Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS INSTRUMEN

“ Analisis secara Kualitatif menggunakan Spektrofotometri UV – Vis “

I. TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Hari / Tanggal : Rabu,25 September 2019


Waktu : 13.00 – 15. 00 WIB
Tempat : Laboratorium Instrumen Universitas Ngudi Waluyo

II. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan percobaan ini yaitu untuk menentukan Panjang gelombang


maksimum,Operating time dan kurva baku paracetamol secara spektrofotometri
ultraviolet.

III. TINJAUAN PUSTAKA

Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisa spektroskopi


memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dan sinar tampak dengan
memakai instrumen spektrofotometer (Mulya, & Suharman 1995: 26).

Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup


besar pada molekul yang dianalisa, sehingga dapat digunakan untuk analisa
kuantitatif maupun kualitatif. (Wiranti dkk, 2009).

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan analisa


spektrofotometri UV-Vis adalah pemilihan pelarut. Pelarut yang digunakan
tidak hanya harus melarutkan suatu sampel tetapi juga tidak boleh menyerap
cukup banyak absorbansi, tidak terjadi interaksi dengan senyawa yang akan
dianalisa, dan kemurniannya harus tinggi (Underwood, 1999).

Cara kerja spektrofotometer UV-Vis adalah mengukur banyaknya


energi yang dihasilkan oleh elektron saat kembali ke keadaan semula setelah
tereksitasi. Sumber cahaya memancarkan cahaya polikromatik. ( Fatah, M.A,
1987 )

1|Page
Cahaya polikromatik adalah kumpulan dari beberapa spektrum warna
dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Cahaya polikromatik ini
kemudian diubah menjadi cahaya monokromatik oleh monokromator. Warna
yang memiliki energi yang setara dengan energi minimum elektron untuk
tereksitasi akan diserap (adsorpsi) oleh sampel. ( Harmita, 2004 )

Elektron yang tereksitasi semakin lama semakin kehilangan energi


hingga pada akhirnya kembali ke keadaan dasar yang lebih stabil dari keadaan
tereksitasi. Energi yang dilepas elektron memiliki jumlah yang sama dengan
energi yang diterimanya. Energi ini kemudian dikonversi oleh detektor menjadi
panjang gelombang warna komplementernya (Harisman, 2014).

Batas deteksi dan batas kuantitas dapat dihitung secara statistika melalui
persamaan garis linear dari kurva baku. Nilai pengukuran akan sama dengan b
pada persamaan garis linear y = bx + a, sedangkan simpangan baku residual
(Sy/x) (Lestari dkk, 2011).
Larutan baku dengan seri konsentarsi didiamkan selama waktu
operating time kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum. Dari data hasil absorbansi, selanjutnya dihitung persamaan kurva
bakunya sehingga diperoleh persamaan garis y= bx + a. Ketelitian (Romsiah
dkk, 2017)
IV. ALAT DAN BAHAN :

ALAT :

- Aluminium Foil - Mikropipet


- Batang Pengaduk - Pipet Volume
- Gelas Kimia - Sendok Tanduk
- Kertas Timbang - Spektrofotometer
- Kuvet Labu Takar - Timbangan Analitik

BAHAN :

- Aquadest
- Metanol
- Sediaan Obat Paracetamol (Neozeb)

2|Page
V. METODE / CARA KERJA
1. Pembuatan larutan baku

Timbang seksama bahan obat paracetamol kurang lebih 100 mg yang


telah dikeringkan pada suhu 105 derajat celcius selama 1 jam

Larutkan dengan 15 ml methanol dalam labu takar

Encerkan dengan aquadest sampai 500 ml ( larutan stok 200 ppm )

2. Penentuan panjang gelombang maksimal

Larutan 10 ppm

Dimasukkan kedalam kuvet

Siapkan kuvet yang berisi Blangko (Aquadest)

Ukur λ Maksimal

3|Page
3. Penentuan Operating Time ( OT )

Larutan baku paracetamol dengan konsentrasi 10 ppm dikocok hingga


homogen

Masukkan kedalam kuvet kemudian dibaca absorbansinya pada panjang


gelombang maksimum sampai diperoleh absorbansi yang relatif konstan

Tentukan operating time ( OT )

4. Penentuan Kurva Baku

Disiapkan deret konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 ppm

Tentukan absorbansi

Buat Persamaan Kurva Baku (y = bx + a)

4|Page
VI. HASIL PRAKTIKUM

Metode Analisis : Spektrofotometri Ultraviolet


Sampel : Larutan Paracetamol 10 ppm
Data Praktikum Dan Perhitungan
Uji Organoleptis

No Uji Bau Rasa Bentuk dan


Organoleptis Warna
1. Aquadest Tidak berbau Tidak berasa Cair dan tidak
berwarna ( bening )
2. Metanol Bau khas - Cair dan tidak
(Lebih ringan berwarna ( bening )
dari bau etanol)
3. Larutan Tidak berbau Sedikit pahit Cair dan tidak
Paracetamol berwarna ( bening )

Perhitungan pengenceran
a. Konsentrasi 2ppm
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 10ppm = 10ml x 2ppm
V1 x 10ppm = 20 ml
V1 = 2 ml

b. Konsentrasi 4ppm
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 10ppm = 10ml x 4ppm
V1 x 10ppm = 40 ml
V1 = 4 ml

c. Konsentrasi 6ppm
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 10ppm = 10ml x 6ppm
V1 x 10ppm = 60 ml
V1 = 6 ml

5|Page
d. Konsentrrasi 8ppm
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 10ppm = 10ml x 8ppm
V1 = 8 ml

e. Konsentrasi 10ppm
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 10ppm = 10ml x 10ppm
V1 x 10ppm = 100 ml
V1 = 10 ml

Hasil Percobaan

1. Penentuan Panjang gelombang maksimal

λ maksimal = 248,1 nm

2. Penentuan operating time ( OT )

Operating time ( OT ) = 21 – 25 Menit

3. Penentuan kurva baku

y = 0,0928 x – 0,074

Konsentrasi (ppm) Absorbansi (ganjil) Absorbansi ( genap)


2 0,139 0,128
4 0,303 0,272
6 0,519 0,486
8 0,775 0,672
10 0,859 0,856

a = -0,0546 a = -0,074
b = 0,0956 b = 0,0928
r = 0,9910 r = 0,9987

6|Page
VII. PRINSIP KERJA SPEKTROFOTOMETRI UV - Vis
Atomic absorption spectroscopy UV - Vis / Spektrofotometri UV -Vis
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur serapan yang dihasilkan dari interaksi
kimia antara radiasi elektromagnetik dengan molekul atau atom dari suatu zat kimia
pada daerah UV – Vis.Spektrofotometri UV -Vis adalah Teknik Analisa
spektroskopi yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet ( 190 – 380
nm ) dan sinar tampak ( 380 – 780 nm ) dengan memakai instrument
spektrofotometer. ( Munson,1991 )

Berikut ini adalah skema kerja alat spektrofotometri UV – Vis.

Komponen spektrofotometri UV -Vis terdiri atas : ( Gholib dan Abdul,2007)


1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan
berbagai macam rentang panjang gelombang. Untuk sepktrofotometer
- UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hydrogen.

- VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram

- UV-VIS menggunakan photodiode yang telah dilengkapi monokromator

- Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR.

2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu


mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya
monokromatis. Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalah
gratting atau lensa prisma dan filter optik.
Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum
cahaya. Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang

7|Page
diteruskan sesuai dengan warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa
warna dalam satu alat yang digunakan sesuai dengan jenis pemeriksaan.
Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahaya.
dengan adanya pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan panjang
gelombang tunggal yang mengenai sel sampel. Pada gambar di atas hanya
cahaya hijau yang melewati pintu keluar. Proses dispersi atau penyebaran
cahaya seperti yang tertera pada gambar.
3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel.
- UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet
biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat
dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat
dari kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaannya hanya pada
spektrofotometer sinar tampak (VIS). Kuvet biasanya berbentuk persegi
panjang dengan lebar 1 cm.
- IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada
dua lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan
ke dalam sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali
larutan yang dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit dan harganya
mahal.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan
mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor : • Kepekaan
yang tinggi • Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi • Respon
konstan pada berbagai panjang gelombang. • Waktu respon cepat dan signal
minimum tanpa radiasi. • Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan
tenaga radiasi.
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik
yang berasal dari detektor.

Prinsip kerja Instrumen spektrofotometri UV – Vis :

Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara


energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang
berupa molekul. Besar energi yang diserap tertentu dan menyebabkan elektron

8|Page
tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang memiliki energi lebih
tinggi.
Serapan tidak terjadi seketika pada daerah ultraviolet-visible untuk semua
struktur elektronik, tetapi hanya pada sistem-sistem terkonjugasi, struktur
elektronik dengan adanya ikatan π dan non bonding elektron .Prinsip kerja
spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, yaitu bila cahaya
monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi
diteruskan menuju monokromator. Cahaya dari monokromator diarahkan terpisah
melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi. Detektor menerima cahaya dari
sampel secara bergantian secara berulang-ulang, Sinyal listrik dari detektor
diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya, selanjutnya perhitungan dilakukan
dengan komputer yang sudah terprogram.

VIII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini,dilakukan pengujian larutan paracetamol 10 ppm


untuk dianalisis secara kualitatif,yaitu dianalisis Panjang gelombang
maksimal,Operating time ( OT ) serta Penentuan kurva baku larutan.

9|Page
Gambar 1. Panjang Gelombang Maksimum

Panjang gelombang maksimum (λmaks) merupakan panjang gelombang


dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan absorbansi maksimum.
Eksitasi elektronik yaitu berpindahnya elektron dari energi yang rendah ke energi
yang lebih tinggi, Absorbansi maksimum yaitu perbandingan maksimum dari
radiasi yang dipaparkan ke suatu bahan dengan yang ditransmisikan menembus
bahan,alas an di lakukan penentuan Panjang gelombang maksimum adalah untuk
memperoleh kepekaan analisis yang maksimum.

Pada praktikum kali ini penentuan Panjang gelombang maksimum


dilakukan menggunakan spektrofotometri UV – Vis pada Panjang gelombang
diantara 200 – 700 nm,dan diperoleh Panjang gelombang maksimum sebesar 248,1
nm.Itu tandanya sampel dapat diserap oleh spektrofotometri UV – Vis,karena
Panjang gelombang sudah melampaui Panjang gelombang minimum yang dapat
dideteksi spektrofotometri UV – Vis.Untuk hasil penentuan Panjang gelombang
maksimum dapat dilihat pada gambar 1.

10 | P a g e
Gambar 2. Operating Time

Setelah Panjang gelombang maksimum sudah didapat,perlu dilakukan juga


perhitungan Operating Time ( OT ) untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh
suatu larutan untuk mencapai absorbansi yang kostan.Penentuan Operating time
dilakukan dengan mengukur absorbansi pada Panjang gelombang yang terlebih
dahulu diketahui yaitu sebesar 248,1 nm dengan itu diperoleh operating time (OT)
dengan rentang waktu yang didapat yaitu sebesar 21 – 25 menit.Sebagaimana dapat
dilihat hasil penentuan operating time pada gambar 2.

Gambar 3. Kurva Baku

Setelah didapat nilai Panjang gelombang maksimum dan juga operating


time,dapat ditentukan juga kurva baku larutan atau biasa disebut juga kurva
kalibrasi ( linearitas ),dimana kurva kalibrasi ini menunjukkan hubungan antara
absorbansi dan konsentrasi larutan standar,dalam pemipetan larutan baku harus
dilakukan dengan tepat,sehingga memberikan nilai serapan absorbansi yang baik.

Dari hasil kurva kalibrasi ( linearitas ),diperoleh persamaan regresi linier


y = bx+a dimana y menyatakan besarnya absorbansi dan x menyatakan konsentrasi
larutan,dan nilai b yang didapat sebesar 0,0928 dan nilai a sebesar – 0,074,sehingga
didapat persamaan regresi linier y = 0,0928 x – 0,074 dengan nilai r ( keofisien
korelasi ) sebesar 0,9987.Dapat dilihat pada gambar 3.

11 | P a g e
Dalam praktikum yang telah dilakukan dalam satu gelombang dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok ganjil dan kelompok genap pada saat
penentuan nilai absorbansi,hal ini dilakukan sebagai pembanding serta untuk
menentukan nilai r yang lebih baik yang akhirnya akan dipilih untuk menyatakan
besarnya koefisien korelasi.

Aturan umum, nilai 0,95 < r < 0,99 menunjukan kurva yang baik dan nilai
r > 0,99 menunjukan linearitas yang sangat baik. Nilai maksimum dari r adalah 1
yang menunjukan adanya koefisien korelasi yang tepat antara konsentrasi dan
absorbansi. Berdasarkan data yang diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar
0,9987 yang artinya menunjukan linearitas yang sangat baik.

IX. KESIMPULAN

Kesimpulan dari kegiatan Praktikum Analisis secara Kualitatif


menggunakan Spektrofotometri UV – Vis yaitu :

1. Larutan standar yang dipakai yaitu larutan paracetamol dengan


konsentrasi 10 ppm.
2. Panjang gelombang maksimal yang didapat sebesar 248,1 nm.
3. Waktu yang dibutuhkan oleh larutan untuk mencapai absorbansi konstan
( operating time ) yaitu pada rentang 21 – 25 menit.
4. Persamaan regresi linier yang didapat yaitu y = 0,0928 x – 0,074 dengan
nilai r = 0,9987,dimana hal ini menunjukkan linearitas yang sangat baik.

SARAN

 Pada saat praktikum para praktikan harus bekerja dengan cepat namun
tetap hati – hati.
 Dibutuhkan kerja kelompok yang solid antar praktikan,jangan sampai
pekerjaan dibebankan pada beberapa orang saja.
 Pada praktikum ini dibutuhkan pemahaman prosedur kerja dan ketelitian
dalam menghitung dan menimbang bahan. Oleh karena itu pemahaman
dan ketelitian perlu di tingkatkan.

12 | P a g e
X. DAFTAR PUSTAKA

Mulja, M., Suharman, 1995, Analisis Instrument, Cetakan 1, Airlangga


University Press, Surabaya.

Wiranti Sri Rahayu, Pri Iswati Utami, Sochib Ibnu Fajar., 2009
Penetapan Kadar Tablet Ranitidin Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-
VIS Dengan Pelarut Methanol. Purwokerto. PHARMACY, Vol.06 No. 03
Desember 2009.

Underwood, A.L., R.A. Day. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi


Kelima. Jakarta : Erlangga.

Fatah, M.A, 1987, Analisis Farmasi Dahulu dan Sekarang, Yogyakarta:


Penerbit UGM

Harmita, 2004, Petunjuk Validasi Metode dan Cara Perhitungan, Jurnal


Majalah Ilmu Kefarmasian, 1 (3), 117-135.

Harisman, Ferry Riyanto. 2014. Pengaruh Waktu Penggilingan terhadap


Kadar Zat Besi dalam Ampas Sari Kedelai Menggunakan Spektrofotometer
UV-Vis. Surabaya.Vol 7 ( 4 ).76 – 83.

Lestari, P., Sabilkis, dan Utami, P.I., 2011, Analisis Natrium Nitrit
Secara Spektrofotometri Visibel Dalam Daging Burger Yang Beredar Di
Swalayan Purwokerto. Jurnal Pharmacy, 8 (3), 88-98.

Romsiah, Sintya Lara Marista, Ahmad Fatoni., 2017. Validasi Metode


Dan Penetapan Kadar Nitrit (NO2) Pada Sosis Sapi Curah Dan Sosis Sapi
Kaleng Yang Dijual Di Swalayan Kota Palembang Secara Spektrofotometri
UV-VIS. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi, SCIENTIA Vol. 7 No.
2, Agustus 2017.

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai