Anda di halaman 1dari 23

Budidaya Tanaman Obat

Disusun Oleh :
1. Irman Firmanzyah 0092941927
2. M. Aqram Z 0093263467
3. Mohd. Razen Ismat 0097536732
4. Radiansyah Firman 0098778064
5. Muh. Ihsan Amrullah 0099484241
6. Salman Al Fahryzi 0089231696

KELAS : 7A
MATA PELAJARAN : PRAKARYA
GURU MATA PELAJARAN :
USTADZ NURMAGFIRATULLAH RASYIDIN

MADRASAH TSANAWIYAH
PONDOK PESANTREN AL-URWATUL WUTSQA
BENTENG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu


Wata’ala yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah.
Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Budidaya
Tanaman Obat” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya


bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari
segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan
segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat


menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata
untuk masyarakat luas.

Sidrap, 22 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman judul............................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................ ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB I...........................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................
BAB II..........................................................................................................
A. Tinjauan Pustaka..................................................................................
1. Jenis-Jenis Tanaman Obat...............................................................
b. Sarana Produksi dan Tahapan Budidaya ......................................
c. Contoh Tahapan Budidaya Tanaman Obat...................................
d. Alternatif Media Tanaman Obat...................................................
BAB III........................................................................................................
A. Kesimpulan dan Saran........................................................................
BAB I. LATAR BELAKANG MASALAH

Latar Belakang Tanaman obat sudah banyak sekali digunakan oleh


manusia/masyarakat sejak dahulu. Bahkan dipercaya mempunyai khasiat
yang lebih ampuh daripada obat-obat dokter. Namun,karena
perkembangan jaman dan semakin meningkatnya pengetahuan manusia
tentang farmakologi dan ilmu kedokteran, banyak masyarakat yang
beralih ke obat-obatan dokter karena lebih mempercayai obat-obatan
kimia yang telah teruji khasiatnya secara laboratorium, dibandingkan
dengan obat tradisional yang banyak belum bisa dibuktikan secara
laboratorium. Seiring berjalannya waktu, kehidupan berubah. Dengan
adanya krisis moneter, masyarakat terdorong kembali menggunakan
obat-obat tradisional yang boleh dikatakan bebas dari komponen impor,
terutama bebas dari bahan-bahan kimia yang kemungkinan dapat
berakibat fatal bagi kesehatan tubuh. Karena dengan perkembangan
teknologi pula, semakin banyak tanaman obat tradisional yang telah bisa
dibuktikan khasiatnya secara laboratorium dan dijaminaman untuk
dikonsumsi dan bisa menyembuhkan penyakit tanpa menimbulkan efek
samping. Banyak bagian tumbuhan yang bisa digunakan sebagai obat,
diantaranya adalah bagian buah, batang, daun, dan akar atau umbi.
Oleh karena pentingnya tanaman-tanaman obat tersebut maka perlu kita
mempelajarinya dengan baik sehingga dapat berdaya guna bagi kita.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis- jenis tanaman obat

1. Temulawak 

Penyakit Yang Dapat Diobati , Sakit limpa, Sakit ginjal, Sakit pinggang,
Asma, Sakitkepala, Masuk angin, Maag, Sakit perut, Produksi ASI, Nafsu
makan, Sembelit, Sakit cangkrang, Cacar air, Sariawan, Jerawat.
 
2. Jahe

Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer


sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari
yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan
senyawa keton bernama zingeron. Manfaat jahe, berdasar sejumlah
penelitian, antara lain: Merangsang pelepasan hormonadrenalin,
memperlebar pembuluh darah, sehingga darah mengalir lebih cepat dan
lancar.Tubuh pun menjadi lebih hangat, kerja jantung memompa darah
lebih ringan. Akibatnya,tekanan darah menjadi turun. Jahe mengandung
dua enzim pencernaan yang penting. Jahemengandung antioksidan yang
membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas
di dalam tubuh. Jahe merupakan pereda rasa sakit yang alami dan dapat
meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migren. Caranya, minum
wedang jahe 3 kali sehari. Bisa juga minum wedang ronde, mengulum
permen jahe, atau menambahkan jahe saat Anda membuat soto, semur,
atau rendang.
 
3. Kencur 
Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis
empon-empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan
(Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak
atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Kencur juga
bersifat stimulant, sehingga bias sebagai penambah tenaga. Selain itu
juga bersifat karminatif atau meluruhkan angin, jadi menghilangkan kem-
-bung di perut. Kencur digunakan untuk obat berbagai penyakit, selain
sakit gigi juga memar, nyeri dada, sakit kepala, dan sembelit. Kabarnya,
kencur juga bias untuk mengobati tetanus, radang lambung, muntah-
muntah, panas dalam, serta keracunan.
 
4. Tebu

(Sacharum officinarum, Linn.)Penyakit Yang Dapat Diobati : Meredakan


Jantung berdebar, Sakit panas, Batuk, Pemanfaatan.
 
Meredakan Jantung Berdebar, Bahan: 3 genggam akar tebu hitam; Cara
membuat: dicuci dan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga
tinggal1 gelas; Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari
 
Sakit Panas, Bahan: tebu hitam secukupnya; Cara membuat: diperas
untuk diambilairnya Cara menggunakan: diminum
 
Batuk, Bahan: 3-5 ruas tebu hitam; Cara membuat: disesap dan diminum
aimya.Cara menggunakan : dibakar, kemudian dikupas dan diperas untuk
diambil airnya, Kandungan kimia : Batang tebu (Sacharum officinarum)
mengandung air gula yang berkadar sampai 20%.
 
5. Pisang

Satu buah pisang kuning besar memilki kandungan gizi: 11 mg kalsium, 35


mg fosfor, 1mg zat besi, 503 mg potassium, 1 mg niasin, dan 14 mg vitamin
C. pisang juga merupakansalah satu dari sedikit buah-buahan yang
mengandung sejumlah kromium, yaitu suatumikronutrisi yang berguna
untuk mendorong aktivitas enzim dalam metabolisme glukosauntuk
energi dan sintesis asam lemak dan kolesterol. Manfaat pisang sebagai
berikut:
a.Diverticulitis : Pisang biasa mempercepat penyembuhan peradangan
pada kancung kecil dalamdinding usus, karena pisang bisa melapisi
dinding usus dan berfungsi sebagaiantiradang.
b.Panas dalam dan Hiatal Hernia Juice pisang akan menetralkan refluks
asam hidrokolik yang terasa di bagian belakang teng
gorokan. Jus pisang juga membantu “menekan”
 bagian perut yang masuk ke rongga dada, agar bisa kembali ke posisi
semula.

6. Bawang Putih
(Garlic/Allium sativum) termasuk dalam Familli Lilyacea. Tanaman
ini berbentuk rumput dan mempunyai suing tunas yang timbul pada pang
kal batang bentuknya lebih menyerupai umbi-umbi kecil yang telah berub
ah bentuk danfungsinya. Umbi-umbi kecil tersebut disebut suing.
Kandungan Kimia danKegunaannya Senyawa yang ada pada bawang putih
adalah alisin. Ketika bawang putih dimemarkan/dihaluskan, zat alisin
yang sebenarnya tidak berbau akan terurai. Dengandorongan enzim
alinase, aliin terpecah menjadi alisin, amonia, dan asam piruvat. Bau
tajam alisin disebabkan karena kandungan zat belerang. Aroma khas ini
bertambahmenyengat ketika zat belerang (sulfur) dalam alisin
diterbangkan ammonia ke udara, sebab ammonia mudah menguap.
Senyawa alisin berkhasiat
menghancurkan pembentukan pembekuan darah dalam arteri, menguran
gi gejala diabetes danmengurangi tekanan darah. Selain alisin, bawang
putih juga memiliki senyawa lainyang berkhasiat obat, yaitu alil. Manfaat
Bawang putih :

1. menurunkan takanan darah tinggi

2. menurunkan kolesterol

3. menurunkan gula darah pada penderita diabetes

4. mendorong reaksi penawar racun

5. meningkatkan system kekebalan tubuh

6. melindungi serangan kanker dan jantung


7. antimikroba(antibakteri, anti jamur, anthelmintic)

8. pengobatan asma dan gangguan pernafasan lain

9. pengobatan gangguan pencernaan

7. Bawang merah

(onion/Allium cepa) termasuk dalam Familli Lilyacea yang berasal


dariAsia Tengah. Manfaat bawang merah:
 
1. menurunkan lemak darah

2. mencegah pembekuan darah

3. menurunkan tekanan darah

4. menurunkan aktivitas gula darah

5. menyembuhkan asma

6. melawan sel tumor, dan

7. menyembuhkan leukimia

8. Batuk

9. Haid tidak teratur

10. Kencing manis

11. Obat cacing

12. Demam pada anak-anak (obat luar)

13. Perut kembung pada anak-anak (obat luar)


8. Wortel

(Carrot / Daucus carota), termasuk dalam famili Umbeliflorae, tanaman


inimemiliki batang yang sangat pendek sehingga hampir tidak kelihatan.
sebagai batang pada umumnya Manfaat wortel untuk terapi, antara lain
yaitu :

 
1. membantu indera penglihatan

2. mencegah kanker dan paru-paru

3. menurunkan kolesterol darah dan mencegah konstipasi.

Wortel mengandung pro vitamin A yang sangat tinggi, oleh karena sangat
baik untuk menjaga kesehatan mata, khususnya pada anak-anak dan
dapat meningkatkanketahanan tubuh terhdap penyakit infeksi. berfungsi
sebagai anti kanker, sebaiknya wortel dikonsumsi dalam keadaan masak,
karena pemasakan akan membantu meningkatkan karoten 2 kali lebih
banyak.

 
9. Bengkuang
Bengkuang merupakan buah yang kaya akan berbagai zat gizi yang sangat
penting untuk kesehatan terutama vitamin dan mineral. Vitamin yang
terkandung dalam bengkuang yang paling tinggi adalah vitamin C. 
Sedangkan mineral yang terkandung dalam bengkuangadalah fosfor, zat
besi, kalsium dan lain-lain. Bengkuang juga merupakan buah yang
mengandung kadar air yang cukup tinggi sehingga dapat menyegarkan
tubuh setelah mengkonsumsinya dan menambah cairan tubuh yang
diperlukan untuk menghilangkan deposit-deposit lemak yang mengeras
yang terbentuk dalam beberapa bagian tubuh. Oleh karena itu,
bengkuang dianggap dapat menurunkan kadar kolesterol dalam
darah.Manfaat Bengkuang Untuk Kesehatan:
1. Mengobati Demam
Bengkuang yang mempunyai sifat kimiawi yang berkhasiat
mendinginkan dapatdigunakan untuk menurunkan demam. Umbi
bengkuang dapat dimakan secaralangsung maupun dibuat dalam
bentuk jus yang diminum pagi dan sore.

2. Baik Bagi Penderita Penyakit Diabetes Mellitus


Serat makanan yang terdapat dalam bengkuang berperan dalam
menurunkan kadar gula dalam darah karena diserap secara perlahan
dan tidak semuanya diubah menjadiglukosa. Dengan demikian serat
pada bengkuang dapat mengendalikan gula darah
para penderita diabetes mellitus. Dalam upaya mempertahankan kada
r gula dalam darahtetap normal, bengkuang dibuat dalam bentuk jus
atau dapat pula diparut kemudiandisaring lalu diambil sarinya dan
diminum setiap pagi dan malam hari

3. Mengobati Sariawan
Kandungan vitamin C dalam bengkuang yang bertindak sebagai
antioksidan dapatmembantu mempercepat proses penyembuhan
penderita sariawan. Bengkuang dapatdiberikan pada penderita
sariawan dengan cara dibuat dalam bentuk jus yangkemudian
ditambahkan dengan madu dan air secukupnya.

4. Menurunkan Kadar Kolesterol Darah


 Terapi jus bengkuang dapat dilakukan untuk menurunkan kolesterol
dalam darah.Kandungan air dan serat dalam bengkuang dapat
membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Selain serat
dan kadar air yang tinggi, kandungan vitamin Cdalam bengkuang yang
berfungsi sebagai antioksidan juga dapat membantu dalam proses
penurunan kadar kolesterol dalam darah.

10. Lengkuas merah

Lengkuas yang biasanya digunakan untuk pengobatan adalah jenis


lengkuas merah (Alpinia purpurata K Schum). Penyakit Yang Dapat
Diobati : Reumatik, Sakit Limpa, Nafsu makan, Bronkhitis, Morbili, Panu.

2.2 Sarana Produksi dan Budidaya Tanaman Obat

Keragaman jenis tanaman obat memiliki pengaruh terhadap alat


dan bahan yang digunakan. Setiap jenis tanaman membutuhkan kondisi
tanah tertentu untuk dapat tumbuh dengan baik. Tanaman obat tidak
harus ditanam di kebun atau pekarangan, dapat juga ditanam di polybag
atau pot. Berikut ini adalah bahan dan alat untuk budi daya tanaman obat
sesuai dengan tempat membudidayakan.

a. Bahan
1) Benih atau bibit tanaman obat
Benih atau bibit tanaman obat sebagai cikal bakal tanaman, penting
diperhatikan pasa saat akan melakukan budi daya. Bibit yang unggul akan
menghasilkan tanaman yang unggul dan berkualitas. Benih tanaman obat
dapat berupa biji untuk pembibitan secara generatif dan berupa stek,
sambung, okulasi, rimpang, dan tunas. Bibit yang ditanam merupakan
bibit sehat dan seragam pertumbuhannya.

2) Pupuk
Pertumbuhan tanaman akan baik bila kandungan unsur hara tanah cukup
tersedia. Hampir semua tanaman memerlukan unsur hara makro
(nitrogen, fosfor, kalium) dan mikro mineral. Kebutuhan unsur hara bisa
didapat dari pupuk organik dan anorganik. Pupuk untuk tanaman obat
dianjurkan dari bahan alami (pupuk kandang atau kompos). Pupuk kimia
cepat diserap tanaman, tetapi dikhawatirkan menimbulkan efek
farmakologis terhadap tanaman obat dan meninggalkan residu kimia yang
mempengaruhi tanaman obat.

3) Media tanam
Media tanam tanaman obat biasanya berupa tanah. Pilih tanah yang
gembur dan subur. Tanah yang baik dan subur dapat terlihat dari tekstur
tanah yang gembur dan komposisinya seimbang antara tanah liat, pasir,
dan remah. Jika tanah kurang subur maka bisa ditambahkan atau
dicampurkan pasir, kompos, pupuk kandang atau sekam.

4) Pestisida
Pestisida diperlukan untuk mengatasi gangguan hama dan penyakit pada
tanaman obat. Jenis pestisida yang dianjurkan berupa pestisida
alami/nabati yang berasal dari tumbuhan. Hal ini dilakukan agar pestisida
yang diberikan tidak mempengaruhi kualitas tanaman obat dan
menimbulkan residu kimia pada tanaman obat.

b. Peralatan
1) Cangkul untuk membuat bedengan.

2) Garpu untuk menggemburkan tanah.


3) Kored untuk membersihkan gulma.

4) Gembor untuk menyiram tanaman

2. Tahapan Budi Daya Tanaman Obat


Tahapan budi daya tanaman obat tidak jauh berbeda dengan tahapan
budi daya tanaman sayuran. Berikut ini beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam budi daya tanaman obat agar memperoleh hasil yang
maksimal.

a. Pembibitan
Cara perbanyakan bibit merupakan hal yang harus diperhatikan sebelum
melakukan budi daya tanaman obat. Perbanyakan bibit dapat dilakukan
dengan cara vegetatif atau generatif.

1) Perbanyakan generatif
Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan didahului dengan peristiwa
penyerbukan, kemudian diiringi peristiwa pembuahan. Penyerbukan
adalah peristiwa sampainya serbuk sari ke kepala putik. Penyerbukan
dapat terjadi secara alami maupun dengan bantuan manusia dan
binatang. Setelah terjadi penyerbukan maka berlangsunglah proses
pembuahan.

Perbanyakan generatif tanaman dilakukan dengan biji. Tanaman


sebaiknya diperoleh dari tanaman induk yang sehat dan memiliki hasil
baik. Biji dapat disemai di polybag atau bak persemaian. Bedengan semai
sebaiknya ditutup untuk melindungi bibit dari pengaruh lingkungan yang
kurang baik. Bedengan persemaian harus memiliki drainase yang baik
agar tidak tergenang air dan memiliki permukaan yang gembur agar dapat
menampung air sisa resapan dari media pembibitan. Sebelum
dipindahkan ke lahan, penutup dapat dibuka secara bertahap agar bibit
dapat beradaptasi dengan lingkungan. Tanaman obat yang dapat
diperbanyak dengan biji adalah kayu manis, belimbing wuluh, dan
cengkih.

2) Perbanyakan vegetatif
Perkembangbiakan vegetatif merupakan perkembangbiakan yang tidak
membutuhkan adanya proses perkawinan/penyerbukan dan pembuahan.
Dalam proses perkembangbiakan secara vegetatif ini tidak ada pertemuan
antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina untuk menciptakan
individu baru. Perkembangbiakan vegetatif di sebut juga reproduksi
vegetatif dan hanya dapat terjadi pada tumbuhan tertentu dan hewan
tingkat rendah.

Keuntungan memperbanyak tanaman dengan cara vegetatif adalah dapat


memperoleh hasil yang sama dengan tanaman induk dan membutuhkan
waktu produksi yang lebih singkat/pendek. Akan tetapi tanaman hasil
perbanyakan vegetatif memiliki perakaran yang kurang kuat.
Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan secara alami dan buatan.
Vegetatif alami dilakukan dengan tunas, rhizome, geragih, tunas, umbi
batang, dan umbi lapis. Vegetatif buatan dilakukan dengan cara stek,
runduk, okulasi, menyambung, dan cangkok. Berikut contoh pembibitan
tanaman obat secara vegetatif buatan.

a) Stek
Stek dilakukan dengan menanam potongan bagian tumbuhan. Bagian
yang dapat dipotong misalnya batang dan daun. Tanaman obat yang
dapat diperbanyak dengan stek batang adalah sirih, brotowali, dan lada.
Batang dipotong sepanjang 10-30 cm dan ditanam pada polybag yang
telah berisi media tanam.

b) Cangkok
Tanaman obat, terutama jenis tanaman tahunan, dapat diperbanyak
dengan cangkok, seperti: mahkota dewa, melati, dan kenanga. Bagian
batang tanaman yang dicangkok akan tumbuh akar setelah 1-3 bulan

c) Okulasi
Okulasi adalah menggabungkan mata tunas suatu tumbuhan pada batang
tumbuhan lain. Teknik ini biasanya digunakan untuk perbanyakan
tanaman obat tahunan seperti: kayu manis, pala, dan belimbing wuluh.

b. Pengolahan tanah
Setiap jenis tanaman obat membutuhkan kondisi tanah tertentu agar
dapat tumbuh dan berkembang optimal. Kondisi tanah yang gembur
penting untuk pertumbuhan tanaman obat, khususnya untuk
perkembangan rimpang pada tanaman temu-temuan. Jenis tanaman obat
semusim atau tanaman berbentuk perdu membutuhkan bedengan untuk
tempat tumbuhnya, tetapi tanaman obat tahunan tidak membutuhkan
bedengan.

Pada dasarnya pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau


media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan
fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah dipenuhi
untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah
tersebut subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat
hubungannya dengan struktur tanah yang menggambarkan susunan
butiran tanah, udara, dan air, sehingga dapat menjamin aktivitas akar
dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman. Sedangkan
kesuburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah
menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman. Kedua kesuburan tersebut
saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburan bagi
pertumbuhan tanaman.

Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma


yang merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan
organik yang penting bagi tanaman serta pertumbuhannya, saluran
drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air seperti dikehendaki
oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat
terjadinya proses fisik , kimia dan biologis dalam tanah sehingga
terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Beberapa
hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat
antara lain :
Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber)
umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam (25 –
40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang
dapat berkembang dengan baik.
Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam
daerah pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup
untuk memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain
proses oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan tanah yang menjamin
pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada waktu membuat lubang
tanah (sedalam 40x 60) bagi tanaman obat berbentuk pohon, seperti
Cengkeh (Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida).
Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat
diperkecil, misal dalam penanaman Sereh (Cymbopogon nardus ).
Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal
pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti Kumis
kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol (Mentha piperita), Timi
(Thymus vulgaris)
Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik,
terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti
Cabe ( Capsicum annuum ).

c. Penanaman
Lubang dan alur tanam dibuat pada bedengan. Jarak lubang tanam
disesuaikan dengan kondisi tanah dan jenis tanaman. Saat penggalian
lubang tanam, sebaiknya tanah galian tersebut dicampur dengan pupuk
kandang atau kompos.

Tanaman obat yang tumbuhnya merambat, seperti sirih dan lada,


membutuhkan tegakan. Tegakan dapat berupa panjatan hidup atau mati.
Tegakan dapat dipasang kira-kira 10 cm dari tanaman. Tanaman panjatan
hidup harus dipilih yang tumbuh cepat, kuat, dan berbatang lurus.
Dalam penanaman dikenal dua cara yaitu;
Penanaman bahan tanaman (benih atau stek ) secara langsung pada
lahan, dan
Disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan tanaman ke
lahan yang telah disediakan atau disiapkan.
Umumnya persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu
masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut
akan mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Disamping itu
persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil sehingga sulit untuk
mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.

Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan


(menghemat) waktu musim tanam tiba (umumnya pada awal musim
hujan), sehingga pada saat musim tiba tanaman telah mengawali tumbuh
lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang
ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak gelap,
baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.

Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman


obat antara lain :
Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi
dan cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim
hujan .
Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang
dari segi fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.
Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang
tidak tahan cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).
Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan
naungan ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap
sinar matahari tidak langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba) .
Tanaman yang dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena
dapat memenuhi beberapa tujuan antara lain : memperluas areal tanam
(pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam
tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan
panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang
merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja
diganti dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.
Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain
dipengaruhi oleh terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan
tanah.
d. Pemeliharaan

1) Penyiraman
Frekuensi penyiraman dapat diatur sesuai dengan kondisi kelembapan
tanah. Sebaiknya penyiraman dilakukan setiap hari, saat pagi dan sore.
Sistem pembuangan air juga perlu diperhatikan karena beberapa jenis
tanaman obat tidak tahan genangan air.

2) Penyulaman
Penyulaman adalah penanaman kembali tanaman yang rusak, mati atau
tumbuh tidak normal.

3) Pemupukan
Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk organik (pupuk alami).
Penggunaan pupuk anorganik dikhawatirkan dapat menimbulkan
pengaruh kurang baik bagi senyawa/kandungan berkhasiat obat pada
tanaman obat.

4) Penyiangan
Penyiangan gulma harus dilakukan agar tidak ada kompetisi antara
tanaman budi daya dan gulma dalam mendapatkan hara dan cahaya
matahari.

5) Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan dengan tujuan untuk memperkukuh tanaman,
menutup bagian tanaman di dalam tanah seperti rimpang, umbi atau
akar, serta memperbaiki aerasi tanah.

6) Pengendalian OPT (Organisme Penggangu Tanaman)


Pengendalian OPT dilakukan secara mekanis dan kimia. Pengendalian
mekanis dilakukan dengan cara menangkap OPT dan membuang bagian
tanaman yang terserang penyakit. Pengendalian kimia dapat dilakukan
dengan penyemprotan pestisida, disarankan menggunakan pestisida
alami.

e. Panen dan Pascapanen


Cara penanganan setiap jenis tanaman obat berbeda-beda. Ada tanaman
yang dapat dimanfaatkan seluruh bagian tanamannya dan ada pula yang
dipanen hanya bagian tertentu saja. Umur panen dan bagian yang akan
dipanen juga memengaruhi cara panen dan pengelolaan pascapanen.

1) Daun
Pemanenan daun tanaman obat harus dilakukan dengan hati-hati karena
daun bertekstur lunak sehingga mudah rusak. Umur petik daun tiap
tanaman juga berbeda, ada yang dipanen saat daun masih muda, seperti:
kumis kucing dan teh, ada pula tanaman yang dipanen saat daun sudah
tua, seperti: sirih dan mint. Daun yang dipanen untuk diambil minyak
atsirinya juga harus dilakukan dengan hati-hati dan harus langsung diolah
saat masih segar agar tidak menghilangkan kandungan minyaknya.

2) Rimpang
Rimpang dapat dipanen pada umur 8-12 bulan. Pada saat daun tanaman
sudah mulai menguning dan mengering, rimpang tanaman siap dipanen.
Setelah dipanen, rimpang dibersihkan dari kotoran, benda asing, serta
rimpang busuk. Selanjutnya, rimpang disortir berdasarkan umur dan
ukuran rimpang. Setelah disortir, rimpang dicuci dengan air. Sebelum
dikeringkan, rimpang harus dipotong-potong. Pengeringan dapat
dilakukan dengan sinar matahari, oven, atau blower. Selama pengeringan,
seringkali terjadi kerusakan kimia.
3) Biji
Biji banyak mengandung tepung, protein, dan minyak. Kadar air biji saat
dipanen berbedabeda, bergantung pada umur panen tanaman obat
tersebut. Makin tua umur biji, makin rendah kadar airnya, sebaiknya
hindari tempat lembap untuk penyimpanan.

4) Akar
Akar yang mengandung banyak air pengeringannya dilakukan secara
perlahan-lahan untuk menghindari pembusukan dan fermentasi.

2.3 Contoh Tahapan Budidaya Tanaman Obat

Di dunia kesehatan, jahe bermanfaat sebagai obat anti muntah,


pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti
inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta
merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu. Sejak ratusan
tahun yang lalu, jahe merah sudah diperjualbelikan secara internasional.
Budidaya jahe merah memang menjadi salah satu peluang usaha yang
sudah banyak dikembangkan. Hal ini karena jahe dianggap memiliki
prospek yang besar dan penanamannya relatif mudah. Budidaya jahe
tidak banyak memperhitungkan faktor-faktor lokasi, cuaca, dan faktor-
faktor lain. Terdapat tiga langkah penting dalam budidaya jahe merah,
yakni proses penanaman, proses perawatan atau pemeliharaan, dan
proses pemanenan.
- Media tanam
Cara menyiapkan media tanam jahe merah yakni dengan
memastikan tanah yang digunakan sudah digemburkan, sebaiknya berasal
dari pinggiran kota dan memiliki bahan organik tinggi. Tanah pinggiran
dan gembur yang dicangkul dengan baik akan menghasilkan rimpang jahe
merah yang besar dan banyak. Gunakan pupuk kandang untuk campuran
tanah. Jika mengggunakan media tanam polybag, perbandingan tanah
dan pupuk kandang adalah 1:1.
Media yang sudah diberi pupuk kandang tersebut dibiarkan kurang
lebih 7 hari agar tanah siap untuk ditanami jahe merah.
- Bibit jahe merah
Syarat bibit jahe yang baik adalah bibit yang berasal dari tanaman
yang tumbuh subur, segar, sehat, berdaun banyak hijau, kokoh dan
terhindar dari serangan hama penyakit. Ciri-ciri bibit jahe yang baik,
yakni ukuran rimpangnya besar, rimpangnya masih segar dan tidak
keriput, tidak menghadapi hama, dan merah cerah menyala.
Selanjutnya, berikut ketiga proses budidaya jahe merah, berikut:
1. Penanaman
Periode penanaman jahe merah paling baik dilakukan di awal musim
penghujan, sekitar September atau Oktober. Hal ini dimungkinkan
karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk
pertumbuhannya, sehingga tanaman jahe membutuhkan curah hujan
relatif tinggi. Cara penanaman jahe merah, yakni, - Masukkan bibit
jahe yang sudah bertunas ke lubang tanam yang sudah dibuat - Jika
sudah dimasukkan ke dalam lubang, tutup lagi dengan tanah - Jangan
tutup terlalu rapat terutama pada bagian tunasnya, agar bibit jahe
merah bisa tumbuh lebih leluasa - Tunas jahe merah akan mulai
tumbuh dan berkembang setelah 2 minggu
2. Perawatan
Selain harus memperhatikan pemilihan bibit dan penanaman bibit
dengan benar, tahapan perawatan atau pemeliharaan jahe merah juga
harus dilakukan dengan benar agar memberikan hasil yang optimal.
Perawatan tanaman jahe merah dilakukan dengan penyiraman sehari
sekali pada pagi atau sore hari. Penyiraman tidak boleh membuat
tanaman tergenang, cukup membuat tanah lembab saja. Apabila bibit
tidak tumbuh selama satu minggu, segera sulam dan ganti dengan
bibit lain. Untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman,
dapat dilakukan dengan menaburkan fungisida (anti jamur), juga
melakukan pemupukan. Pemupukan dapat menggunakan pupuk
organik, yang dilakukan pada awal penanaman dengan mengisi tiap-
tiap lubang tanam sebanyak 0.5 hingga 1kg. Pupuk tambahan juga
dapat diberikan saat tanaman berumur 3 bulan. Pemupukan dilakukan
guna menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman, serta menjaga
kesehatan akar dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Sementara
untuk penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan mulai dari
penyimpanan bibit yang untuk disemai dan pada saat pemeliharaan.
Penyemprotan pestisida biasanya dicampur dengan pupuk organik
cair atau vitamin-vitamin yang mendorong pertumbuhan jahe.
3. Pemanenan
Jahe merah memerlukan waktu sekitar 8 bulan setelah masa tanam,
untuk dapat dipanen. Pemanenan dilakukan langsung dengan
mencabut jahe yang tertanam di dalam tanah dengan menggunakan
alat garpu atau cangkul, diusahakan agar rimpang jahe tidak terluka.
Setelah panen selesai dilakukan, rimpang dan sisa tanah kotoran perlu
dibersihkan. Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim
hujan, yaitu di antara Juni hingga Agustus. Jahe siap panen ditandai
dengan mengeringnya bagian atas tanah. Pemanenan pada musim
hujan dapat menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan
kualitas rimpang, sehingga menurunkan pula bahan aktif karena lebih
banyak kadar airnya. Sementara itu, Dinas Kesehatan Pangan dan
Perikanan Kabupaten Buleleng memberikan tips untuk meningkatkan
hasil panen budidaya jahe merah hingga tiga kali lipat. Hal tersebut
dilakukan dengan penanaman jahe merah yang menggunakan media
tanam polybag. Caranya yakni dengan melakukan penanaman tiga
buah bibit langsung dalam satu polybag. Penanaman dapat dilakukan
sekaligus saat awal penanaman rimpang, atau bisa juga dilakukan
secara bertahap setiap 2 bulan sejak penanaman pertama. Pada sistem
penanaman, penanaman pertama membutuhkan media tanam setebal
15 cm. Penanaman kedua dilakukan dengan menambahkan media
tanam setebal 10 cm. Selanjutnya, dua bulan kemudian bibit ketiga
ditanam dengan menambahkan media tanam setebal 10 cm. Proses
pemeliharaan 3 bibit jahe yang ditanam bersamaan dengan
menambahkan media tanam pada setiap penanamannya. Lebar
minimal polybag yang harus digunakan sebesar 60 cm dengan jarak
tanam dalam polybag antar bibit sebesar 5 hingga 10 cm. Selanjutnya,
pemanenan jahe merah dilakukan sesuai dengan umur yang ditanam
paling akhir, yakni pada bulan ke 10 hingga 12. Dengan cara tersebut,
dalam satu polybag dapat menghasilkan 3 hingga 4 kilogram, padahal
biasanya hanya menghasilkan 1 hingga 2 kilogram per polybag.

2.4 Alternatif Media Tanaman Obat

1. Media Tanam dari Arang

Arang biasanya dibuat dari kayu atau batok kelapa yang dibakar. Media
tanam ini sangat cocok untuk menanam anggrek di daerah dengan
kelembapan tinggi. Hal ini dikarenakan media tanam dari arang tidak
baik dalam mengikat air dalam jumlah banyak. Salah satu keunikan dari
media tanam dari arang adalah sifatnya yang penyangga. Sehingga bila
terjadi kesalahan dalam mempersembahkan unsur hara yang ada di dalam
pupuk bisa cepat dinetralisir.

Selain itu arang merupakan media tanam yang tidak mudah lapuk
sehingga aman dari gangguan jamur atau hewan yang dapat merugikan
tanaman. Kelemahan dari media tanam ini adalah kandungan unsur hara
yang sedikit sehingga media tanam ini perlu disuplai unsur hara yang
dilakukan melalui proses pemupukan.

Sebelum digunakan idealnya media tanam dari arang sebaiknya dipecah


menjadi butiran kecil terlebih dahulu, tujuannya agar memudahkan
penempatan di dalam pot. Untuk ukuran kamu bisa sesuaikan dengan
ukuran pot yang digunakan.

2. Media Tanam dari Bahan Organik


Media tanam yang masuk dalam bahan organik umumnya berasal dari
komponen organisme hidup contohnya bagian dari tanaman seperti
bunga, daun, buah bahkan kulit kayu. Media tanam memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan media tanam organik yaitu media
tanam organik mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman. Selain itu
media tanam organik juga memiliki pori-pori mikro dan makro yang
seimbang sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik serta
memiliki daya serap udara yang tinggi.

Media tanam yang dibuat dari bahan organik akan mengalami proses
pelapukan yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses itulah
yang akan dihasikan mineral, karbondioksida (CO2), udara (H2O).
Mineral yang dihasikan dari media tanam inilah yang akan menjadi
sumber unsur hara yang diserap oleh tanaman sebagai sumber makanan.
Akan tetapi kelemahan media tanam dari bahan organik adalah bila
terjadi dekomposisi yang terlalu cepat bisa memicu terjadinya bibit
penyakit. Untuk mencegah hal itu, media tanam harus sering diganti dan
menambahkan unsur sebelum media tanam mengalami dekomposisi.

Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam
di antaranya arang, cacahan pakis, kompos, sabut kelapa, pupuk kandang,
dan humus.
BAB III. KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan

Tanaman obat merupakan segala jenis tumbuh-tumbuhan yang


mempunyai khasiat ataukegunaan sebagai obat. Banyak bagian tumbuhan
yang bisa digunakan sebagai obat,diantaranya adalah bagian buah,
batang, daun, dan akar atau umbi. Oleh karena pentingnyatanaman-
tanaman obat tersebut maka perlu kita mempelajarinya dengan baik
sehingga dapat berdaya guna bagi kita. Karena dengan perkembangan 
teknologi pula, semakin banyak tanaman obat tradisional yang telah bisa
dibuktikan khasiatnya secara laboratorium dandijamin aman untuk
dikonsumsi dan bisa menyembuhkan penyakit tanpa menimbulkan
efek samping.

Saran

Penyusun menyarankan pada para pembaca sekalian untuk semakin


menggalakkan penggunaan tanaman obat karena melihat bahwa tanaman 
obat memiliki fungsi dan khasiatyang lebih ampuh dibandingkan dengan
obat-obatan kimia. Selain itu juga tanaman obat lebih mudah didapat dan
diolah dengan teknologi yang lebih sederhana serta
pembudidayaannya juga tidak membutuhkan banyak biaya.

Anda mungkin juga menyukai