FARMAKOTERAPI 1
TA 2020/2021
Ny E usia 48 tahun didiagnosa penyakit Parkinson sejak 8 tahun yang lalu. Gejala
yang tibul berupa rigriditas terutama pada sisi kiri dan bradikinesia. Terdapat
fluktuasi motoric, berupa masa on hanya sebentar dan lebih sering masa off. Pasien
mendapat levodopa 300 mg sehari dan triheksigenidil setelah beberaoa kali
kombinasi dengan agonis dopamine sebelumnya, namun tetap terdapat fluktuasi
motorik.
Analisa Kasus
a. Tujuan terapi :
b. Analisa SOAP
Subjective :
Objective :
Assessment :
Plan :
c. Pengobatan Rasional 4T + 1W :
d. Monitoring Terapi :
e. KIE :
KASUS 2
(Bobot 50 point)
Data pasien :
Kesadaran normal (GCS normal)
TD 130/80 mmHg, Nadi 76 x/menit, Frekuensi nafas 22 x/menit, Suhu 36 0C
Tinggi badan 170 cm, Berat badan 68 kg
Bangkitan umum tonik klonik
SGOT 57,5 U/L SGPT 28,80 U/L
BUN 10,3 mg/dL, Creatinin 0,75 mg/dL
Klasifikasi EEG : EEG Normal (Bangun + Tidur Stadium II)
Analisa Kasus
a. Tujuan terapi :
- Untuk mengupayakan kondisi pasien dengan mengurangi kejang dan
dengan efek samping yang minimal.
- Pasien epilepsi dapat hidup normal dan mencai kualitas hidup yang
optimal.
b. Analisa SOAP
Subjective :
Nama pasien : -
Usia : 45 tahun
• Berat badan : -
• Keluhanan : mengalami kejang dengan pola kedua
mata mendelik ke atas, kedua tangan dan kaki
menghentak-hentak. Sebelum kejang pasien
dikatakan sadar baik, saat kejang tidak sadar dan
setelah kejang tampak bingung serta tidak ingat
kejadian saat kejang. Lama kejang 1-3 menit dan
berhenti sendiri. Kejang sebanyak 4 kali dan
diantara kejang pasien sadar baik. Tidak tampak
salah satu tangan atau kaki menghentak atau bibir
mengecap-ngecapdiawal kejang.
• Riwayat penyakit : Kejang terjadi sejak 20 tahun
yang lalu yang memiliki pola yang sama seperti
saat ini.
• Riwayat pengobatan : phenytoin 3 x 100 mg per
oral, phenobarbital 3 x 60 mg per oral dan asam
folat 2 x 1 mg per oral
Objective : Kesadaran normal (GCS normal)
TD 130/80 mmHg, Nadi 76 x/menit, Frekuensi nafas 22
x/menit, Suhu 36 0C
Seorang anak laki-laki, usia 10 tahun, seorang siswa kelas 5 SD. Saat ini
dibawa orang tuanya untuk konsultasi karena tidak mau sekolah sejak 3 bulan yang
lalu dengan alas an takut dinakali teman-temannya yang dikenal sebagai anak-anak
kurang baik. Pasien sering diejek, diambil barang-barangnya seperti pensil,
penggaria, penghapus dan alat tulis lainnya, serta dipukul sejak 10 bulan yang lalu.
Namun pasien tidak berani mengadukan pada guru ataupun orang tuanya karena
diancam. Pasien menjadi takut masuk sekolah sehinga pasien meminta untuk antar
bahkan ditunggui oleh orang tua. Jika tidak dituruti maka pasien akan menyakiti
diri sendiri dengan membentur-bentukan kepala ke tembok dan mecakar-cakar
tubuhnya sampai berdarah. Pasien yang biasanya ceria menjadi pendiam, tidak
mau bercanda, jarang tersenyum, pemarah dan penakut. Guru menyarankan agar
orang tuanya berkonsultasi ke poli jiwa.
Status psikiatri pasien untuk keadaan umum : seorang anak laki-laki,
kecil, murung, kesadaran compos metis. Selama wawancara, pasien lebih banyak
diam dan menunduk, kurang kooperatif, terkadang tidak mau menjawab
pertanyaan dan ketakutan. Tidak terdapat halusinasi. Bentuk berpikir realistis dan
ketakutan berlebihan tetapi tidak ada kelaianan. Pasien merupakan anak yang
pandai dan berprestasi namun sangat manja dan tergantung dengan ibunya.
Analisa Kasus
a. Tujuan terapi :
b. Analisa SOAP
Subjective :
Objective :
Assessment :
Plan :
c. Pengobatan Rasional 4T + 1W :
d. Monitoring Terapi :
e. KIE :