dan kulit

ubi jalar kuning bahkan daun tanaman ubi jalar kuning terbukti memberi manfaat

antioksidan yang penting bagi tubuh (Prabantini, 2013).

Huang dkk, (2004) menemukan bahwa umbi, daun dan tangkai ubi jalar

memiliki aktivitas antioksidan dan anti-proliferative. Sementara itu Troung dkk,

(2007) menemukan senyawa yang paling dominan pada ubi jalar adalah senyawa

beta karoten dan senyawa fenol. Berdasarkan uji fitokimia daun ubi jalar

mengandung beberapa zat gizi dan senyawa kimia seperti serat, vitamin C dan

flavonoid (Octavia & Nurmasari, 2014).

Antioksidan alami yang terdapat pada tumbuhan umumnya adalah senyawa

fenolik yang berupa golongan flavonoid. Flavonoid adalah sekelompok besar

1
senyawa polifenol yang terdapat dalam berbagai bahan makanan. Senyawa

flavonoid banyak ditemukan dalam sayur-sayuran dan buah-buahan, dan dilaporkan

sebagai antioksidan berpotensi lebih kuat dibandingkan vitamin C dan E (Winarsi,

2007).

Antioksidan bagi tubuh berfungsi untuk menangkal, mengatasi atau

menetralisir radikal bebas yang banyak terbentuk di dalam tubuh. Jika radikal bebas

beredar di dalam tubuh akan berbahaya, yaitu merusak sel-sel yang berada di dalam

tubuh. Kerusakan yang ditimbulkannya dapat menyebabkan sel tersebut menjadi

tidak stabil dan berpotensi mempercepat proses penuaan dan kanker (Mardiyana,

dkk., 2014).

Adanya pengaruh radikal bebas yang tidak baik bagi kesehatan, tubuh

memerlukan suatu komponen penting dan mampu menyelamatkan sel-sel tubuh

manusia dari bahaya radikal adalah antioksidan (Rohmatussolihat, 2009).

Pemberian antioksidan tersebut dapat menghambat proses penuaan atau

memperlambat dan juga dapat mencegah terjadinya kerusakan tubuh yang

ditimbulkan akibat radikal bebas (Zuhra, dkk., 2008).

Untuk pengujian antioksidan dapat dilakukan dengan metode DPPH (2,2-

diphenyl-1-picrylhidrazyl). Metode DPPH ini dapat memberikan informasi

reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu radikal stabil pada panjang gelombang

517 nm dengan serapan kuat larutan berwarna violet gelap (Pratiwi, dkk., 2013).

2
1.2 Perumusan Masalah

Daun ubi jalar kuning (Ipomoea batatas) memberikan banyak khasiat di

dalam tubuh. Untuk itu dilakukan penelitian seberapa besar aktivitas antioksidan

dari ekstrak metanol daun ubi jalar kuning (Ipomoea batatas) terhadap DPPH.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol daun ubi jalar

kuning sebagai penangkal radikal bebas terhadap DPPH.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak daun ubi jalar kuning

(Ipomoea batatas) dengan cara menentukan nilai IC50.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan penulis terhadap pemanfaatan ubi jalar kuning

sebagai penangkal radikal bebas.

1.4.2 Bagi Akademi

Memberikan informasi serta referensi terutama dalam bidang toxikologi bagi

perpustakaan Akademi Analis kesehatan Yayasan Fajar Pekanbaru.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Agar masyarakat mengetahui manfaat dan khasiat dari ubi jalar kuning

sebagai tumbuhan tradisional, yang bisa dijadikan penangkal radikal bebas di dalam

tubuh.

3
1.5 Keaslian Penelitian

Judul Penelitian KTI :UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK

DAUN UBI JALAR KUNING (Ipomoea batatas) TERHADAP DPPH.

Tabel 1. Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Referensi Hasil Persamaan Perbedaan


Referensi
Almurdan Uji Aktivitas Ekstrak etil Pada Sampel yang
i Antioksidan dan asetat akar penelitian ini digunakan
(2013) Toksisitas tanaman A. menggunaka dalam
Ekstrak Akar spinosus n metode penelitian ini
Tanaman mempunyai DPPH dan adalah bayam
Amaranthus antioksidan alat berduri
spinosus yang kuat microplate (Amaranthus
dan semua raeader spinosus)
ekstrak akar
tanaman
Amaranthus
spinosus
mempunyai
aktivitas
toksisitas

Pratiwi Uji Aktivitas Ekstrak Pada Pelarut yang


(2013) Antioksidan etanol 70% penelitian ini digunakan
Daun Bawang daun bawang dilakukan yaitu Etanol
Mekah mekah positif pemeriksaan 70% dan
(ELEUTHERIN memiliki skrining menggunaka
E AMERICANA aktivitas fitokimia n KLT
MERR.) Dengan antioksidan
Metode DPPH menggunaka
n pereaksi
DPPh 0,2%

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ubi Jalar Kuning

Tanaman ubi jalar dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan

sebagai berikut (Rukmana, 1997) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Convolvulales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea batatas

Gambar 1. Daun ubi jalar kuning (Ipomoea batatas)


Sumber :Koleksi pribadi, 2015

5
Tanaman ubi jalar termasuk tumbuhan semusim yang memiliki susunan

tubuh utama terdiri dari batang, ubi, daun, bunga, buah dan biji. Batang tanaman

berbentuk bulat, lunak, bergetah, bercabang, beruas, tiap buku biasa tumbuh akar

membentuk umbi, dan berwarna hijau pucat. Daunnya termasuk daun tunggal

berbentuk bulat dengan panjang 4-14 cm, dan leber 4-11 cm. Daun berukuran lebar,

menyatu mirip bentuk jantung, namun ada pula yang bersifat menjari. Daun

biasanya berwarna hijau tua atau hijau kekuning-kuningan. Akarnya berupa akar

tunggang berwarna putih (Nuraini, 2014).

Ubi jalar kuning mengandung serat, vitamin A, C, B2, B6, D, E, mangan, zat

besi, folat, dan biotin. Menurut pakar tanaman obat Prof. Hembing Wijayakusuma,

ubi jalar memiliki sifat kimia manis, dingin dan astringen. Efek farmakologisnya

berkhasiat sebagai tonik, menghentikan pendarahan (Sekar, 2011).

Ubi jalar kuning juga mengandung sekelompok antosianin yang mampu

menghambat kerusakan sel akibat radikal bebas sepeti nikotin, polusi udara dan

bahan-bahan kimia lainnya. Antosianin bermanfaat dalam memerangi penuaan,

menurunnya daya ingat dan kepikunan, penyakit jantung koroner, dan penyakit

kanker. Antosianin juga bermanfaat sebagai antimutagenik dan antikarsiogenik.

(Prabantini, 2013).

Pada daun ubi jalar kuning banyak terkandung antosianin, polifenol, asam

fenolik, dan beta karoten. Daun ubi jalar kuning juga mempunyai banyak manfaat,

diantaranya menguatkan imunitas, menyembuhkan bronkitis, arthritis,

mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh, mengatur kadar gula darah,

meredakan radang lambung, mencegah konstipasi, dan penimbunan asam. Daun

tanaman ini, bersifat anti radang, anti kanker, dan antioksidan (Nuraini, 2014).

6
2.1.1 Flavonoid

Flavonoid adalah sekelompok besar senyawa polifenol yang tersebar luas

dalam berbagai bahan makanan dan tanaman dalam berbagai konsentrasi. Lebih

dari 4.000 jenis flavonoid telah diidentifikasi dan beberapa diantaranya berperan

dalam pewarnaan bunga, buah, dan daun. Berbagai sayuran dan buahan yang dapat

dimakan mengandung sejumlah flavonoid. Konsentrasi yang lebih tinggi berada

pada daun dan kulit kupasannya dibandingkan dengan jaringan didalamnya

(Winarsi, 2007).

Berdasarkan beberapa penelitian flavonoid dilaporkan dapat menurunkan

kadar trigliserida darah. Flavonoid yang banyak terdapat pada daun ubi jalar adalah

kuersetin. Kuersetin memiliki efek antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas

sehingga dapat melindungi dari makromolekul sel dari kerusakan oksidatif (Octavia

& Nurmasari, 2014).

Gambar 2. Stuktur bangun flavonoid


Sumber :Rahmat, 13 Februari 2009

7
2.1.2 Vitamin C

Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan antioksidan yang larut dalam air.

Vitamin C merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh terhadap senyawa

oksigen reaktif dalam plasma dan sel. Dalam keadaan murni, vitamin C berbentuk

kristal putih dengan berat molekul 176,13 dan rumus molekul C6H6O6. Vitamin C

juga mudah teroksidasi secara reversibel membentuk asam dehidro L-asam

askorbat dan kehilangan 2 atom hydrogen. Vitamin C memiliki stuktur yang mirip

dengan struktur monosakarida, tetapi mengandung gugus enadiol (Winarsi, 2007).

Vitamin C yang ada di dalam tubuh mempunyai beberapa fungsi diantaranya:

pembentukan kolagen dalam jaringan pengikat, pembentukan gigi, metabolisme

tirosin, dan penggunaan Fe, Ca, dan folasin. Vitamin C tidak dapat disintesis oleh

tubuh karena tidak mempunyai enzim untuk mengubah glukosa atau galaktosa

menjadi asam askorbat, sehingga harus disuplai dari makanan (Muchtadi, 2009).

Gambar 3. Struktur bangun vitamin C


Sumber : Angela, 16 Januari 2012

8
2.2 Antioksidan

2.2.1 Pengertian Antioksidan

Suatu zat atau senyawa yang bekerja sebagai penahan dan pencegah

terjadinya oksidasi disebut antioksidan. Di dalam tubuh antioksidan berperan

sebagai pertahanan tubuh yang bereaksi dengan radikal bebas, yaitu memberi

elektron dan membentuk produk yang stabil sehingga mencegah penyakit yang

masuk dan menyerang tubuh. Oksidan merupakan suatu molekul oksigen dengan

atom yang pada orbit terluarnya memiliki elektron tidak berpasangan,

mengakibatkan molekul ini menjadi tidak stabil sehingga disebut radikal bebas atau

reactive oxygen species (Suranto, 2011).

Senyawa pada antioksidan terbagi menjadi dua yaitu senyawa alami maupun

sintetik. Senyawa sintetik memiliki sifat karsiogenik sehingga sudah mulai

ditinggalkan. Sementara senyawa bioaktif bersifat antioksidan alami yang banyak

ditemukan di dalam kulit buah pada tumbuhan. Kandungan senyawa metabolit

sekunder tumbuhan yang dikenal sebagai sumber radical scavenger adalah

golongan fenol, alkaloid, saponin, flavonoid, dan antrakuinon (Lisdawati &

Kardono, 2006).

Antioksidan yang ada di alam dapat dibagi menjadi 3 jenis : antioksidan

enzim, antioksidan vitamin dan antioksidan fitokimia. Aktivitas enzim sebagai

antioksidan yaitu dengan mengoptimalkan ko-faktor yang ada dalam tubuh seperti

besi, seng, magnesium, selenium, dan tembaga. Aktivitas vitamin berasal dari

asupan makanan dan suplemen yang kita kosumsi sehari-hari. Antioksidan vitamin

meliputi vitamin A, vitamin C, vitamin E, asam folat, dan betakaroten. Antioksidan

fitokimia merupakan antioksidan yang dapat ditemukan pada tanaman dan

9
digunakan untuk menangkal radikal bebas. Antioksidan fitokimia meliputi

karotenoid, polifenol, dan sulfide ally (Irmawati, 2014).

2.2.2 Mekanisme Kerja Antioksidan

Secara umum antioksidan memiliki cara kerja sebagai penghambat oksidasi

lemak dengan tiga tahapan yaitu inisiasi, propagasi, dan terminasi. Inisiasi

merupakan suatu turunan asam lemak yang tidak stabil dan sangat reaktif akibat

hilangnya suatu atom hidrogen (Pembentukan radikal asam lemak). Pada tahap

propagasi, radikal asam lemak akan bereaksi dengan oksigen sehingga terbentuk

radikal peroksi. Pada tahap terminasi, radikal peroksi akan menyerang asam lemak

baru Hidroperoksida menjadi tidak stabil dan akan terdegradasi menghasilkan

senyawa-senyawa karbonil rantai pendek, seperti aldehida dan keton (Suranto,

2011).

Antioksidan yang baik akan bereaksi dengan radikal asam lemak segera

setelah senyawa tersebut terbentuk. Dari berbagai jenis antioksidan yang ada,

mekanisme kerja dan kemampuannya sebagai antioksidan bervariasi. Dalam sel

normal ada keseimbangan antara prooksidan dan antioksidan. Keseimbangan akan

beralih ke prooksidan bila produksi ROS meningkat, misalnya akibat pemakaian

senyawa kimia tertentu seperti obat atau bila kadar antioksidan menurun, misalnya

akibat inaktivitas enzim karena kerusakan oksidatif (Suranto, 2011).

10
2.3 Radikal Bebas

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki elektron yang tidak

berpasangan pada lapisan terluarnya sehingga tidak dapat mempertahankan bentuk

aslinya dalam waktu yang lama untuk mendapatkan stabilitasnya. Dalam kondisi

yang tak lazim seperti radiasi ion, sinar ultraviolet dan paparan energi tinggi lainnya

dihasilkan radikal bebas yang sangat berlebihan sehingga diperlukan antioksidan

dari luar tubuh (Angela, 2012).

Target utama radikal bebas adalah protein, asam lemak tak jenuh, dan

lipoprotein, serta unsur DNA termasuk karbohidrat. Dari beberapa molekul diatas,

yang paling rentan terhadap serangan radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh.

Radikal bebas dapat merusak asam lemak tak jenuh pada membran sel, akibatnya

dinding sel menjadi rapuh. Radikal bebas juga berpotensi merusak basa DNA

sehingga mengacaukan sistem info genetika, dan akan terjadi pembentukan sel

kanker. Kerusakan molekul protein oleh senyawa antioksidan akan menimbulkan

penyakit katarak (Winarsi, 2007).

2.3.1 Sumber-Sumber Radikal Bebas

Radikal bebas dibentuk melalui 2 cara (Rohmatussolihat, 2009) :

1. Secara endogen

Sebagai respon normal dari reaksi biokimia dalam tubuh berupa hasil

pembakaran sel yang berlangsung saat metabolisme tubuh. Radikal bebas

endogen dapat terbentuk melalui autoksidasi, oksidasi, enzimatik, fagositosis,

dalam respirasi, transfor elektron dimitokondria dan oksidasi ion-ion logam

transisi.

11
2. Secara eksogen

Berasal dari luar sistem tubuh, misalnya sinar UV. Di samping itu, radikal

bebas eksogen dapat berasal dari aktifitas lingkungan. Aktifitas lingkungan

yang dapat memunculkan radikal bebas antara lain radiasi, polusi, asap,

rokok, makanan, minuman dan pestisida.

2.3.2 Penyakit Akibat Radikal Bebas

Adapun penyakit yang timbul akibat adanya radikal bebas antara lain

(Muchtadi, 2009).

1. Penyakit ginjal

Penyakit ginjal akut dan kronis dapat terjadi akibat radikal bebas. Lipid

peroksida diduga merupakan faktor yang sangat penting dalam patofisiologis

penyakit ini. Penelitian pada ginjal menunjukkan bahwa sel-sel endotel dan

sel-sel mesangial sangat mudah mengalami luka. Sel-sel yang luka akan

mengalami pembengkakan, perubahan permeabilitas membran dan inti sel

dapat mengalami lisis.

2. Diabetes melitus

Defisiensi insulin menyebabkan tidak semua glukosa darah dapat masuk

ke dalam sel untuk digunakan sebagai sumber energi atau diubah menjadi

glikogen, sehingga sebagian besar glukosa tetap berada dalam darah. Pada

diabetes tipe 1 terjadi kerusakan sel beta pankreas. Mekanisme ini diduga

melalui respon autoimun yang menghasilkan radikal bebas oksigen yang

kemudian mengakibatkan kerusakan sel beta pada pankreas. Sel beta tersebut

diketahui memiliki aktivitas antioksidan endogen yang rendah, kerusakan sel-

12
sel pankreas inilah yang mungkin menyebabkan produksi hormon insulin

terganggu.

3. Kanker

Kanker dan tumor merupakan suatu ancaman yang berat untuk

kehidupan manusia dan secara psikologis dapat menimbulkan stress yang

berkelanjutan. Para ahli sepakat mengenai implikasi radikal bebas dalam

mekanisme karsinogenesis, terutama kerusakan DNA. Makanan dan gaya

hidup yang salah dapat menimbulkan senyawa karsiogenik, misalnya

alkohol, lemak, asap, residu pestisida dan lainnya yang dapat membentuk

oksigen radikal atau superoksida yang sangat reaktif.

2.4 DPPH (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil)

DPPH merupakan suatu senyawa organik yang mengandung nitrogen tidak

stabil dengan absorban pada panjang gelombang maksimum 517 nm dan berwarna

ungu gelap. Setelah bereaksi dengan senyawa antioksidan, DPPH tersebut akan

tereduksi dan warnanya akan berubah menjadi kuning (Rismawati,dkk., 2011).

Pemudaran warna mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak

dari spektrofotometer, sehingga semakin rendah nilai absorbansi maka semakin

tinggi aktivitas antioksidannya. Semakin pudar warna dan semakin rendah nilai

absorbansi menunjukkan bahwa semakin banyak radikal bebas yang bereaksi

dengan antioksidan yang terdapat dalam sampel. Besarnya aktivitas antioksidan

ditandai dengan nilai % aktivitas antioksidan (Lolaen, dkk., 2013).

Metode perendaman radikal bebas DPPH dengan suatu bahan uji dalam

menyatakan aktivitas antioksidan umumnya digunakan harga IC50. Harga IC50 yaitu

13
kosentrasi larutan uji yang memberikan perendaman DPPH sebesar 50%.

Perendaman bahan uji ke dalam larutan DPPH dalam keadaan gelap, kemudian

diukur absorbansi dengan spektrofotometer (Rija’I, dkk., 2015).

Radikal bebas yang secara umum digunakan untuk menentukan antioksidan

atau perendaman radikal bebas adalah DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Metode

dengan DPPH merupakan suatu metode yang sederhana, cepat dan mudah untuk

penapisan aktivitas penangkapan radikal beberapa senyawa. Metode ini terbukti

akurat, dapat diandalkan dan praktis (Rija’i, dkk., 2015).

Gambar 4. DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl)


Sumber :Molyneux, 2 Maret 2004.

2.5 Metode Ekstraksi

Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut lagi dengan pelarut cairan

penyari. Bahan yang diekstraksi merupakan serbuk simplisia yang dibuat dengan

peralatan tertentu. Dalam proses ekstraksi ini, bahan aktif akan terlarut oleh zat

pelarut yang sesuai sifat kepolarannya.

Metode-metode dalam ekstraksi yaitu maserasi, perkolasi, refluks, dan soklet.

Maserasi merupakan proses pengekstrakan simplisia yang menggunakan pelarut

dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada suhu ruangan. Perkolasi

14
merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang

umumnya dilakukan pada suhu ruangan (Rija’i, dkk., 2015).

Pemilihan pelarut yang sesuai merupakan faktor penting dalam proses

ekstraksi. Pelarut yang digunakan adalah pelarut yang dapat menyari sebagian besar

metabolit sekunder yang diinginkan dalam simplisia (Depkes RI, 2008). Metanol

merupakan pelarut yang bersifat universal sehingga dapat melarutkan analit yang

bersifat polar dan nonpolar. Metanol dapat menarik alkaloid, steroid, saponin, dan

flavonoid dari tanaman (Thompson, 1985). Penelitian Suryanto & Wehantouw

(2009) menunjukkan bahwa metanol mampu menarik lebih banyak jumlah

metabolit sekunder yaitu senyawa fenolik, flavonoid, dan tanin dibandingkan

dengan etanol (Gina, dkk., 2013).

15
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratory untuk menguji aktivitas

antioksidan ekstrak daun ubi jalar kuning (Ipomoea batatas) dengan menggunakan

DPPH dan dihitung IC50.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Maserasi sampel dilakukan di laboraturium Kimia Universitas Abdurrab dan

uji antioksidan dilakukan di laboraturium HPLC FMIPA Universitas Riau.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama tujuh bulan yakni dimulai dari bulan

Oktober 2015 sampai Mei 2016.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang berkumpul dan hidup pada

suatu daerah dan waktu tertentu. Populasinya yaitu keseluruhan daun ubi jalar

kuning yang ditanam di jalan Kartika Indah No. 48, Rumbai.

3.3.2 Sampel

Sampel berupa daun ubi jalar kuning yang masih muda sebanyak 100 g yang

ditanam di jalan Kartika Indah No. 48, Rumbai.

16
3.4 Teknik Sampel

Teknik sampling yang dipilih untuk melakukan penelitian yaitu purposive

yang artinya pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang dipilih oleh penulis

sendiri.

3.5 Alat dan Bahan

3.5.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Satu unit rotary evaporator,

maserator, oven, lumpang, peralatan destilasi, timbangan analitik, seperangkat alat

Microplate reader 96 well (Berthold), svial, aluminium voil, dan alat-alat gelas

yang umum digunakan di laboratorium.

3.5.2 Bahan

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daun ubi jalar kuning

(Ipomoea batatas), aquades, HCl pekat, serbuk magnesium, metanol, vitamin C dan

DPPH (1,1- difenil-2-pikrilhidrazil).

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Ekstraksi Sampel

Ditimbang sampel daun ubi jalar kuning sebanyak 100 g, kemudian

dikeringkan di dalam oven pada suhu 40°C. Setelah itu ditimbang kembali sampel

yang telah kering tersebut, sampai didapatkan berat konstan. Kemudian

dihancurkan hingga terbentuk serbuk dan dimaserasi dengan menggunakan pelarut

metanol selama 1×24 jam dan sampel di rotary menggunakan alat rotary

evaporator hingga didapatkan ekstrak kentalnya.

17
3.6.2 Uji Aktivitas Antioksidan

Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan mikroplate readertwo fold

delution dengan metoda DPPH (1,1- diphenyl–2– picryl hydrazyl) (Zhang dkk.,

2006) pada panjang gelombang 520 nm. Sampel sebanyak 2 mg dilarutkan dalam

2 mL metanol sehingga konsentrasi sampel menjadi 1000 g/mL. Baris A

dimasukkan sampel sebanyak 100 µL (plate terdiri dari baris A-H masing-masing

berjumlah 12 sumur).

Sebanyak 50 µL metanol dimasukkan pada masing-masing sumur pada baris

B-F. Baris A dipipet sebanyak 50 µL dan dimasukkan ke baris B, baris B dipipet

50 µL dimasukkan ke baris C dan dilakukan sampai baris F, baris F dipipet 50 µL

lalu dibuang, sehingga didapatkan konsentrasi 1000 µg/mL, 500 µg/mL, 250

µg/mL, 125 µg/mL, 62,5 µg/mL dan 31,25 µg/mL. Sedangkan pada baris G-H diisi

dengan metanol 50 µL, khusus pada baris H diisi hanya sumur 1-6. Baris A-G

ditambahkan DPPH sebanyak 80 µL dengan konsentrasi 80 µg/mL, kemudian

diinkubasi selama 30 menit. Aktivitas penangkapan radikal diukur sebagai

penurunan absorbansi DPPH dengan microplate reader dan olah data. Kontrol

positif yang digunakan sebagai pembanding yaitu vitamin C dengan kosentrasi 50

µg/mL.

3.6.3 Uji Flavonoid

Lapisan air sebanyak 5 tetes dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian

ditambahkan 0,05 mg serbuk magnesium dan 1 mL asam klorida pekat. Uji positif

ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah, kuning, atau jinga (Lolaen, dkk.,

2013).

18
3.6.4 UJi Fenolik

Sampel sebanyak 1 mL kemudian ditambahkan 2 tetes laruran FeCl3 1 %. Uji

positif ditandai dengan rerbentuk warna hijau atau hijau biru pada sampel

(Mardiyana, dkk., 2014).

3.6.5 Uji Antosianin

Ekstrak metanol daun ubi jalar kuning dimasukkan kedalam tabung reaksi

ditambah HCL 2M kemudian dipanaskan pada suhu 1000C selama 5 menit timbul

warna merah ditambah NaOH 2M tetes demi tetes sambil diamati perubahan warna

yang terjadi. Hasil positif mengandung antosianin bila timbul warna hijau biru yang

memudar perlahan-lahan.

3.7 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis pengumpulan data pada penelitian ini berupa data primer yang diambil

dari pemeriksaan di laboratorium. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan

metode kuantitatif menggunakan alat microplate reader .

3.8 Pengolahan Data

Setelah data di peroleh pada alat microplate reader, maka pengolahan data

pada penelitian ini menggunakan teknik manual dan program excel.

19
3.9 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus % inhibisi dan

pengukuran absorbansi sampel. Data dianalisis dengan cara membuat kurva

kalibrasi kemudian memasukkan ke dalam persamaan regresi linier dari % inhibisi

dengan konsentrasi dan selanjutnya dihitung nilai IC50.

( Akontrol −Asampel )
% inhibisi = x 100%
Akontrol

Keterangan : A kontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel

A sampel = Absorbansi sampel

20
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Uji fitokimia

Hasil uji fitokimia daun ubi jalar kuning (Ipomoea batatas) menunjukkan

adanya senyawa flavonoid, fenolik dan antosianin. Hasil uji fitokimia daun ubi jalar

kuning (Ipomoe batatas) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Uji fitokimia daun ubi jalar kuning (Ipomoea batatas)

No Senyawa Reagen Hasil Keterangan


Larutan bewarna
1. Flavonoid HCL +
hijau
Larutan bewarna
2. Fenolik FeCl3 1% +
hijau
Larutan bewarna
3. Antosianin NaOH +
hijau
Keterangan: (-) = tidak ada, (+) = ada

4.1.2. Hasil Uji Antioksidan Dengan Metode DPPH

Analisis aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dengan

microplate reader 96 well (Berthold technologies) pada panjang gelombang 520

nm menghasilkan nilai IC50 seperti terlihat pada (Tabel 3 dan Lampiran 5, 6).

Tabel 3. Persen Inhibisi terhadap Konsentrasi Daun Ubi Jalar Kuning

Fraksi metanol % Inhibisi IC50 (µg/mL)


(µg/mL)
1000 76.3607
500 66.9374
250 56.6206 178.3719
125 42.1608
62,5 32.4939
31,25 24.6954

21
Berdasarkan tabel 3 di atas didapatkan hasil konsentrasi sampel Daun Ubi

Jalar Kuning yaitu 178.3719 µg/mL.

Tabel 4. Persen Inhibisi terhadap Konsentrasi Sampel Vitamin C

Fraksi metanol % Inhibisi IC50 (µg/mL)


(µg/mL)
100 97.1377
50 89.6243
25 81.8426
12,5 74.0608
6,25 65.4741
3,125 57.4240 16.0319

Berdasarkan tabel 4 di atas didapatkan hasil konsentrasi sampel Vitamin C

yaitu 16.0319 µg/mL.

4.2. Pembahasan

Daun ubi jalar kuning ditimbang sebanyak 100 gram, dikeringkan di dalam

oven pada suhu 40°C dan ditimbang kembali sebanyak 3 sampai 4 kali hingga

didapatkan berat konstan. Kemudian dihancurkan hingga terbentuk serbuk dan di

maserasi. Maserasi serbuk daun ubi jalar kuning sebanyak 2,0004 g menggunakan

metanol menghasilkan massa ekstrak metanol 100,4 mg. Analisis fitokimia

dilakukan untuk menentukan golongan utama dari senyawa-senyawa aktif dari

ekstrak daun ubi jalar kuning yang memiliki aktivitas antioksidan. Analisis ini

meliputi uji flavonoid, fenolik dan antosianin. Senyawa metabolit sekunder

dihasilkan oleh tumbuhan untuk mempertahankan diri dari serangan serangga dan

hama. Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa daun ubi jalar kuning

mengandung senyawa flavonoid, fenolik dan antosianin (Tabel 2). Senyawa

22
flavonoid mempunyai khasiat sebagai antioksidan dengan menghambat berbagai

reaksi oksidasi.

Pada uji fitokimia didapatkan hasil flavonoidnya berwarna hijau disebabkan

oleh banyaknya gugus-gugus dari senyawa flavonoid. Gugus flavonoid yang

memberikan warna hijau yaitu aglikon atau glikosida (Pratiwi, dkk., 2013).

Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol. Pelarut ini

bersifat universal mampu melarutkan dan menarik senyawa- senyawa yang bersifat

polar maupun nonpolar. Metode yang digunakan dalam pengujian aktivitas

antioksidan adalah DPPH. Pada penelitian ini metode DPPH dipilih karena metode

ini sederhana, mudah, dan menggunakan sampel dalam jumlah sedikit dengan

waktu uji yang singkat. Uji DPPH (2,2-diphenyl-1-picryl-hydrazyl) dapat dilihat

dari pemudaran warna yang mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar

tampak dari spektrofotometer, sehingga semakin rendah nilai absorbansi maka

semakin tinggi aktivitas antioksidannya (Damayanthi, dkk., 2010).

Nilai IC50 merupakan konsentrasi senyawa antioksidan yang memberikan

inhibisi sebesar 50% yang artinya pada konsentrasi tersebut antioksidan dapat

menghambat radikal bebas sebesar 50%. Pada kontrol positif yang digunakan Asam

Askorbat murni didapatkan IC50 sebesar 16.0319 µg/mL, aktivitas antioksidannya

yang sangat kuat karena, merupakan senyawa yang sudah murni. Pada daun ubi

jalar kuning didapatkan nilai IC50 sebesar 178.3719 µg/mL. Hal ini juga

memberikan gambaran bahwa ekstrak metanol dari daun ubi jalar kuning juga

memiliki aktivitas antioksidan dan mampu melawan radikal bebas di dalam tubuh

dalam jumlah yang sedikit.

23
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian uji aktivitas antioksidan ekstrak daun ubi jalar kuning

(Ipomoe batatas) terhadap DPPH dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Ekstrak metanol daun ubi jalar kuning terbukti memiliki aktivitas antioksidan

yang tinggi dengan dibuktikan hasil positif pada uji fitokimia yang

menandakan adanya senyawa fenolik, flavonoid dan antosianin pada daun ubi

jalar kuning.

2. Nilai IC50 pada ekstrak metanol daun ubi jalar kuning dan vitamin C adalah :

178.3719 ppm dan 16.0319 ppm.

5.2. Saran

Agar diperoleh hasil yang lebih baik pada penelitian-penelitian selanjutnya,

maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan pengujian aktivitas biologi lainnya, agar senyawa yang

telah disintesis diketahui pemanfaatan dan kegunaannya lebih lanjut.

2. Disarankan melakukan uji aktivitas antioksidan tidak hanya pada daun,

tetapi pada tangkai daun atau batang.

3. Perlu dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan

pelarut atau metode yang lain, agar didapatkan hasil perbandingan yang

lebih baik.

24
DAFTAR PUSTAKA

Almurdani, M., Christine Jose, Hilwan Yuda. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan dan
Toksisitas Ekstrak Akar Tanaman Amaranthus spinosus. J. Ind. Che. Acta
Vol. 4.

Amin, A. R., Syaiful, S. A., & Mubaraq, S. 2008. Penampilan fenotipik dan Daya
Hasil Tanaman Ubi Jalar Lokal Sulawesi Selatan. J.Agrivigor, 7(3).

Angela, L. 2012. Aktivitas Antioksidan dan Stabilitas Fisik Gel Anti-Aging yang
Mengandung Ekstrak Air Kentang kuning (Solanum tuberosom L.).
Program Ekstensi Departemen Farmasi Skripsi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Depok.

Damayanthi, Evy., Lilik Kustiyah,. Mahani Khalid,. & Henry Farizal. 2010.
Aktivitas antioksidan bekatul lebih tinggi dari pada jus tomat dan
penurunan aktivitas antioksidan serum setelah intervensi minuman kaya
antioksidan. Departeman Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB:
Bogor.

Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi 1. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 8-9, 11-12.
Gina, Astarina., Astuti, K.W., & Warditiani, N. K. 2013. Skrining Fitokimia Ekstrak
Metanol Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.). Jurnal Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Bali.

Huang, D., Lin, C., Chen, H., Lin, Y. (2004) Antioxidant and antiproliferative
activities of sweet potato (Ipomoea batatas [L.] Lam `Tainong 57')
constituents, Botanical Bulletin of Academia Sinica, 45, 179-186.

Irmawati, 2014. Keajaiban Antioksidan. Padi. Jakarta Timur.

Lisdawati, V. & L. Broto S.kardono. 2006. Aktivitas Antioksidan dari Berbagai


Fraksi Ekstrak Daging Buah dan Kulit Biji Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa). Artikel Puslitbang Biomedis dan Farmasi, Badan Litbang
Depertemen Kesehatan. Serpong.

Lolaen, L.A., Fatimawali & Gayatri citraningtyas. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan
Kandungan Fitokimia Jus Buah Gandaria (Bouea macrophylla Griffith).
Jurnal Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado.
Manado.

Mardiyana, Hefni Effendi., & Nurjanah. 2014. Hubungan Biomassa Epifit


Dengan Aktivitas Antioksidan Lamun Di Perairan PULAU PRAMUKA,
KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA. JPHPI 2014, Volume 17 Nomor 1.

25
Molyneux, P. 2004. The Use Of The Sable Free Radical Diphenyl picrylhydrazyl
(DPPH) For Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin J. Sci.
technol. Vol. 26 No. 2

Muchtadi, D. 2009. Gizi Anti Penuaan Dini. Alfabeta. Bandung.

Nuraini, N. 2014. Aneka Daun Berkhasiat Untuk Obat. Gava Media : Yogyakarta.

Octavia, Zana fitriana., & Nurmasari widyastuti, 2014. Pengaruh Pemberian Jus
Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas(L.) Lam) Terhadap Kadar Trigliserida
Tikus Jantan (Rattus norvegicus) Yang Diberikan Pakan Tinggi Lemak.
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro,
Semarang. Vol. 3 No. 4.

Prabantini, D. 2013. 18 Makanan dengan Kekuatan Dahsyat Menangkal Kanker.


Rapha Publishing. Yogyakarta.

Pratiwi, D., Sri Wahyu Ningsih., & Isnindar. 2013. The Test of Antioxidant Activity
From Bawang Mekah Leaves (Elurtherine Americana Merr) Using DPPH
(2,2-Diphenyl-1-Pickrylhydrazyl). Dapertement of Pharmacy,
Faculty of Medicine, Universitas Tanjungpura Pontianak. Vol. 18.

Rahmat, Hardianzah. 2009. Identifikasi Senyawa Flavonoid Pada Sayuran


Indigenous Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor Fakultas Teknologi
Pertanian. Bogor

Rija’I, Rashif., Livilia Syafnir., & Endah Rismawati. 2015. Uji Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Bertingkat Daun Sirih Hitam (Piper Acre Blume)
dengan Perendaman Radikal Bebas DPPH (1,1-Diphenyl-2-
Pickrylhydrazyl). Farmasi, Volume 1.

Rismawati, E., Mohamad Fajar Daud., & Esti R. Sadiyah. 2011. Pengaruh
Perbedaan Metanol Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) Berdaging Buah Putih.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi, dan
Kesehatan Islam. Bandung.

Rohmatulissohat. 2009. Antioksidan penyelamat Sel-Sel Tubuh Manusia.


BioTrend. volume 4.

Rukmana, Rahmat. 1997. Ubi Jalar Kuning. Kanisius. Yogyakarta.

Sekar. 2011. Manfaat Umbi dan Rimpang Bagi Tubuh Kita. Hanggar kreator.
Yogyakarta .

Suranto, Adji. 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Pustaka Bunda.


Jakarta.

26
Suryanto, E. & F. Wehantouw. 2009. Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas dari
Ekstrak Fenolik Daun Sukun (Artocarpus altilis F.). Chem. Prog., 2 (1):
1-7.

Thompson, E. B. 1985. Drug Bioscreening. America: Graceway Publishing


Company, Inc. Pp. 40, 118.

Truong, V. D., McFeeters, R. F., Thompson, R. T., Dean, L. L., Shofran, B. 2007.
Phenolic acid content and composition in leaves and roots of common
commercial sweetpotato (Ipomea batatas L.). Cultivars in the United
States, J. of Food Sci., 72(6), 343-349.

Winarsi, Hery. 2007. Antioksidan alami dan Radikal Bebas. Kanisius.


Yogyakarta.

Zhang, Q., Zhang, J., Shen, J., Silva, A., Dennis, DA., & Barrow, CJ. 2006. A
simple 96-well microplate method for estimation of total polyphenol
content in seaweeds. Journal of Applied Phycology 18 : 445-450.

Zuhra, C. F., Juliati Br. Taringan, & Herlince Sitohang. 2008. Aktivitas
Antioksidan Senyawa Flavonoid Dari Daun Katuk (Sauropus
androgunus (L) Merr). Universitas Sumatra. Volume 3.

27
Lampiran 1. Cara Kerja Microplate Reader Berthold 941

a. Tekan tombol On pada bagian belakang Microplate Reader dan biarkan

selama 30 menit

b. Buka program Mikrowin 2000

c. Klik Kotak Sebelah Kiri File Nama

d. Pilih Plate Type Greiner 96 dan blok semuanya

e. Klik Measurement, Shake durasi 5, Type : Double Orbit & By Plate, Klik

OK

f. Klik Absorbance, atur Lamp Energi : 1000, Filter 520, KlikOK, Enter.

g. Tulis Nama,Klik START, Klik NO, Tempat Plate akan terbuka, Masukan

Plate yang akan di ukur, Klik YES, START, Klik NO, Tekan OK.

h. Setelah Absorbansi terbaca, Data dapat diekspor kedalam bentuk Exel,

Dengan cara Klik Simbol Export pada bagian atas dan pilih Raw Data pada

Bagian File Export, Tekan OK.

28
Lampiran 2. Skema Kerja Rancangan Penelitian

Daun

Ubi jalar kuning

Keringkan di oven
suhu 40 °c

Maserasi dengan
metanol selama 1×24
jam dan kemudian di
rotary

Ekstrak metanol

Uji fitokimia
Analisa antioksidan metode DPPH

Flavonoid, fenolik dan


antosianin Analisis data

29
Lampiran 3. Gambar hasil penelitian

yang ditimbang

Sampel daun ubi jalar kuning Sampel daun ubi jalar kuning
yang ditimbang

Proses pengeringan sampel di dalam oven Proses maserasi sampel


dengan larutan metanol

Alat Rotary Evaporator Ekstrak metanol yang diperoleh

30
1 2 3 4
1 2 3 4

Hasil uji flavonoid Hasil uji fenolik


Ket : 1. Daun Ubi Jalar Ungu Ket : 1. Daun Ubi Jalar Ungu
2. Ubi Jalar Kuning 2. Daun Ubi Jalar Kuning
3. Ubi Jalar Ungu 3. Ubi Jalar Ungu
4. Daun Ubi Jalar Kuning 4. ubi Jalar Kuning

1 2 3 4

Hasil uji antosianin Alat Microplate Reader Berthold Model LB-941

Ket : 1. Daun Ubi Jalar Ungu


2. Ubi Jalar Kuning
3. Ubi Jalar Ungu

4. Daun Ubi Jalar Kuning

Hasil uji DPPH

31
Lampiran 4. Tabel Hasil Persentase Hambatan Sampel dan Nilai IC50
pengukuran absorbansi aktivitas antioksidan daun ubi jalar kuning (Ipomoea
batatas) pada panjang gelombang 520 nm.

Sampel Kons Pengukuran Rata Abs % IC50


(ug/mL) 1 2 3 Rata Sampel Inhibisi (ug/mL)
1000 0.153 0.155 0.153 0.154 0.097 76.3607
500 0.193 0.193 0.191 0.192 0.136 66.9374
Daun 250 0.236 0.233 0.235 0.235 0.178 56.6206 178.3719
Ubi jalar 125 0.297 0.295 0.29 0.294 0.237 42.1608
Kuning 62.5 0.332 0.337 0.332 0.334 0.277 32.4939
31.25 0.369 0.365 0.363 0.366 0.309 24.6954

Diketahui : Rata-rata (DPPH+Metanol) = 0,467

Rata-rata Metanol = 0,0567

Absorbansi Sampel = (Rata-rata sampel) – (Metanol)

= 0,154 - 0,0567

= 0,0973

Absorbansi Kontrol = (DPPH+Metanol) – (Metanol)

= 0,467 – 0,0567

= 0,4103

Contoh perhitungan % inhibisi pada konsentrasi 1000 µg/mL

% hambatan = (Absorbansi kontrol-Absorbansi Sampel) x 100 %


Absorbansi Kontrol

= 0,4103 - 0,0973 x 100 %


0,4103
= 76,285645 %

32
Lampiran 5. Perhitungan IC50 dari ekstrak Metanol dari Daun Ubi Jalar
Kuning (Ipomoea batatas)

Kons Ln X %
X Inhibisi
1000 6.9078 76.3607
500 6.2146 66.9374
250 5.5215 56.6206
125 4.8283 42.1608
62.5 4.1352 32.4939
31.25 3.442 24.6954

100
y = 15.503x - 30.351
80 R² = 0.9937
% Inhibisi

60
40
20
0
0 2 4 6 8
Ln Kons

Grafik 1. Hubungan % Hambatan dengan Konsentrasi Sampel

Perhitungan IC50 fraksi metanol

Persamaan regresi liniear :

Y = 15,50X-30,35

50 = 15,50X-30,35

LnX = 5,18387079

X = 178,3719

33
Lampiran 6. Perhitungan IC50 dari Asam Askorbat

Kons Ln X %
X Inhibisi
1000 6.9078 97.1377
500 6.2146 89.6243
250 5.5215 81.8426
125 4.8283 74.0608
62.5 4.1352 65.4741
31.25 3.442 57.424

120
100
80
% Inhibisi

60
40
y = 11.492x + 18.123
20 R² = 0.9995
0
0 5 10
Ln Kons

Grafik 2. Hubungan % Hambatan dengan Asam Askorbat

Perhitungan IC50 Asam Askorbat

Persamaan regresi liniear :

Y = 11,49X+18,12

50 = 11,49X+18,12

LnX = 2,7745

X = 16,0319

34
JADWAL PROSES PELAKSANAAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI) AKADEMI ANALIS KESEHATAN YAYASAN FAJAR
PEKANBARU

NO KEGIATAN/BULAN JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

1 PEMILIHAN JUDUL KTI

2 PENGAJUAN JUDUL KTI

3 PERSETUJUAN JUDUL KTI

PENENTUAN PEMBIMBING
4
DAN PENGUJI

5 PEMBAYARAN UANG KTI

PROSES PEMBIMBINGAN
6
KTI

7 SEMINAR PROPOSAL

PENELITIAN/PENGAMBILAN
8
DATA

9 PENULISAN HASIL KTI

10 UJIAN AKHIR KTI

Pekanbaru, 11 Juni 2016

MUTIA RADITA ULFA

16
16

Anda mungkin juga menyukai