Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ATAU KONSELING (KIP/K)

DI SUSUN OLEH :
VIRANIKA MAUDI (2007110002)
SARAH NADIA (2007110146)

DOSEN PEMBIMBING :
RAMADHANIAH, S.Gz.,M.P.H

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
TAHUN 2022

PE

1
Ucapan terimakasih kepada ibu Ramadhaniah, S.Gz.,M.P.H selaku dosen
pembimbing mata kuliah KIE GIZI dan berbagai pihak yang ikut membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,untuk itu
penulis mengharapkan saran,kritik dan tanggapan untuk kesempurnaan makalah
ini dan juga untuk menambah pemahaman terhadap topik yang di bahas.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Banda Aceh, 27 september 2022

PENULIS

DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3

2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal Konseling (KIP/K)..................................................5
2. Faktor Penghambat Komunikasi Interpersonal dan Konseling..........................................7
a. Kegagalan menyampaikan informasi penting,...............................................................................8
b. Perpindahan topik bicara yang tidak lancar,..................................................................................8
3. Konsep Memahami Diri Sendiri...........................................................................................10
a. Kesadaran diri..............................................................................................................................11
b. Klarifikasi nilai............................................................................................................................11
c. Eksplorasi perasaan.....................................................................................................................11
4. Pengaruh Pemahaman Diri terhadap KIP/K......................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang dilakukan dari
orang ke orang, bersifat dua arah, bersifat 2 arah baik secara verbal dan
nonverbal, dengan saling berbagai informasi dan perasaan antara individu
dengan individu atau antara individu dalam kelompok kecil. Sedangkan,
konseling sendiri adalah suatu proses pemberian informasi objektif dan
lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi
interpersoinal, teknik bimbingan dan penguasaan Untuk mengetahui
konsep memahami diri sendiri, Untuk mengetahui konsep komunikasi
interpersonal atau konseling (KIP/K) untuk mengetahui pengaruh
pemahaman diri terhadap KIP/K.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif
sangat diperlukan oleh manusia agar dia dapat menjalani semua
aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika seseorang melakukan
aktivitas dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja. Agar
komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam
berkomunikasi( communication skill). Dan tidaklah semua orang
memiliki communication skill. Banyak orang yang berkomunikasi hanya
mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari.
1. Kode Etik Profesi Konselor
2. Permasalahan dalam Penerapan Kode Etik Profesi
Bimbingan dan Konseling
3. Mengidentifikasi Jenis Konseling Online yang Paling Sesuai
dengan
4. Kenyamanan dan Masalah Konseling
5. rekomendasi perbaikan bagi problematika isu konseling
online
6. Langkah- langkah membuat keputusan etis
7. Kode etik profesi di indonesia

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi interpersonal/konseling (KIP/K)
2. Apa saja faktor-faktor penghambat KIP/K
3. Bagaimana konsep memahami diri sendiri?
4. Bagaimana pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Komunikasi Interpersonal Konseling
(KIP/K)
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dari KIP/K
3. Untuk mengetahui konsep memahami diri sendiri
4. Untuk mengetahui pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Komunikasi Interpersonal Konseling (KIP/K)


Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang di lakukan dari orang ke
orang, bersifat 2 arah baik secara verbal maupun non verbal,dengan saling
berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar
individu di dalam kelompok kecil.
Komunikasi Interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan
penerimaan pesan antara dua atau lebih individu.Hal ini dapat mencakup semua
aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi
non verbal, dan banyak lagi.Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal
terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak seperti
bidang komunikasi seperti interaksi kelompok ,dimana mungkin ada sejumlah
besar individu yang terlibat dalam Tindakan komunikatif. Konseling adalah
proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik
dengan panduan komunikasih interpersonal, teknik dilakukan secara sistematik
dengan panduan komunikasih interpersonal,teknik bimbingan dan penguasan
pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisi
saat ini, masalah yang sedang di hadapi, dan menetukan jalan keluar atau upaya
mengatasi masalah tersebut. (Saifudin, abdul bari ) Mendefinisikan konseling
sebagai suatu proses antar pribadi, dimana satu orang di bantu oleh satu orang
lainya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan
masalahnya, (Wilian ranyingan) mendeskripsikan konseling sebagai usaha
untuk membantu seorang menolong dirinya sendiri.

5
Gambar 1.1 komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan inti dari semua hubungan antara


manusia. Berikut adalah beberapa pendapat para ahli tentang pengertian
komunikasi interpersonal :
1) Menurut Liliweri, 2007
Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan
oleh 2 atau 3 orang dengan jarak fisik diantara mereka yang sangat
dekat, bertatp muka atau bermedia dengan sifat umpan balik yang
berlangsung cepat, adaptasi pasien bersifat khusus serta memiliki
tujuan/maksud komunikasi tidak berstruktur.
2) Menurut Depkes RI, 2002
Komunikasi Interpersonal adalah pertukaran informasi, perasaan
atau pemikiran antar manusia (individu) secara tatap muka (face to
face), individu dengan individu (person to person), verbal non-verbal.
3) Menurut Saraswati dan Tarigan (2002)
Komunikasi interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua
arah, verbal dan non verbal.

Secara garis besar komunikasi interpersonal dapat disimpulkan


sebagai proses tatapan muka penyampaian informasi dan saling pengertian
antara dua atau lebih individu.
Sedangkan konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan
lengkap, dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan
komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasa pengetahuan
klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini,
masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya
untuk mengatasi masalah tersebut ( Saifudin, Abdul Bari. 2001 : 39).
Menurut Rochman Natawidjaja, 1987:32, konseling adalah sebagai
hubungan timbal balik antara dua individu , dimana yang seorang (yaitu
konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai
pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah
yang dihadapi pada waktu yang akan datang.
6
Konseling adalah proses pemberian bantuan seseorang kepada orang
lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu melalui
pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan
klien. (Saraswati dan Tarigan, 2002)
Proses konseling menggambarkan adanya kerjasama antar bidan
selaku konselor dengan klien dalam mencari tahu tentang masalah yang
dihadapi klien. Proses ini memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan agar
mencapai jalan keluar pemecahan masalah klien.
Manfaat konseling adalah meningkatkan kemampuan klien dalam
mengenal masalah, merumuskan alternatif, memecahkan masalah dan
memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah secara mandiri.
Proses Konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan :
1. Pembinaan hubungan baik (Rapport).
2. Penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan , perasaan,
kekuatan diri) dan pemberian informasi (sesuai kebutuhan).
3. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah, perencanaan.
4. Menindaklanjuti pertemuan Jalannya proses konseling sangat tergantung
pada alur percakapan konselor-klien/konseling.

2. Faktor Penghambat Komunikasi Interpersonal dan Konseling


Menurut Depkes RI (2002), faktor penghambat komunikasi interpersonal
dan konseling dapat dibedakan menjadi :
1. Faktor individual
Orientasi cultural (ketertarikan budaya) merupakan faktor individual
yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini
merupakan gabungan dari sebagai berikut :
a. Faktor fisik (kepekaan panca indera, seperti kemampuan untuk
menilai dan mendengar).
b. Sudut pandang (seperti nilai-nilai, keyakinan seseorang tentang nilai
suatu ide atau tingkah laku, menurut Potter & Perry, 1987 dalam
Arwani, 2002. Nilai yang dimiliki seseorang akan mencerminkan
kebutuhan atau keinginan yang dimiliki).
c. Faktor sosial (seperti sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial,
peran dalam masyarakat, status sosial, peran sosial).
d. Bahasa

2. Faktor yang berkaitan dengan interaksi


a. Tujuan dan harapan terhadap komunikasi,
b. Sikap terhadap interaksi,
c. Pembawaan diri (seperti kehangatan, perhatian, dukungan),
d. Sejarah hubungan.

3. Faktor situasional
7
Percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti, lingkungan
fisik dan non-fisik atau mental-psikologis. Proses komunikasi akan
menjadi lebih efektif jika dilakukan pada kondisi yang nyaman dan
kondusif. Kebisingan atau gangguan pembatasan hak pribadi
kemungkinan dapat menyebabkan kebingungan, tekanan dan
ketidaknyamanan dalam komunikasi.

4. Kompetensi dalam melakukan percakapan (agar efektif suatu ineraksi harus


menunjukkan prilaku kompoten dari kedua belah pihak.
a. Kegagalan menyampaikan informasi penting,
b. Perpindahan topik bicara yang tidak lancar,
c. Salah pengertian.

Gambar 1.2 faktor penghambat komunikasi

Sedangkan menurut Liliweri (2007) faktor-faktor penghambat


komunikasi interpersonal dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut.

1. Tidak mengenal Audiens


Banyak orang gagal berkomunikasi karena tidak mengenal
komunikasi yang menjadi sasaran komunikasi. Jika kita tidak mengenal
karakteristik komunikasi, komunikasi yang kita lakukan tidak efektif.
Maka, kenalilah audiens Anda.

2. Tidak tahu bagaimana penerimaan menyerap komunikasi


Selain komunikator tidak mengenal komunikan, faktor lain yang
menyebabkan gagalnya komunikasi adalah kita tidak mengetahui
bagaimana cara komunikan menyerap informasi yang kita kirimkan.

3. Tidak tahu pola komunikasi budaya


Periksalah diri anda melalui self-concept, keterampilan mana yang
paling banyak dibutuhkan kalau anda melakukan komunikasi kesehatan
di desa jika dibandingkan di kota? Jika anda berhadapan dengan orang
yang datang dari latar belakang Low Context Culture, sementara anda

8
sendiri datang dari High Context Culture, anda tidak perlu menguraikan
pesan secara terinci.
Keterampilan anda sangat ditentukan oleh bagaimana anda
menyampaikan pesan secara ringkas, tak perlu bertele-tele, sehingga
maknanya mudah diterima tanpa ada perasaan bosan. Mereka yang
berasal dari kebudayaan Low Context Culture tak terlalu suka dengan
rincian pesan. Mereka lebih suka kalau pesan yang disampaikan itu hanya
garis besarnya saja. Sebaliknya mereka yang berasal dari High Context
Culture sangat membutuhkan rincian pesan. Maka, pelajarilah pola-pola
komunikasi budaya.

4. Jarang melakukan evaluasi respon komunikasi


Setiap kali anda berkomunikasi, evaluasilah selalu kecepatan
respons anda terhadap pesan atau tampilan orang lain. apakah mungkin
anda makin mudah berkomunikasi ataukah sulit memahami orang lain.
Apakah anda mudah percaya pada isi pesan atau pada orang yang
mengemukan suatu gagasan atau informasi. Maka, lakukanlah evaluasi
atas respon komunikasi anda.

5. Tidak tahu kebiasaan berkomunikasi lisan


Kebanyakan komunnikasi antarpersonal dalam budaya kita
dilakukan secara lisan.
a. Pengaruh status senioritas dalam komunikasi lisan, apakah orang tua
dibiarkan lebih banyak bicara daripada yang muda
b. Perhatikan syarat apa yang boleh dikatakan dan tidak boleh
dikatakan.
c. Bagaimana cara anda mengatakan (langsung ketujuan, atau berputar-
putar.
d. Perhatikan dengan siapa anda berkomunikasi antar budaya (to whom
you want to say it; to whom are you talking) Maka pelajarilah
kebiasaan berkomunikasi lisan.

6. Tidak terbiasa mendengarkan


Berbagai penelitian tentang kebiasaan mendengarkan
menunjukkan bahwa lebih dari separuh perhatian dalam
berkomunikasi dicurahkan untuk mendengarkan (53%), 17% untuk
membaca, 16% untuk berbicara dan 14% untuk menulis. Lalu apa
yang harus kita lakukan? Periksalah sikap mendengarkan Anda
apakah termasuk dalam kategori poor listening habits atau active
listening habits. Yang dimaksud dengan kebiasaan “miskin
mendengarkan” adalah perilaku komunikasi yang tak suka
mendengarkan percakapan orang lain. Akibat miskin mendengarkan,
maka miskin pula pesan yang dikirim dan diterima, yang dampaknya

9
kita tak memahami makna pesan yang menghasilkan komunikasi
kesehatan yang tidak efektif. Maka, biasakan diri mendengarkan
dengan aktif.

7. Tidak bisa membuka diri dalam percakapan


Ada dua jenis percakapan: aggressive talk (percakapan agresif) dan
regrettable talk (percakapan yang sebetulnya tidak perlu terjadi). Kedua
taktik percakapan ini bertujuan untuk membuka diri, namun hal ini sangat
tergantung dari asumsi bahwa semua relasi atau komunikasi antarpersonal
dibentuk oleh peran komunikator sebagaimana yang diharapkan oleh
komunikan (audiens).
Hal-hal penting (key point) dalam hubungan interpersonal adalah
sebagai berikut.
1. Ada berbagai sisi dalam suatu interaksi individu, verbal atau non
verbal. Bidan hendaknya menaruh perhatian betul tidak saja terhadap
tanda-tanda verbal, tetapi juga terhadap perilaku non verbal.
2. Tanda- tanda verbal dan non verbal yang bidan tunjukan kepada klien
dapat mempunyai efek panjang terhadap apa yang kita ingin capai.
3. Jika kita mengharapkan klien kembali untuk melakukan pemeriksaan,
melahirkan dan mendapat asuhan kesehatan lainnya, kita pertama-
tama harus mendapat kepercyaan klien dan menunjukkan perhatian
terhadap klien.
4. Bidan perlu introspeksi terhdapa perilaku sendiri maupun klien.

Indikator hubungan interpersonal yang positif adalah sebagai berikut.


1. Menyambut klien dengan cara yang dapat diterima mereka.
2. Ramah dan terbuka.
3. Menyediakan waktu untuk mendengarkan mereka.
4. Menjawab semua pertanyaan dengan benar/ memuaskan.
5. Tetap sabar meskipun klien menanyakan hal yang sama berulang-
ulang.
6. Sikap lain-lain yang memungkinkan untuk lebih berpartisipasi dalam
asuhannya, adalah : percaya, memperhatikan, pengertian, saling
menghormati, dan kesediaan untuk membantu.

3. Konsep Memahami Diri Sendiri


Memahami diri bertujuan untuk mengetahui dan mengenal siapakah
diri kita, apakah persepsi orang lain terhadap diri kita sama atau tidak. Misal
mungkin anda merasa ramah, namun menurut orang lain anda judes dan
lain- lain. Pemahaman diri meliputi pengetahuan tentang siapa aku, aku
kelemahanku, bagaimana perasaanku, apa keinginanku dsb. Kita perlu
memahami diri kita agar apa yang menjadi diri kita agar apa yang menjadi
potensi dari dalam diri kita pertahankan atau bahkan kita tingkatkan dan apa
10
yang menjadi kelemahan dan kekurangan kita bisa kita rubah atau kita
tutupi, agar menjadi lebih baik, sehingga hal ini akan mengantar kita kearah
kesuksesan.

Gambar 1.3 konsep memahami diri sendiri

Pemahaman diri diperlukan dengan tujuan mengetahui dan mengenal


diri sendiri, apakah mempunyai persepsi yang sama dengan orang lain.
Pemahaman diri meliputi :
a. Kesadaran diri
b. Klarifikasi nilai
Kebutuhan klien harus selalu diutamakan, bidan sebaiknya
mengklarifikasi nilai agar tidak mempengaruhi keberhasilan hubungan
antara bidan dengan klien. Dengan menyadari system nilai yang dimiliki
bidan (misal : kepercayaan, seksual, dan ikatan keluarga), bidan akan siap
mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan system nilai yang
dimiliki.
c. Eksplorasi perasaan
Bidan perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya dan
mengontrolnya agar dapat menggunakan dirinya secara terapeutik., jika
bidan terbuka kepada klien, bidan akan mendapatkan dua informasi penting
yaitu bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada
klien.
d. Kemampuan menjadi model.
Bidan yang mempunyai masalah pribadi, seperti hubungan
interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi hubungannya dengan
klien. Bidan perlu memahami bagaiman menghadapi kecemasan,
kemarahan, kesedihan , kegembiraan klien. Bidan harus tahu bagaimana
dirinya sendiri bersikap, apakah mudah cemas atau mudah tersinggung,
sehingga bidan tahu keterbatasan diri sewaktu melayani klien.

11
4. Pengaruh Pemahaman Diri terhadap KIP/K.
Pentingnya pemahaman diri adalah karena Bidan bekerja dengan
melibatkan banyak aspek, orang dan kondisi. Bidan perlu memahami bahwa
setiap orang mempunyai bio- psiko-sosial-spritual yang berbeda. Sehingga
perlu pemahaman diri untuk menghadapi orang dengan berbagai
karakteristik. Bidan harus mampu memahami untuk bisa menghadapi
kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien. Bidan harus
mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa
menghindarkan dari hal- hal yang tidak diinginkan. Bayangkan apabila
Bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak tahu bisa mengendalikan
diri, misalnya Bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan
pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya,
maka Bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga
pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Bidan harus
mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa
menghindarkan dari hal – hal yang tidak diinginkan.
Bayangkan apabila bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tida tahu
kelemahannya, dan tidak bisa mengendalikan diri, misalkan bidan yang
mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan
pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka bidan tidak akan
mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi
sehingga memperkeruh suasana. Lain halnya jika bidan tersebut sudah
memahami bahwa dirinya mudah marah, maka dia akan berusaha untuk
meredam kemarahannya dan pendapat klien akan di sikapi sebagai tukar
pendapat semata. Bidan yang kurang memahami diri sendiri kemungkinan
akan sulit memahami apa yang di alami klien, sehingga bidan tidak akan
bisa berkomunikasi dengan baik, karena ada sikap tidak bisa menerima
klien apa adanya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang di lakukan dari orang
ke orang, bersifat dua arah baik secara verbal dan non verbal, dengan saling
berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar
individu di dalam kelompok.
Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, di
lakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik
di lakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal,
teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk
membantu seseorang mengenali kondisi saat ini, masalah yang sedang di
hadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.

B. Saran
Komunikasi interpersonal sangat penting untuk semua orang, dapat
membantu seseorang untuk berkomunikasi secara tepat, mahasiswa yang
memiliki kemampuan komunikasi interpersonal konseling yang rendah
hendaknya berusaha untuk berkomunikasi dengan memahami, menerapkan
dan memperbanyak latihan kemampuan komunikasi interpersonal
konselingnya dengan baik sehingga tujuan yang di harapkan dalam
berkomunikasi interpersonal dengan tercapai.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://vitrikebidanan.blogspot.com/2018/11/makalah-komunikasi-interpersonal-atau.html?
m=1

https://id.scribd.com/document/421954941/Komunikasi-Interpersonal-Konseling-KIP-K-docx

https://www.researchgate.net/publication/348600525_PELAKSANAAN_KOMUNIKASI_I
NTERPERSONAL_ATAU_KONSELING_KIPK_OLEH_BIDAN_PADA_ASUHAN_ANT
ENATAL_CARE

14

Anda mungkin juga menyukai