Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat serta hidayah nya ‘kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tanpa rahmat serta hidayah-Nya
mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas Asuhan
kebidanan komunitas tentang “MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANC
DAN INC DI KOMUNITAS ”.Selain itu juga agar kami penyusun dan pembaca
dapat menambah dan memperluas ilmu tentang bagaimana cara kita untuk
mengetahui tentang apa itu manajemen asuhan kebidanan anc dan inc di
komunitas
Makalah yang kami sajikan ini berdasarkan sumber-sumber yang ada.
Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
kami sebagai penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan pertolongan-Nya lah sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami sebagai Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen Asuhan
kebidanan Komunitas yang telah membimbing kami, agar kami dapat mengerti
tentang bagaimana cara menyusun makalah dengan baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan Dari itu
kami mohon saran dan kritiknya untuk menyempurnakan makalah ini sebelum
dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.
penyususn
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan Bidan
untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak Balita dalam
keluarga dan masyarakat pada saat ini.
Pelayanan kebidanan professional yang ditujuhkan pada masyarakat
dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksana dan
evaluasi pelayanan kebidanan dengan memperhatikan Standar Asuhan
kebidanan antenatal, standar alat antenatal, manejemen antenatal yang berlaku.
(Dainty Materniti,dan Ratna dewi dkk, 2017)
Pemahaman tentang persalinan sebagai multifaktor akan memberikan
dasar terhadap pendekatan yang berpusat pada ibu dalam menejemen asuhan
intranatal. Menejemen asuhna intranatal di komunitas merupakan suatu
pendekatan yang terpusat kepada individu dimasyarakat yang membutuhkan
kemampuan analisis tinggi dan cepat terutama yang berhubungan dengan
aspek sosial, nilai-nilai dan budaya setempat. Dengan memberikan asuhan
intranatal yang tepat dan sesuai standar, diharapkan dapat membantu
menurunkan angka kematian ibu dan bayi akibat perdarahan pada saat
persalinan. (Dainty Materniti,dan Ratna dewi dkk, 2017)
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu Asuhan Anternatal dan Intranatal?
b. Bagaimana Standar Asuhan Kebidanan dan Intranatal?
c. Apa saja Standar Alat Antenatal dan Intranatal?
d. Bagaimana Manejemen Asuhan Antenatal dan Intranatal?
C. TUJUAN
a. Mengetahui Pengertian Asuhan Anternatal dan Intranatal
b. Mengetahui Standar Asuhan Kebidanan dan Intranatal
c. Mengetahui Standar Alat Antenatal dan Intranatal
d. Mengetahui Manejemen Asuhan Antenatal dan Intranatal
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tujuan
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta
pertumbuhan dan perkembangan bayi
b. Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan
janin
c. Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan
d. Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi
komplikasi
e. Mempersiapkan masa nifas dan pemberian asi eksklusif
(Dainty Materniti,dan Ratna dewi dkk, 2017)
pula bahwa frekuensi pelayanan antenaatal ini hanya dapat di berikan oleh
tenaga profesional dan tidak dapat di lakukan oleh dukun bayi. Ditetapkan
pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal minimal 4 kali selama
kehamilan yaitu minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada
triwulan ke dua, dan 2 kali pada triwulan ke tiga. Standar waktu pelayanan
antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan, khususnya
untuk memberi kesempatan yang cukup dalam menangani kasus resiko
tinggi yang di tentukan. (syarifudin dan hamdiah,2009)
c. Standar 3 : perencanaan
1) Pernyataan standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosisi
dan masalah yang di tegakan
2) Kriteria perencanaan
a) Rencna tindakan di susun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi,dan asuhan
secara komprehensif
b) Melibatkanklien/pasien dan keluarga
c) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien.
d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan
kebutuhanklien berdasarkan evidence based dan memastikan
bahwa asuhan yang di berikan bermafaat untuk klien.
e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumber daya, serta fasilitas yang ada.
(Dainty Materniti,dan Ratna dewi dkk, 2017)
6
d. Standar 4: implementasi
1) Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, elektif, efisiensif dan aman berdasarkan evidence
based kepada klien/ pasien dalam bentuk upaya promontif,
preventif, kuratif,dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan,
2) Kriteria
a) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-
sosial-spritual-kultural.
b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari
klien atau keluargannya
c) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.
d) Melibatkan klien dalam setiap tindakan
e) Menjaga privasi klien
f) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.
g) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara
berkesinambungan
h) Menggunakan sumberdaya, sarana dan fasilitas yang ada dan
sesuai
i) Melakukan tindakan sesuai standar
j) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
(Dainty Materniti,dan Ratna dewi dkk, 2017)
e. Standar v : evaluasi
1) Pernyataan Standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan
untuk melihat kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai
dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
7
2) Kriteria
a) Penilaian dilakukan segera setelh selesai melaksanakan asuhan
sesuai kondisi klien
b) Hasil evaluasi segera dicatat dan didokumentasikan pada klien
c) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
d) Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien.
5. Standar alat
Dibawah ini daftar peralatan yang mungkin diperlukan untuk
melakukan pelayanan antenatal. Alat yang dipakai dapat bervariasi ,
namun yang penting adalah bagaimana seseorang pelaksana pelayanan kia
memanfaatkan mata, telinga, hidung dan tangannya untuk mengetahui
hampir semua hal penting tentang ibu hamil yang diperiksanya. Peralatan
yang digunakan harus bersih dan siap pakai. (Dainty Materniti,dan Ratna
dewi dkk, 2017)
Alat dan bahan untuk pelayanan antenatal yaitu:
a. Peralatan tidak steril
1) Timbangan BB dan pengukur TB
2) Tensi meter dan stetoskop
3) Funandoskop
4) Thermometer
5) Senter
6) Reflek hammer
7) Pita pengukur LILA
8) Metline
9) Pengukur HB
12
10) Bengkok
11) Handuk kering
12) Lampu spiritus
13) Reagen untuk pemeriksaan urine
14) Tempat sampah
b. Peralatan steril
1) Bak instrument
2) Spatel lidah
3) Sarung tangan
4) Spuit dan jarum
e. Obat-obatan
1) Golongan roborantia (vit B6 dan B kompleks)
2) Vaksin TT
3) Kapsul yodium
13
Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care :
c. Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai
minggu ke-36 dan setelah minggu ke-36
(Dainty Materniti,dan Ratna dewi dkk, 2017)
5. Asuhan Intranatal
a. Asuhan Persalinan Kala I
Bertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai
dalam pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Bidan perlu
mengingat konsep tentang konsep sayang ibu, rujuk bila partograf
melewati garis waspada atau ada kejadian penting lainnya. (Dainty
Materniti,dan Ratna dewi dkk, 2017)
b. Asuhan Persalinan Kala II
Bertujuan memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu
maupun bayi. Bidan dapat mengambil keputusan sesegera mungkin
apabila diperlukan rujukan. (Dainty Materniti,dan Ratna dewi dkk,
2017)
c. Asuhan Persalinan Kala III
Bidan sebagai tenaga penolong harus terlatih dan terampil dalam
melakukan manajemen aktif kala III . Hal penting dalam asuhan
persalinan kala III adalah mencegah kejadian perdarahan, karena
penyebab salah satu kematian pada ibu. (Dainty Materniti,dan Ratna
dewi dkk, 2017)
d. Asuhan Persalinan Kala IV
Asuhan persalinan yang mencakup pada pengawasan satu sampai
dua jam setelah plasenta lahir. Pengawasan/observasi ketat dilakukan
pada hal-hal yang menjadi perhatian pada asuhan persalinan kala
IV. (Dainty Materniti,dan Ratna dewi dkk, 2017)
22
6. Kegawatdaruratan Persalinan
a. Jangan menunda untuk melakukan rujukan
b. Mengenali maslah dan memberikan instruksi yang tepat
c. Selama proses merujuk dan menunggu tindakan selanjutnya lakukan
pendampingan secara terus menerus
d. Lakukan observasi Vital Sing secara ketat
e. Rujuk segera bila terjadi Fetal Distress
f. Apabila memungkinkan, minta bantuan teman untuk mencatat riwayat
kasus dengan singkat
(Dainty Materniti,dan Ratna dewi dkk, 2017)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang di berikan
kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan
antenatal. Pelayanan antenatal yang lengkap mencangkup banyak hal seperti
anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan kebidanan, pemeriksaan
laboratorium sesuai indikasi, serta intervensi dasar dan khusus (sesuai resiko
yang ada). Penerapan oprasionalnya dikenal standar, minimal 5t (timbang
berat badan dan tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi
tetanus toksoid (tt) secara lengkap, pengukuran tinggi fundus uteri, pemberian
tablet fe 90 tablet selama kehamilan
Dengan memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai dengan
standar, diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Pendekatan yang membutuhkan kemampuan analisis yang berhubungan
dengan aspek sosial, nilai-nilai dan budaya setempat.
Adapun tujuan dari asuhan intranatal dalam kebidanan komunitas yaitu :
1.Memastikan persalinan yang telah direncanakan
2.Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam suasana
yang menyenangkan
3.Mempersiapkan transportasi, serta biaya rujukan apabila diperlukan.
Manajemen asuhan intranatal dirumah dibagi dalam empat tahap sesuai
dengan tahap yang ada dalam persalinan. Yaitu kala I,II,III,IV. Dengan
memberikan asuhan intranatal yang baik dan sesuai standar, bidan dapat
memberikan pertolongan persalinan yang memadai dan tepat waktu,
meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, dan menurunkan
angka kejadian sepsis puerpuralis pada ibu nifas, sehingga membantu angka
kematian ataupun kesakitan ibu dan bayi.
A. SARAN
1. Bagi Institusi
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun tentang strategi pelayanan kebidanan dan tugas
dan tanggung jawab bidan
Maternity, Dainty dan Ratna Dewi Putri, dkk. 2017. Asuhan kebidanan Komunitas
. Yogyakarta : Andi
Runjati, dan umar Syahniar, 2018. Teori dan Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC