Anda di halaman 1dari 6

IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DAUN BIDARA (ZiziphusmauritianaLam)

DARI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NTT


SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KROMATOGRAFI KOLOM

*)Alfreds Roosevelt, **)Amandus L G I Sapu Ghari


*)Akademi Farmasi Sandi Karsa Makassar
**)Program Studi Farmasi Sandi Karsa Makassar

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai Identifikasi Senyawa Kimia Daun Bidara (Ziziphus mauritiana Lam) Dari
Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Secara Kromatografi Lapis Tipis Dan Kromatografi
Kolom untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak daun bidara (Ziziphus mauritiana Lam) yang
berasal dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan metode ekstraksi
maserasi, kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dengan
melakukan Uji Identifikasi yaitu Alkaloid, Flavonoid, Tanin, Saponin dan steroid Secara Kromatografi Lapis Tipis Dan
Kromatografi Kolom. Adapun hasil dari penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dengan beberapa pengujia
diperoleh yaitu Alkaloid negatif (-), Flavonoid positif (+), Taninpositif (+), Steroid/Terpenoidpositif (+), Saponinpositif
(+). Bercak noda yang terbentuk pada Kromatografi Lapis Tipis berwana merah, hijau kehitaman, ungu, dan kuning.
Sedangkan pada kromatografi kolom fraksi warna yang terbentuk berwarna kuning, hijau, merah, dan putih.

Kata Kunci: Identifikasi, daun Bidara (Ziziphus mauritiana Lam), Kromatografi lapis tipis, Kromatografi kolom.

PENDAHULUAN diimbangi dengan kemampuan daya beli masyarakat


(Fauziah Nugraha. 2016).
A. Latar Belakang Tanaman obat merupakan jenis tanaman yang
Indonesia memiliki ribuan jenis tumbuhan yang dipercaya masyarakat mempunyai khasiat dan telah
tersebar di berbagai daerah. Keanekaragaman hayati digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Obat
yang ada tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan tradisional digunakan untuk berbagai macam tujuan
baku obat modern dan tradisional. Masyarakat seperti menjagakesegaran dan kesehatan tubuh
Indonesia telah lama mengenal dan memakai obat secarakeseluruhan, menyembuhkan penyakit
tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit tertentu,mengatur kehamilan dan kosmetik (I. A. R.
(Fauziah Nugraha. 2016). Astiti Asih.2009).
Semakin mahalnya harga obat modern dipasaran Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat
merupakan salah satu alasan untuk menggali kembali oleh masyarakat adalah bidara (Ziziphus mauritiana
penggunaan obat tradisional. Banyak jenis tanaman Lam). Di India masyarakat menggunakan bidara
obat di Indonesia yang telah dimanfaatkan sebagai (Ziziphus mauritiana Lam) sebagai obat diare, kencing
bahan baku obat, sebagian spesies tanaman tersebut manis, demam dan malaria sedangkan di Malaysia
bahkan telah diuji secara klinis kandungan fitokimia, rebusan kulit kayunya dimanfaatkan sebagai obat sakit
khasiat dan keamanan penggunaannya (Fauziah perut dan sebagian masyarakat lagi menggunakan daun
Nugraha. 2016). bidara (Ziziphus mauritiana Lam) untuk mengatasi
Penelitian ilmiah tentang obat-obatan tradisional masalah kecantikan seperti mengatasi jerawat, keriput
di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan dan lingkaran hitam pada bawah mata (Fauziah
negara-negara Asia lainnya, seperti Jepang, Korea, Nugraha, 2016).
Cina dan India.Akibatnya perkembangan obat Golongan kimia dalam suatu sampel penelitian
tradisional ditanah air tidak terlampau dapat diketahui dengan uji skrining fitokimia. Skrining
pesat.Pemakainya hanya sebatas kalangan fitokimia merupakan uji kualitatif kandungan senyawa
tertentu.Selain itu, obat tradisional juga belum bisa kimia dalam bagian tumbuhan, terutama kandungan
sepenuhnya diterima oleh kalangan medis (Fauziah metabolit sekunder yang diantaranya adalah flavonoid,
Nugraha. 2016). alkaloid, saponin, tannin, terpenoid, dan sebagainya.
Pada zaman dahulu, obat tradisional dikonsumsi Skrining fitokimia harus memenuhi beberapa
dalam kondisi segar dan masih diolah dengan cara persyaratan antara lain sederhana, cepat dapat
sangat sederhana. Selain itu, tingkat konsumsi dilakukan dengan peralatan minimal, bersifat semi
masyarakat terhadap ramuan tradisional juga masih kuantitatif yaitu memiliki batas kepekaan untuk
tinggi karena saat itu belum banyak obat-obatan kimia senyawa yang bersangkutan, selektif terhadap
yang diproduksi seperti sekarang.Sementara itu, alasan golongan senyawa yang dipelajari (Nirwana. A.P.
pemakaian obat tradisional saat ini lebih disebabkan 2014).
semakin tingginya harga obat buatan pabrik yang tidak Upaya untuk memberikan nilai tambah dari
tanaman ini yaitu perlu dilakukan penelitian terhadap
Jurnal Farmasi Sandi Karsa Vol. IV No.7 November 2018 5
kandungan kimia serta khasiatnya, Karena peniliti Aquadest (H2O), Asam Sulfat (H2SO4)
ingin membandingkan literatur terkait senyawa daun 10%, etil asetat, Metanol (CH4O), Lempeng
bidara (Ziziphus mauritiana Lam) yang ada dengan KLT,N-Heksan, etanol 70%, FeCl3,kertas
tanaman daun bidara yang berasal dari daerah saring,lakban, metanol,NaCl, HCI pekat, serbuk
Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Mg, pereaksi Liberman-bouchardat, pereaksi
Tenggara Timur. Mayer, pereaksi Dragendrof, Silika Gel(GF
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi senyawa 254) dan Sampel Ekstrak Daun Bidara(Ziziphus
kimia dari daun bidara (Ziziphus mauritiana Lam) mauritianaL.).
dengan metoda ekstraksi dengan maserasi dan
kromatografi. Diharapkan data kandungan senyawa D. Metode Kerja
kimia pada daun bidara (Ziziphus mauritiana Lam) 1. Pengambilan Sampel
tersebut dapat dimanfaatkan untuk ilmu pengetahuan di Sampel dikumpulkan di Kabupaten Timor
bidang farmasi. Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur
2. Pengolahan Sampel
B. Rumusan Masalah Daun Bidara (Ziziphus mauritianaL.) yang
Apakah daun bidara (Ziziphus mauritiana Lam) telah dikumpulkan, dibersihkan dengan cara
dari Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa dicuci di air yang mengalir lalu dipotong-potong
Tenggara Timur memiliki kandungan senyawa kimia? kecil kemudian dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan, setelah kering sebagian
C. Tujuan Penelitian diserbukkan lalu dilakukan proses ekstraksi
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemudian dilakukan uji identifikasi kimia.
senyawa kimiayang terkandung dalam ekstrak daun 3. Pembuatan Ekstrak
bidara (Ziziphus mauritianaLam)yang berasal dari Ekstraksi Daun Bidara (Ziziphus
Kabupaten Timor Tengah Selatan,Provinsi Nusa mauritiana L.) yaitu dengan menggunakan
Tenggara Timurdengan menggunakan ekstraksi metode maserasi dimana alat terlebih dahulu
maserasi, identifikasi, metode pemisahan kromatografi dicuci dan dibersihkan, kemudian keringkan.
lapis tipis dan kromatografi kolom. Simplisia yang telah dipotong-potong kecil
sesuai dengan derajat kehalusannya kemudian
D. Manfaat Penelitian ditimbang. Setelah itu, di masukkan ke dalam
1. Bagi peneliti sebagai acuan menambah toples kemudian ditambahkan dengan methanol
wawasan ilmu pengetahuan tentang identifikasi bersamaan dengan simplisia.Setelah toplessudah
senyawa kimia daun bidara (Ziziphus terisi dengan cairan penyari dan simplisia toples
mauritiana Lam). di tutup rapat lalu di biarkan sampai kurun
2. Sebagai bahan referensi bagi farmasis dalam waktu 5 hari dan sesekali di aduk, pelarut
melakukan penelitian selanjutnya diganti tiap 5 hari sekali dan dilakukan sebayak
3 kali. Filtrat dan endapan dipisahkan,
METODE PENELITIAN selanjutnya filtrat diuapkan pada rotavapor
hingga kering dan senyawa di identifikasi
A. Jenis Penelitian secara kromatografi lapis tipis dan kolom.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian 4. Pembuatan Pereaksi
eksperimen untuk menunjukkan identifikasi a. Larutan pereaksi Dragendrof
senyawa metabolit sekunder Daun Bidara (Ziziphus Sebanyak 8 gram Bismuth Nitrat
mauritiana L.) yang terdapat di Kabupaten Timor dilarutkan dalam Asam Nitrat 20 ml
Tengah Selatan, Provisi Nusa Tenggara Timur. kemudian dicampur dengan larutan Kalium
Iodida sebanyak 27,2 gram dalam 50 ml Air
B. Waktu Dan Tempat Penelitian suling. Campuran didiamkan sampai
Waktu penelitian ini dilakukan pada Bulan memisah sempurna.Larutan jernih diambil
Oktober tahun 2018 di Laboratorium Fitokimia dan diencerkan dengan air secukupnya
Akademi Farmasi Sandi Karsa MakassarProvinsi hingga 100 ml.
Sulawesi Selatan. b. Larutan pereaksi Bouchardat
Sebanyak 4 gram Kalium Iodida
C. Alat Dan Bahan dilarutkan dalam 20 ml Air suling kemudian
1. Alat-alat yang digunakan ditambah 2 gram Iodium sambil diaduk
Seperangkat alat maserasi modifikasi sampai larut, lalu ditambah Air suling
yaitu: Batang pengaduk, Chumber dan penutup hingga 100 ml.
chumber, Corong gelas, cawan porselin, c. Pereaksi Mayer
Erlenmeyer (pyrex), Gelasukur (pyrex), Gelas Sebanyak 5 gram Kalium Iodida dalam
kimia (pyrex),Pipet tetes,Rak tabung,Rotary 10 ml Air suling kemudian ditambahkan
Efaporator (gucci), Seperangkat Maserasi, larutan 1,36 gram Merkuri (III) Klorida
Tabung reaksi, Toples. dalam 60 ml Air suling. Larutan dikocok
2. Bahan-bahan yang digunakan dan ditambahkan Air suling hingga 100 ml.
Jurnal
6 Farmasi Sandi Karsa Vol. IV No.7 November 2018 6
d. Larutan pereaksi Liebarman-Bourchard menit setinggi 1-10 cm, dan dengan
20 tetes Asam Asetat Anhidrat dan 1 penambahan 1 tetes larutan Asam Klorida 2 N
tetes Asam Sulfat pekat. buih tidak hilang (DIRJEN POM, 1995).

E. Identifikasi Kandungan Kimia F. Metode Pemisahan


a. Pemeriksaan alkaloid 1. Kromatografi lapis tipis ( KLT )
Sebanyak 0,5 gram serbuk simplisia Pemisahan dengan KLT digunakan untuk
ditimbang, ditambahkan 1 ml Asam Klorida 2 N mencari fase gerak yang terbaik yang akan
dan 9 ml Air suling, dipanaskan diatas tangas digunakan dalam kromatografi kolom. Fase
air selama 2 menit, didinginkan lalu disaring, diam yang digunakan pada KLT adalah silika
filtrat dipakai untuk untuk uji alkaloid. Diambil gel GF254 dan sebagai fase gerak digunakan
3 tabung reaksi, lalu kedalam masing-masing nheksana, kloroform, etil asetat dan n-
tabung reaksi dimasukan 0,5 ml filtrat. butanol.Bejana kromatografi sebelum
1) Pada tabunng 1, ditambahkan 2 tetes digunakan untuk elusi, terlebih dahulu
pereaksi Mayer akan terbentuk endapan dijenuhkan dengan fase geraknya. Sedikit fraksi
menggumpal berwarna putih atau kuning. positif flavonoid yaitu fraksi n-heksana
2) Pada tabung II, ditambahkan 2 tetes pereaksi dilarutkan dengan pelarutnya (eluen yang akan
Dragendorff, akan terbentuk endapan dipakai) kemudian ditotolkan(I.A.R. Astiti Asih,
berwarna coklat atau jingga kecoklatan. 2009).
3) Pada tabung III, ditambahkan 2 tetes Pada plat kromatografi lapis tipis dengan
pereaksi Bouchardat, akan terbentuk menggunakan pipa kapiler. Setelah kering lalu
endapan berwarna coklat sampai kehitaman. dimasukkan dalam bejana.Bila fase gerak telah
Alkaloid dianggap positif jika terjadi mencapai batas yang ditentukan, plat diangkat,
endapan atau paling sedikit dua atau tiga dan dikeringkan di udara terbuka.Sebagai
percobaan diatas (DIRJEN POM, 1995). penampak noda digunakan asam sulfat.Noda
b. Pemeriksaan flavonoid yang terbentuk diamati dengan lampu UV 254
Sebanyak 10 gram serbuk simplisia nm kemudian dihitung Rf-nya (I. A. R. Astiti
ditimbang, dilarutkan 100 ml air panas, Asih.2009).
dididihkan selama 5 menit dan disaring dalam 2. Kromatografi kolom
keadaan panas, ke dalam 5 ml filtrat Fase diam yang digunakan pada
ditambahkan 0,1 gram serbuk Mg dan 1 ml kromatografi kolom adalah silika gel,
HCL pekat dan 2 ml Amil alkohol, dikocok dan sedangkanfase geraknya digunakan fase gerak
dibiarkan memisah. Flavonoid positif jika yang memberikan pemisahan terbaik pada KLT
terjadi warna merah, kuning, jingga, pada (I. A. R. Astiti Asih.2009).
lapisan amil (DIRJEN POM, 1995). Silika gel 60 (70-100) Mesh terlebih dahulu
c. Pemeriksaan tanin dipanaskan dalam oven pada suhu 1100C,
Sebanyak 0,5 gram serbuk simplisia kemudian ditambahkan sedikit fase geraknya
ditimbang, ditambahkan 10 ml air suling lalu sehingga menjadi bubur.Pelarut (fase gerak
disaring, filtratnya diencerkan dengan air yang digunakan) dimasukkan ke dalam kolom
sampai tidak berwarna. Larutan diambil sampai hampir penuh dan keadaan kran kolom
sebanyak 2 ml dan ditambahkan 1-2 tetes tertutup.Setelah itu kecepatan aliran kolom
pereaksi Besi (III) Klorida dan (HCl) 1%. Jika diatur dan bubur dimasukkan sedikit demi
terjadi warna biru atau hijau kehitaman sedikit ke dalam kolom sampai seluruh bubur
menunjukan adanya tannin (DIRJEN POM, masuk ke dalam kolom.Setelah bubur masuk,
1995). fase diam ini dielusi hingga homogen (kolom
d. Pemeriksaan steroid ini didiamkan selama 1 hari sehingga diperoleh
Sebanyak 1 gram serbuk simplisia pemampatan yang sempurna).Sementara itu
ditimbang, dimaserasi dengan 20 ml N-heksan sampel dilarutkan dalam pelarut, kemudian
selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat diuapakan sampel dimasukkan dengan hati-hati melalui
dalam cawan penguap.Pada sisa ditambahkan dinding kolom dan aliran fase gerak
20 tetes Asam Asetat Anhidrat dan 1 tetes Asam diatur.Begitu sampel masuk ke dalam fase diam,
Sulfat pekat (pereaksi Lieberman-Burchard). fase gerak ditambahkan secara kontinyu sampai
Timbul warna biru atau hijau menunjukan terjadi pemisahan.Eluen ditampung pada
adanya steroid (DIRJEN POM, 1995). botolpenampung fraksi setiap 3 mL,
e. Pemeriksaan saponin kemudiankeseluruhan fraksi yang dihasilkan
Sebanyak 0,5 gram serbuk simplisia dilakukan KLT penggabungan (I. A. R. Astiti
ditimbang, dimasukkan kedalam tabung reaksi Asih.2009).
dan ditambahkan 10 ml Air suling panas,
didinginkn kemudian dikocok kuat kuat selama
10 detik. Saponin positif jika terbentuk buih
atau busa yang selama tidak kurang dari 10
Jurnal Farmasi Sandi Karsa Vol. IV No.7 November 2018 7
0,32
HASIL DAN PEMBAHASAN = = 0,64
5

A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
1. Hasil Uji Identifikasi
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Tabel I. Hasil pemeriksaan identifikasi kandungan
kandungan kimia daun Bidara (Ziziphus mauritiana
senyawa kimia ekstrak methanol daun Bidara
Lam.) yang terdapat di Kabupaten Timor Tengah
(Ziziphus mauritiana Lam) yang berasal dari
Selatan, Provisi Nusa Tenggara Timur mennggunakan
kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa
metode Kromatografi lapis tipis dan kromatografi
Tenggara Timur.
kolom.
Cara pembuatan simplisia daun Bidara (Ziziphus
Pemeriksaan Pereaksi Hasil Pengamatan Ket.
Senyawa Pelarut Pengamatan Pustaka mauritiana Lam.) pertama-tama panen daun sekitar
jam 07.00-10.00 pagi kemudian dilakukan sortasi
Alkaloid Mayer Ada endapan Endapan Positif basah untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-
kuning kuning bahan asing yang tua dengan yang muda serta bahan
Bouchardat Tidak ada Endapan Negative
endapan coklat yang ukurannya lebih besar atau lebih kecil tahap
coklat selanjutnya pencucian dengan air mengalir kemudian
Dragendorft Tidak ada Endapan Negative perajangan (dipotong-potong kecil) selanjutnya
endapan jingga pengeringan dengan sinar matahari kemudian
jingga
Saponin HCl pekat Berbusa Berbusa Positif
dilakukan sortasi kering maka didapatkan hasil
Steroid Eter Merah Merah Positif simplisa. Cara pembuatan ekstak daun Bidara (Ziziphus
Liberman- mauritiana Lam.) adalah dengan metode maserasi
bouchard dengan pelarut methanol.
Tannin FeCl3 Hijau Hijau Positif Salah satu upaya dalam pencarian tumbuhan
kehitaman kehitaman
Flavonoid Serbuk Mg Kuning dan Merah, Positif yang berkhasiat obat tersebut dapat dilakukan dengan
HCl pekat merah kuning, uji kualitatif. Uji kualitatif adalah mengidentifikasi zat-
C5H11OH atau jingga zat kimia, mengenai unsur-unsur atau senyawa yang
terdapat dalam suatu sampel.Identifikasi kandungan
Table II. Hasil Kromatografi Lapis Tipis senyawa kimia yaitu pemeriksaan berdasarkan reaksi
Nama Eluen Gambar kimia antara kandungan tumbuhan dengan
sampel menggunakan pereaksi.Pada penelitian ini dilakukan
beberapa uji yaitu uji alkaloid, uji steroid, uji tanin, uji
Daun n-heksan : saponin dan uji flavonoid.
Bidara metanol Pada uji alkaloid dengan menggunakan tiga
(7:3) pereaksi yaitu pereaksi mayer, dragendorf dan
bouchardat, dimana hasil yang didapatkan pada
n-heksan : pereaksi Mayer terjadi endapan kuning, pada pereaksi
metanol Bouchardat tidak terjadi endapan coklat dan pada
(3:7) pereaksi Dragendrof tidak terjadi endapan, Hasil
penelitian yang dilakukan menunjukkan daun Bidara
(Ziziphus mauritiana Lam.) negatif mengandung
alkaloid.Pada pembuatan pereaksi Mayer, larutan
merkurium(II) klorida ditambah kalium iodide akan
bereaksi membentuk endapan merah merkurium(II)
iodide. Jika kalium iodide ditambahkan berlebih maka
2. Perhitungan akan terbentuk kalium tetraiodomerkurat(III). Alkaloid
a. Polar mengandung atom nitrogen yang mempunyai pasangan
𝑛𝑜𝑑𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 elektron bebas sehingga dapat digunakan untuk
Perhitungan nilai 𝑅𝑓 =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢 𝑛𝑜𝑑𝑎 membentuk ikata-ikatan kovalen koordinat dengan ion
𝑛𝑜𝑑𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘
Noda 1 nilai Rf = logam. Pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer,
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑛𝑜𝑑𝑎
0,1 diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi
= = 0,02
5 dengan ion logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat(II)
𝑛𝑜𝑑𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘
Noda 2 nilai Rf = membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑛𝑜𝑑𝑎
0,2 mengendap.
= = 0,04
5 Pada uji saponinidentifikasi berbentuk buih
noda yang terbentuk
Noda 3 nilai Rf = sehingga jika ditambahkan dengan air panas dan HCl
jarak tempuh noda
0,3 lalu dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat
= = 0,06 bertahan selama 10 menit. Hasil penelitian yang
5
b. Non polar dilakukan menunjukkan adanya buih atau busa dimana
𝑛𝑜𝑑𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘
Noda 1 nilai Rf = daun Bidara (Ziziphus mauritiana Lam.) ini positif
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑛𝑜𝑑𝑎
mengandung saponin.Timbulnya busa pada uji ini

Jurnal
8 Farmasi Sandi Karsa Vol. IV No.7 November 2018 8
menunjukkan adanya glikosida yang mempunyai Pada pelarut polar diperoleh sebanyak 3 noda
kemampuan membentuk buih dalam air yang untuk noda 1 nilai Rf 0,02, dan noda 2 nilai Rf 0,04
terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainnya. dan noda 3 nilai Rf 0,06. Untuk non polar hanya 1
Pada uji steroid yaitu ditambahkan pereaksi noda dengan nilai Rf 0,64. Diduga senyawa saponin,
leberman dan bauchardat, di mana hasil yang steroid, tannin dan flavonoid karena adanya adanya
didapatkan warna merah, daun Bidara (Ziziphus noda berwarna merah,hijaukehitaman, agak keunguan
mauritiana Lam.)positif mengandung steroid. dan kuning setelah disemprot dengan H2SO4.
Pada uji tanin yaitu ditambahkan NaCl dan Berdasarkan (Nafisah dkk., 2014; Miharja dkk.,
FeCl3dimana hasil yang didapatkan warna hijau 2001; Harlis, 2010; Karim dkk., 2015) Hasil KLT yang
kehitaman, daun Bidara (Ziziphus mauritiana Lam.) menunjukkan adanya senyawa flavonoid yang ditandai
positif mengandung tanin.Identifikasi tanin dengan adanya nodaberwarna kuning, hasil yang
menggunakan besi(III)klorida dan hasil yang diperoleh menunjukkan adanya senyawa steroid karena adanya
adalah sampel positif mengandung tanin dengan noda berwarna hijau-biru, hasil yang menunjukkan
memberikan efek perubahan warna yakni warnahijau adanya senyawa taninditandai dengan noda berwarna
kehitaman. Penambahan ekstrak dengan FeCl3 dalam hijau kehitaman, hasil yang menunjukkan adanya
air menimbulkan warna biru, merah ungu atau hitam senyawa saponin ditandai dengan adanya noda
yang kuat. Terbentuknya warna tersebut setelah berwarna merah jambu sampai ungu.Ini terjadi karena
penambahan FeCl3 tanin akan bereaksi dengan ion senyawa dalam ekstrak yang terkandung didalam daun
Fe3+ membenk senyawa kompleks. bereaksi dengan eluen yang digunakan sehingga naik
Identifikasi terakhir yang dilakukan yaitu membentuk bercak-bercak noda.
identifikasi flavonoid, pada identifikasi flavonoid Faktor –faktor yang mempengaruhi gerak noda
didapatkan hasil berwarna kuning dan merah dimana dalam KLT dan juga mempengaruhi harga Rf yaitu
daun Bidara (Ziziphus mauritiana Lam.)ini positif sruktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan,
mengandung flavonoid.Pada identifikasi flavonoid sifat penyerap dan derajat aktivitasnya,biasanya
menggunakan uji Wilstater menunjukkan perubahan aktifitas dicapai dengan pemanasan dalam oven, hal ini
warna menjadi jingga yang berarti positif adanya akan mengeringkan molekul-molekul air yang
flavonoid. Magnesium dan asam klorida pada uji menepati pusat-pusat serapan dari penyerapan. Adanya
Wilstater bereaksi membentuk gelembung-gelembung ketebalan dalam ketidakrataan dari lapisan penyerap
yang merupakan gas H2, sedangkan Logam Mg dan bisa menyebabkan aliran pelarut tidak rata dalam
HCl pekat pada uji ini berfungsi untuk mereduksi inti daerah yang kecil dari plat. Jumlah cuplikan yang
benzopiron yang terdapat pada struktur flavonoid digunakan terlalu berlebihan memberiikan penyebaran
sehingga terbentuk perubahan warna menjadi merah noda-noda dengan kemungkinan trbentuknya ekor dan
atau jingga. tak seimbang hingga akan mengakibatkan kesalahan-
Kemudian dilanjutkan dengan kromatografi lapis kesalahan pada nilai.
tipis (KLT) dimana metode ini bertujuan sebagai uji Ekstrak daun Bidara (Ziziphus mauritiana Lam)
penegasan atau untuk pemisahan berdasarkan proses pada kromatografi lapis tipis menghasilkan 4 bercak
mirgrasi dari komponen-komponen senyawa diantara noda, untuk memastikan dan memperkuat hasil uji
dua fasae yaitu fase diam dan fase gerak. Dimana fase identifikasi dan kromatografi lapis tipis maka
gerak berupa pelarut (eluen) dan fase diam berupa dilakukan kromatografi kolom, serbuk silica gel.
lempeng KLT yang terbuat dari silika gel. Dari berbagai fase gerak yang digunakan, fase
Pada proses kromatografi lapis tipis (KLT) gerak n-heksana :etanol :etil asetat (9:1:0,5) yang
digunakan 2 pelarut yaitu, n-heksan dan metanol memberikan pemisahanterbaik, sehingga fase ini yang
dengan perbandingan 7 : 3. Sebelum melakukan proses digunakan dalam kromatografi kolom. Terhadap 2g
pemisahan secara KLT, lempeng KLT terlebih dahulu ekstrak kental metanoldilakukan proses pemisahan
dipanaskan dalam oven dengan suhu 1100 C selama 30 dengan menggunakan fase diam silika gel 60 (70-100
menit. Kemudian eluen dijenuhkan dalam chamber Mesh) sekitar 100 g (panjang kolom 45cm, diameter
menggunakan kertas saring. 2,3 cm), menggunakan fase gerak n- heksana: etanol :
Selanjutnya lempeng silika gel ditotolkan dengan etil asetat (9:1:0,5).
ekstrak metanol daun Bidara (Ziziphus mauritiana Hasil dari kromatografi kolom menghasilkan
Lam.), lalu dimasukan kedalam chamber. Setelah itu empat fraksi warna yaitu kuning, hijau, merah
chamber ditutup dan dibiarkan hingga terelusi ke atas kecoklatan, dan putih.Fraksi warna pada kromatografi
sampai batas elusi yang telah dibuat. Setelah terelusi kolom berdasarkan pembentukan bercak noda (warna)
sempurna lempeng dikeluarkan dan diangin- anginkan pada lempeng Ktomatografi Lapis Tipis.
hingga kering.Selanjutnya pemeriksaan terhadap noda
yang terbentuk pada permukaan lempeng KLT PENUTUP
dibawah sinar UV pada panjang gelombang 254 nm.
Noda yang terpisah dari elusi menggunakan KLT, A. Kesimpulan
selanjutnya diukur nilai Rf-nya. Nilai Rf (retention Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
factor). Nilai Rf didapatkan berdasarkan rumus : dapat disimpulkan bahwa pada identifikasi senyawa
noda yang terbentuk kimia melalui metode kualitatif (uji identifikasi) dan
nilai Rf =
jarak tempuh noda metode pemisahan(uji Kromatografi Lapis Tipis dan
Jurnal Farmasi Sandi Karsa Vol. IV No.7 November 2018 9
Kromatgrafi kolom)daun Bidara (Ziziphus mauritiana Maserasi, Refluks dan Sokhletasi. Bukit
Lam) dari Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Jimbaran. Udayana
Nusa Tenggara Timur mengandung senyawa kimia
tanin, saponin, flavonoid, dan steroid. Taradipta Roni Made Dewa I. 2015. Uji Aktivitas
Adaptogenik Ekstrak Etanol Daun Bidara
B. Saran (Zizhiphus mauritiana Auct non Lamk.)
Diharapkan untuk penelitian ini dapat di lanjutkan Dengan Metode Swimming Endurance Test
ke tahap isolasi dan karakteristik senyawa yang Pada Mencit Galur Balb/C. Bali. Jurusan
terkandung dalam Daun bidara (Ziziphus mauritiana Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
Lam.) dari Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Pengetahuan Alam Universitas Udayana
Nusa Tenggara Timur.

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto Andi, Joko Santoso, Edi Suprasetya. 2017.


Uji Effektivitas Antidiare Ekstrak Etanol
Daun Bidara (Ziziphus maurtiana Lam.) Pada
Mencit Jantan (Mus musculus) Dengan
Induksi Oleum Ricini. Yogyakarta.Politeknik
Kesehatan Permata Indonesia

Alan Yohanes, Fitria Lafita Agresa, Yori Yuliandra.


2017. Analisis Kromatografi Lapis Tipis
(KLT) dan Aktivitas Antihiperurisemia
Ekstrak Rebun Schizostachyum brachycladum
Kurz (Kurz) Pada Mencit Putih Jantan.
Sumatera Barat. Universitas Andalas

Asih I. A. R. Astiti. 2009. Isolasi dan Identifikasi


Senyawa Isoflavon dari Kacang Kedelai
(Glycine max). Bali. Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Udayana

Aulia Silma Savira, Iyan Sofyan, muchtaridi. 2016.


Penetapan Kadar Simvastatin Menggunakan
Kromatorafi Cair Kinerja Tinggi (Kckt)
:Review. Universitas PadjadjaranFakultas
Farmasi.

Buana Ika. 2015. Kromatografi Kertas dan Kolom.


FK Unissula. Prodi farmasi

Bintoro Adi. 2017. Analisis dan Identifikasi Senyawa


Saponin Dari Daun Bidara (Ziziphus
Mauritania L.). Banten. ITEKIMA

Depkes.(1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V.


Jakarta.

Hanani Endang. 2014. Analisis Fitokimia. Jakarta.


EGC

Nugrahwati Fauziah. 2016. Uji Aktifitas Antipiretik


Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus Mauritania L.)
terhadap Mencit Jantan (Mus
muculus).Makassar. UIN ALAUDDIN

Putra Bawa A.A, N.W. bogoriani, N.P Diantariani, dan


Ni Luh Utari Samadewi. 2014. Ekstraksi zat
Warna Alam dari Bonggol Tanaman pisang
(Musa paradiasciaca L.) dengan Metode
Jurnal
10 Farmasi Sandi Karsa Vol. IV No.7 November 2018 10

Anda mungkin juga menyukai