Anda di halaman 1dari 8

TUGAS REKAYASA IDE

MATA KULIAH KIMIA PEMISAHAN


DOSEN PENGAMPU :

PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI EKSTRAK KASAR


SESKUITERPEN DAUN BIDARA (Ziziphus mauritiana) DENGAN
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Disusun Oleh
KELOMPOK 2

1. NAMA : ARIA NANDA


NIM : 4183131021
2. NAMA :
NIM :
NAMA :
NIM :
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide pada mata kuliah Kimia
pemisahan. Penulis berterima kasih kepada Ibu Dosen yang bersangkutan yang sudah
memberikan bimbingannya.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 30 September 2020

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki ribuan jenis tumbuhan yang tersebar di berbagai daerah.
Keanekaragaman hayati yang ada tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat
modern dan tradisional. Masyarakat Indonesia telah lama mengenal dan memakai obat
tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Semakin mahalnya harga obat
modern dipasaran merupakan salah satu alasan untuk menggali kembali penggunaan
obat tradisional. Banyak jenis tanaman obat di Indonesia yang telah dimanfaatkan
sebagai bahan baku obat, sebagian spesies tanaman tersebut bahkan telah diuji secara
klinis kandungan fitokimia, khasiat dan keamanan penggunaannya. Penelitian ilmiah
tentang obat-obatan tradisional di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan
negara-negara Asia lainnya, seperti Jepang, Korea, Cina dan India. Akibatnya
perkembangan obat tradisional ditanah air tidak terlampau pesat. Pemakainya hanya
sebatas kalangan tertentu. Selain itu, obat tradisional juga belum bisa sepenuhnya
diterima oleh kalangan medis. Pada zaman dahulu, obat tradisional dikonsumsi dalam
kondisi segar dan masih diolah dengan cara sangat sederhana. Selain itu, tingkat
konsumsi masyarakat terhadap ramuan tradisional juga masih tinggi karena saat itu
belum banyak obat-obatan kimia yang diproduksi seperti sekarang.Sementara itu,
alasan pemakaian obat tradisional saat ini lebih disebabkan semakin tingginya harga
obat buatan pabrik yang tidak diimbangi dengan kemampuan daya beli masyarakat.
Tanaman obat merupakan jenis tanaman yang dipercaya masyarakat
mempunyai khasiat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Obat
tradisional digunakan untuk berbagai macam tujuan seperti menjagakesegaran dan
kesehatan tubuh secarakeseluruhan, menyembuhkan penyakit tertentu,mengatur
kehamilan dan kosmetik. Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat oleh
masyarakat adalah bidara (Ziziphus mauritiana Lam). Di India masyarakat
menggunakan bidara (Ziziphus mauritiana Lam) sebagai obat diare, kencing manis,
demam dan malaria sedangkan di Malaysia rebusan kulit kayunya dimanfaatkan sebagai
obat sakit perut dan sebagian masyarakat lagi menggunakan daun bidara (Ziziphus
mauritiana Lam) untuk mengatasi masalah kecantikan seperti mengatasi jerawat,
keriput dan lingkaran hitam pada bawah mata.
Telah banyak dilakukan penelitian mengenai Identifikasi Senyawa Kimia pada
Daun Bidara (Ziziphus mauritiana Lam) dengan menggunakan metode Kromatografi
Lapis Tipis Dan Kromatografi Kolom untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung
dalam ekstrak daun bidara (Ziziphus mauritiana Lam).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana fungsi metode Kromatografi Lapis Tipis pada Pemisahan dan Identifikasi
Ekstrak Kasar Seskuiterpen Daun Bidara (Ziziphus Mauritiana)?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan rekayasa ide ini adalah untuk mengetahui fungsi metode
Kromatografi Lapis Tipis pada Pemisahan dan Identifikasi Ekstrak Kasar
Seskuiterpen Daun Bidara (Ziziphus Mauritiana).

i
D. Kerangka Teori
Indonesia memiliki ribuan jenis tumbuhan yang tersebar di berbagai daerah.
Keanekaragaman hayati yang ada tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
obat modern dan tradisional. Masyarakat Indonesia telah lama mengenal dan
memakai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit (Fauziah
Nugraha. 2016). Semakin mahalnya harga obat modern dipasaran merupakan salah
satu alasan untuk menggali kembali penggunaan obat tradisional. Banyak jenis
tanaman obat di Indonesia yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku obat,
sebagian spesies tanaman tersebut bahkan telah diuji secara klinis kandungan
fitokimia, khasiat dan keamanan penggunaannya (Fauziah Nugraha. 2016). Penelitian
ilmiah tentang obat-obatan tradisional di Indonesia masih tertinggal dibandingkan
dengan negara-negara Asia lainnya, seperti Jepang, Korea, Cina dan India.Akibatnya
perkembangan obat tradisional ditanah air tidak terlampau pesat.Pemakainya hanya
sebatas kalangan tertentu.Selain itu, obat tradisional juga belum bisa sepenuhnya
diterima oleh kalangan medis (Fauziah Nugraha. 2016). Pada zaman dahulu, obat
tradisional dikonsumsi dalam kondisi segar dan masih diolah dengan cara sangat
sederhana. Selain itu, tingkat konsumsi masyarakat terhadap ramuan tradisional juga
masih tinggi karena saat itu belum banyak obat-obatan kimia yang diproduksi seperti
sekarang.Sementara itu, alasan pemakaian obat tradisional saat ini lebih disebabkan
semakin tingginya harga obat buatan pabrik yang tidak diimbangi dengan kemampuan
daya beli masyarakat.
Tanaman obat merupakan jenis tanaman yang dipercaya masyarakat
mempunyai khasiat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Obat
tradisional digunakan untuk berbagai macam tujuan seperti menjagakesegaran dan
kesehatan tubuh secarakeseluruhan, menyembuhkan penyakit tertentu,mengatur
kehamilan dan kosmetik (I.A.R.Astiti Asih.2009).
Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat oleh masyarakat adalah
bidara (Ziziphus mauritiana Lam). Di India masyarakat menggunakan bidara
(Ziziphus mauritiana Lam) sebagai obat diare, kencing manis, demam dan malaria
sedangkan di Malaysia rebusan kulit kayunya dimanfaatkan sebagai obat sakit perut
dan sebagian masyarakat lagi menggunakan daun bidara (Ziziphus mauritiana Lam)
untuk mengatasi masalah kecantikan seperti mengatasi jerawat, keriput dan lingkaran
hitam pada bawah mata (Fauziah Nugraha, 2016).
Upaya untuk memberikan nilai tambah dari tanaman ini yaitu perlu dilakukan
penelitian terhadap kandungan kimia serta khasiatnya. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa ekstrak metanol kulit batang tanaman
bidara mengandung senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid, fenol, flavonoid,
glikosida, lignin, sterol, saponin, dan tannin . Ekstrak etanol daun bidara dengan
konsentrasi 9% menghasilkan diameter zona hambat sebesar 34,83 mm (sangat kuat).
Kandungan senyawa fenolik dalam kulit batang bidara dapat diperoleh dengan cara
isolasi menggunakan metode ekstraksi. Metode ekstraksi yang digunakan adalah
maserasi dengan pelarut etanol 96% dan dipartisi menggunakan pelarut etil asetat dan
n-heksana. Fraksi yang akan diisolasi adalah fraksi etil asetat karena pelarut etil asetat

i
memiliki sifat semipolar yang mampu melarutkan senyawa fenolik disamping
senyawa non fenolik.

i
BAB II
GAGASAN

a. Identifikasi Masalah
Manfaat daun bidara dan cara menggunakannya bisa dijadikan pengobatan untuk
berbagai masalah kesehatan. Bidara yang merupakan pohon kecil penghasil buah yang
tumbuh di daerah kering ini memiliki daun yang umumnya berbentuk bulat panjang.
Menilik pada beberapa penelitian, hampir semua bagian dari bidara memiliki manfaat
untuk kehidupan. Berbagai senyawa seperti alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, dan
minyak atsiri terdapat dalam daun bidara ini. Belum lagi terdapat sifat antioksidan dan
berbagai manfaat lainnya yang baik untuk tubuh.
Manfaat daun bidara dan cara menggunakannya perlu diterapkan dengan benar.
Tanaman yang memiliki nama ilmiah Ziziphus mauritiana ini telah lama dijadikan
sebagai bahan obat herbal karena berbagai kandungannya yang bermanfaat untuk
tubuh. Daun bidara memiliki beberapa manfaat seperti :
 Menurunkan Kolesterol
Kolesterol jahat atau LDL dalam darah bisa turun jika kamu mengonsumsi serat
yang larut dalam air. Serat tersebut bisa didapatkan dari air rebusan daun
bidara. Manfaat daun bidara dan cara menggunakannya ini bisa mengikat
kolesterol dalam sistem pencernaan dan membuangnya keluarnya melalui feses.
 Mengatasi Insomnia
Manfaat daun bidara bagi kesehatan berikutnya membantu kamu mengatasi
gangguan sulit tidur. Kandungan saponin pada daun bidara berkhasiat
memberikan efek menenangkan. Manfaat daun bdiara dan cara
menggunakannya ini bisa dengan mengonsumsi teh daun bidara sebagai obat
tidur alami dan meningkatkan kualitas tidur.
 Mempercepat Penyembuhan Luka
Manfaat daun bidara dan cara menggunakannya yang pertama adalah untuk
mempercepat penyembuhan luka. Hal ini karena daun bidara memiliki sifat
antiinflamasi dan antibakteri sangat baik dalam membantu mempercepat proses
regenerasi kulit. Berbagai lukas seperti luka sayatan, lecet hingga luka akibat
goresan dapat disembuhkan dengan daun bidara ini.
Selain itu, kandungan senyawa glikosida dalam daun bidara juga bisa
menghilangkan bekas luka di kulit dan menyembuhkan luka bakar. Luka di kulit
seperti lecet, tersayat, atau akibat tergores. Manfaat daun bidara dan cara
menggunakannya ini cukup dengan meminum rebusan air daun bidara.
 Menyembuhkan Berbagai Masalah Pencernaan
Manfaat daun bidara dan cara menggunakannya yang tepat juga baik untuk
berbagai masalah pencernaan, terutama maag. Hal ini karena daun biadara
dapat meringankan dampak negatif dari asam lambung. Selain itu, risiko
gangguan pencernaan lainnya juga dapat diatasi oleh daun bidara, karena
mampu membantu mengeluarkan racun dalam pencernaan. Serta mencegah
terjadinya infeksi pada salurannya.

i
Upaya untuk memberikan nilai tambah dari tanaman ini yaitu perlu dilakukan penelitian
terhadap kandungan kimia serta khasiatnya, Karena peniliti ingin membandingkan literatur
terkait senyawa daun bidara (Ziziphus mauritiana Lam) yang ada

b. Analisis Masalah

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah seperangkat alat gelas, rotary evaporator,
neraca analitik, kertas saring, plat KLT silika gel 60 F254, bejana pengembang, lampu UV, pipa
kapiler, penyaring buchner, dan shake. Bahan yang digunakan meliputi daun bidara, metanol,
etil asetat, nheksana, petroleum eter, asam asetat anhidrat, asam sulfat (H2SO4) pekat,
kloroform, benzena, aseton, pereaksi vanilin-asam sulfat,iodium, aquades.

Preparasi Sampel Seluruh bagian dari daun Bunga Matahari dicuci dengan air, kemudian
dipotong kecil-kecil, sampel dikeringkan dengan oven pada suhu 27-37 oC selama 5 hari
(Hernani dan Nurdjanah, 2009). Setelah itu, diblender sampai berbentuk serbuk.

Ekstraksi Golongan Senyawa Seskuiterpen dari Daun Bunga Matahari Serbuk daun Bunga
Matahari ditimbang sebanyak 150 gr, untuk mengoptimalkan proses ekstraksi, sampel
diekstrak dalam dua tempat dan masingmasing jumlah sampel adalah 75 gr. Kemudian masing-
masing sampel dimaserasi menggunakan 300 mL pelarut metanol selama 24 jam dengan
bantuan pengocokan selama 3 jam menggunakan shaker. Kemudian disaring dan ampas yang
diperoleh dari masing-masing sampel direndam kembali dengan 300 mL pelarut metanol
hingga diperoleh filtrat yang berwarna lebih bening.Ekstrak yang diperoleh kemudian
digabungkan dan dipekatkan dengan rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat
metanol dan ditimbang.Ekstrak pekat metanol selanjutnya dipartisi dengan menggunakan
pelarut etil asetat dan pelarut n-heksana.

Uji Fitokimia Uji Terpenoid Ekstrak diambil sedikit kemudian ditambahkan 2 mL kloroform.
Selanjutnya ditambahkan 3 mL asam sulfat secara perlahan hingga terbentuk lapisan berwarna.
Warna merah kecoklatan menunjukkan positif terpenoid (Trease and Evans, 2002).

Uji Seskuiterpen Uji seskuiterpen dilakukan dengan melarutkan ekstrak dalam petroleum eter,
kemudian diuapkan hingga kering, dan ekstrak pekat yang dihasilkan ditambah dengan
pereaksi vanillin 10 % dalam asam sulfat. Hasilnya adalah larutan yang menghasilkan warna-
warna (Farnsworth, 1966).

i
Uji Triterpen/Steroid Ekstrak diambil 5 mg, dilarutkan dalam 0,5 mL kloroform lalu
ditambahkan 0,5 mL asam asetat anhidrida dan 0,5-1 mL asam sulfat pekat melalui dinding
tabung.Jika terbentuk warna biru sampai hijau, menunjukkan adanya steroid, sedangkan jika
hasil yang diperoleh berupa cincin kecoklatan atau violet pada perbatasan dua pelarut
menunjukkan adanya triterpen (Auterhoff and Kovar, 1987).

Kromatografi Lapis Tipis Analitik Pada identifikasi dengan KLTdigunakan plat silika gel 60 F254
yang sudah diaktifkan dengan pemanasan dalam oven pada suhu 100○C selama 30 menit.
Masing-masing plat tersebut dipotong dengan ukuran 1 cm x 10 cm. Ekstrak fraksi etil asetat
dan ekstrak fraksi n-heksana ditotolkan sebanyak 0,04 gr yang dilarutkan dalam 3 mL
pelarutnya masing-masing pada jarak ± 1 cm dari tepi bawah plat dengan pipa kapiler.
Noda/bercak hasil pemisahan kemudian diamati di bawah sinar UV pada panjang gelombang
254 nm dan 366 nm.Beberapa variasi eluen yang digunakan untuk identifikasi kandungan
senyawa seskuiterpen pada ekstrak fraksi etil asetat dan ekstrak fraksi n-heksana

Anda mungkin juga menyukai