Anda di halaman 1dari 8

Nama : Marina Tri Rahayu

NIM : 2015.05.023

Rangkuman Spektrofotometer UV-VIS

A. Komponen Dasar dan Rancangan Alat


Komponen Dasar Spektrofotometer UV-VIS :
1. Sumber Cahaya
Sumber cahaya pada alat ini mempunyai dua fungsi yaitu untuk memberikan
energi pada daerah panjang gelombang sesuai keinginan pengukuran dan
mempertahankan intensitas sinar yang konstan selama pengukuran. Sumber cahaya
pada spektrofotometer UV-Vis ada dua macam :

a. Lampu Tungsten (Wolfram)


Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak. Bentuk
lampu ini mirip dengna bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang
antara 350-2500 nm. Spektrum radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya
memiliki waktu 1000jam pemakaian.
b. Lampu Deuterium
Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-420 nm. Spektrum energy
radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang terletak pada
daerah uv. Memiliki waktu 500 jam pemakaian.
2. Monokromator

Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis


menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang gelombang
tertentu. Bagian-bagian monokromator, yaitu :

a. Celah masuk (split)

Berfungsi untuk menerima sinar yang telah dipersempit pada daerah panjang
gelombang tertentu untuk diteruskan ke zat. Celah ini digunakan untuk
mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan dari sumber radiasi. Apabila
celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma,
sehingga diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.

b. Lensa kolimator
Berfungsi untuk mengubah sinar menjadi berkas yang sejajar.
c. Media pendispersi (prisma dan gratting)
 Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya
di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.
 Grating (kisi difraksi)

Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi. Dispersi


sinar akan disebarkan merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan
lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan
spektrum.

d. Celah keluar
Berfungsi untuk mengisolasi sinar yang diinginkan.

3. Kompartemen sampel
Kompartemen ini digunakan sebagai tempat diletakkannya kuvet. Kuvet
merupakan wadah yang digunakan untuk menaruh sampel yang akan dianalisis. Kuvet
ini diletakkan pada jalan cahaya dari monokromator.
Kuvet yang baik harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
a. Permukaannya harus sejajar secara optis
b. Tidak berwarna sehingga semua cahaya dapat di transmisikan
c. Tidak ikut bereaksi terhadap bahan-bahan kimia
d. Tidak rapuh (biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas)
e. Berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm dengan volume 5ml

4. Detektor
Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan
mengubahnya menjadi arus listrik. Radiasi yang melewati sampel akan ditangkap
oleh detektor yang akan mengubahnya menjadi besaran terukur.
Berikut jenis-jenis detektor dalam sperktrofotometer UV-VIS:
 Barrier layer cell (photo cell atau photo voltaic cell)
 Photo tube, lebih sensitif daripada photo cell, memerlukan power suplai yang
stabil dan amplifier
 Photo multipliers, Sangat sensitif, respons cepat digunakan pada instrumen
double beam penguatan internal
Syarat-syarat sebuah detektor :
 Kepekaan yang tinggi
 Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
 Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
 Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
 Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Macam-macam detektor :
 Detektor foto (Photo detector)
 Photocell, misalnya CdS.
 Phototube
 Hantaran foto
 Dioda foto
 Detektor panas
5. Amplifier
Berfungsi untuk memperbesar/memperkuat arus yang dihasilkan oleh detektor
agar dapat dibaca oleh recorder.

6. Recorder dan komputer


Berfungsi untuk membaca sinyal listrik yang dihasilkan pada detektor yang
telah diperkuat arusnya oleh amplifier agar dikonversikan ke dalam besaran absorbans
atau % tansmitan.

B. Prisip Kerja atau Cara Kerja


Adapun prinsip kerja alat spektrofotometer uv-vis yaitu sumber radiasi untuk
spektrofotometer UV-Vis adalah lampu tungsten dan lampu deuterium. Cahaya yang
dipancarkan sumber radiasi adalah cahaya polikromatik. Cahaya polikromatik UV akan
melewati monokromator yaitu suatu alat yang paling umum dipakai untuk menghasilkan
berkas radiasi dengan satu panjang gelombang (monokromator).

Gambar 3. Proses cahaya polikromatik menjadi monokromatik


Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada
sampel dalam kuvet yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena
itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorpsi) dan ada pula yang dilewatkan
Gambar 5. Proses penyerapan cahaya
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau
Hukum Beer, berbunyi:
“Jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang
diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen
dari konsentrasi zat dan tebal larutan”.
Radiasi yang melewati sampel akan ditangkap oleh detektor yang berguna untuk
mendeteksi cahaya yang melewati sampel tersebut. Cahaya yang melewati detektor
diubah enjadi arus listrik yang dapat dibaca melalui recorder dalam bentuk transmitansi
absorbansi atau konsentrasi.

C. Cara Analisis Kualitatif Asam Mefenamat


Secara kualitatif, panjang gelombang dimana energi dapat diserap akan menunjukkan
jenis zatnya (Cahyanto 2008).
Data yang diperoleh dari spektrofotometer UV-Vis adalah panjang gelombang
maksimal, intensitas, efek, pH, dan pelarut yang kesemuanya dapat dibandingkan dengan
data yang sudah dipublikasikan.
Dari spektro yang diperoleh dapat dilihat, misalnya :
 Serapan (absorbansi) berubah atau tidak karena perubahan pH. Jika berubah
bagaimana perubahannya apakah batokromik ke hipsokromik dan sebaliknya atau
dari hipokromik ke hiperkromik, dsb.
 Obat-obat yang netral misalnya kafein, kloramfenikol atau obat-obat yang berisi
ausokrom yang tidak terkonjugasi seperti amfetamin, siklizin, dan pensiklidin.
D. Cara Analisis Kuantitatif Asam Mefenamat
Secara kuantitatif, besarnya energi yang diserap oleh zat akan identik dengan jumlah
zat di dalam larutan tersebut. (Cahyanto 2008).
Spektrofotometri uv-vis adalah suatu metode yang berhubungan dengan absorpsi
radiasi ultraviolet dan tampak oleh molekul. Adanya aspek kuantitatif dari absorpsi
memungkinkan metode ini dimanfaatkan untuk analisis kuantitatif. Senyawa organik
maupun anorganik yang dapat menyerap radiasi uv-vis, dapat dianalisis kuantitasnya
dengan metode spektrofotometri uv-vis.
Tahapan–tahapan analisis kuantitatif asam mefenamat menggunakan metode
spektrofotometri uv-vis adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan pembakuan larutan sampel asam mefenamat
a. Asam mefenamat 500 mg sebagai sampel ditimbang lalu dilarutkan dalam pelarut
(metanol) sehingga didapatkan konsentrasi awal asam mefenamat.
b. Memisahkan larutan dan endapan menggunakan sentrifugator.
c. Dari larutan tersebut dipipet ke dalam labu ukur hingga diperoleh larutan baku.
Kemudian ditambahkan metanol

2. Pengukuran absorbansi sampel


a. Lakukan pengukuran absorbansi terhadap blangko yang hanya berisi pelarut
(metanol).
b. Larutan baku asam mefenamat dimasukkan ke dalam kuvet kemudian diukur
absorbansinya dengan menggunakan spekrofotometer uv-vis pada panjang
gelombang 285 nm (λ maks asam mefenamat).
Panjang gelombang maksimum adalah panjang gelombang dimana terjadi
serapan maksimum dari zat yang menyerap. Panjang gelombang maksimum inilah
yang digunakan untuk pengukuran absorbansi atau transmitrans. Alasannya bahwa
pada kondisi panjang gelombang maksimum perubahan absorbansi untuk setiap
satuan konsentrasi adalah paling tinggi sehingga akan diperoleh kepekaan analisa
yang maksimum.

c. Nilai absorbansi dicatat dan dicari korelasi antara absorbansi dengan konsentrasi
melalui pembuatan kurva kalibrasi serta ditentukan persamaan regresi linear.
Kurva standar adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara
konsentrasi standar dengan absorbansinya. Kurva ini digunakan untuk
menentukan konsentrasi zat yang akan ditentukan kadarnya atau jumlahnya.
Untuk keperluan kurva standar ini, dibuat sejumlah larutan standar dari zat yang
dianalisis dalam berbagai konsentrasi yang diketahui. Selanjutnya absorbansi dari
masing-masing larutan diukur kemudian di buat grafik hubungan antara
Absorbansi (A) dengan konsentrasi (C). Bila hokum Beer terpenuhi secara baik
maka bentuk kurva berupa garis lurus.
d. Perhitungan konsentrasi atau kadar komponen yang dicari.
Perhitungan konsentrasi menggunakan kurva standar yang telah di buat atau
persamaan regresi : y = ax ;di mana y = absorbansi, x = konsentrasi.

Anda mungkin juga menyukai