KELUARGA BERENCANA
Proses manajemen kebidanan dalam tujuh langkah yang ada pada waktu tertentu dapat
diperluas dan diperbaharui. Hal ini dimulai dari pengumpulan data dasar dan diakhiri
dengan evaluasi. Tujuh langkah itu adalah :
1. Pengkajian Data
Data yang harus dikumpulkan pada calon/akseptor keluarga berencana
(KB), meliputi : Biodata/identitas baik pasien maupun suami, data subjektif dan
data objektif, yang terdiri atas pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul dan
pemeriksaan laboratorium/penunjang lainnya. Biodata yang dikumpulkan
meliputi : nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan dan alamat
lengkap.
Data Subjektif dan data objektif harus dibedakan menjadi akseptor
kunjungan awal dan pasien kunjungan ulang. (Wafi, Mufdlilah, Nanik, 2009)
2. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan
masalah atau diagnosis yang spesifik. Contoh: Diagnosis : P1 Ab0 Ah1 umur ibu
23 tahun, umur ibu 2 bulan, menyusui, sehat, ingin menggunakan alat
kontrasepsi. (Wafi, Mufdlilah, Nanik, 2009)
Masalah :
a. Takut dan tidak mau menggunakan IUD
b. Ibu ingin menggunakan metode pil kontrasepsi, tetapi merasa berat jika harus
minum rutin setiap hari.
Kebutuhan :
a. Konseling tentang metode KB untuk menjarangkan kehamilan.
b. Motivasi untuk menggunakan metode yang tepat untuk menjarangkan
kehamilan.
6. Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ini bidan mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan
secara efektif dan aman. Pelaksanaan asuhan ini sebagian dilakukan oleh bidan,
sebagian oleh klien sendiri atau oleh petugas lainnya. Walau bidan tidak
melaksanakan seluruh asuhan sendiri, tetapi dia tetap memiliki tanggungjawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya memantau rencananya benar-
benar terlaksana).
Bila perlu berkolaborasi dengan dokter misalnya karena ada komplikasi.
Manajemen yang efisien berhubungan dengan waktu, biaya seta peningkatan
mutu asuhan. Kaji ulang apakah semua rencana telah dilaksanakan. (Wafi,
Mufdlilah, Nanik, 2009)
7. Evaluasi
Pada langkah ini di evaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan,
apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi dalam
diagnose maupun masalah. Pelaksanaan rencana asuhan tersebut telah di anggap
efektif apabila semua perencaan dapat terlaksana dengan baik.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut terlaksana dengan
efektif dan mungkin sebagian belum efektif. Karena proses manajemen asuhan
ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu evaluasi,
kenapa asuhan yang telah di berikan belum efektif, melalui proses manajemen
untuk mengidentifikasi mengapa proses tersebut tidak efektif serta melakukan
penyesuaian dan modifikasi apabila memang perlu dilakuakan. Langkah-langkah
proses manajemen umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses
berfikir yang mempengaruhi tindakan serta orientasi pada proses klinis, karena
proses manajemen tersebut berlangsung didalam setiap situasi klinik.
Manajemen kebidanan terdiriatas 7 langkah ini yang merupakan proses
berfikir dalam mengambil keputusan klinis dalam memberikan asuhan kebidanan
yang dapat diaplikasikan atau di terapkan dalam setiap situasi. (Wafi, Mufdlilah,
Nanik, 2009)
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu langkah awal yang dipakai dalam menerapkan asuhan
kebidanan pada pasien. Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang
a. Data Subjektif
1) Biodata.
a) Nama : Harus ditulis dengan jelas agar tidak keliru dengan orang lain,
2008).
kebidanan.
(Estiwidani, 2008).
2) Keluhan Pasien.
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah pasien pernah menderita atau
5) Riwayat Obstetri.
a) Riwayat haid.
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah
b) Riwayat perkawinan.
Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama pasien menikah, sudah berapa
kali pasien menikah, berapa umur pasien dan suami pada saat menikah,
atau bukan..
atau tidak.
7) Riwayat KB.
a) Pola nutrisi.
b) Pola eliminasi.
Dikaji untuk mengetahui tentang BAB dan BAK baik frekuensi dan pola
sehari-hari
c) Pola istirahat
d) Pola seksual
e) Pola aktifitas
Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji
Mandi berapa kali, gosok gigi berapa kali, kramas berapa kali, bagaimana
9) Data pengetahuan
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan usaha yang akan dilakukan
ibu, mengenai jenis – jenis alat kontrasepsi, manfaat dan efek samping.
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui keadaan psikologi ibu sehubungan
dengan hubungan pasien dengan suami, keluarga, dan tetangga. Dan bagaimana
pandangan suami dengan alkon yang dipilih apakah mendapat dukungan atau
tidak.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum.
tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, dan RR) yang dapat digunakan untuk
2) Pemeriksaan khusus
a) Kepala
Periksa keadaan kepala dan kulit kepala, distribusi rambut rontok atau
tidak.
b) Mata
Untuk mengetahui konjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak,
c) Hidung
d) Mulut
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada stomatitis atau tidak. Dan ada
e) Telinga
f) Leher
g) Ketiak
h) Dada
Untuk mengetahui dada simetris atau tidak, ada retraksi dinding dada saat
i) Mammae
Apakah ada kelainan pada bentuk payudara seperti benjolan abnormal atau
tidak.
j) Abdomen
atau tidak.
k) Pinggang
Untuk mengetahi adanya nyeri tekan waktu diperiksa atau tidak.
l) Genitalia
m) Punggung
n) Anus
o) Ekstremitas
Diperiksa apakah ada varises atau tidak , apakah ada odem dan kelainan
atau tidak.
Interpretasi dibentuk dari data dasar, dalam hal ini dapat berupa diagnosa
bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah ini benar-benar
terjadi.
segera
yaitu bukan hanya asuhan kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan. Beberapa data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu
situasi yang memerlukan tindakan segera, seperti konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter.
5. Perencanaan /Intervensi
sesuai dengan kasus yang ada yang didukung dengan pendekatan yang rasional
6. Pelaksanaan/ Implementasi
sistematis, agar asuhan kebidanan dapat diberikan dengan baik dan melakukan
follow up.
7. Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir dari semua tindakan guna mengetahui apa
yang telah dilakukan bidan, apakah implementasi sesuai dengan perencanaan dan