Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KELUARGA BINAAN PADA BAPA DENGAN MASALAH

DIABETES MELITUS DI KP.BUARAN KEC.SERPONG KEL.BUARAN


KOTA TANGERANG SELATAN

TANGGAL 14 JUNI 2019

Laporan Ini Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu


Program Pencapaian Kurikulum Asuhan Kebidanan Komunitas di
Akademi Kebidanan RSPAD Gatot Soebroto

DISUSUN OLEH :

IMELDA REZEKI AMALIA

AKADEMI KEBIDANAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

KELUARGA BINAAN DENGAN


JUDUL :
LAPORAN KELUARGA BINAAN PADA BAPA DENGAN MASALAH
DIABETES MELITUS DI KP.BUARAN KEC.SERPONG KEL.BUARAN
KOTA TANGERANG SELATAN

TANGGAL 14 JUNI 2019

Diketahui Oleh:
Dosen Pembimbing

NIDN :

Disetujui Oleh :
Akbid
Direktur,
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan RahmatNya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan keluarga
binaan ini dengan judul “Bagaimana Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit
Diabetes Melitus”

Keluarga binaan ini disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan RSPAD Gatot
Soebroto. Sebagaimana saya menyadari bahwa keluarga binaan ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari isi maupun pembahasan. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan
tugas keluarga binaan ini.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada yang telah
berpartisipasi pada pembuatan tugas ini.

Akhirnya penulis hanya dapat memohon doa restu kepada Tuhan Yang Maha
Esa, semoga kita selalu diberkati dan di lindungiNya, dan semoga keluarga binaan ini
dapat bermanfaat untukita semua.

Jakarta, Juni 2019


Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian...................................................................................4
1.2.1 Tujuan umum................................................................................8
1.2.2 Tujuan Khusus..............................................................................9
1.3 Metode...................................................................................................5
1.3.1 Observasi.......................................................................................6
1.3.2 Wawancara....................................................................................7
1.4 Ruang Lingkup.......................................................................................8
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................6
1.5.1 Secara Teoritis...............................................................................4
a. Bagi Institusi Pendidikan
b. Bagi mahasiswa
1.5.2 Secara Praktis................................................................................6
a. Bagi Petugas Pelayanan Kesehatan
b. Bagi Masyarakat
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS............................................................................9
2.1 Konsep Keluarga....................................................................................9
2.1.1 Pengertian Keluarga........................................................................
2.1.2 Struktur Keluarga............................................................................
2.1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga.............................................................
2.1.4 Fungsi Keluarga..............................................................................
2.1.5 Tahap-Tahap Kehidupan/Perkembangan Keluarga.........................
2.1.6 Sifat Keluarga.................................................................................
2.1.7 Kegiatan Dalam Kehidupan Sehari-hari.........................................
2.1.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kehidupan Keluarga...............
2.2 Materi Alat Kontrasepsi Jangka Panjang.............................................12
2.2.1 Pengertian Diabetes Melitus...........................................................
2.2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus...........................................................
2.2.3 Komplikasi pada Diabetes Melitus ................................................
2.3 Prioritas Masalah.................................................................................78
BAB 3 MANAJEMEN ASUHAN KELUARGA BINAAN...............................20
3.1 Pengkajian/Assasment.........................................................................24
3.2 Manajamen Asuhan Kebidanan...........................................................25
3.3 Evaluasi Hasil Laporan Jadwal Kegiatan............................................29
BAB 4 PEMBAHASAN.......................................................................................50
Hasil dari Permasalahan Keluarga Binaan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................45
5.1 Kesimpulan..........................................................................................46
5.2 Saran....................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii
LAMPIRAN :
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Informed Consent
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 1995). DM merupakan
penyakit yang menjadi masalah pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu DM
tercantum dalam urutan keempat prioritas penelitian nasional untuk penyakit
degeneratif setelah penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, rheumatik dan katarak
(Tjokroprawiro, 2001).
Diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat
jumlahnya dimasa mendatang. Diabetes merupakan salah satu ancaman utama bagi
kesehatan umat manusia abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000
jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam
kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025 jumlah itu akan membengkak
menjadi 300 juta orang (Suyono, 2006). Diabetes mellitus tipe II merupakan tipe
diabetes yang lebih umum, lebih banyak penderitanya dibandingkan Diabetes
Mellitus tipe I. Penderita diabetes mellitus tipe II mencapai 90-95 % dari keseluruhan
populasi penderita DM (Anonim, 2005).
Orang lanjut usia mengalami kemunduran dalam sistem fisiologisnya seperti
kulit yang keriput, turunnya tinggi badan, berat badan, kekuatan otot, daya lihat, daya
dengar, kemampuan berbagai rasa (senses), dan penurunan fungsi berbagai organ
termasuk apa yang terjadi terhadap fungsi homeostatis glukosa, sehingga penyakit
degeneratif seperti DM akan lebih mudah terjadi (Rochmah, 2006). Umur secara
kronologis hanya merupakan suatu determinan dari perubahan yang berhubungan
dengan penerapan terapi obat secara tepat pada orang lanjut usia. Terjadi perubahan
penting pada respon terhadap beberapa obat yang terjadi seiring dengan
bertambahnya umur pada sejumlah besar individu (Katzung, 2004).
Dikampung Buaran khususnya RT 005/001 terdapat satu keluarga yang salah
satunya terkena penyakit diabetes dan ada yang beresiko terkena diabetes Maka dari
itu saya memilih materi diabetes melitus yang akan saya sampaikan kepada keluarga
binaan yaitu pada keluarga Tn. Doni/Ny. Tintin.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendapat gambaran langsung masalah keluarga,
kebutuhan kesehatan dan dapat mengaplikasikan dalam asuhan kebidanan
komunitas pada tingkat keluarga binaan.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Mahasiswa mampu melakukan pengakajian pada keluarga binaan dengan
pendekatan sistematis.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan masalah, diagnosa dan
kebutuhan.
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasikan masalah potensial.
d. Mahasiswa dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang menimbulkan
penanganan segera.
e. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
f. Mahasiswa dapat melakukan rencana yang telah diterapkan.
g. Mahasiswa dapat mengevaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan.

1.3 Metode
1,3,1 Observasi
Memantau secara langsung satu keluarga untuk mengadakan keluarga
binaan.
1.3.2 Wawancara
Dengan melakukan Tanya jawab langsung kepada satu keluarga binaan
yang berhubungan dengan penulisan keluarga binaan ini.

1.4 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup kebidanan komunitas yang berada di Kp. Buaran
Kec.serpong Kel.Buaran adalah sebagai berikut :
* Remaja
* Gizi
* Keluarga dan Masyarakat

1.5 Manfaat
1.5.1 Secara teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah wawasan bagi mahasiswa Akademi Kebidanan
RSPAD Gatot Soebroto.

b. Bagi Mahasiswa
- Sebagai penambah wawasan
- Untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan pada perkuliahan
kepada masyarakat.

1.5.2 Secara praktis


a. Bagi petugas kesehatan
Membantu dalam mempermudah deteksi pada penyakit diabetes
melitus.
b. Bagi keluarga binaan
Akan membantu keluarga dalam memecahkan masalah dengan cara
memberikan penyuluhan.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit / satuan masyarakat yang terkecil yang
sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga
biasanya terdiri dari suami, istri dan juga anak-anak yang selalu menjaga
rasa aman dan ketentraman dalam menghadapi segala suka duka hidup
dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama.

2.1.2 Struktur Keluarga


Struktur keluarga terdiri atas bermacam-macam, diantaranya adalah:

1. Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara


sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2. Matrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.1.3 Ciri-ciri Struktur Keluarga


Menurut Carter (1988), ciri-ciri struktur keluarga adalah:
1. Terorganisasi; saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
2. Ada keterbatasan; setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.

3. Ada perbedaan dan kekhususan; setiap anggota keluarga mempunyai


peranan dan fungsinya masing-masing.

2.1.4 Fungsi Keluarga


Menurut WHO (1978)
1. Fungsi Biologi
a. Untuk meneruskan keturunan.
b. Memelihara dan membesarkan anak.
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
2. Fungsi Psikologi.
a. Memberikan rasa sayang dan rasa nyaman.
b. Memberikan pendidikan diantara anggota keluarga.
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d. Memebrikan identitas keluarga.
3. Fungsi Sosialisasi.
a. Membentuk norma dan tingkah laku.
b. Meneruskan nilai-nilai keluarga.
4. Fungsi Ekonomi.
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b. Mengatur penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c. Menolong untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimana yang akan
datang, misalnya : untuk pendidikan anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk kehidupan dan masa depannya yang
akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang tua.
b. Menyekolahkan anak untuk memberikan keterampilan dan
membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya
Menurut Friedman (1998)
1. FungsiAfektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan
keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling
mendukung dan saling menghargai antar anggota kelurga.
2. Fungsi Sosialisasi.
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses
interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
3. Fungsi Reproduksi.
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi Ekonomi.
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
5. Fungsi Peran.
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.
2.1.5 Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
Dalam buku, "The Family Simetris" (1973), Michael Young dan Peter
Wilmott telah mencoba untuk melacak evolusi dari keluarga pra-industri
Inggris pada 1970-an. Dari penelitian mereka telah dilakukan di London
dan dari berbagai riset sejarah mereka, mereka telah menyarankan bahwa
evolusi keluarga dapat dibagi menjadi empat tahap. Kita akan melihat
masing-masing pada gilirannya.
 Tahap 1: Tahap pertama adalah bahwa dari keluarga pra-industri yang
memiliki karakteristik yang kita telah dijelaskan sebelumnya. Ini
adalah keluarga yang merupakan unit produksi, dengan semua anggota
keluarga bekerja sama.
 Tahap 2: Dengan Revolusi Industri, pabrik menjadi tempat kerja dan
anggota keluarga menjadi penerima upah bukan wiraswasta
produsen. Selama abad kesembilan belas, kemiskinan meluas di
kalangan keluarga kelas pekerja dan pengangguran meningkat. Ini
anggota keluarga didorong untuk memperluas jaringan keluarga
terdekat dalam upaya untuk mendapatkan dukungan dan
keamanan. Ikatan yang sangat kuat antara perempuan (ibu dan anak
perempuan yang sudah menikah) dan hubungan suami-istri melemah
sebagai akibat dari laki-laki menghabiskan waktu luang jauh dari
rumah. Ini tahap kedua dari evolusi keluarga berlangsung sampai awal
abad kedua puluh.
 Tahap 3: Tahap ketiga ditandai dengan munculnya apa yang Muda dan
Wilmott disebut 'simetris' keluarga. Karena ada penurunan
pengangguran dan peningkatan upah riil, jaringan kekerabatan
kehilangan beberapa pentingnya, dan langsung atau keluarga inti sudah
dipisahkan dari keluarga. Standar hidup juga lebih tinggi dan suami
menemukan lebih banyak insentif untuk mengembangkan luang
'rumah-berpusat', seperti menonton televisi. Hal ini membantu dalam
memperkuat ikatan antara suami dan istri. Tugas yang dilakukan di
rumah juga menjadi bersama.Meskipun pekerjaan rumah tangga masih
gender, laki-laki juga memberikan kontribusi terhadap jalannya rumah
tangga. Inilah sebabnya mengapa Young dan Wilmott disebut ini
keluarga simetris. Itu tidak simetris dalam arti bahwa pria dan wanita
melakukan tugas yang sama di rumah, tetapi dalam arti bahwa tugas
dibagikan, pekerjaan dilakukan bersama-sama dan pengambilan
keputusan adalah lebih mungkin untuk dibagikan juga sebagai lebih
banyak perempuan memasuki angkatan kerja dibayar dan mendapatkan
uang. Namun, perlu dicatat bahwa istri masih memiliki tanggung
jawab utama untuk perawatan anak-anak.
 Tahap 4: Tahap keempat adalah satu hipotesis dalam arti bahwa itu
bukanlah sebuah panggung yang muda dan Wilmott telah mengamati
tapi satu yang mereka telah diprediksi. Young dan Wilmott telah
mengajukan teori disebut 'Prinsip Difusi Stratified'. Teori ini
menyatakan bahwa perubahan datang dari orang-orang yang berada di
puncak tangga sosial dan secara bertahap diadopsi oleh orang-orang di
bagian bawah. Atas dasar teori ini, mereka telah mempelajari
kehidupan keluarga yang dipimpin oleh 190 direktur mengelola dan
menyimpulkan bahwa di masa depan, keluarga di kelas sosial lainnya
akan mengadopsi gaya hidup keluarga mereka. Ini menyiratkan bahwa
tahap keempat akan ditandai dengan 'pekerjaan-berpusat' individu,
luang waktu yang dihabiskan di luar rumah dan istri merawat rumah
dan anak-anak.

2.1.6 Sifat Keluarga


1. Reorganisasi
Saling berhubungan saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki keterbatasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi masing-
masing dalam melakukan kegiatan dalam kehidupannya sehari-hari.

2.1.7 Kegiatan dalam Kehidupan Keluarga Sehari-hari


1. Kebiasaan tidur
2. Kebiasaan makan
3. Waktu senggang liburan

2.1.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi kehidupan Keluarga


a. Faktor sosial dan budaya ekonomi
1.Penghasilan dan pengeluaran
2.Pekerjaan : tempat kerja, penghasilan
3.Sumber penghasilan
b. Faktor lingkungan
1.Pekarangan rumah
2.Tempat penyimpanan makanan
3.Kesediaan air
4.Tempat pembuangan kotoran
2.2 Diabetes Melitus
2.2.1 Pengertian Diabetes Melitus
Definisi Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang
ditandai oleh adanya kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) kronik.
Keadaan hiperglikemia kronik tersebut dapat mengenai banyak orang
pada semua lapisan masyarakat di seluruh dunia (Waspadji, 1995).
Diabetes Mellitus ditandai oleh hiperglikemia serta gangguan-gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang bertalian dengan
defisiensi absolut atau relativ aktivitas dan atau sekresi insulin. Karena
itu meskipun diabetes asalnya merupakan endokrin, manifestasi
pokoknya adalah penyakit metabolik (Anonim, 2000).
Diabetes mellitus seperti juga penyakit menular lainnya akan
berkembang sebagai suatu penyebab utama kesakitan dan kematian di
Indonesia. Penyakit ini akan merupakan beban yang besar bagi pelayanan
kesehatan dan perekonomian di Indonesia baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui komplikasi-komplikasinya.
Definisi lain menyebutkan diabetes mellitus merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia
kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,
disfungsi, atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal,
saraf, jantung dan pembuluh darah. World Health Organization (WHO)
sebelumnya telah merumuskan bahwa DM merupakan sesuatu yang tidak
dapat dituangkan dalam suatu jawaban yang jelas dan singkat tetapi
secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema
anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor dimana dapat
defisiensi insulin absolut atau relativ dan gangguan fungsi insulin
(Gustaviani, 2006).

2.2.2 Gejala Diabetes Melitus


Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan, sering kencing
terutama malam hari dan berat badan yang turun dengan cepat.
Disamping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari
tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, gairah
seks menurun, luka sukar sembuh dan pada ibu-ibu sering melahirkan
bayi dengan berat badan diatas 4 kg (Anonim, 2000). Diabetes dapat pula
bermanifestasi sebagai satu atau lebih penyulit yang bertalian.
Diabetes mellitus terutama NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus), bisa tanpa gejala, sehingga sering didiagnosis berdasarkan
ketidaknormalan hasil pemeriksaan darah rutin atau uji glukosa dalam
urin.
Secara epidemiologik diabetes seringkali tidak terdeteksi dan
dikatakan onset atau mulai terjadinya diabetes adalah 7 tahun sebelum
diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi
pada kasus yang tidak terdeteksi. Faktor resiko yang berubah secara
epidemiologi diperkirakan adalah bertambahnya usia, lebih banyak dan
lebih lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh, kurangnya aktifitas
jasmani dan hiperinsulinemia. Semua faktor ini berinteraksi dengan
beberapa faktor genetik yang berhubungan dengan terjadinya DM tipe 2
(Gustaviani, 2006).
2.2.3 Klasifikasi Diabetes Melitus
1) Diabetes Mellitus mencakup 3 sub kelompok diagnostik, yaitu :
a) Diabetes Mellitus tipe I (Insulin dependent) : DM jenis ini paling
sering terdapat pada anak-anak dan dewasa muda, namun demikian
dapat juga ditemukan pada setiap umur. Destruksi sel-sel pembuat
insulin melalui mekanisme imunologik menyebabkan hilangnya
hampir seluruh insulin endogen. Pemberian insulin eksogen terutama
tidak hanya untuk menurunkan kadar glukosa plasma melainkan juga
untuk menghindari ketoasidosis diabetika (KAD) dan
mempertahankan kehidupan.
b) Diabetes Mellitus tipe II (non-insulin dependent) : DM jenis ini
biasanya timbul pada umur lebih 40 tahun. Kebanyakan pasien DM
jenis ini bertubuh gemuk, dan resistensi terhadap kerja insulin dapat
ditemukan pada banyak kasus. Produksi insulin biasanya memadai
untuk mencegah KAD, namun KAD dapat timbul bila ada stress
berat. Insulin eksogen dapat digunakan untuk mengobati
hiperglikemia yang membandel pada para pasien jenis ini. c)
Diabetes Mellitus lain (sekunder) : Pada DM jenis ini hiperglikemia
berkaitan dengan penyebab lain yang jelas, meliputi penyakit-
penyakit pankreas, pankreatektomi, sindroma cushing, acromegaly
dan sejumlah kelainan genetik yang tak lazim.
2) Toleransi Glukosa yang terganggu merupakan klasifikasi yang cocok
untuk para penderita yang mempunyai kadar glukosa plasma yang
abnormal namun tidak memenuhi kriteria diagnostik.
3) Diabetes Mellitus Gestasional : istilah ini dipakai terhadap pasien
yang menderita hiperglikemia selama kehamilan. Ini meliputi 2-5%
dari seluruh diabetes. Jenis ini sangat penting diketahui karena
dampaknya pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan benar
(Suyono, 2006). Pada pasien-pasien ini toleransi glukosa dapat
kembali normal setelah persalinan (Anonim, 1995).
2.2.4 Komplikasi Diabetes Melitus
1) Komplikasi Akut
a) Hipoglikemia Hipoglikemia (kadar gula darah yang abnormal
rendah) terjadi apabila kadar glukosa darah turun dibawah 50 mg/
dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat
oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau
karena aktivitas fisik yang berat. Hipoglikemia dapat terjadi setiap
saat pada siang atau malam hari. Hipoglikemia merupakan
komplikasikomplikasi yang tersering dan paling serius pada terapi
insulin. Keparahan dan lamanya hipoglikemia bisa diperkirakan
dari dosis, aktivitas puncak dan lama aksi jenis insulin yang
diberikan secara S.C (Anonim, 1995).
(1) Hipoglikemia ringan Ketika kadar glukosa darah menurun,
sistem saraf simpatis akan terangsang. Pelimpahan adrenalin
kedalam darah menyebabkan gejala seperti perspirasi, tremor,
takikardia, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.
(2) Hipoglikemia Sedang Penurunan kadar glukosa darah
menyebabkan sel-sel otak tidak mendapatkan cukup bahan bakar
untuk bekerja dengan baik. Tanda-tanda gangguan fungsi pada
sistem saraf pusat mencakup ketidakmampuan berkonsentrasi,
sakit kepala, vertigo, confuse, penurunan daya ingat, mati rasa
didaerah bibir serta lidah, bicara rero, gerakan tidak
terkoordinasi, perubahan emosional, perilaku yang tidak
rasional, penglihatan ganda, dan perasaan ingin pingsan.
(3) Hipoglikemia Berat Fungsi sitem saraf pusat mengalami
gangguan yang sangat berat sehingga pasien memerlukan
pertolongan orang lain untuk mengatasi Hipoglikemia yang
dideritanya. Gejala dapat mencakup perilaku yang mengalami
disorientasi, serangan kejang, sulit dibangunkan, atau bahkan
kehilangan kesadaran.
b) Diabetes Ketoasidosis KAD timbul sebagai akibat insufisiensi
insulin yang berat (biasanya dengan bertambah buruknya
kebutuhan dasar) dank arena adanya kelebihan hormone yang
pengaruhnya berlawanan dengan insulin (misalnya glucagon).
Predisposisi KAD merupakan ciri khas pada DM tipe 1 dan dapat
merupakan gejala yang mendorong pasien konsultasi ke dokter.
Meskipun demikian KAD dapat terjadi pada setiap pasien DM
yang mengalami stress cukup berat. Bila pasien di diagnosis KAD
maka perlu dicari penjelasannya, misalnya penghentian terapi
insulin, terkena stress yang menaikkan dasar insulin. Terapi KAD
hendaknya mencakup juga: 1. Pemulihan cairan tubuh, dengan
pengelolaan elektrolit yang tepat 2. Penormalan kembali asidosis
dan ketosis yang parah, dan
3. Pengedalian glukosa plasma. KAD sering timbul denagan
didahului oleh penurunan berat badan, poliuria dan polidipsia.
Gejalanya meliputi muntah-muntah dan nyeri perut yang khas
samar-samar dan tanpa menunjukkan tempatnya (Anonim, 1995).
c) Sindrom Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik (SHHNK)
Sindrom ini timbul terutama pada pasien dengan DM tipe 2 atau
jenis lain. Pada pasien dengan sindroma ini maka hiperglikemia
berat dan dehidrasi dapat timbul tanpa disertai ketoasidosis.
SHHNK dpat terjadi sebagai gejala sisa terhadap stress berat dan
dapat terjadi setelah “stroke” atau pemasukan hidrat arang yang
berlebihan. Patogenesis SHHNK biasanya meliputi gangguan
ekskresi glukosa oleh ginjal jadi pada umumnya didahulukan oleh
insufisiensi ginjal azotemia prerenal. Karena kebutuhan insulin
dasar tidak terganggu maka tidak terjadi produksi keton yang
berlebihan (Anonim, 1995).
2) Komplikasi Kronik Komplikasi kronik dari diabetes melitus dapat
menyerang semua sistem organ tubuh. Kategori komplikasi kronik
diabetes yang lazim digunakan adalah penyakit makrovaskuler,
mikrovaskuler, dan neurologis.
a) Komplikasi Makrovaskuler Perubahan aterosklerotik dalam
pembuluh darah besar sering terjadi pada diabetes. Perubahan
aterosklerotik ini serupa degan pasien-pasien non diabetik,
kecuali dalam hal bahwa perubahan tersebut cenderung terjadi
pada usia yang lebih muda dengan frekuensi yang lebih besar
pada pasien-pasien diabetes. Berbagai tipe penyakit
makrovaskuler dapat terjadi tergantung pada lokasi lesi
aterosklerotik. Aterosklerotik yang terjadi pada pembuluh darah
arteri koroner, maka akan menyebabkan penyakit jantung koroner.
Sedangkan aterosklerotik yang terjadi pada pembuluh darah
serebral, akan menyebabkan stroke infark dengan jenis TIA
(Transient Ischemic Attack). Selain itu aterosklerotik yang terjadi
pada pembuluh darah besar ekstremitas bawah, akan
menyebabkan penyakit okluisif arteri perifer atau penyakit
vaskuler perifer.
b) Komplikasi Mikrovaskeler
(1) Retinopati Diabetik Disebabkan oleh perubahan dalam
pembuluh-pembuluh darah kecil pada retina mata, bagian ini
mengandung banyak sekali pembuluh darah dari berbagai jenis
pembuluh darah arteri serta vena yang kecil, arteriol, venula
dan kapiler.
(2) Nefropati Diabetik Bila kadar gluoksa darah meninggi maka
mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stress yang
mengakibatkan kebocoran protein darah ke dalam urin.
Sebagai akibatnya tekanan dalam pembuluh darah ginjal
meningkat. Kenaikan tekanan tersebut diperkirakan berperan
sebagai stimulus untuk terjadinya nefropati.
(3) Neuropati Diabetikum Neuropati adalah komplikasi kronik
yang paling umum pada diabetes mellitus lanjut usia.
Mekanisme yang mendasari perkembangan neuropati adalah
hiperglikemia yang disebabkan metabolik yang jalur polyol
dari saraf tepi (Prabhu, 2009).
2.3 Prioritas Masalah
Setelah dilakukan pendataan satu keluraga maka dilakukan penghitungan
untuk mencari prioritas masalah yakni sebagai berikut:

No Keluarga Masalah Score Keterangan


1 Tn Doni Diabetes Melitus 3 Keluarga binaan

Dari Data di atas maka keluarga Tn. Doni mendapatkan score paling tinggi
sehingga menjadi kelurga binaan dengan masalah kurangnya pengetahuan
tentang penyakit diabetes melitus .
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KELUARGA BINAAN

3.1Pengkajian/Assasment
NAMA KK : Doni Sobirin
ALAMAT : Kp.Buaran Kec.Serpong
Kel.Buaran dan
RT 005 RW 001
A. KOMPOSISI KELUARGA

Hub. L/ Tingkat
No Nama Umur Pekerjaan Agama Ket.
Dgn KK P Pendidikan

1 Doni S Suami 49 L SMA TNI-AD Islam


2. Tintin R Istri 46 P SMA IRT Islam
3. Aura P Anak 15 P SMA Pelajar Islam
4. M.Ridwan Anak 8 L SD Pelajar Islam

1. Anggota keluarga yang meninggal 6 bulan terakhir : tidak ada


2. Penyebab kematian : tidak
3. Umur : tidak

A. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANAK PRASEKOLAH DAN


USIA SEKOLAH (5-12 TAHUN)
1. Berapa kali anak melakukan kebersihan gigi dalam sehari :
( ) 1 kali ( ) 2 kali ( ) 3 kali
2. Bagaimana kondidi gigi anak saat ini :
( ) Berlubang dan hitam ( ) Gusi bengkak dan berdarah
( ) Sariawan ( ) Bersih dan sehat
3. Apakah anak terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan :
( )Ya ( ) Tidak
4. Apakah anak terbiasa memakai alas kaki saat bermain :
( ) ya ( ) Tidak
5. Bagaimana kondisi anak saat ini :
( ) Sehat ( ) Sakit
6. Bila sakit, apa yang dikeluhkan / diagnosis medisnya ___________

B. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANAK REMAJA (12-18 TAHUN)


1. Kegiatan yang dilakukan remaja di luar jam sekolah Tidak ada Bermain
Diam
3. Bagaimana kondisi remaja saat ini :
() Sehat () Sakit
4. Bila sakit, apa yang dikeluhkan / diagnosis medisnya ___________

C. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Apakah dalam keluarga ada yang mengalami gangguan jiwa :
( ) Ya ( ) Tidak
2. Bila ya, kondisinya saat ini : __________________________
3. Apa yang telah dilakukan untuk mengatasinya :
( ) Ke pelayanan kesehatan ( ) Di diamkan saja

D. KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU KESEHATAN


KELUARGA
1. Kapan anda memeriksakan gula darah?
□ Setiap 2 minggu sekali Setiap 1 bulan sekali Lainnya.....................
□ Setiap 2 bulan sekali Tidak pernah
2. Makanan dan minuman apa saja yang biasa anda konsumsi? (Boleh pilih lebih
dari 1)

Makanan: Minuman:
□ Nasi □ Air putih
□ Kentang □ Teh manis
□ Abon □ Teh tawar
□ Daging □ Kopi
□ Ikan □ Susu kedelai
□ Dendeng □ Sirup
□ Makanan yang diawetkan dalam □ Madu
kaleng □ Susu kental manis
(misalnya: sarden) □ Minuman botol
□ Makanan yang digoreng □ Minuman bersoda
□ Biskuit □ Es krim
□ Roti manis
□ Sayur
□ Buah seperti apel, jeruk, mangga
□ Buah yang dikalengkan
□ Mentega
□ Roti dari gandum
□ Tahu, Tempe
□ Telor
□ Selai
□ Kacang

4. Berapa banyak anda mengkonsumsi gula dalam sehari?


□ Tidak mengonsumsi gula 1-3 sendok teh
□ Lebih dari 3 sendok teh
5. Berapa banyak anda memasak beras untuk anda konsumsi sendiri setiap harinya?
□ < ¾ gelas belimbing ¾ sampai 2 ½ gecyglas belimbing
□ 3 gelas belimbing > 3 gelas belimbing
□ Lainnya, sebutkan.............
6. Berapa gelas anda minum air putih setiap hari? ........... gelas belimbing (minum air
putih ideal: BB x 40 ml, 1 gelas belimbing: 200 ml)
7. Berapa kali anda berolahraga dalam satu minggu?
□ Tidak pernah 1 kali
□ 2 kali Lebih dari 3 kali
□ Setiap hari
8. Kapan anda berolahraga?
□ Sebelum sarapan Setelah sarapan
□ Sebelum tidur Kapan saja jika ada waktu luang
9. Berapa jam anda tidur dalam sehari?
□ Kurang dari 4 jam 4-5 jam sehari
□ Lebih dari 5 jam
10. Apakah anda sering terbangun untuk buang air kecil pada malam hari?
□ Tidak Ya, Berapa kali?...............................
11. Jika ada masalah, apakah anda mudah mengalami merasa stres?
□ Ya
□ Tidak
12. Apakah anda minum minuman beralkohol?
□ Tidak Ya, berapa kali dalam seminggu?
13. Apakah anda minum minuman bersoda?
□ Tidak Ya, berapa kali dalam seminggu?
14. Apakah anda teratur minum obat DM?
□ Ya Tidak Tidak pernah minum
15. Bila TIDAK TERATUR/TIDAK PERNAH, apa yang menjadi alasan anda?
□ Bosan Harga obat mahal Jarak jauh untuk membeli obat
□ Malas DM adalah takdir Tuhan Nanti akan sembuh sendiri
□ Lainnya,………………..
E. RIWAYAT KESEHATAN
1. Kapan anda didiagnosa terkena DM? .................
2. Apakah ada keluarga anda yang terkena DM?
□ Ada, siapa………………………. Tidak ada Tidak tahu
3. Apakah anda mempunyai keluahan selama 6 bulan terakhir?
□ Tidak ada
Ada, yaitu…
□ Mudah lapar Sering kencing Mudah haus
□ Kesemutan Lainnya, sebutkan……
4. Kapan keluhan tersebut muncul?
□ Sewaktu-waktu Waktu ada masalah Istirahat
□ Sehabis bekerja Saat bekerja Lainnya……….
5. Apakah anda memiliki penyakit lainnya?
□ Gagal ginjal Stroke Jantung
□ Hipertensi Lainnya…………….
6. Darimana anda pertama kali anda didiagnosa terkena DM?
□ Posyandu lansia PUSKESMAS Praktek dokter
□ Rumah sakit Bidan Lainnya…………….
No Pernyataan Ya Tidak Tidak tahu

1 Penuaan meningkatkan resiko terjadinya


diabetes mellitus
2 Faktor keturunan meningkatkan resiko
terjadinya diabetes mellitus
3 Tidur setelah makan meningkatkan resiko
terjadinya diabetes mellitus
4 Kegemukan meningkatkan resiko
terjadinya diabetes mellitus
5 Penderita diabetes diperbolehkan
mengkonsumsi gula maksimal 2 sendok
makan sehari
6 Gula aren adalah salah satu jenis gula yang
boleh dikonsumsi penderita diabetes
mellitus
7 Gula pasir adalah salah satu jenis gula
yang harus dihindari oleh penderita
diabetes mellitus
8 Sering stress memicu terjadinya diabetes
mellitus
9 Jarang olahraga memicu terjadinya
diabetes mellitus
10 Orang yang berat badannya turun drastic
merupaka tanda dari penderita diabetes
mellitus
11 Luka yang tidak kunjung sembuh
merupakan tanda penyakit diabetes
mellitus
12 Sering lemas merupakan tanda terjadinya
penyakit diabetes melitus
13 Penglihatan kurang jelas merupakan tanda
terjadinya diabetes melitus
14 Diabetes mellitus dapat mengakibatkan
gagal ginjal
15 Diabetes mellitus dapat menyebabkan
stroke
16 Penderita diabetes mellitus harus
mengurangi makanan manis
17 Gula darah sewaktu lebih dari 200 Mgdl
disebut diabetes mellitus
18 Mengonsumsi apel meningkatkan gula
darah
19 Mengonsumsi kayu manis akan
meningkatkan gula darah
20 Mengonsumsi pare akan meningkatkan
gula darah
21 Mengonsumsi bayam dapat meningkatkan
gula darah
22 Mengonsumsi air lemon dapat
meningkatkan gula darah

3.2 Manajamen Asuhan Kebidanan


I.Pengumpulan Data
A. Struktur dan sifat keluarga
Nama KK : Tn. Doni Sobirin
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur :49 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : TNI-AD
Alamat : Kp.Buaran RT 005 RW 001

Susunaan Keluarga

Hub
No Nama Umur Seks Pendidikan Pekerjaan Ket
Dengan keluarga
1 Ny. Tintin R 46th P Istri SMA IRT
2 Aura Puja L 15 th P Anak SMA Pelajar
3 M.Ridwan 8 th L Anak SD Pelajar

B. Kebutuhan dalam hidup sehari-hari


1. Kebutuhan Nutrisi : Makan lauk pauk kadang-kadang
2. Kebersihan diri : Mandi 2x sehari
C. Lingkungan
1. Perumahan : berada di pinggir jalan dan dekat dengan
sekolah SMP dan SD, permanent, terdapat
ventilasi, penerangan dengan listrik.
2. Pengolahan sampah : terdapat yang mengambil sampah setiap pagi
nya
3. Sumber air : air PDAM, tidak berwarna dan berbau
4. Jamban Keluarga : memiliki wc sendiri

D. Perilaku keluarga dalam penanggulangan penyakit : terkadang suka


memakai obat warung atau obat tradisional jika sudah merasa baik, akan
tetapi jika tidak sembuh baru berobat kerumah sakit

II. Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan


Diagnosa : Tn.Doni 49 tahun, dengan diabetes melitus tipe II
DS : a. Ibu mengatakan saat ini suaminya sudah mengalami berat
badan yang turun drastis dari dulu
b. Ibu mengatakan jika suaminya saat buang air kecil
selalu banyak semut di WC walaupun sudah disiram
Masalah : Takut ketergantungan dengan obat jika berobat ke dokter
dan tidak sembuh dengan secepatnya
Dasar : Ibu mengatakan jika suamninya tidak mau berobat dan
hanya mengandalkan dari obat-obat tradisional dan obat
yang diberikan teman yang memiliki penyakit yang sama
Kebutuhan : Informasi tentang : a. Pengertian Diabetes Melitus
b. Jenis Diabetes Melitus
c. Komplikasi Diabetes Melitus
d.Pola hidup sehat
III. Masalah Potensial
Tidak ada

IV. Tindakan Segera


Tidak ada

V. Intervensi
1. Beritahu penjelasan tentang Diabetes Melitus
2. Informasi tentang : a. Jenis diabetes melitus
b. Komplikasi Diabetes Melitus
c. Pola Hidup Sehat
3.Bantu ibu untuk mengatur makanan suaminya

VI . Implementasi
Melakukan penyuluhan kepada ibu tersebut untuk bisa menjaga pola
hidup suaminya
VII. Evaluasi
1. Ibu sudah mengerti tentang penjelasan diabetes melitus
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Tujuan
4.1.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, Ny.Tintin diharapkan dapat mengetahui
diabetes melitus.

4.1.2 Tujuan Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan,ibu diharapkan:
 Mengetahui jenis-jenis diabetes melitus
 Bersedia mengubah pola hidup nya dalam satu keluarga
 Dapat mencegah diabetes melitus untuk anak-anaknya karena terdapat faktor
resiko terkena juga
 Dapat mengurangi gejala yang terdapat pada suaminya.

4.1.3 SASARAN
Ny.Tintin/Keluarga Tn.Doni (saat ini suami tidak dapat di temui karena ada
tugas luar)

4.1.4 BENTUK KEGIATAN


Penyuluhan

4.1.5 WAKTU DAN TEMPAT


Sabtu, 15 Juni 2019 dirumah Ny.Tintin/keluarga Tn.Doni

4.1.6 BIAYA

4.1.7 PENGORGANISASIAN
 Penanggung jawab : Imelda Rezeki Amalia
 Penyaji/pelaksana : Imelda Rezeki Amalia
 Fasilitator :Ny.Tintin

4.1.8 EVALUASI
1.Evaluasi proses:
 Penyuluhan
 Konseling
 Tanya jawab
2.Evaluasi hasil : post test lisan

4.1.9 LAMPIRAN
1. Jadwal Kegiatan

No Hari/tanggal Waktu Kegiatan Penyaji Pelaksana P.Jawab


1 Sabtu/15 Juni15.00 Wawancara, Imel Imel
2019 WIB konseling dan
Penyuluhan
tentang Diabetes
Melitus
2 Sabtu/15 Juni16.30 Evaluasi Imel Imel Imel
2019 WIB

2.Satuan Acara Penyuluhan


Terlampir
3.Materi Penyuluhan
Terlampir

HASIL KEGIATAN PENYULUHAN PADA Ny. Tintin


DI KAMPUNG BUARAN RT 005 RW 001 KEL.BUARAN KEC.SERPONG
KOTA TANGERANG SELATAN
TANGGAL 15 Juni 2019

Tanggal : 15 Juni 2019


Tempat : Rumah Kel. Tn. Doni / Ny. Tintin
Waktu : 15.00-16.30 WIB

Jenis Kegiatan : - Perkenalkan Diri


- Menjelaskan tujuan kedatangan
- Memberikan konseling pada Ny.Tintin tentang diabetes melitus
Saran : Menyarankan pada Ny.Tintin untuk mengubah pola hidupnya
agar lebih sehat dan untuk mencegah penyakit diabetes pada anak-
anak yang memiliki faktor resiko juga
Hasil : Ny.Tintin sudah mengetahui tentang penyakit diabetes melitus

Penyuluh
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Asuhan keluarga binaan pada Ny.Tintin/keluarga Tn.Doni dengan masalah
kurang nya pengetahuan keluarga tentang penyakit diabetes melitus .Adapun
kebutuhan yang diperlukan yaitu konseling dan pemberian penjelasan tentang
pentingnya menjaga pola hidup sehat agar mencegah dan tidak memperparah
terjadinya penyakit diabetes melitus,tidak ditemukan masalah potensial,sehingga
tidak dilakukan tindakan segera,rencana yang dilakukan yakni memberikan
penyuluhan tentang diabetes melitus.
Pelaksanaan yang dilaksanakan setiap intervensi yang diberikan yaitu :
- Mengadakan wawancara selama 1 hari mulai pada tanggal 15 Juni 2019
- Memberi informasi dan penyuluhan tentang pentingnya menjaga pola hidup
sehat agar tidak terkena penyakit diabetes melitus.
- Menganjurkan ibu untuk datang kepetugas kesehatan agar mau mengecek
kesehatannya.
Setelah melakukan pelaksanaan diperoleh hasil bahwa perwakilan keluarga
sudah mengetahui akan pentingnya menjaga pola hidup sehat.

5.2 Saran
Diharapkan kepada petugas kesehatan agar memberikan pelayanan pendidikan
kesehatan serta informasi tentang diabetes melitus dikarenakan penyakit tersebut
datang tanpa disadari oleh penderita sehingga terjadi secara tiba-tiba dan biasanya
dirasakan jika sudah mengalami beberapa komplikasi atau terlihat nya perubahan
yang signifikan pada fisik penderita.
Diharapkan kepada anggota kelurag atau setiap warga juga harus menjaga
kesehatannya karena kesehatan itu mahal dan sulit diobati juga sudah terjadi
komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi:Jakarta


EGCGuyton. 1996.Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit:Jakarta
EGCIrianto, Kus. 2004.Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk
Paramedis:Bandung
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Bahasan : Diabetes Melitus


Sub Pokok Bahasan :- Pengertian Diabetes Melitus
- Klasifikasi Diabetes melitus
- Komplikasi yang terjadi pada penyakit Diabetes
Melitus
- Terapi yang digunakan untuk mencegah penyakit
diabetes melitus
Sasaran : Keluarga Tn.Doni
Waktu : 15.00
Hari / Tanggal : Jumat, 15 Juni 2019
Tempat : Rumah Kel. Tn. Doni / Ny. Tintin

Tujuan Penyuluhan / Kegiatan


Tujuan Umum : Setelah mengikuti penyuluhan / konseling Ny. Tintin
diharapkan mampu memahami tentang Diabetes Melitus
Tujuan Khusus : Setelah penyuluhan / konseling diharapkan Ny. Tintin
mampu menjalankan :
1. Pola hidup sehat
2. Mencegah Diabetes Melitus
No Tahapan Kegiatan Penyuluh Kesiapan Ny. Tuti Waktu
1. Pendahuluan Mengucapkan salam danMenjawab salam dan10 menit
memperkenalkan diri mendengarkan
2. Materi / Penyajian - Menjelaskan tentangMemberikan respon 50 menit
diabetes melitus
- Menjelaskan kepada
Ny. Tuti tentang klasifikasi
penyakit diabetes
melitus,komplikasidan
penangannya
3. Evaluasi Memberikan tes secara lisan Mendengarkan dan15 menit
Mengucapkan salam danmenjawab pertanyaan
4. Penutup berterima kasih

Metode : Ceramah dan tanya jawab


Evaluasi : Ny. Tintin mendengarkan dan mengerti tentang diabetes melitus
INFORMED CONSENT

Jakarta, 15 Juni 2019

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama KK : Tn Doni
Umur : 49 tahun
Alamat : Kp.Buaran RT 005 RW 001
Menyatakan dengan benar bahwa keluarga saya bersedia menjadi keluarga binaan
dan memperoleh penyuluhan tentang diabetes melitus oleh mahasiswa Akademi
Kebidanan RSPAD Gatot Soebroto yang ber-
Nama : Imelda Rezeki Amalia
NIM : 17037
Tingkat : II-A
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang diabetes melitus. Demikianlah surat
pernyataan ini saya perbuat tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun. Saya
ucapkan terima kasih.

Mahasiswa Kepala Keluarga

(Imelda Rezeki Amalia) (Tn Doni/ Ny Tintin)

Anda mungkin juga menyukai