Disusun oleh :
NIM : 720153063
Kelas: S1 Keperawatan 2b
Daftar isi
Kata pengantar
BAB 1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.2 Manfaat
3.1 Kesimpulan
3.2 saran
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya Saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Obat herbal temulawak“.
Penulisan makalah ini dimaksud untuk memenuhi salah satu penugasan BAHASA
INGGRIS program pendidikan Strata I jurusan keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus.
Pada kesempatan ini Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan, partisipasi, dan
bimbinganya, kepada :
Atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
Saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari seluruh pembaca
sekalian demi kesempurnaan Makalah ini.
Saya mengharapkan kiranya Makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan
seluruh rekan-rekan Mahasiswa- Mahasiswi STIKES Muhammadiyah Kudus..
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah, diantaranya adalah hutan
tropis yang mempunyai keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna. Sumber daya flora di
wilayah Indonesia diperkirakan sekitar 30-40 ribu spesies, diantaranya dikatagorikan sebagai
tumbuhan obat (Wijayakusuma, 2007).
Saat ini, masyarakat semakin luas menggunakan tumbuhan obat dalam mengatasi
masalah kesehatannya dari pada menggunakan obat-obatanmoderen. Hal ini menandai adanya
kesadaran untuk kembali ke alam (back to nature), dengan memanfaatkan produk-produk alami
yang diyakini memiliki efek samping yang relatif lebih rendah dibandingkan obat moderen.
Sejak lama masyarakat telah mengenal dan menggunakan obat-obatan alamiah yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, dan mineral. Mereka meramu dan meraciknya sendiri
atas dasar pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun oleh generasi sebelumnya
(Dalimartha, 2007).
Rimpangtemulawak sejak lama dikenal sebagai tanaman obat, diantaranya memiliki efek
farmakologis sebagai pelindung terhadap hati (hepatoprotektor), meningkatkan nafsu makan,
antiradang, memperlancar pengeluaran empedu (kolagogum),mengatasi gangguan pencernaan
seperti diare, konstipasi, disentriNamun mekanisme kerja temulawak dalam mengatasi diare
sampai saat ini belum diketahui.
Temulawak dan kunyit merupakan tanaman yang sama-sama tergolong dalam suku
zingiberaceae. Kedua tanaman ini memiliki kandungan senyawa kimia yang diketahui
mempunyai keaktifan fisologi diantaranya kurkuminoid dan minyak atsiri.
1.2 Rumusan Masalah.
1.3 Tujuan
2.2 Manfaat
Metode yang banyak dikembangkan karena dianggap tidak mengakibatkan efek samping
yang membahayakan adalah peng-gunaan tanaman obat tradisional. Salah satu tanaman obat
yang telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh yang berlebih akibat pola makan
yang salah adalah Curcuma xanthorrhiza atau yang lebih populer dikenal sebagai temulawak.
Rimpangtemulawak mengandung beberapa zat warna, seperti zat kuning yang disebut
kurkuminoid, kemudian minyak atsiri, yang menyebabkan bau dan rasa khas, dan juga zat yang
berwarna coklat kehitaman dan lengket yang disebut resin.Dari ketiga zat tersebut, menurut ahli
obat herbal Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada (UGM), Dr. SuwijiyoPramono, DEA,
Apt., hanya kurkuminoid-lah yang dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh dalam jumlah yang
signifikan.
“Minyak atsiri justru menimbulkan efek yang berlawanan karena dapat meningkatkan
nafsu makan, sedangkan resin merupakan zat yang tidak larut dalam air dan tidak menyehatkan,”
kata ahli farmasi itu. Oleh karena itu, untuk mendapatkan efek yang diinginkan, kedua zat
tersebut harus dihilangkan dari ekstrak temulawak yang sudah dibuat melalui proses purifikasi
(pemurnian). “Setelah ekstrak temulawak itu dimurnikan, baru dibuat sediaan kurku-minoiddala
bentuk kapsulterstandar supaya kadarnya stabil,” ujarnya.
Menurut Pramono, berdasarkan hasil uji klinis yang dilakukan terhadap delapan puluh
persen pasien rawat jalan dengan kadar kolesterol lebih dari 200 mg/dl, pemberian dua kapsul
ekstrak temulawakterpurifikasi dengan kadar kurkuminoid 20,67 % dua kali sehari selama tiga
puluh hari dapat menurunkan kolesterol total hingga 18,25 %. Walaupun tidak dapat menaikkan
kadar HDL (High Density Lippoprotein) atau “lemak baik”, namun, kata Pramono, pemberian
ekstrak temulawak tersebut dapat menurunkan kadar LDL (Low Density Lippoprotein) atau yang
sering disebut dengan “lemak jahat”.
2.4 Cara Membuat Ramuan Temulawak
CARA PERTAMA
Bahan-bahannya :
Cara pembuatannya :
CARA KEDUA
1 rimpang temulawak yang sudah dikeringkan.
ditumbuk sampai halus lalu diseduh dengan air.
Setelah agak dingin, disaring, diminum langsung.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Obat tradisional temulawak sangat mudah di tanam, melihat manfaatnya
yang sangat berarti, maka kita diharapkan mampu memanfaatkannya sebagai obat tradisional
yang sangat mudah didapatkan. Oleh karena itu mari kita mencintai dan membudidayakan
tanaman obat temulawak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1994. Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Prosiding
Seminar di Bogor 1 – 2 Desember 1993.
Anonimous. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta. 411 Hal.
Rahmat Rukmana, Ir. 1995. Temulawak: Tanaman rempah dan obat. Penerbit
Kanisius.Yogyakarta