Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS

ANALISIS KUALITATIF SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia farmasi
analisi 1 (KFA1)

Disusun Oleh :
31117007 : CINDY DELFIANA TANOD
31117008 : DELIS SULASTRI
31117009 : DIANI ANNISA
31117010 : DINDA AMANDA
31117011 : DITA RIZKI AMELIA
FARMASI 3A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI FARMASI
2019
1. Dasar Teori
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometri menghasilkan sinar dan
spektrum dengan panjang gelombang dan fotometri adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometri digunakan untuk
mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan
atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 1990: 325)
Spektroskopi UV-Vis adalah teknik analisis spektroskopi yang
menggunakan sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dan sinar tampak dengan
menggunakan instrumen spektrofotometer. Prinsip dari spektrofotometer UV-Vis
adalah penyerapan sinar tampak untuk ultra violet dengan suatu molekul dapat
menyebabkan terjadinya eksitasi molekul dari tingkat energi dasar (ground state)
ketingkat energi yang paling tinggi (excited stated). Pengabsorbsian sinar ultra
violet atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi
elektron bonding, akibatnya panjang absorbsi maksimum dapat dikolerasikan
dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul. (Sumar hendayana. 1994 : 155).
Spektrofotometer UV-Vis dapat digunakan untuk mengukur serapan
cahaya pada daerah UV (100-200 nm) dan darah sinar tampak (200-700 nm).
Prinsip dasar analisis kuantitatif adalah hukum Lambert Beer
A=-logT=ε.b.C=a.b.C
Keterangan :
A =Absorbansi T = Transmitansi
ε = Absorptivitas molar, L cm-1. mol-1 (jika konsentrasi dalam satuan mol/Liter)
a = Absorptivitas, L cm-1. gram-1 (jika konsentrasi dalam satuan gram/liter)
b = Panjang sel, cm
c = konsentrasi

Spektrofotometri UV-Vis bisa digunakan untuk uji kuantitatif dan kualitatif.


Dalam setiap analisis kuantitatif perlu dilakukan langkah langkah utama dan baku
yaitu:
1. Pembentukan warna (untuk pengukuran dengan sinar tampak) dan zat yang
tidak berwarna atau warnanya kurang kuat
2. Penentuan panjang gelombang maksimum
3. Pembuatan kurva kalibrasi
Komponen-komponen UV-Vis terdiri dari sumber radiasi yang stabil
dan berkelanjutan (kontinyu); sistem lensa, cermin dan celah untuk membatasi,
membuat paralel dan memfokuskan berkas sinar; monokromator untuk menyeleksi
sinar menjadi lamda tertentu (sinar monokromatis); kontainer atau tempat sampel
yang transparan biasa disebut dengan sel atau kuvet; detektor yang dirangkaikan
dengan readout atau piranti baca untuk menangkap sinyal dari sinar yang masuk
sesuai dengan intensitas cahayanya dan ditampilkan pada layar readout

Komponen-komponen peralatan spektrofotometer UV-Vis dijelaskan secara garis


besar sebagai berikut:
1. Sumber Cahaya Sebagai sumber radiasi UV digunakan lampu Hidrogen (H) atau
lampu Deutirium (D). Sedangkan sumber radiasi tampak yang juga menghasilkan
sinar Infra Merah (IR) dekat menggunakan lampu filament tungsten yang dapat
menghasilkan tenaga radiasi 350-3500 nm
2. Monokromator Radiasi yang diperoleh dari berbagai sumber radiasi adalah
sinar polikromatis (banyak panjang gelombang). Monokromator berfungsi untuk
mengurai sinar tersebut menjadi monokromatis sesuai yang diinginkan.
Monokromator terbuat dari bahan optic yang berbentuk prisma.
3. Tempat Sampel Dalam bahasa sehari-hari tempat sampel (sel penyerap) dikenal
dengan istilah kuvet. Kuvet ada yang berbentuk tabung (silinder) tapi ada juga
yang berbentuk kotak. Syarat bahan yang dapat dijadikan kuvet adalah tidak
menyerap sinar yang dilewatkan sebagai sumber radiasi dan tidak bereaksi dengan
sampel dan pelarut.
4. Detektor Detektor berfungsi untuk mengubah tenaga radiasi menjadi arus listrik
atau peubah panas lainnya dan biasanya terintegrasi dengan pencatat (printer).
Tenaga cahaya yang diubah menjadi tenaga listrik akan mencatat secara kuantitatif
tenaga cahaya tersebut. (Sitorus, 2009).
Kelebihan spektrofotometri dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang
dan sinar putih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti
prisma, glatung, ataupun celah optis. Pada spektrofotometri panjang gelombang
yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya
seperti prisma suatu spektrofotometer tersususn dari sumber spektrum tampak yang
kontinyu. Monokromator sel pengabsorbsian untuk mengukur perbedaan absorpsi
antara sampel dan blanko ataupun pembanding (Khopkar, 1990: 225 226).
Spektrofotometri ultravoilet dan cahaya tampak berguna pada penentuan
struktur molekul organik dan pada analisa kuantitatif. Spektrum elektron suatu
molekul adalah hasil transmisi antara dua tingkat energi elektron pada molekul
tersebut (Creswell, 2005: 26).
Spektroskopi UV-VIS adalah tekhnik analisis spektroskopi yang
menggunakan sumber radiasi elektromagnetik dan sinar tampak dengan
mengunakan instrumen. Spektrofotometri adalah penyerapan sinar tampak untuk
ultraviolet dengan suatu molekul yang dapat menyebabkan eksitasi molekul dan
tingkat dasar ke tingkat energi yang paling tinggi (Sumar, 1994:135).
Panjang gelombang cahaya UV-VIS dan sinar tampak jauh lebih pendek
dari pada panjang gelombang radiaatsi inframerah. Satuan yang digunakan untuk
menentukan panjang gelombang ini adalah monokromator (1 nm = 10 -7cm).
Spektrum tampak sekitar 400 nm (ungu) sampai 750 nm (merah) sedangkan
spektrum UV adalah 100 – 400 nm (Day and Underwood, 2002:788).
Radiasi ultraviolet maupun radiasi cahaya tampak berenergi lebih tinggi
dripada radiai inframerah absorbsi cahaya UV atau visibel mengakibatkan
transmisi elektromagnetik yaitu promosi elektron-elektron dan orbital keadaan
dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan terdesitasi berenergi lebih tinggi
transisi ini memerlukan 40 – 300 kkal/mol. Energi yang terserap selanjutnya
terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan melalui reaksi kimia misalnya isomerisasi
atau reaksi – reaksi radiasi lain (Day and Underwood, 2002: 189)
2. Prosedur Kerja
1. Kalibrasi alat spektrofotometri uv-vis

Masukan larutan Lakukan kalibrasi Dipilih menu


blanko ke dalam dengan larutan blanko aplikasi wave
kuvet dengan two zero length scan

Di setting nilai Disetting


transmidasi = 100 dengan nilai
% absorbansi = 0

2. Membuat larutan stok sampel

Buat larutan stok 500 Larutkan 50 mg sampel


ppm (50 mg dalam 100 dalam masing-masing
ml) masing masing pelarut ad 100 ml, kocok
pelarut ad homogen

3. Penentuan panjang gelombang maksimum


Diambil secukupnya Dirunning pada Sampel dimasukan
larutan dari stok panjang gelombang kedalam kuvet lalu
(500 ppm) 200-400 nm masukan kedalam
spektrofotometri uv-vis

Dibuat grafik Dilakukan scanning pada


hubungkan nilai a, panjang gelombang max untuk
b, r. sampel hingga dihasilkan
panjang gelombang max
4. Membuat pengenceran

Pipet dari lar stok : Masing – masing Larutkan dengan


0,1 ml ; 0,15 ml ; 0,2 dimasukan kedalam masing – masing
ml ; 0,25 ml ; dan 0,3 labu ukur pelarut ad 10 ml
ml

Hasil konsentrasi
pengenceran 10, 15,
Pindahkan larutan ke dalam 20, 25, dan 30 ppm
kuvet, ukur absorbansi sampel
dan blanko menggunakan
masing-masing pelarut

3. Hasil Pengamatan
No Sampel : 12
Cara Kerja Hasil Pengamatan Dugaan
1. Uji organoleptik
Warna : Merah muda / pink
Rasa : - Metil Prednisolon
Bau : Tidak berbau
Bentuk : Serbuk
2. Uji kelarutan
Zat + air : Larut Metil Prednisolon
Zat + etanol : Larut

Spektrofotometri uv-vis
Wave length Absorbansi
240 0,806
241 0,816
242 0,825
243 0,832
244 0,836
245 0,838
246 0,838
247 0,840
248 0,839
249 0,835

Spektrum :

Sampel pelarut air + semua standar

Dugaan : Metil prednisolon

Sampel pelarut air + standar metil prednisolon


Dugaan : Metil prednisolon

4. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai “Penetapan Kadar Sediaan farmasi
dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis”. Praktikum ini dilakukan
dengan tujuan yaitu untuk memahami prinsip kerja alat spektrofotometri uv-vis,
mengetahui cara menentukan nilai π max sebagi parameter penting dalam analisis
spektrofotometri uv-vis. Dan untuk mengetahui cara mengkalibrasi alat
spektrofotometri uv-vis.
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai
sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780
nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi
elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih
banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi,
reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer UV-
Vis menggunakan cahaya sebagai tenaga yang mempengaruhi substansi senyawa
kimia. Cahaya yang digunakan merupakan foton yang bergetar dan menjalar secara
lurus dan merupakan tenaga listrik dan magnet yang keduanya saling tagak lurus.
Tenaga foton bila mmepengaruhi senyawa kimia, maka akan menimbulkan tanggapan
(respon), sedangkan respon yang timbul untuk senyawa organik ini hanya respon
fisika atau Physical event. Tetapi bila sampai menguraikan senyawa kimia maka dapat
terjadi peruraian senyawa tersebut menjadi molekul yang lebih kecil atau hanya
menjadi radikal yang dinamakan peristiwa kimia atau Chemical event.
Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energi yang
berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energi yang
diserap tertentu dan menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang
memiliki energi lebih tinggi. Serapan tidak terjadi seketika pada daerah ultraviolet-visible untuk
semua struktur elektronik, tetapi hanya pada sistem-sistem terkonjugasi, struktur elektronik dengan
adanya ikatan π dan non bonding elektron .Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum
Lambert Beer, yaitu bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian
cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi
diteruskan menuju monokromator. Cahaya dari monokromator diarahkan terpisah
melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi. Detektor menerima cahaya dari
sampel secara bergantian secara berulang-ulang, Sinyal listrik dari detektor diproses,
diubah ke digital dan dilihat hasilnya, selanjutnya perhitungan dilakukan dengan
komputer yang sudah terprogram.
Sediaan yang diberikan dengan No sampel 12 yaitu berupa serbuk yang
berwarna merah muda/pink dan tidak berbau. Yang dapat diduga bahwa
Methylprednisolone. Methylprednisolone adalah obat kortikosteroid atau
glukokortikoid sintetis. biasanya digunakan sebagai obat anti-inflamasi. Namun,
glukokortikoid memiliki berbagai efek, termasuk perubahan metabolisme dan respon
imun. Obat ini secara umum digunakan untuk terapi Artritis dan pengobatan jangka
pendek peradangan bronkus peradangan atau bronkitis akut akibat penyakit
pernapasan.

Methylprednisolone dapat ditentukan keberadaannya dengan metode


spektrofotometri uv-vis. Dalam penelitian screening panjang gelombang serapan
maksimum Methylprednisolone dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-
Vis ini bersifat kuantitatif yaitu dengan cara mengukur panjang gelombang serapan
maksimumnya dari sampel.
Methylprednisolone dapat larut dalam perbandingan air dan etanol sehingga
sampel kami coba larutkan dalam air:etanol dengan perbandingan 98 : 2 sehingga
untuk larutan blanko yang digunakan adalah perbandingan air dan etanol.
Pertama-tama dalam praktikum ini membuat larutan stok sampel atau larutan
induk 500 ppm, dimana ditimbang sebanyak 50 mg, kemudian di tambahkan air :
etanol dengan perbandingan 98 : 2 ml. Lalu dilakukan proses pelarutan atau
pengekstraksian, dilakukan dengan metode sentrifugasi, sentrifugasi adalah metode
sedimentasi untuk memisahkan partikel-partikel dari suatu fluida berdasarkan berat
jenisnya dengan memberikan gaya sentripetal. Prinsip dari sentriguasi ini yaitu rotasi
atau perputaran tabung yang berisi larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan massa
jenisnya. Sebelum dilakukan sentrifugasi dilakukan terlebih dahulu vortex. Vortex ini
bertujuan untuk pengocokan yang kuat pada tabung sentifugasi sehingga kontak
sampel dengan pelarut menjadi lebih besar. Setelah divortex dilakukan sentrifugasi
selama 20 menit dengan 2000rpm.
Setelah dilakukan sentrifugasi. Kemudian didekantasi dan setelah itu isolate
dapat di add kan dengan air : etanol pada labu ukur 10ml, yang selanjutnya akan
dianalisis panjang gelombangannya menggunakan spektrofotometri UV-VIS .
methylprednisolone memiliki gugus kromofor dan ausokrom sehingga dapat
dianalisis secara kuantitatif dengan spektrofotometri UV-Vis, karena gugus kromofor
dan ausokrom dalam Methylprednisolone dapat mengabsorpsi sinar elektromagnetik
dengan panjang gelombang tertentu. Menurut florey , panjang gelombang
Methylprednisolone dikisaran antara 243-246 nm.
Sebelum dilakukan penetapan kadar pada No sampel 12 , terlebih dahulu
dilakukan blanko dengan menggunakan pelarut perbandingan air : etanol . Tujuan
dilakukannya blanko ini yaitu untuk tujuan kalibrasi alat spektrofotometri UV yang
digunakan, yaitu untuk mencegah pembacaan panjang gelombang atau absorbansi
dari pelarut yang digunakan. Setelah dilakukan blanko, kemudian dilakukan
penentuan panjang gelombang maksimum dengan pembanding yang telah dibuat
yaitu air : etanol . Kemudian dilakukan pembuatan kurva larutan baku linier dengan
tujuan untuk mendapatkan persamaan larutan baku dalam kadar analit.
Penentuan panjang gelombang yang tepat merupakan hal penting. Panjang
gelombang yang tepat untuk pengukuran zat ialah panjang gelombang yang
menunjukkan serapan maksimum suatu zat. Untuk mengetahui hal tersebut maka
terlebih dahulu dibuat spektrum serapan dari standar dan sampel pada konsentrasi
100% b/b yang menyatakan hubungan antara absorbans dan panjang gelombang.

Hasil scanning larutan standar dan sampel menunjukkan bahwa


panjang gelombang yang memiliki serapan maksimum pada larutan standar dan
sampel adalah pada panjang gelombang 248 nm seperti terlihat pada Gambar. Hasil
tersebut mendekati litelaturnya, dimana panjang gelombang Methylprednisolone
dikisaran antara 243-246 nm.

Dari gambar di atas yaitu perbandingan antara sampel mengunakan pelarut air
kemudian air:etanol dan dengan semua sempel, yang mana dapat ditarik garis sampel
yang mendekati. Maka hasil dari spectrum yang menunjukan adanya kesamaan
dengan absorbansi yang dimiliki dengan sampel, serta gambar spectrum yang hamper
sama adalah methylprednisolone dengan menggunakan pelarut air.
Sehingga hasil yang diperoleh dari sampel dengan menggunakan pelarut air
hamper sama dengan methylprednisolone dilihat dari nilai panjang gelombang
maksimal panjang gelombang maksimal dari methylprednisolone standar adalah 248
sedangkan panjang gelombang maksimal dari sampel adalah 247 dan dilihat dari pola
spectrum nyapun hamper sama sehingga dapat di duga bahwa sampel adalah
methylprednisolone.
Kemudian setelah itu dilakukannya pembuatan kurva larutan baku yang
merupakan hubungan antara konsentrasi (sumbu x) dan absorbansi (sumbu y). Kurva
larutan baku yang dihasilkan berupa garis lurus maka nilai ini menunjukkan
terpenuhinya syarat hukum lambert-beer.
5. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa no sampel 12 adalah methylprednisolone
6. Daftar Pustaka
Cresswell, Clifford.J. 2005. Analisis Spektrum Senyawa Organik. Bandung: ITB. Dirjen
POM. 1979.
Gandjar, I.G. & A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Ghalib, Ibnu Ganjar Dan Abdul Rahman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik . Jakarta: UI Press. Nurlaeli, Novie.
2013.
R.A.Day, Dr Jan Dan Al - Underwood. 2002. Analitik Kimia Kuantitatif.
Jakarta:Erlangga.
Sitorus, M. 2009. Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul Organik Edisi
Pertama.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai