Anda di halaman 1dari 81

Aplikasi Etika Bidan dengan

Mempertimbangkan Hak-hak Klien


Disusun Oleh:
• Asniyati Desi novyta
• Endang Rosita As Etie’k Dwi Hardiyant
• Fatmawati Ismi Febri Riskiyati
• Kikisakila wati Lilis Suryani
• Mia Puspadewi Sriwahyuni
ANTENATAL CARE
Aplikasi Etika dalam ANC
Dalam filosofi asuhan kehamilan dijelaskan beberapa
keyakinan yang akan mewarnai asuhan tersebut :
1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah
2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan
pelayanan (continuity of care)
3. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women
centered) serta keluarga (family centered)
4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk
berpartisipasi dan memperoleh
pengetahuan/pengalaman yang berhubungan
dengan kehamilannya
Tujuan Antenatal Care
1. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,
mental dan sosial ibu dan bayi
3. Mengenali secara dini adanya
ketidaknormalan/komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan
dengan selamat ibu dan bayi dengan trauma
seminimal mungkin
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal
dan pemberian ASI Eksklusif
6. Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
Aplikasi Etika Dalam Asuhan
Antenatal Care
1. Ruang Lingkup Asuhan Kehamilan
Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi:
a) Konsepsi
b) Ovulasi
c) Inseminasi
d) Asuhan kehamilan normal dan identifikasi
kehamilan dalam rangka penapisan untuk
menjaring keadaan resiko tinggi dan
mencegah adanya komplikasi kehamilan.
Standart Asuhan Kehamilan
Kebijakan program untuk standar asuhan
kehamilan merupakan anjuran dari WHO

• Trimester I : Satu kali kunjungan


• Trimester II : Satu kali kunjungan
• Trimester II : Dua kali kunjungan
Standar Minimal Asuhan Antenatal
(7T)
1. Timbang berat badan
2. Tinggi fundus uteri
3. Tekanan darah
4. Tetanus toxoid
5. Tablet Fe
6. Tes PMS
7. Temu wicara
Prinsip Pokok Dalam Asuhan
Kehamilan
1. Kehamilan adalah proses yang normal
2. Otonomi
3. Tanggung Jawab
4. Jangan Membahayakan
Evidance Based Dalam Praktik Kehamilan
Asuhan antenatal yang direkomendasikan :
1. Kunjungan antenatal yang berorientasi pada tujuan petugas
kesehatan terampil
2. Persiapan kelahiran (kesiapan menghadapi komplikasi)
3. Konseling KB
4. Pemberian ASI
5. Tanda-tanda bahaya, HIV/AIDS
6. Nutrisi
7. Deteksi dan penatalaksanaan kondisi dan komplikasi yang
diderita
8. TT
9. Zat besi dan asam folat
10. Pada populasi tertentu, pengobatan preventif malaria, yodium
dan vitamin A
Tenaga Profesional atau Penolong yang
Terampil
Tindakan bidan saat kunjungan antenatal :
1. Mendengarkan dan berbicara kepada ibu serta
keluarganya untuk membina hubungan saling percaya.
2. Membantu setiap wanita hamil dan keluarga untuk
membuat rencana persalinan
3. Membantu setiap wanita hamil dan keluarga untuk
persiapan menghadapi komplikasi.
4. Melakukan penapisan untuk kondisi yang
mengharuskan melahirkan di Rumah sakit
5. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi
yang dapat mengancam jiwa (pre-eklamsia, anemia,
PMS).
Next......
6. Mendeteksi adanya kehamilan ganda setelah usia
kehamilan 28 mg dan adanya kelainan letak setelah
usia kehamilan 36 mg.
7. Memberikan konseling pada ibu sesuai usia
kehamilannya, mengenai nutrisi, istirahat, tanda-
tanda bahaya, KB, pemberian ASI, ketidaknyamanan
yang normal selama kehamilan dsb.
8. Memberikan suntikan imunisasi TT bila diperlukan.
9. Memberikan suplemen mikronutrisi, termasuk zat
besi dan asam folat secara rutin, serta vitamin A bila
perlu
Asuhan Antenatal yang Terfokus
Tujuan Asuhan Antenatal terfokus meliputi :
1. Peningkatan kesehatan dan kelangsungan hidup
melalui :
a) Pendidikan dan konseling kesehatan tentang:
1. Tanda-tanda bahaya dan tindakan yang tepat
2. Gizi termasuk suplemen mikronutrisi serta
hidrasi
3. Persiapan untuk pemberian ASI eksklusif
segera
4. Pencegahan dan pengenalan gejala-gejala
PMS
5. Pencegahan malaria dan infeksi helminth
Next.......
b) Pembuatan rencana persalinan termasuk
kesiapan menghadapi persalinan komplikasi
c) Penyediann TT
d) Suplemen zat besi dan folat, vitamin A, yodium
dan kalsium
e) Penyediaan pengobatan/pemberantasan
penyakit cacing dan daerah endemi malaria
f) Melibatkan ibu secara aktif dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi dan kesiapan menghadapi
persalinan
2. Deteksi dini penyakit yang dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin

• Anemia parah
• Proteinura
• Hypertensi
• Syphilis dan PMS
• HIV
• Malpresentasi janin setelah minggu ke 36
• Gerakan janin dan DJJ
3. Intervensi yang tepat waktu untuk menatalaksana
suatu penyakit atau komplikasi:

• Anemia parah
• Pendarahan selama kehamilan
• Hypertensi, pre-eklampsia dan eklampsia
• Syphilis, chlamidia, GO, herpes serta PMS lainnya
• HIV
• Malpresentasi setelah minggu ke- 36
• Kematian janin dalam kandungan
• Penyakit lainnya seperti TBC, diabetes, hepatitis,
demam reumatik
4. Peningkatan kesehatan dan komunikasi antar
pribadi :
a) Pendidikan kesehatan yang bersifat
mengikutsertakan dan tidak memecahkan
masalah kekhawatiran daripada klien sering
sekali ’dipersyaratkan’ sebagai bagian dari
asuhan antenatal yang rutin.
b) Para klien harus dilibatkan sebagai peserta
aktif dalam pendekatan terhadap pendidikan
beserta pemecahan masalahnya.
c) Kesiapan mental untuk melahirkan
5. Kesiapan kelahiran yang berfokus pada klien
dan masyarakat:
a) Rencana persalinan
b) Asuhan antenatal secara terus menerus
terfokus pada klien serta lingkungannya
untuk memaksimalkan kesempatan
memperoleh hasil kehamilan yang sehat ibu
dan anak.
Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan
Kehamilan

Pada setiap tingkat masyarakat dan negara


terdapat tindakan yang dapat diambil oleh
bidan untuk membantu memastikan bahwa
ibu-ibu tidak akan meninggal dalam kehamilan
dan kelahiran
Tindakan-tindakan ini dapat dilakukan pada
beberapa tingkatan:
1. Rumah dan masyarakat
a) Bagilah apa yang anda ketahui
b) Jaringan promosi kesehatan
c) Membangun kepercayaan
2. Pusat Kesehatan dan rumah bersalin
a) Asuhan yang berkualitas
b) Penatalaksanaan kegawatdaruratan awal
c) Memberikan contoh yang baik
Hak – Hak Wanita Hamil
1. Wanita hamil berhak mendapat penjelasan oleh tenaga
kesehatan yang memberikan asuhan tentang efek-efek
potensial langsung/tidak langsung dari penggunaan
obat atau tindakan selama masa kehamilan, persalinan.
Kelahiran atau menyusui.
2. Wanita hamil berhak mendapat informasi terapi
alternatif sehingga dapat mengurangi atau meniadakan
kebutuhan akan obat dan intervensi obstetric
3. Pasien kebidanan berhak untuk merawat bayinya sendiri
bila bayinya normal
4. Pasien kebidanan berhak memperoleh informasi
tentang siapa yang akan menjadi pendampingnya
selama persalinan dan kualifikasi orang tersebut
5. Pasien kebidanan berhak memperoleh/memiliki catatan
medis dirinya serta bayinya dengan lengkap, akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan
6. Wanita hamil berhak mendapat informasi efek tindakan
yang akan dilakukan baik pada ibu & janin
7. Wanita hamil berhak untuk ditemani selama masa-masa
yang menegangkan pada saat kehamilan & persalinan
8. Pasien kebidanan berhak memperoleh catatan perincian
biaya RS/tindakan atas dirinya
9. Wanita hamil berhak mendapat informasi sebelum/bila
diantisipasi akan dilakukan SC
10. Wanita hamil berhak mendapat informasi tentang merk
obat dan reaksi yang akan ditimbulkan atau reaksi obat
yang pernah dialaminya
11. Wanita hamil berhak mengetahui nama-
nama yang memberikan obat-obat atau
melakukan prosedur tindakan
12. Wanita hamil berhak mendapat informasi
yang akan dilakukan atasnya
13. Wanita hamil berhak memilih konsultasi medik
untuk memilih posisi yang persalinan yang dapat
menurunkan stress
INTRANATAL CARE
Aplikasi Etika dalam INC
Aplikasi etika dalam pelayanan intranatal dapat
dilukiskan melalui prinsip-prinsip etika, antara
lain:
1. Menghargai otonomi
2. Melakukan tindakan yang benar (Beneficience)
3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan
( Nonmaleficience)
4. Memberlakukan manusia dengan adil ( justice)
5. Menjelaskan dengan benar
6. Menepati janji yang telah disepakati
7. Menjaga kerahasiaan (Nonmaleficience dan
beneficience)
Prinsip utama untuk tindakan profesional dan untuk
menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan

1. Otonomi
2. Beneficience dan Nonmaleficiene
3. Justice
4. Menjaga Kerahasiaan Klien
Kewenangan yang diberikan kepada bidan
oleh pemerintah dalam pelayanan intranatal,
banyak tindakan mandiri yang dapat dilakukan
bidan bagi kliennnya

Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan
Aplikasi etika dalam pelayanan intranatal care,
diantaranya:
1. Menerima pasien baru intranatal
2. Memberikan tindakan kapada pasien
3. Memberikan penjelasan dengan benar
(veracity)
4. Menghargai kehidupan (Avoiding killing)
5. Menjaga kerahasiaan (videlity)
6. Bidan dalam menjalankan tugasnya wajib
mengutamakan kepentingan pasien.
ETIKA BIDAN DALAM PELAYANAN INC
1. Langkah Pengambilan Keputusan Klinik
Pada saat pasien datang pada bidan, maka yang pertama kali
dilakukan bidan adalah melakukan pendekatan komunikasi
terapeutik.
Setelah terbina hubungan saling percaya, barulah bidan melakukan
pengumpulan data (anamnesis) baik data subjektif dan data
objektif.

2. Hak-Hak Klien pada Asuhan Sayang Ibu dan Bayi pada Persalinan
a) Memberi pelayanan kepada ibu dengan ramah dan penuh
perhatian.
b) Memberikan semangat dan dukungan kepada ibu.
c) Meminta keluarga mendampingi ibu selama proses persalinan
d) Memberi kesempatan bagi ibu untuk memilih posisi meneran
yang diinginkan
e) Memberi asupan nutrisi yang cukup bagi ibu, seperti makan
dan minum di setiap proses persalinan
f) Melakukan rawat gabung ibu dan bayinya
g) Membimbing ibu untuk memeluk bayinya dan sesegera
mungkin memberikan Air Susu Ibu (ASI), diupayakan
pemberiannya dilakukan kurang dari 1 jam atau disebut
Iniasiasi Menyusu Dini (IMD)
h) Memantau kondisi ibu dan janin setelah melahirkan
i) Memberikan asupan nutrisi setelah melahirkan
j) Menganjurkan ibu untuk beristirahat setelah melahirkan
k) Mengajarkan ibu dan keluarga atau suami mengenali tanda dan
gejala bahaya yang mungkin terjadi.
i) Mengajarkan ibu, keluarga, dan suami cara untuk mencari
pertolongan di saat terjadi hal yang berbahaya
j) Selama persalinan normal, intervensi hanya dilaksanakan jika
benar-benar dibutuhkan yaitu jika ada infeksi dan penyulit
k) Obat-obat essensial, bahan dan perlengkapan harus tersedia
oleh petugas dan keluarga.
3) Pencatatan (Dokumentasi)
Pada setiap pelayanan atau asuhan, harus selalu
memperhatikan pencatatan atau dokumentasi.
Manfaat dokumentasi sebagai berikut :
a) Aspek legal atau landasan hukum bagi bidan
dalam pelayannya
b) Aspek manajemen
c) Aspek pembelajaran
Hal-hal yang perlu diingat oleh seorang bidan
mengenai dokumentasi
1. Catat semua data
2. Jika tidak dicatat
3. Pastikan setiap partograf telah diisi dengan
lengkap, benar, dan tepat waktu, serta
sebelum persalinan dan sesudah persalinan
berlangsung
3) Penilaian Klinik
a) Kala I
1) Pengkajian awal
Apabila seorang ibu hendak melahirkan, pengkajian
awal perlu dilakukan untuk menetukan apakah
persalinan sudah pada waktunya, apakah kondisi ibu
dan bayinya normal, yaitu dengan :
a) Lihat
b) Tanya
c) Periksa
2) Pemantauan
a) Kemajuan persalinan .
b) Keadaan ibu
c) Keadaan janin
3) Penanganan
a) Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami,
keluarga pasien atau teman dekat.
b) Mengatur aktivitas sesuai dengan kesanggupannya dan posisi ibu.
c) Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his.
d) Menjaga privasi ibu.
e) Penjelasan tentang kemajuan persalinan.
f) Menjaga kebersihan diri.
g) Mengatasi rasa panas.
h) Massase.
i) Pemberian cukup minum
j) Mempertahankan kandung kemih tetap kosong.
k) Sentuhan.
4) Rujukan
b) Kala II
1) Pemantauan
a) Kondisi ibu
b) Kondisi Janin
c) Kemajuan persalinan
2) Diagnosis
a) Persalinan Kala II ditegakkan dengan melakukan penmeriksaan dalam
untuk memastikan pembukaan lengkap.
b) Bila kala II berjalan baik maka ada kemajuan penurunan kepala bayi.
c) Bila tidak diperlukan kondisi kegawatdaruratan maka segera
persiapkan rujuakan.
3) Penanganan
a) Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu.
b) Menjaga kebersihan diri.
c) Mengipasi dan massase
d) Memberikan dukungan mental.
e) Mengatur posisi ibu.
f) Menjaga kandung kemih kosong.
g) Memberikan cukup minum
h) Memimpin mengejan selama his dan istirahat bila tidak ada
his.
i) Bernafas selama persalinan.
j) Memantau denyut jantung janin.
k) Melahirkan bayi : menolong kepala, periksa tali pusat,
melahirkan bahu dan anggota tubuh lainnya.
l) Melakukan penilaian bayi baru lahir.
m) Mengeringkan bayi sambil melakukan rangsangan taktil
n) Melakukan IMD dengan prinsip skin to skin yang ditutupi
handuk atau kain kering dan hangat.
c) Kala III
1) Pengkajian Awal/Segera
a) Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yang kedua.
b) Menilai apakah bayi lahir dalam keadaan stabil Bila tidak lakukan
rawat bayi segera
2) Diagnosis
a) Kehamilan dengan janin normal tunggal.
b) Bayi normal.
c) Bayi dengan penyulit segera lakukan rujukan.
3) Penanganan Manajemen Aktif kala III
a) Jepit dan gunting tali pusat.
b) Memberikan oksitosin segera secara IM 10 IU.
c) Melakukan penegangan tali pusat terkendali atau PTT/CCT
(Controled Cord Traction)
d) Melakukan massase fundus uteri
d. Kala IV
1) Pemantauan Melakukan pemeriksaan
a) Fundus kontraksi atau tidak, berada di atau di bawah
umbilicus.
b) Kelengkapan plasenta.
c) Selaput ketuban.
d) Memperkirakan pengeluaran darah.
e) Lokhea.
f) Kandung kemih.
g) Kondisi ibu.
h) Kondisi bayi baru lahir.
2) Diagnosis
a) Involusi normal.
b) Kala IV dengan penyulit segera rujuk
3) Penanganan
a) Ikat tali pusat.
b) Pemeriksaan fundus dan massase uterus.
c) Nutrisi dan hidrasi.
d) Bersihkan ibu.
e) Istirahat.
f) Memulai menyusui.
g) Menolong ibu ke kamar mandi.
h) Mengajari ibu dan anggota keluarga memeriksa fundus,
massase uterus dan tanda-tanda bahaya bagi ibu dan
bayi.
POST NATAL CARE
Aplikasi Etika dalam PNC

Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan


cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosis dan rencana tindakan, serta
melaksananakannya untuk mempercepat
proses pemulihan dan mencegah komplikasi
dengan memenuhi kebutuhan, ibu dan bayi
selama periode nifas.
Standart pelayanan nifas.

a) Standart 13: perawatan bayi baru lahir


b) Standart 14: penanganan pada 2 jam pertama
setelah persalinan.
c) Standart 15: pelayanan bagi ibu dan bayi
pada masa nifas.
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas

a) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik


maupun psikologis.
b) Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat
menyusui, imunisasi serta perawatan bayi sehari-
hari.
d) Memberikan pelayanan KB.
Kunjungan PNC

• Kunjungan I : 6-8 jam setelah persalinaN


• Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan
• Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan
• Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan.
Perawatan pada masa nifas

a) Early Ambulation
b) Diet
c) Miksi dan defekasi
d) Perawatan Payudara
Implementasi hak-hak ibu nifas
Beberapa hak-hak pasien secara umum adalah:
1. Hak untuk memperoleh informasi
2. Hak untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas
3. Hak untuk mendapatkan perlindungan dalam
pelayanan
4. Hak untuk mendapatkan jaminan kesehatan
5. Hak untuk mendapatkan pendampingan suami atau
keluarga dalam pelayanan
6. Hak untuk mendapatkan pelayanan sesuai pilihan.
Standart asuhan pada ibu nifas

KEMENKES 369/ MenKes/2007


Kode etik dalam masa nifas
1) Kebijakan program nasional pada masa nifas
2) Undang-undang yang mengatur kode etik
bidan dalam asuhan nifas
BAYI BARU LAHIR
ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
a) Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan yang
diberikan pada bayi dalam 24 jam pertama,
apabila bayi tidak mengalami masalah apapun
b) Asuhan neonatus adalah asuhan yang diberikan
pada bayi sampai usia 28 minggu setelah
kelahiran yang dibagi pada beberapa jadwal
kunjungan
c) Asuhan ini berupaya untuk melakukan skrining
terhadap bayi beserta komplikasinya secara dini.
Peran Bidan Terhadap Bayi Baru Lahir

Dalam praktiknya, asuhan dilakukan secara


multi disipliner, yakni Perawatan Anak,
Perawat Keluarga dan Dokter Spesialis Anak.
Bidan bertugas melanjutkan perawatan bagi
ibu dan bayi dalam melewati enam minggu
pertama kelahiran
Pengawasan dilakukan terhadap bayi, antara lain :
1. Semua bayi baru lahir sebaiknya mendapatkan minimal
dua kali pemeriksaan sebelum meninggalkan rumah
bersalin/rumah sakit/sebelum bidan pulang (jika lahir di
rumah).
2. Pemeriksaan pertama adalah pemeriksaan skrining
berhubungan dengan kelahiran.
3. Pemeriksaan kedua lebih komprehensif, termasuk usia
dan riwayat kelahiran.
4. Jika bayi baru lahir pulang dalam waktu 6-12 jam, bidan
harus menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang dalam 3-5 hari sesudah lahir.
5. Jika bayi baru lahir tinggal di rumah sampai 48 jam,
kunjungan ulang dapat ditunda sampai usia bayi 10-14
hari.
Tujuan Bidan Memberikan Asuhan (kunjungan)
Pada BBL dan Neonatus
1. Mengidentifikasi gejala penyakit.
2. Menawarkan tindakan skrining metabolis.
3. Memberikan KIE kepada orang tua.
4. Hendaknya di poliklinik anak disediakan ruang tunggu
khusus, agar bayi terlindung dari anak-anak yang sakit.
5. Institusi pelayanan kesehatan harus mengusahakan orang
tua bisa ikut ke ruangan periksa pada saat anak menjalani
pemeriksaan.
6. Jika orang tua setuju, maka perlu dilakukan skrining
metabolis, apabila sebelumnya, belum dilakukan untuk
mengetahui adanya Hipotiroid Kongenital dan kadar
penilketonuria serta penyakit metabolic.
7) Bidan harus bisa menyiapkan spesimen darah yang
dibutuhkan, biasanya diambil dari daerah tumit bayi.
Pemeriksaan ini akan akurat jika dilakukan minimal 24 jam
setelah bayi mendapatkan nutrisi.
8) Bidan harus mempunyai perencanaan untuk melakukan
kunjungan bayi baru lahir meliputi mengkaji ulang riwayat
ibu, riwayat persalinan dan tindakan segera pada bayi.
9) Bidan harus mengkaji riwayat atau masalah pada
pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha menangis,
buang air besar, buang air kecil dan lain-lain.
10) Pada saat melakukan kunjungan ulang, harus melakukan
pemeriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan
anticipatory guidance pada orang tua.
11) Bidan harus membuat kunjungan dalam 6-8 minggu untuk
imunisasi dan check up serta harus melakukan pengkajian
fisik kembali jika ditemukan kondisi darurat yang
memerlukan perawatan dari dokter spesialis anak.
Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan
pendekatan komprehensif, Manajemen Terpadu Bayi
Muda, yang meliputi :

1) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan


infeksi, bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah.
2) Perawatan tali pusat
3) Imunisasi hep B 0 bila belum diberikan pada saat
lahir
4) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk
memberikan ASI eksklusif, pencegahan hipotermi
dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di
rumah dengan menggunakan Buku KIA
5) Penanganan dan rujukan kasus
Pelaksanaan kunjungan neonatus dan
bayi baru lahir
• Kunjungan I pada 6 jam pertama setelah
persalinan
• Kunjungan II pada hari ke-3 setelah persalinan
• Kunjungan III pada minggu ke-2 setelah
persalinan
• Kunjungan IV pada 6 minggu setelah kelahiran
KELUARGA BERENCANA
Tujuan
1. Meningkatkan profesionalisme bidan dalam
pelayanan kebidanan
2. Menerapakan etika kebidanan dalam pelayanan
kebidanan
3. Meningkatkan kulitas pelayanan kebidanan
4. Meningkatkan peran bidan bagi tercapainya
Keluarga berkualitas tahun 2015
Faktor- faktor yang harus dipertimbangkan
dalam pelayanan KB
1. Status kesehatan
2. Efek samping potensial
3. Konsekuensi kegagalan
4. Besar keluarga yang direncanakan
5. Persetujuan pasangan
6. Norma budaya lingkungan dan orang tua
l
Persyaratan umum dalam metode kontrasepsi
ideal
1. Aman
2. Berdaya guna
3. Dapat diterima bukan hanya oleh klien
melainkan juga oleh lingkungan budaya di
masyarakat
4. Terjangkau
5. Bila metode tersebut dihentikan
penggunaannya, klien akan segera kembali
kesuburannya, kecuali kontap.
Wewenang Bidan Dalam Pelayanan
KB
Area kewenangan Bidan dalam pelayanan
keluarga berencana tercantum dalam

Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002
Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana
harus memperhatikan kompetensi dan protap yang berlaku
diwilayahnya meliputi :

• Memberikan pelayanan keluarga berencana yakni


pemasangan IUD, AKBK, pemberian suntikan, tablet,
kondom, diagfragma, jelly dan melaksanakan konseling
• Memberikan pelayanan efek samping pelayanan
kontrasepsi.
• Melakukan pencabutan AKBK tanpa penyulit. Tindakan ini
dilakukan atas dasar kompentensi dan pelaksanaanya
berdasarkan protap. Pencabutan AKBK tidak dianjurkan
untuk dilaksanakan melalui pelayanan KB keliling.
• Dalam keadaan darurat, untuk penyelamatan jiwa
Bidan berwewenang melakukan pelayanan
kebidanan selain kewenangan yang diberikan bila
tidak mungkin memperoleh pertolongan dari tenaga
ahli.
• Kewajiban Bidan yang perlu diperhatikan dalam
menjalankan kewenangan :
• Meminta persetujuan yang akan dilakukan.
• Memberikan informasi.
• Melakukan rekam medis dengan baik.
PENERAPAN ETIKA DALAM
PELAYANAN KB
1. KONSELING
• TUJUAN KONSELING
a) Calon peserta KB memahami manfaat KB bagi dirinya
maupun keluarganya.
b) Calon peserta KB mempunyai pengetahuan yang baik
tentang alasan berKB , cara menggunakan dan segala hal
yang berkaitan dengan kontrasepsi.
c) Calon peserta KB mengambil keputusan pilihan alat
kontrasepsi
• Langkah – Langkah Konseling:
• Menciptakan suasana dan hubungan saling
percaya
• Menggali permasalahan yang dihadapi dengan
calon
• Memberikan penjelasan disertai penunjukan alat –
alat kontrasepsi
• Membantu klien untuk memilih alat kontrasepsi
yang tepat untuk dirinya sendiri.
2) INFORMED CHOICE DAN INFORMED CONSENT DALAM PELAYANAN
KELUARGA BERENCANA
• Informed Choice adalah membuat pilihan setelah mendapat
penjelasan tentang alternative asuhan yang dialami. Pilihan atau
choice lebih penting dari sudut pandang wanita yang memberi
gambaran pemahaman masalah yang berhubungan dengan
aspek etika dalam otonomi pribadi
• Informed Concent adalah persetujuan sepenuhnya yang
diberikan oleh klien/pasien atau walinya kepada bidan untuk
melakukan tindakan sesuai kebutuhan.
• Informed Concent adalah suatu proses bukan suatu formulir
atau selembar kertas dan juga merupakan suatu dialog antara
bidan dengan pasien/walinya yang didasari keterbukaan akal dan
pikiran yang sehat dengan suatu birokratisasi yakni
penandatanganan suatu formulir yang merupakan jaminan atau
bukti bahwa persetujuan dari pihak pasien/walinya telah terjadi.
3) PENCEGAHAN INFEKSI
a) Tujuan
1. Memenuhi prasyarat pelayanan KB yang bermutu
2. Mencegah infeksi silang dalam prosedur KB, terutama
pada pelayanan kontrasepsi AKDR, suntik, susuk dan
kontrasepsi mantap
3. Menurunkan resiko transmisi penyakit menular seperti
hepatitis B dan HIV/AIDS
b) Kewaspadaan standar
c) Pelayanan KB membutuhkan kepatuhan melaksanakan
tindakan sesuai dengan kewaspadaan standar (standar
precaution).
4) PENJELASAN / PENERANGAN YANG DIBERIKAN SAAT
PEMASANGAN/ ALAT KONTRASEPSI
1. Jelaskan kepada klien apa yang dilakukan dan
mempersilahkan klien mengajukan pertanyaan
2. Sampaikan pada klien kemungkinan akan merasa sedikit
sakit pada beberapa langkah waktu pemasangan dan
nanti akan diberitahu bila sampai pada langkah
tersebut.
3. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya tentang
keterangan yang telah diberikan dan tentang apa yang
akan dilakukan pada dirinya.
4. Peragakan peralatan yang akan digunakan serta jelaskan
tentang prosedur apa yang akan dikerjakan
5) Jelaskan bahwa klien akan mengalami
sedikit rasa sakit saat penyuntikan anastesi
local, sedangkan insersinya tidak akan
menimbulkan nyeri (bila pemasangan AKBK)
6) Tentramkan hati klien setelah tindakan
5) PELAKSANAAN TINDAKAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
KEPMENKES RI No. 369/MENKEN/SK/III/2007

TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN pada standar V TINDAKAN

definisi operasional disebutkan bahwa tindakan kebidanan


dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang
bidan atau hasil kolaborasi
6) MENJAGA KERAHASIAAN DAN PRIVASI KLIEN
7) SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PELAYANAN KB
Sistim pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi
meliputi:
a) Kegiatan pelayanan kontrasepsi
b) Hasil kegiatan pelayanan kontrasepsi baik di klinik maupun
di BPS
c) Pencatatan keadaan alat-alat kontrasepsi di klinik KB
PENELITIAN
Menurut Kode Etik Bidan Internasional, bahwa
bidan seharusnya meningkatkan pengetahuannya
melalui berbagai proses seperti pengalaman
pelayanan kebidanan dan dari riset kebidanan.
Riset dan diseminasinya menjadi tanggung jawab
bidan. Tuntunan masyarakat terhadap mutu
pelayanan kebidanan semakin tinggi, karena
semakin majunya jaman, dan kita memasuki era
globalisasi dimana akses informasi bagi
masyarakat juga semakin meningkat.
TUJUAN PENELITIAN
1. Memajukan ilmu pengetahuan dalam kaitan
untuk meningkatkan pelayanan
2. Kemajuan dalam bidang penelitian itu sendiri
Prinsip Dasar Penelitian
Menurut Helsinski, prinsip dasar penelitian yang mengambil
objek manusia harus memenuhi ketentuan :
1. Bermanfaat bagi umat manusia
2. Harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus didasarkan
pengetahuan yang cukup dari dukungan kepustakaan ilmiah.
3. Tidak membahayakan obyek(manusia) penelitian itu (diatas
kepentingan yang lain)
4. Tidak merugikan atau menjadikan beban baik waktu,materi,
maupun secara emosi dan psikologis.
5. Harus selalu dibandingkan rasio untung- rugi-resiko. Maka
dari itu penelitian tidak boleh ada factor eksploitasi, atau
merugikan nama baik objek penelitian.
Syarat Penelitian Kebidanan
• Suka rela / voluntary
• Informed consent penelitian
• Kerahasiaan
• Privacy
• Kelompok rawan
Issue Etika Dalam Penelitian Kebidanan
Issue etika dalam penelitian kebidanan, meliputi beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Apa topik penelitan?
2. Siapa yang melaksanakan penelitian dan siapa yang membiayai ?
Apakah penelitian dilaksanakan oleh bidan sendiri? Atau melibatkan
surveyor ?
3. Siapa yang akan memperoleh ketergantungan dari penelitian termasuk
konsekuensi atau efeknya?
4. Bagaimana pelaksanaan partisipan ?
5. Bagaimana penelitian disebarluaskan atau didiseminasikan ?
6. Bagaimana arah dari penelitian ?
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada
penelitian kebidanan
• Masalah sensitif
• Keahlian peneliti
• Pemakaian atau prosedur perijinan
Peran Bidan Sebagai Peneliti ( Investigator )
• Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan
dilakukan.
• Menyusun rencana kerja pelatihan
• Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
• Mengolah dan menginterprestasikan data hasil
investigasi.
Standar Nomenkultur Diagnosa
Kebidanan
1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi
2. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
3. Memiliki ciri khas kebidanan
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
6. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
7. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.
8. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.
Je vous remercie ....

Anda mungkin juga menyukai