BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu bahan obat dinyatakan steril bila sama sekali bebas dari
mikroorganisme hidup yang patogen maupun yang tidak, baik dalam bentuk
vegetatif maupun dalam bentuk tidak vegetatif (spora). Sediaan farmasi yang
perlu disterilkan di antaranya adalah sediaan obat suntik injeksi, infus
intravena, cairan irigasi yang dimaksudkan untuk mencuci atau membersihkan
luka-luka terbuka, immunoserum dan sediaan untuk mata seperti tetes mata
(guttae ophtalmicae), cuci mata (collyrium) dan salep mata (oculenta) (Anief,
2010).
B. Tujuan Percobaan
BAB II
FORMULA
A. Master Formula
1. Resep 01
R/ Paracetamol 1000mg
A.P.I ad 100mL
2. Resep 02
R/ Piracetam 200mg
A.P.I ad 60mL
B. Kelengkapan Resep
1. Resep 01
Dr. Sunaryo
SIP. 4580/IDI/2009
Jl. Saranani No.8 Kendari
Telp. 0401 3192538
No.01 Kendari,14 Oktober 2011
R/ Paracetamol 1000mg
A.P.I ad 100mL
S. Intra Vena
Pro : Alfian
Umur : 20 Tahun
Alamat : Jl. Mekar No. 15 Kendari
Keterangan :
R/ : recipe : Ambillah
S : Signa : Tandai
2. Resep
Dr. Sunaryo
SIP. 4580/IDI/2009
Jl. Saranani No.8 Kendari
Telp. 0401 3192538
R/ Piracetam 200mg
A.P.I ad 60mL
S. Intra Vena
Pro : Alfian
Umur : 20 Tahun
Alamat : Jl. Mekar No. 15 Kendari
Keterangan :
R/ : recipe : Ambillah
2. Resep 02
a. Penggunaan Bahan Aktif
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Rasa nyeri pada saat disuntik, apalagi kalau diberikan berulang kali.
2. Memberikan efek psikologi pada penderita yang takut disuntik.
3. Kekeliruan pemberian obat atau dosis hampir tidak mungkin diperbaiki,
terutama sesudah pemberian intravena.
4. Obat hanya dapat diberikan oleh penderita yang dirumah sakit atau
ditempat praktek dokter oleh dan perawat yang kompeten.
5. Lebih mahal daripada bentuk sediaan lainnya yang non steril karena
ketatnya persyaratan yang harus dipenuhi (Syamsuni, 2006).
B. Uraian Bahan
1. Resep 01
a. Paracetamol ( FI Edisi III, Hal. 37)
Nama Resmi : ACETAMINOPHENUM
Sinonim : Asetaminofen, Paracetamol
Rumus Molekul : C8H9NO2
Rumus Bangun : OH
NHCOCH3
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih tidak
berbau, rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian
etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P,
dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9
bagian propilenglikol P, larut dalam alkali
hidroksida
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari
cahaya.
Khasiat Penggunaan : a. Analgetikum (obat yang dapat
mengobati rasa sakit dan nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran).
b. Antipiretikum (obat yang dapat
menurunkan suhu tubuh yang tinggi).
2. Resep 02
a. Piracetam (ISO Vol 48 hal.366)
Indikasi : Disfungsi serebral akibat paska trauma,
involusi yang berhubungan dengan usia
BAB IV
METODE KERJA
b. Batang Pengaduk
c. Botol Infus 100 mL
d. Gelas Kimia 100 mL
e. Gelas Ukur 100 mL
f. Labu Ukur 100 mL, 500 mL
g. Sendok Tanduk
h. Spoit 3 cc
i. Timbangan Digital
2. Bahan yang digunakan
a. Aluminium Foil
b. Aquadest
c. Aqua Pro Injeksi
d. Paracetamol
e. Piracetam
f. Sulfur 0,1%
g. Tali Godam
B. Perhitungan Bahan
1. Resep 01
a. Paracetamol = 1000mg
2
Dilebihkan 2% = x 1000 mg
100
= 20mg
= 98,98mL
2
Dilebihkan 2% = x 98,98mL
100
= 1,97mL
Total A.P.I = 98,98mL + 1,97mL
= 100,95mL
2. Resep 02
a. Piracetam = 200mg
2
Dilebihkan 2% = x 200 mg
100
= 4mg
Jadi yang ditimbang = 200mg + 4mg
= 204mg
= 0,204g
= 59,796mL
2
Dilebihkan 2% = x 59,796 mL
100
= 1,195mL
Total A.P.I = 59,796mL + 1,195mL
= 60,991mL
C. Cara Kerja
1. Resep 01
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
D. Wadah
1. Resep 01
Wadah yang digunakan yaitu botol infus 100mL
2. Resep 02
Wadah digunakan yaitu botol infus 60mL
E. Evaluasi sediaan
a. Uji Kejernihan
b. Uji Kebocoran
c. Uji Pirogen
d. Uji Sterilisasi
Uji ini dilakukan untuk menetapkan ada tidaknya bakteri jamur dan
ragi yang hidup dalam sediaan yang diperiksa. Uji dilakukan dengan
teknik aseptik yang cocok. Sebelum dilakukan uji sterilisasi untuk zat-zat
berupa pengawet yaitu larutan diencerkan dahulu sehingga daya
pengawertnya sudah tidak bekerja lagi. Zat antibiotik, yaitu daya
bakterisidanya dinonaktifkan dulu, misalnya pada penisilin ditambah
enzim penisilinase (Syamsuni, 2006).
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu diharapkan agar seluruh
praktikan bekerja dengan teliti serta memperhatikan prosedur kerja pada
saat praktikum membuat sediaan infus, sehingga dapat terjaga kebersihan
dan kesterilan dari sediaan infus yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
BROSUR
1. RESEP 01
Efek samping :
KAMOL INFUSION® Reaksi Hipersensitif
Dosis tinggi merusak hati
Komposisi
Tiap kemasan mengandung :
Peringatan & perhatian :
PARACETAMOL ………………… 1 Gram
Hati-hati pada pasien dengan ggn ginjal
dan penggunaan jangka lama pada pasien
Khasiat Dan Kegunaan
®
anemia
Kamol Infusion merupakan sediaan
infus yang berfungsi sebagai antipiretik Cara penyimpanan :
yaitu menurunkan suhu tubuh yang Pada suhu kamar/ruangan yaitu 25⁰ C.
tinggi/demam.
® HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Gluionic Infusion juga berkhasiat
sebagai analgetik non narkotik yaitu dapat
mengurangi, meringankan sampai Kemasan :
menyembuhkan rasa sakit/nyeri tanpa Botol Kaca 100 mL.
menghilangkan kesadaran. No. Reg : DKL 0103261149AI
No. Batch : A 030580
Indikasi :
Untuk terapi jangka pendek untuk nyeri derajat Diproduksi oleh
sedang, sesudah OP; demam, jika rute PT. NUSA HUSADA FARMA
pemberian secara IV secara klinis sebanding Kendari - Indonesia
dengan besarnya kebutuhan untuk mengobati
nyeri atau hipertermia & ampul atau kondisi
dimana rute pemberian lain tidak mungkin
dilakukan.
Dosis :
Dws/remaja dengan BB > 50 kg 100 mLsecara
infus IV selama 15 mnt. Berikan hingga 4
x/hari. Dosis harian maks: 4 g. Dws & Remaja
dengan BB < 50 kg & anakdengan BB > 33 kg
(usia sekitar 11 thn) 1,5 mL/kg BB. Berikan
hingga 4 x/hari . dosis harian maks : 60
mg/kgBB atau 3 g. Dosis harus diberikan
dengan selang waktu (interval) sekurang-
kurangnya tiap 4 jam
Kontra indikasi :
Hipersensitivitas
Insufisiensi hepatoseluler berat
Gagal hati atau penyakit hati aktif
2. RESEP 02
NUSACETAM INFUSION®
Komposisi
Tiap kemasan mengandung :
Piracetam......... …………………… 200 mg
Indikasi :
Disfungsi serebral akibat paska trauma,
involusi yang berhubungan dengan usia
lanjut, alkoholisme kronik dan adiktif,
pengobatan detoksifikasi.
Dosis :
Sehari 3 x 1 g IM atau IV. Kap/kapl :
gejala psikomotorik disebabkan usia
lanjut, dosis awal 2,4 gram/hari terbagi
dalam 3 dosis.
Kontra indikasi :
Hipersensitif
Penderita dengan gangguan fungsi
ginjal berat
Penderita dengan pendarahan otak.
Efek samping :
mual, muntah, diare, vertigo, nervous,
sakit kepala, insomnia, tremor, agitasi
dan hipersensitivitas.
Peringatan & perhatian :
Hati-hati pada pasien dengan ggn ginjal,
penghentian pengobatan secara mendadak
harus dihindari karena dapat menyebabkan
mioklonik.
Cara penyimpanan :
Pada suhu kamar/ruangan yaitu 25⁰ C.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Kemasan :
Botol Kaca 100 mL.
No. Reg : DKL 0103261149AI
No. Batch : A 030580
Diproduksi oleh
PT. KADEK HUSADA FARMA
Kendari - Indonesia
ETIKET
1. RESEP 01
2. RESEP 02