(ANTENATAL)
Dokumen asuhan kebidanan pada ibu hamil merupakan bentukcatatan dan hasil asuhan
kebidanan di laksanakan pada ibu hamil.
Yakni di mulai dari trimester l sampai trimester lll yang meliputi pengkajian,pembuatan
diagnosis kebidanan,pengidentifikasi masalah terhadap tidakan segera dan melakukan
kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain nya serta menyusun asuhan kebidanan
dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang di buat pada langkah sebelumnya ,
lingkup dari masalah ini adalah masalah kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin dengan waktu kurang lebih 280 hari (kurang lebih 40 minggu) atau 9 bulan 7 hari yang
terbagi atas lll trimester yakni teimester l ( mulai awal kehamilan samapai 14 minggu)
trimester ll (antara kehamilan 14 minggu sampai 28 minggu) trimester lll ( antara kehamilan
28 minggu samapai kehamilan 36 minggu atau sudah 36 minggu)
Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu hamil (antenatal)
yaitu:
1. Mengumpulkan data
Cara ini di lakukan pertama kali ketika akan memberikan asuhan kebidanan, yaitu
dengan cara melakukan anamnesis pada pasien tentang identitas pasien,data
demografi,riwayat kesehatan,termasuk faktor herediter,riwayat menstruasi,riwayat
obstetri dan genekologi, riwayat nifas dan laktasi sebelumnya, serta biospikospitual
dan pengetahuan pasie. Setelah itu di lakukan pemeriksaan fisik sesui kebutuhan serta
tanda vital selanjutnya melakukan pemeriksaan khusus kehamilan,
inspeksi,palpasi,auskultasi,perkusi,serta pemeriksaan penunjang seoerti laboratorium,
diagnostik (USG dan lain lain) bila di perlukan
2. Melakukan interpretasi data
Setelah data disimpulkan ,teknik yang ke2 adalah melakukan interpretasi terhadap
kemungkinan diagnosis dan masakah kebutuhan pasien hamil. Intrepetasi data
tersebut sebatas lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur atau
tata nama diagnosis kebidanan yang diakui oleh profesi dan berhubungan langsung
dengan praktik kebidanan,serta di dukung oleh pengambilan keputusan klinis dalam
praktik kebidanan yang dapat di selesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
3. Melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya
Cara ini dilakukan dengan menentukan langkah selanjutnya berdasarkan hasil kajian
pada langkah sebelumnya dan apabila ditemukan ada data yang tidak lengkap maka
dapat dilengkapi pada tahap ini. Pembuatan perencanaan asuhan antenatal memiliki
beberapa tujuan antara lain untuk memantau kemajuan kahamilan ; pemantauan
terhadap tumbuh kembang janin ; memepertahankan kesehatan fisik , mental, dan
social; deteksi dini adanya ketidaknormalan ;mempersiapkan persalinan cukup
bulan dan selamat agar masa nifas normal dan dapat menggunakan asi ekslusif
sehingga mampu mempersiapkan ibu dan keluarga dengan kehadiran bayi baru
lahir.
6. Melaksanakan perencanaan
7. Evaluasi
Tahap evaluasi pada antenatal dapat menggunakan bentuk SOAP, sebagai berikut
O :Data Objektif
P :Perencanaan
Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri,
kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling untuk tindak
lanjut.
Dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin (intranatal) merupakan bentuk catatan dari
asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada ibu dalam masa intranatal, yakni pada kala I
sampai dengan kala IV meliputi pengkajian, pembuatan diagnosis kebidanan,
pengidentifikasian masalah terhadap tindakan segera dan melakukan kolaborasi dengan
dokter atau tenaga kesehatan lain serta menyusun asuhan kebidanan dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya. Beberapa teknik penulisan
dalam dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin (intranatal) antara lain sebagai
berikut:
1. Mengumpulkan data
Data yang dikumpulkan pada ibu bersalin adalah sebagai berikut: biodata, data
demografi, riwayat kesehatan termasuk faktor herediter, riwayat menstruasi, riwayat
obstetri dan ginekologi, termasuk masa nifas dan laktasi, riwayat biopsikososiospiritual,
pengetahuan, data pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus, dan penunjang seperti
laboratorium, radiologi, dan USG.
Tahap ini dilakukan dengan melakukan interpretasi data dasar terhadap kemungkinan
diagnosis yang akan ditegakkan dalam batas diagnosis kebidanan intranatal. Contoh:
Diagnosis G2PIA0 hamil 39 minggu. Inpartu kala I fase aktif Masalah: Wanita
dengan kehamilan tidak diinginkan (KTD) atau takut menghadapi persalinan
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi serta kolaborasi
dengan tim kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien. Sebagai contoh: ditemukan
adanya perdarahan antepartum, adanya distosia bahu atau bayi dengan APGAR
score rendah. Maka tindakan segera yang dilakukan adalah tindakan sesuai dengan
standar profesi bidan dan apabila perht tindakan kolaboratif seperti adanya
preeklampsia berat maka harus segera dikolaborasi ke dokter spesialis obgin.
5.Melaksanakan perencanaan