Anda di halaman 1dari 32

 Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa

latin Argentum, yang berarti perak, sehingga


Argentometri merupakan salah satu cara untuk
menentukan kadar zat dalam suatu larutan
yang dilakukan dengan titrasi berdasar
pembentukan endapan dengan ion Ag
 Dasar titrasi argentometri adalah reaksi
pengendapan (presipitasi) dimana zat yang akan
ditentukan kadarnya diendapkan oleh larutan
baku AgNO3, misalnya garam - garam halogenida
(Cl, Br, I), sianida(CN), tiosianida(SCN), dan fosfat
 Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan
kadar klorida dan bromida dalam suasana netral
dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan
K2CrO4 sebagai indicator.
 Titrasi mohr dari klorida dengan ion perak yang
dalam hal ini ion kromat digunakan sebagai
indicator. Penampilan utama yang tetap dari
endapan perak kromat yang kemerah-merahan
dianggap sebagai titik akhir titrasi.
 Titrasi mohr terbatas pada larutan-larutan dengan
harga pH 6-10
 Asam : 2CrO4 2- + 2H- ↔ CrO72-+ H2O
 Basa : 2 Ag+ + 2 OH- ↔ 2AgOH
2AgOH ↔ Ag2O + H2O
1. Sesama larutan dapat diukur dengan natrium
bikorbonat atau kalsium karbonat. Larutan alkalis
diasamkan dulu dengan asam asetat atau asam
borat sebelum dinetralkan dengan kalsium
karbonat.
2. Meskipun menurut hasil kali kelarutan iodida dan
tiosianat mungkin untuk ditetapkan kadarnya
dengan cara ini. Namun oleh karena perak lodida
maupun tiosanat sangat kuat menyerang kromat,
maka hasilnya tidak memuaskan
 Perak juga tidak dapat ditetapkan dengan titrasi
menggunakan NaCl sebagai titran karena
endapan perak kromat yang mula-mula
terbentuk sukar bereaksi pada titik akhir.
 Larutan klorida atau bromida dalam suasana
netral atau agak katalis dititrasi dengan larutan
titer perak nitrat menggunakan indikator
kromat.
 Apabila ion klorida atau bromida telah habis
diendapkan oleh ion perak, maka ion kromat
akan bereaksi membentuk endapan perak
kromat yang berwarna coklat/merah bata sebagai
titik akhir titrasi.
 Bromida dan klorida kadarnya ditetatpkan
dengan metode ini, namun hasilnya tidak
memuaskan dengan iodida dan tiosianat tidak
memberikan hasil yang baik karena ion ini
mengadsorbsi ion kromat sehingga titik akhirnya
kacau
 Adanya ion sulfida, fosfat, dan arsenat juga akan ,
mengendap
 Titik akhir kurang sensitif jika menggunakan
larutan encer
 Ion yang diadsorbsi dari sampel terjebak dan
menyebabkan hasil yang buruk.
 Metode ini digunakan dalam penentuan ion Cl+,
Br- dan I. dengan penambahan larutan standar
AgNO3 Indikator yang dipakai adalah Fe3+
dengan titran NH4CNS, untuk menentralkan
kadar garam perak dengan titrasi kembali setelah
ditambah larutan standar berlebih.
 Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar
KCNS, sedangkan indikator yang digunakan
adalah ion Fe3+ dimana kelebihan larutan KCNS
akan diikat oleh ion Fe3+ membentuk warna
merah darah dari FeSCN.
 Titrasi argenometri dengan cara fajans adalah
sama seperti pada cara Mohr, hanya terdapat
perbedaan pada jenis indikator yang digunakan.
 Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah
indikator absorbsi seperti cosine atau fluonescein
menurut macam anion yang diendapkan oleh Ag+
 Indikator absorbsi adalah zat yang dapat
diserap oleh permukaan endapan dan
menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan
ini dapat diatur agar terjadi pada titik
ekuivalen antara lain dengan memilih macam
indikator yang dipakai dan pH.
 Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl-
berada dalam lapisan primer dan setelah
tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit
AgNO3 menyebabkan ion Cl akan digantikan
oleh Ag+ sehingga ion Cl akan berada pada
lapisan sekunder.
 Kelarutannya harus rendah
 Endapan yang terbentuk mudah disaring dan
dicuci
 Endapan harus mudah di ubah menjadi
bentuk senyawa yang dapat ditimbang
1. Indikator
2. Amperometri
3. Indikator kimia

a. Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensia


elektrode perak yang dicelupkan kedalam larutan
analit.
b. Titik akhir amperometri melibatkan penentuan arus
yang diteruskan antara sepasang mikroelektrode
perak dalam larutan analit. Sedangkan
c. titik akhir yang dihasilkan indikator kimia, biasanya
terdiri dari perubahan warna/muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi
 Perubahan warna harus terjadi terbatas
dalam range pada p-function dari reagen
/analit.
 Perubahan Warna harus terjadi dalam bagian
dari kurva titrasi untuk analit.
 Pembentukan suatu endapan lain dapat
digunakan untuk menyatakan lengkapnya
suatu titrasi pengendapan.
 Dalam hal ini terjadi pada titrasi Mohr, dari
klorida dengan ion perak dalam mana
digunakan ion kromat sebagai indikator.
Pemunculan yang permanen dan dini dari
endapan perak kromat yang kemerahan itu
diambil sebagai titik akhir (TE).
 Titrasi Mohr terbatas untuk larutan dengan
perak pH antara 6,0 – 10,0. Dalam larutan
asam konsentrasi ion kromat akan sangat
dikurangi karena HCrO4- hanya terionisasi sedikit
sekali.
 dengan hidrogen kromat berada dalam
kesetimbangan dengan dikromat terjadi reaksi :
2H++ 2CrO4- ↔ 2HCrO4 ↔ Cr2O72-+ 2H2O

a. Mengecilnya konsentrasi ion kromat akan


menyebabkan perlunya menambah ion perak
dengan sangat berlebih untuk mengendapkan
ion kromat dan karenanya menimbulkan galat
yang besar. Pada umumnya garam dikromat
cukup dapat larut.
 Proses argentometri termasuk dalam titrasi
yang menghasilkan endapan dan
pembentukan ion kompleks.
 Proses argentometri menggunakan AgNO3
sebagai larutan standar dimana Proses ini
biasanya digunakan untuk menentukan
garam - garam dari halogen dan sianida.
 kedua jenis garam ini dapat membentuk
endapan atau senyawa kompleks dengan ion
Ag+ sesuai dengan persamaan reaksi sebagai
berikut :
 NaCL + Ag+ → AgCl ↓ + Na+
 KCN + Ag+ → AgCl ↓ + K+
 KCN + AgCN ↓ → K [Ag(CN)2]

 Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang


tinggi maka garam tersebut dapat digunakan
sebagai larutan standar primer. Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CN tercapai untuk
garam kompleks K [Ag(CN)2]
 karena proper tersebut dikemukakan pertama
kali oleh Lieberg, cara ini tidak dapat dilakukan
dalam suasana amoniatial karena garam
kompleks dalam larutan akan larut menjadi ion
komplek diamilum.
 Reaksi dalam sistem ionik sehingga dapat
dilakukan titrasi langsung
 Penentuan titik akhir setara titrasi redoks
dengan menggunakan indikator visual dan
potensiometri
Peniter /titran reaksi reduksi
Peniter /titran reaksi oksidasi

BrO3- Garam Cr (II)


IO3- Garam Fe (II)
MnO4- Garam Sn (II)
Cr2O7 Natrium arsenat
Br2 Natrium tiosulfat
I2
 Titrimetri melibatkan reaksi oksidasi dan
reduksi yg berkaitan dg perpindahan elektron
 Perubahan e- adalah perubahan valensi atom
/ ion yang bersangkutan.
 Zat pengoksid mendapatkan e - dan tereduksi
valensi atom / ion menurun
 Zat pereduksi kehilangan e- dan teroksidasi
Valensi atom /ion meningkat
 Titrasi redoks berdasarkan pada perpindahan
elektron antara titran dengan analit
 Jenis titrasi biasanya menggunakan
potensiometri untuk mendeteksi sisi akhir
dengan menggunakan indikator yang dapat
berubah warnanya dengan kelebihan titran
yang digunakan
Contoh : Perubahan dari :
 Fe2+ Fe3+ +2 +3
 Cl- Cl2 -1 0 Reaksi oksidasi

 Cu Cu2+ 0 +2
Prinsip reaksi redoks

OX1 + Red2 = Red1 + OX2


Proses reaksi oksidasi –
½ reaksi sistem reduksi reduksi ini terjadi
secara bersama2 selama
Tereduksi proses titrasi
½ reaksi sistem oksidasi

teroksidasi
a. Titrasi langsung
iodium merupakan oksidator yang relatif kuat
dengan nilai potensial oksidasi sebesar +0,535 V ,
iodium akan tereduksi menjadi iodida.iodium
akan mengoksidasi senyawa yang mempunyai
potensial reduksi lebih kecil dibanding iodium
b. Titrasi tidak langsung
iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan
digunakan untuk menetapkan senyawa yang
mempunyai potensial oksida yang lebih besar
daripada sistem iodium-iodida atau senyawa yang
bersifat oksidator CuSO4.5H2O
 Kalium permanganat telah digunakan sebagai
alat pengoksidasi yang penting dalam redoks
yang merupakan oksidator kuat
 KMnO4dapat diperoleh dengan mudah, tidak
mahal dan tidak membutuhkan indikator
kecuali untuk larutan yang sangat encer.
 Mangan mempunyai bilangan oksidasi +2, +3+,
+4, +6, dan +7.
 MnO4-+ e- = MnO42-
 MnO4- + 4H+ + 3e- = MnO2+ 2H2O
 MnO4-+ 8H+ + 4e- = Mn3+ + 4H2O
 Mn4- + 8H++ 5e- = Mn2+ + 4H2O
 Reaksi yang paling umum ditemukan di
laboratorium MnO4-+ 8H++ 5e- = Mn2++ 4H2O
Dengan Eo = +1,51 V
Asam yang dapat digunakan adalah H2SO4 encer
dan HClO4
 Permanganat bereaksi secara cepatdengan banyak
zat pereduksi berdasarkan reaksi tersebut, namun
ada yang perlu pemanasan atau penggunaan
katalis untuk mempercepat reaksi.
 Pada pembuatan larutan KMnO4, dilakukan
pemanasan dan penyaringan menggunakan
medium penyaring yang tidak mereduksi,
misalnya wol kaca atau krus saring dari kaca masir
 Larutan disimpan ditempat gelap atau botol
berwarna dan tidak diasamkan
 4MnO4-+ 4H+ = 4MnO2(s) + 3O2(g) + 2H2O
Reaksi ini lambat di dalam larutan-larutan encer
pada suhu ruangan.
 Penentuan besi dalam bijih-bijih besi
 Penentuan besi dalam bijih-bijih besi adalah aplikasi
terpenting dari permanganometri
a. Mula-mula bijih besi dilarutkan dalam asam klorida,
lalu besi direduksi menjadi Fe2+. Setelah semua besi
berada sebagai Fe2+
b. kadarnya ditentukan dengan cara titrasi 5Fe2+ +
MnO4-+ 8H+ = 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2Oc.
 Hidrogen perioksida
Peroksida bertindak sebagai zat pereduksi
2MnO4-+ 5H2O2 + 6H+ = 2Mn2+ + 5O2(g) + 8H2O
c. Kalsium (secara tak langsung ) Mula-mula kalsium
diendapkan sebagai CaC2O4. Setelah penyaringan dan
pencucian, endapan dilarutkan dalam asam sulfat dan
oksalatnya dititrasi dengan permanganat
 Larutan serium (IV) sulfat dalam asam sulfat
encer merupakan zat pengoksidasi yang kuat
dan lebih stabil daripada kalium permanganat
 Kalium permanganat dapat direduksi menjadi
beberapa macam keadaan hasil reduksi
sedangkan reduksi larutan serium (IV) sulfat
selalu menghasilkan ion serium (III)
 Ce4+ + e- = Ce3+
 Brom dapat digunakan sebagai oksidator
seperti iodium
 Brom akan direduksi oleh zat organik dengan
terbentuknya senyawa hasil subsitusi yang
tidak larut dalam air misalnya tribromofenol,
tribromoaminalin yang reaksi berlangsung
secara kuantitatif
 Brom juga dapat diperoleh dari hasil
pencampuran kalium bromat dan kalium
bromida dalam lingkungan asam

Anda mungkin juga menyukai