Anda di halaman 1dari 83

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN

Pengertian Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan merupakan keyakiann atau pandangan hidup

bidan yang digunakan sebagai kerangka berpikir dalam memberi asuhan

kepada klien (Surtati Romauli, 2021).

Pendokumentasian Dengan SOAP

Pendokumentasian dengan pendekatan motode SOAP merupakan

kemajuan informasi secara sistematis yang dapat mengorganisasikan

temuan sehingga menjadi kesimpulan yang dibuat sebagai rencana asuhan

(Javani., dkk. 2022).

Menurut Javani., dkk. 2022 dokumentasi kebidanan dengan metode

SOAP terdiri dari langkah-langkah berikut ini :

1. Subjektif

Data subjektif merupakan semua informasi/data yang akurat

dan lengkap yang diperoleh dari hasil anamnesis (autoanamnesis

atau aloanamnesis) yang menguatkan penegakan diagnosis.

2. Objektif
Data objektif merupakan semua data yang diperoleh dari

hasil pemeriksaan (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)

hasil pemeriksaan laboratorium oleh bidan, dan hasil pemeriksaan

laboratoriun lainnya. Data objektif memberikan bukti klinis ibu

hamil dan fakta yang berhubungan dengan penegakan diagnosis.

3. Assessment

assessment merupakan pendokumentasian hasil

analisis/kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan

objektif. Tentunya kondisi kehamilan setiap saat dapat berubah,

maka pengumpulan informasi menjadi sangat dinamis. Analisis

yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan ibu hamil akan

menjamin cepat diketahuinya perubahan kondisi pasien.

4. Planning

Planning terdiri dari perencanaan, pelaksanaaan, dan

evaluasi sesuai analisis yang dibuat. Dalam planning, dibuat

rencana asuhan saat ini dan yang akan datang dalam

mengusahakan asuhan yang optimal. Rencana asuhan harus dapat

memenuhi tujuan yang ingin dicapai dalam waktu tertentu. Dalam

planning, juga dicantumkan implementasi dan evaluasi.

Pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang disusun dalam rangka

mengatasi permasalahan. Evaluasi dilakukan untuk menganalisis

efektivitas asuhan berupa hasil yang dicapai setelah

dilaksanakannya implementasi.
2.2 TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

. Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis

sistematis. Bidan harus mempunyai alur pikir untuk memberikan bentuk arah

atau kerangka pada saat menangani kasus yang menjadi tugas dan tanggung

jawabnya. Langkah-langkah manajemen kebidanan merupakan suatu proses

penyelesaian masalah yang menuntut bidan untuk lebih kritis dalam

mengantisipasi masalah. Ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan menurut

Varney yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Langkah I : Pengkajian

Pada langkah ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah pengkajian

dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi

klien secara lengkap. Data yang dikumpulkan antara lain:

1. Keluhan klien

2. Riwayat kesehatan klien

3. Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai kebutuhan

4. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya

5. Meninjau data laboratorium

Pada langkah ini, dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pada langkah ini, bidan

mengumpulkan data dasar awal secara lengkap.

2. Langkah II : Interprestasi data dasar


Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah menginterpestasi

semua data dasar yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis

atau masalah. Diagnosis yang dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup

praktik kebidanan yang tergolong pada nomenklatur standar diagnosis,

sedangkan perihal yang berkaitan dengan pengalaman klien ditemukan dari

hasil pengkajian.

3. Langkah III : Identifikasi diagnosa/masalah potensial

Pada langkah ini, kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah

teridentifikasi. Berdasarkan temuan tersebut, bidan dapat melakukan

antisipasi agar diagnosis/masalah tersebut tidak terjadi. Selain itu, bidan

harus bersiap-siap apabila diagnosis/masalah tersebut benar-benar terjadi.

Contoh diagnosis/masalah potensial:

1. Potensial pendarahan post-partum, apabila diperoleh data ibu hamil

kembar, polihidramnion, hamil besar akibat menderita diabetes.

2. Kemungkinan Distonsia bahu, apabila data yang ditemukan adalah

kehamilan besar.

4. Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera


Pada langkah ini, yang dilakukan bidan adalah mengidentifikasi

perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau

ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi

klien. Ada kemungkinan, data yang kita peroleh memerlukan tindakan yang

harus segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang lain masih bisa

menunggu beberapa waktu lagi. Contohnya pada kasus-kasus

kegawatdaruratan kebidanan, seperti pendarahan, yang memerlukan

tindakan KBI dan KBE.

5. Langkah V : Perencanaan asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang

ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang

menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi

klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi dilihat juga dari apa

yang akan diperkirakan terjadi selanjutnya, apakah dibutuhkan konseling

dan apakah perlu merujuk klien. Setiap asuhan yang direncanakan harus

disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan pasien.

6. Langkah VI : Pelaksanaan

Pada langkah keenam ini, kegiatan yang dilakukan adalah

melaksanakan rencana asuhan yang sudah dibuat pada langkah kelima

secara aman dan efisien kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau anggota

tim kesehatan yang lain jika bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap

memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam


situasi ini, bidan harus berkolaborasi dengan tim kesehatan lain atau dokter.

Dengan demikian, bidan harus bertanggung jawab atas terlaksananya

rencana asuhan yang menyeluruh yang telah dibuat bersama tersebut.

7. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah terakhir ini, yang dilakukan oleh bidan adalah:

1. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan,

yang mencangkup pemenuhan kebutuhan, untuk menilai apakah

sudah benar-benar terlaksana/terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

yang telah teridentifikasi dalam masalah dan diagnosis.

2. Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif

untuk mengetahui mengapa proses manajemen ini tidak efektif.

Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah

yang digunakan sebagai metode dalam mengorganisasikan pikiran dan

intervensi berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,

keterampilan atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu

keputusan yang berfokus pada pasien.

Langkah-langkah untuk memecahkan masalah secara

sistematis dan rasional continuity care adalah saat kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir, masa nifas dan KB.


2.3 Konsep Dasar Kehamilan

Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut

kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana

trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu

(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-

28 hingga ke-40) (Walyani. 2022).

Tanda dan gejala kehamilan

Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan

penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan (Walyani. 2022).

1. Tanda Dugaan Hamil

1) Amenorea (berhenti menstruasi)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi

tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat diinformasikan dengan

memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan

untuk memperkirakan usia usia kehamilan dan tafsiran

persalinan. Tetapi, amenorhea juga dapat disebabkan oleh

penyakit kronik tertentu, tumor pituitari, perubahan dan faktor


lingkungan, malnutrisi, dan biasanya gangguan emosional

seperti ketakutan akan kehamilan.

2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)

Pengaruh ekstrogen dan progesteron terjadi

pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan

mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut

dengan morning sicknes. Dalam batas tertentu hal ini masih

fisiologis, tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan

gangguan kesehatan yang disebut dengan hipermesis

gravidarum.

3) Ngidam (menginginkan makan tertentu)

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,

keinginan yang demikian yang demikian disebut ngidam.

Ngidam sering terjadi pada bulan-bulanan pertama kehamilan

dan akan menghilang dengan tuanya kehamilan.

4) Syncope (pingsan)

Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala

(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan

menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi

terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan

hilang setelah 16 minggu.


5) Kelelahan

Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari

penurunan kecepatan basal metabolisme (basal metabolisme

rate-BMR) pada kehamilan yang akan meningkat seiring

pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil

konsepsi.

6) Payudara tegang

Estogen meningkatkan perkembangan sistem duktus

pada payudara, sedangkan progesteron menstimulasi

perkembangan sistem alveolar payudara. Bersama

somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan

pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri

selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu,

serta pengeluaran kolostrum.

7) Sering miksi

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang

sering, terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus

kekandung kemih. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini

akan berkurang karena uterus yang membesar keluar dari

rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa timbul karena


janin mulai masuk kerongga panggul dan menekan kembali

kandung kemih.

8) Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik

usus (tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

9) Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari

12 minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid

plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini

meliputi tempat-tempat berikut ini :

1.) Sekitar pipi : closma gravidarum (penghitaman pada

daerah dahi, hidung, pipi, dan leher).

2.) Sekitar leher tampak lebih hitam.

3.) Dinding perut : strie lividae/gravidarum (teerdapat pada

seorang primigravida, warnanya membiru), strie nigra,

linea alba menjadi lebih hitam (linea grisae/nigra).

4.) Sekitar payudara : hiperpigmentasi aerola sekunder.

Pigmentasi aerola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang

merah muda pada warna kulit putih, coklat tua pada wanita

kulit coklat, dan hitam pada wanita kulit hitam. Selain itu

kelenjar montgomeri menonjol dan pembuluh darah

menipis sekitar payudara.


5.) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akibat

pembesaran bagian tersebut.

10) Epulsi

Hipertropi papila ginggivae/gusi, sering terjadi pada

triwulan pertama.

11) Varises

Pengaruh estogen dan progesteron menyebabkan

pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita yang

mempunyai bakat. Varises dapat terjadi sekitar genetalia

eksterna, kaki dan betis, serta payudara. Penampakan

pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan.

2. Tanda Kemungkinan (Probability sign)

Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan

fisiologis yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan

pemeriksaan fisik kepada wanita hamil. Tanda kemungkinan ini

terdiri atas hal-hal berikut ini :

1.) Pembesaran perut

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi

pada bulan keempat kehamilan.

2.) Tanda hegar


Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat

ditekannya isthimus uteri.

3.) Tanda goodel

Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak

hamil serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita

hamil melunak seperti bibir.

4.) Tanda chadwick

Perubahan warna menjadi keunguaan pada vulva

dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.

5.) Tanda piscaseck

Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris.

Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat

dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang

terlebih dahulu.

6.) Kontraksi brixton hicks

Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat

meningkatnya actomysin didalam otot uterus. Kontraksi ini

tidak bermitrik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada

kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari

pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi


ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya dan

kekuatannya sampai mendekati persalinan.

7.) Teraba batolloment

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan

janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan

oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan

kehamilan karena perabaan bagian seperti bentk janin saja

tidak cukup karena dapat saja merupakan myoma uteri.

8.) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif

Pemeriksaan ini untuk mendeteksi adanya Human

Cjorionicgonadotropin (HCG) yang diproduksi oleh

sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon direkresi

ini peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekresi

pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26

hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari

ke 30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi,

kemudian menurun pada hari ke 100-130.

3. Tanda Pasti (positive sign)

Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung

keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.

Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini :


1.) Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh

pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia

kehamilan sekitar 20 minggu.

2.) Denyut jantung janin

Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan

menggunakan alat fetal electrocardiografi (misalnya dopler).

Dengan stethoscope laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia

kehamilan 18-20 minggu.

3.) Bagian- bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan

bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba

dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir).

Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi menggunkan

USG.

4.) Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen

maupun USG.
Fisiologi kehamilan

1. Fisiologi Organ Reproduksi wanita

1.) Genatalia eksterna

Fisiologi organ genatalia ekterna yaitu alat

kandungan yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam

posisi litotomi, fungsinya adalah untuk kopulasi. Yang

termasuk genatalia eksterna :

(1) Mons Veneris

Daerah yang menggunung diatas simfisis, yang

akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubis) apabila wanita

beranjak dewasa. Rambut ini membentuk sudut lengkung

(pada wanita) sedangkan pria membentuk sudut runcing

keatas.

(2) Labia Mayora (bibir besar)

Berada pada kanan dan kiri, berbentuk

lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa di tumbuhi

rambut lanjutan mons veneris. Bertemunya labia mayor

membentuk komisura posteior.

(3) Labia minora (bibir kecil)

Bagian dalam dari bibir besar yang bewarna

merah jambu. Merupakan suatu lipatan kanan dan kiri

bertemu diatas preputium klitoridis dan dibawah klitoris.


Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi

orifisium vagina bersatu disebut faurchet (hanya nampak

pada wanita yang belum melahirkan).

(4) Klitoris (kelentit)

Identik dengan penis pria, kira-kira sebesar

kacang hijau sampai cabe rawit dan ditutupi frenulum

klitorodis. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat

berereksi, sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki

serabut saraf.

(5) Vestibulum

Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi

oleh kedua labia minora, anterior oleh klitoris dan dorsal

oleh klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum

juga bermuara uretra dan 2 buah kelenjar ini akan

mengeluarkan sekret pada waktu koitus. Introitus vagina

juga terdapat disini.

(6) Hymen (selaput darah)

Merupakan selaput yang menutupi introitus

vagina, biasanya berlubang membentuk semilunaris,

anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak

berlubang disebut atresia himenalis atau hymen

imperforata. Hymen akan robek pada koitus apalagi

setelah bersalin (hymen ini disebut karunkulae


mirtiformis). Lubang-lubang pada hymen berfungsi

untuk tempat keluarnya sekret dan darah haid.

(7) Perineum

Terletak antara vulva dan anus, panjang sekitar 4

cm.

(8) Vulva

Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong,

berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan kiri diatas

bibir kecil, sampai kebelakang dibatasi perineum.

2.) Genatalia Interna

Merupakan alat kelamin yang tidak dapat dilihat dari

luar, terletak disebelah dalam dan hanya dapat dilihat dengan

alat khusus atau dengan pembedahan. Genatalia eksterna

terdiri dari :

1.) Vagina (liang senggama)

Adalah liang atau salurang yang

menghubungkan vulva dan rahum, terletak di antara

kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina 7-

9 cm dan dinding belakang 9-11 cm. Dinding vagina

berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae,

sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras

yang disebut kolumna rogarum. Dinding vagina terdiri


dari 3 lapisan yaitu : lapisan mukosa yang merupakan

kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat.

Fungsi penting vagina adalah :

(1) Saluran keluar untuk mengeluarkan darah haid

dan sekret lain dalam rahim.

(2) Alat untuk bersenggama.

(3) Jalan lahir waktu bersalin.

2.) Uterus (rahim)

Suatu otot yang cukup kuat, bagian luarnya

ditutupi oleh peritoneum, sedangkan rongga dalamnya

dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam keadaan tidak hamil

rahim terletak dalam rongga panggul kecil diantara

kandung kencing dan rektum. Bentuknya seperti bola

lampu yang gepeng ata buah alpukat yang terdiri dari 3

bagian yaitu :

(1) Badan rahim (korpus uteri) berbetuk segitiga.

(2) Leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder.

(3) Rongga rahim (kavum uteri).


Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam masa kehamilan

1. Trimester Pertama

Trimester pertama sering dianggap sebagai periode

penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap

kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan kenyataan

ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis

yang penting pada trimester pertama kehamilan. Beberapa wanita

terutama mereka yang sudah merencanakan kehamilan atau telah

berusaha keras untuk hamil, merasa suka cita sekaligus tidak

percaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti kehamilan

pada setiap jengkal tubuhnya. Trimester pertama sering menjadi

waktu yang sangat menyenangkan untuk melihat apakah

kehamilan akan dapat berkembang dengan baik.

2. Trimester Kedua

Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan

yang baik, yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari

segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Namun,

trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur

kedalam yang paling banyak mengalami kemunduran. Trimester

kedua sebenarnya terbagi atas dua fase yaitu : pra-quickening dan

pasca- quickening. Sebagian besar wanita merasa lebih erotis

selama trimester kedua, kurang dari 80% wanita mengalami


kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding

pada trimester pertama dan sebelum hamil.

3. Trimester ketiga

bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi

tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Sejumlah kekuatan

muncul pada trimester Trimester ketiga sering disebut periode

penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita

mulai menyadari kehadiran ketiga. Wanita mungkin merasa

cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti :

apakah bayinya akan lahir abnormal, terkait persalinan dan

kelahiran, apakah dia akan menyadari bahwa dia akan bersalin,

atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar

biasa besar, atau organ vitalnya akan mengalami cidera akibat

tendangan bayi. Wanita akan kembali merasa ketidaknyamanan

fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan.

Asuhan Antenatal care

Asuhan antenatal care adalah suatu program yang terencana

berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil,

untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan

yang aman dan memuaskan (Walyani. 2022).


Tujuan Asuhan Antenatal Care

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi.

3. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikai

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan, dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI ekslusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar tumbuh kembang secara normal.

Pelayanan Asuhan Standar Antenatal

Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan

sekarang menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik

malaria menjadi 14T, yaitu :

1. Timbang berat badan dan tinggi badan

Tinggi badan ibu diketagorikan adanya resiko apabila

hasil pengukuran < 145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu
datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB dan

penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara

6,5 kg sampai 16 kg.

2. Tekanan darah

Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung, deteksi

tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala

hipertensi dan preeklamsia. Apabila turun dibawah normal kita

pikirkan kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar

systole/distole 110/80 – 120/80 mmHg.

3. Pengukuran tinggi fundus uteri

Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik no pada tepi

atas sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak

oleh ditekan).

Tabel 2.1
Tabel Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia
Kehamilan

No Umur kehamilan dalam


Tinggi fundus uteri (cm)
minggu
1. 12 cm 12

2. 16 cm 16

3. 20 cm 20

4. 24 cm 24

5. 28 cm 28
6. 32 cm 32

7. 36 cm 36

8. 40 cm 40

Sumber : Walyani, 2022. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan,

Yogyakarta. Halaman 80.

4. Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe)

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil

dan nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring

dengan pertumbuhan janin.

5. Pemberian imunisasi TT

Untuk melindungi dari tetanus neonatorium. Efek

samping TT yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-

2 hari pada tempat penyuntikan.

Tabel 2.2
Tabel Kunjungan Imunisasi TT

Imunisas Interval % Masa


i Perlindungan Perdulingan
TT 1 Pada kunjungan 0% Tidak ada
ANC pertama
TT 2 4 minggu setelah 80% 3 tahun
TT 1
TT 3 6 bulan setelah 95% 5 tahun
TT 2
TT 4 1 tahun setelah 99% 10 tahun
TT 3
TT 5 1 tahun setelah 99% 25 tahun/seumur
TT 4 hidup
Sumber : Walyani, 2022. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan,

Yogyakarta. Halaman 81.

6. Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil

yang pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan.

Pemeriksaan Hb adalah suatu upaya untuk mendeteksi anemia

pada ibu hamil.

7. Pemeriksaan protein urine

Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil.

Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsia.

8. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratary

(VDRL) untuk mengetahui adanya treponema pallidum/penyakit

menular seksual, antara lain syphilish.

9. Pemeriksaan urine reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu

dengan ibu dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat

penyakit gula pada keluarga ibu dan suami.


10. Perawatan payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan

payudara yang ditunjukan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan

payudara adalah :

1) Menjaga kebersihan payudara, terutama puting susu

2) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu

(pada puting susu terbenam)

3) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi

ASI lancar

4) Mempersiapkan ibu dan laktasi

Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum

mandi dan mulai pada kehamilan 6 bulan.

11. Senam ibu hamil

Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan

mempercepat pemulihan setelah melahirkan serta mencegah

sembelit.

12. Pemeberian obat malaria

Diberikan khusus untuk pada ibu hamil didaerah endemik

malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria yaitu panas

tinggi disertai menggigil.


13. Pemberian kapsul minyak beryodium

Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor

lingkungan dimana tanah dan air tidak mengandung unsur

yodium. Akibat kekurangan yodium dapat mengakibatkan

gondok dan kretin yang ditandai dengan :

1) Ganguan fungsi mental

2) Gangguan fungsi pendengaran

3) Gangguan pertumbuhan

4) Gangguan kadar hormon yang rendah

14. Temu wicara

1.) Definisi konseling

Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk

menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik

mengenai dirinya dalam usahanya untuk memahami dan

mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya.

2.) Prinsip-prinsip konseling

Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu :

(1) Keterbukaan

(2) Empati

(3) Dukungan

(4) Sikap dan respon positif


(5) Setingkat atau sama derajat

3.) Tujuan konseling pada antenatal care

(1) Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan

sebagai upaya preventif terhadap hal-hal yang tidak

diinginkan.

(2) Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan

asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih

dan aman atau tindakan klinik yang mungkin

diperlukan.

Asuhan Kehamilan

Asuhan kehamilan adalah penerapan fungsi dan kegiataan

yang menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan

kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang

kesehatan ibu pada masa kehamilan (Javani., dkk. 2022).

Dalam memberikan asuhan asuhan kepada ibu hamil, bidan

harus memberikan pelayanan secara continuity care. Adapun asuhan

kebidanan kepada klien selama kehamilan yang mencangkup yaitu :

1. Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.

2. Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan

klien.

3. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai

dengan prioritas masalah.


4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang

disusun.

5. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.

6. Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan

bersama klien.

7. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.

8. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang telah

diberikan.

2.4 Konsep Dasar Persalinan

Pengertian Persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup kedunia luar dari rahim

melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Persalinan normal juga

disebut partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak

belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat alat

serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung

kurang dari 24 jam (Purwoastuti, dan Walyani. 2022).

Tanda-tanda persalinan

1. Adanya kontraksi rahim

Secara umum, tanda awal bahwa ibu hamil untuk

melahirkan adalah mengejannya rahim atau dikenal dengan

istilah kontraksi. Kontraksi tersebut berirama, teratur, dan


involuter, umumnya kontraksi bertujuan untuk menyiapkan

mulut lahir untuk membesar dan meningkatkan aliran darah

didalam plasenta. Setiap kontraksi uterus memiliki tiga fase

yaitu :

1.) Increment : Ketika intensitas terbentuk

2.) Acme : Puncak atau maximum

3.) Decement : Ketika otot relaksasi

2. Keluarnya lendir bercampur darah

Lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelanjar

lendir servik pada awal kehamilan. Lendir mulanya

menyumbat leher rahim, sumbatan yang tebal pada mulut

rahim terlepas, sehingga menyebabkan keluarnya lendir

yang berwarna kemerahan bercampur darah dan terdorong

keluar oleh kontraksi yang membuka mulut rahim yang

menandakan bahwa mulut rahim menjadi lunak dan

membuka. Lendir inilah yang dimaksud sebagai bloody slim.

3. Keluarnya air-air (ketuban)

Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya

air ketuban. Selama 9 bulan masa gestasi bayi aman

melayang dalam cairan amnion. Keluarnya air-air dan

jumlahnya cukup banyak, berasal dari ketuban yang pecah

akibat kontraksi yang makin sering terjadi.


4. Pembukaan serviks

Penipisan mendahului dilatasi servik, pertama-

pertama aktivitas uterus dimulai untuk mencapai penipisan,

setelah penipisan kemudian aktivitas uterus menghasilkan

dilatasi servik yang cepat. Membukanya leher rahim sebagai

respon terhadap kontraksi yang berkembang.

Tahapan Persalinan

Pada proses persalinan menurut (Purwoastuti, dan

Walyani. 2022) dibagi 4 kala yaitu :

1. Kala I : Kala pembukaan

Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi

pembukaan lengkap (10 cm). Dalam kala pembukaan

terbagi 2 fase :

1.) Fase laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.

(1) Pembukaan kurang dari 4 cm

(2) Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam

2.) Fase aktif

(1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya

meningkat (kontraksi adekuat/3 kali atau lebih


dalam 10 menit dan berlangsung selama 40 detik

atau lebih).

(2) Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan

kecepatan 1 cm/lebih perjam hingga pembukaan

lengkap (10 cm).

(3) Terjadi penurun bagian terbawah janin.

(4) Berlangsung selama 6 jam.

2. Kala II : Kala Pengeluaran Janin

Waktu uterus dengan kekuata his ditambah

kekuatan mengejan mendorong janin hingga keluar. Pada

kala II ini memiliki ciri khas :

(1) His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira

2-3 menit sekali.

(2) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan

secara reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan.

(3) Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB.

(4) Anus membuka.

Lama pada kala II ini primi dan multipara berbeda

yaitu :

(1) Primipara kala II berlangsung 1,5 jam – 2 jam

(2) Multipara kala II berlangsung 0,5 jam – 1 jam

3. Kala III : Kala Uri


Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri

(plasenta). Setelah bayi lahir kontraksi rahim berhenti

sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi

pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali

sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his

pengeluaran dan pelepasan uri, dalam waktu 1 – 5 menit

plasenta lepas terdorong ke dalam vagina dan akan lahir

spontan atau dengan sedikit dorongan (brand androw,

seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit setelah

bayi lahir. Dan pada pengeluaran plasenta biasanya

disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100 – 200 cc.

4. Kala IV : Tahap Pengawasan

Tahap ini digunakan untuk melakukan

pengawasan terhadap bahaya pendarahan. Pengawasan

ini dilakukan selama kurang lebih 2 jam. Dalam tahap ini

ibu masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi tidak

banyak, yang berasal dari pembuluh darah yang ada

didinding rahim tempat terlepasnya plasenta, dan setelah

beberapa hari akan mengeluarkan sedikit darah yang

disebut lochea yang berasal dari sisa-sisa jaringan . Pada

beberapa keadaan, pengeluaran darah setelah proses

kelahiran menjadi banyak, ini disebabkan beberapa faktor

seperti lemahnya kontraksi atau tidak berkontraksi otot-


otot rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan

sehingga jika pendarahan semakin hebat dapat dilakukan

tindakan secepatnya.

Faktor- faktor yang mempengaruhi persalinan

Menurut (Purwoastuti, dan Walyani. 2022), faktor-faktor

yang mempengaruhi persalinan terdiri dari :

1.) Passage (jalan lahir)

Jalan lahir terbagi atas :

(1) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka

panggul).

(2) Bagian lunak otot-otot, jaringan-jaringan, ligament-

ligament.

2.) Power (his dan mengejan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan

adalah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi

diafragama, dan aksi dari ligament. His adalah gelombang

kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai

dari daerah fundus uteri dimana tuba falopi memasuki

dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari

“pacemaker” yang terdapat dari dinding uterus daerah

tersebut.
3.) Passenger (janin dan plasenta)

Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah

kepala janin. Posisi dan besar kepala janin dapat

mempengaruhi jalannya perssalinan sehingga dapat

membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak, cacat

atau akhirnya meninggal.

Fisiologi Persalinan

1. Fisiologis kala I

1.) Perubahan tekanan darah

2.) Perubahan metabolisme

3.) Perubahan suhu badan

4.) Denyut jantung

5.) Pernapasan

6.) Perubahan renal

7.) Perubahan gastrointestinal

8.) Perubahan hematologis

9.) Kontraksi uterus

10.) Pembentukan segmen atas rahim dan segmen bawah

rahim

11.) Perkembangan retraksi ring

12.) Penarikan seviks


13.) Pembukaan ostium uteri interna dan ostiun uteri

externa

14.) Show (pengeluaran dari vagina)

15.) Tonjolan kantong ketuban

16.) Pemecahan kantong ketuban

2. Fisiologi kala II

1.) kontraksi uterus

2.) perubahan-perubahan uterus

3.) perubahan pada serviks

4.) perubahan pada vagina dan dasar panggul

5.) perubahan fisik

2 Fisiologi kala III

Pada kala III, otot uterus (miometrium) berkontraksi

mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah

lahirnya bayi. Penyusustan ukuran ini menyebabkan

berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena

tempat perlekatan menjadi seakin kecil, sedangkan ukuran

plasenta tidak berubahan maka plasenta akan terlipat,

menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah

lepas, plasenta akan turun kebagian bawah uterus kedalam

vagina. Setelh janin lahir, uterus mengadakan kontraksi

yang mengakibatkan penciutan permukaan kavum uteri,


tempat implantasi plasenta. Akibatnya, plasenta akan

terlepas dari tempat implantasinya.

3 Fisiologi kala IV

Kala IV adalah kala pengawasan dari 1 – 2 jam

setlah bayi dan plasenta lahir . Hal-hal yang perlu

diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus

kembali dalam bentuk normal. Pendarah pasca persalinan

adalah suatu kejadian mendadak dan tidak dapat

diramalkan yang merupakan penyebab kematian ibu

diseluruh dunia.

Sebab yang paling umum dari pendarahan pasca

persalinan dini yang diberatkan (terjadi dalam 24 jam

setelah melahirkan) adalah atonia uteri (kegagalan rahim

dalam berkontraksi sebagaimana mestinya setelah

melahirkan). Plasenta yang tertinggal, vagina atau mulut

rahim yang terkoyak dan uterus yang turun atau inversi

juga merupakan sebab dari pendarahan pasca persalinan.

Macam-macam Lochea

Menurut (Purwoastuti, dan Walyani. 2022), macaam-

macam lochea terdiri dari :


1. Lochea rubra : Merupakan darah segar bercampur sisa-sisa

selaput janin (sel-sel deciduas dan chorion), verniks caseosa,

mungkin juga rambut lanugo dan mekonium. Terjadi selama

2 hari pasca persalinan.

2. Lochea sanguinolenta : lochea yang berisi darah bercampur

lendir. Berlangsung setelah hari ke-3 hingga ke-7 pasca

persalinan.

3. Loche serosa : lochea tidak berdarah, warnanya agak pucat.

Terjadi setelah seminggu pasca persalinan.

4. Lochea alba : cairan putih kekuningan, bewarna putih karena

banyak terdapat leukosit didalamnya. Terjadi setelah 2

minggu pasca persalinan.

5. Lochea ostatis : jika lochea tidak lancar keluar.

Asuhan persalinan

Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih

dan aman selama persalinan dan setelah bayi baru lahir serta

upaya pencegahan terjadinya komplikasi terutama pendarahan

pasca peralinan (Purwoastuti, dan Walyani. 2022).

Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan

kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi

bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terjadi


integrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip

keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat

optimal. Dengan pendekatan ini berarti bahwa uapaya asuhan

persalinan normal harus didukung oleh adanya alasan yang kuat

dan berbagai bukti ilmiah yang dapat menunjukkan adanya

manfaat apabila diaplikasikan pada setiap proses persalinan

(Purwoastuti,. dan Walyani. 2022).

1. Asuhan kala I

1.) Penggunaan partograf

Selama kala I persalinan, rencana penatalaksaan

bidan termasuk memonitor kemajuan persalinan dengan

partograf, memonitor keadaan ibu dan bayi, menganjurkan

posisi dan tindakan yang menyenangkan ibu dan

mengajurkan keluarga untuk terlibat dalam mendukung

proses persalinan ibu. Selama persalinan berlangsung normal

sesuai dengan partograf, bidan akan memanfaatkan rencana

penatalaksanaan sepanjang kala I. Untuk menentukan bahwa

persalinan berjalan normal dan temuan yang abnormal. Jika

terdapat beberapa temuan yang abnormal maka bidan harus

segera membuat rujukan.

Patograf merupakan alat untuk mencatat informasi

berdasarkan observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu

dalam persalinan dan sangat penting khususnya untuk


membuat keputusan klinis selama persalinan kala I

persalinan.

2.) Memberikan dukungan persalinan

Sebagai bidan, kita juga seharusnya memberikan

asuhan kebutuhan sosial dan emosional, dan juga kebutuhan

fisik. Dukungan yang terus menerus dan penatalaksanaan

yang terampil dari seorang bidan dapat menyumbangkan

hasil persalinan yang sehat sehingga dapat menekan angka

kematian ibu dan bayi.

2. Asuhan kala II

1.) Asuhan sayang ibu

Asuhan sayang ibu pada kala II diantaranya, yaitu :

1.) Anjurkan ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama

proses persalinan dan kelahiran bayinya. Dukungan

persalinan dari suami, orang tua dan kerabat yang disukai

ibu sangat diperlukan dalam menjalani proses persalinan.

2.) Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya

membantu mengganti posisi, melakukan rangsangan

taktil, memberikan makanan dan minuman, teman bicara,

dan memberikan dukungan dan semangat selama

persalinan.
3.) Penolong persalinan dapat memberikan dukungan dan

semangat kepada ibu dan anggota keluarganya dengan

menjelaskan tahapan kemajuan persalinan.

4.) Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani

kala II persalinan. Lakukan bimbingan dan tawarkan

bantuan bila diperlukan.

5.) Bantu ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran.

6.) Menganjurkan ibu untuk tetap minum selama proses kala

II persalinan.

2.) Posisi meneran

Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks

sedapat mungkin bidan tidak boleh mengendalikan pemilihan

posisi yang diinginkan oleh ibu dalaam persalinannya.

Sebaiknya, peranan bidan adalah untuk mendukung ibu

dalam posisi apapun yang dipilihnya, sambil menyarankan

bila tindakan ibu tidak efektif atau merugikan bagi dirinya

atau bagi bayinya. Anjurkan pada ibu untuk mencoba posisi-

posisi yang nyaman selama persalinan dan kelahiran.

Anjurkan pula suami dan keluarga untuk membantu ibu

berganti posisi.

Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok,

berbaring miring atau merangkak. Posisi tegak seperti

berdiri, berjalan, atau jongkok dapat membantu turunnya


kepala bayi dan sering kali mempersingkat waktu persalinan.

Bidan harus memberithukan ibu bahwa ia tidak perlu harus

terlentang selama proses persalinannya karena jika ibu

berbaring terlentang berat uterus dan isinya (janin, cairan

ketuban, plasenta dll) akan menekan vena cafa inferior. Hal

ini menyebabkan turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu ke

plasenta. Karena, kondisi seperti ini akan mengakibatkan

hipoksia/ kekurangan oksigen pada janin.

3. Asuhan kala III

1.) Mengobservasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu,

repirasi.

2.) Peningkatan kontraksi uterus yang bisa dilakukan dengan

memberikan suntikan oksitosin untuk proses pengeluaran

plasenta.

3.) Informasikan tentang keadaan bayinya.

4.) Suport dari keluarga dan tenaga kesehatan.

5.) Informasi tentang dirinya : memerlukan penjahitan atau

tidak, tentang plasenta apakah sudah lahir atau belum.

6.) Hubungan keluarga : Bounding attachment.

4. Asuhan kala IV

Keadaan aman dan nyaman dan akan dilakukakan

pemantauan selama 2 jam. 2 jam pertama setelah persalinan

merupakan waktu yang ktitis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru
saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, ibu baru saja

melahirkan bayi yang didalam perutnya dan bayi sedang

menyesuaikan diri dari dalam perut ibu kedunia luar. Bidan harus

tinggal dengan ibu selama 2 jam untuk memastikan keduanya

dalam kondisi yang stabildan mengambil tindakan yang tepat

untuk melakukan stabilisasi.

Adapun pemantauan selama kala IV, yaitu :

1.) Pantau tekanan darah,nadi, tinggi fundus uteri, kandung

kemih dan darah yang keluar setiap selama 15 menit selama

1 jam pertama dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua kala

IV.

2.) Masase uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik

setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan 30 menit selama 1

jam kedua.

3.) Pantau temperature tubuh setiap jam dalam 2 jam pertama

pasca persalinan.

4.) Nilai pendarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15

menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam

kedua pasca persalinan.

5.) Ajarkan ibu bagaimana menilai kontaksi uterus dan jumlah

darah yang keluar dan bagaimana melakukan masase jika

uterus lembek.
6.) Bersihkan ibu dan bantu ibu menggunakan kain bersih dan

kering, atur posisi yang nyaman.

7.) Jangan gunakan kain pembebat perut selama 2 jam pasca

persalinan atau hingga kondisi ibu stabil.

2.5 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan

37 – 42 minggu dan berat badannya 2.500 – 4.000 gram dan panjang

badan sekitar 50 – 55 Cm (Vivian. 2019).

Fisiologi Bayi Baru Lahir

Adaptasi fisiologi Bayi Baru Lahir terhadap kehidupan diluar

uterus, Menurut Purwoastuti,. dan Walyani, 2022 :

1. Perubahan pernapasan

Saat kepala bayi melewati jalan lahir, ia akan mengalami

penekanan yang tinggi pada toraksnya, dan tekanan ini akan

hilang dengan tiba-tiba setelah bayi lahir. Proses mekanis ini

menyebabkan cairan yang ada didalam paru-paru hilang karena

terdorong kebagian perifer paru untuk kemudian diabsorpsi.


Karena terstimulus oleh sensor kimia, suhu, serta mekanis

akhirnya bayi melalui aktivitas nafas untuk pertama kali.

Tekanan intratoraks yang negatif disertai dengan aktivitas

nafas yang pertama memungkinkan adanya udara masuk

kedalam paru-paru. Setelah beberapa kali nafas pertama, udara

dari luar mulai mengisi jalan nafas pada trakea dan bronkus,

akhirnya semua alveolus mengembang karena terisi udara.

Fungsi alveolus dapat maksimal jika dalam paru-paru bayi

terdapat surfaktan yang adekuat. Surfaktan membantu

menstabilkan dinding alveolus sehingga alveolus tidak kolaps

saat akhir nafas.

2. Perubahan pada darah

1.) Kadar hameglobin (HB)

Bayi dilahirkan dengan kadar Hb yang tinggi.

Konsentrasi Hb normal dengan rentang 13,7 – 20 gr%. Hb

yang dominan pada bayi adalah hameglobin F yang secara

bertahap akan mengalami penurunan selama 1 bulan. Hb

bayi memiliki daya ikat (afinitas) yang tinggi terhadap

oksigen, hal ini merupakan efek yang menguntungkan

bagi bayi. Selama beberapa hari kehidupan, kadar Hb akan

mengalami peningkatan sedangkan volume plasma

tersebut maka kadar Hematokrit (Ht) mengalami

peningkatan.
2.) Sel darah merah

Sel darah merah pada bayi baru lahir memiliki usia

yang sangat singkat (80 hari) jika dibandingkan dengan

orang dewasa (120 hari). Pergantian sel yang sangat cepat

ini akan menghasilkan lebih banyak sampah metabolik,

termasuk bilirubin yang harus dimetabolisme.

3.) Sel darah putih

Jumlah sel darah putih rata-rata pada bayi baru lahir

memiliki rentang mulai dari 10.000 – 30.000 /mm2 .

Peningkatan lebih lanjut dapat terjadi pada bayi baru lahir

normal selama 24 jam pertama kehidupan. Periode

menangis yang lama juga dapat menyebabkan hitung sel

darah putih meningkat.

3. Perubahan pada sistem gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap

dan menelan. Refleks muntah dan refleks batuk yang matang

sudah terbentuk dengan baik padaa saat lahir. Kapasitas

lambung bayi baru lahir sangat terbatas yaitu kurang dari 30cc

untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan dan kapasitas

lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan

pertumbuhannya.

4. Perubahan pada sistem imun


Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang,

sehingga menyebabkan rentan terhadap berbagai infeksi dan

alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan

kekebalan alami maupun yang didapat.

Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh

yang berfungsi mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut

beberapa contoh kekebalan alami :

1.) Perlindungan dari membran mukosa

2.) Fungsi saringan saluran nafas

3.) Pemebentukan koloni mikroba dikulit dan usus

4.) Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung

5. Perubahan pada sistem ginjal

Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah

ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus, kondisi ini

mudah menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi

tubulus tidak matur sehingga menyebabkan kehilangan natrium

dalam jumlah banyak dan keseimbangan elektrolit lain.

Penilaian APGAR Skor

Penilaian Bayi Baru Lahir Normal Sistem Penilaian APGAR Skor :

Tabel 2.3
Penilaian Bayi Baru Lahir sistem penilaian APGAR Skor
Skor
Tanda
0 1 2
Appeareance Seluruh warna Warna kulit tubuh Warna kulit
bayi bewarna normal, tetapi tangan seluruh tubuh
(Warna
kebiruan dan kaki bewarna normal
kulit)
kebiruan
Pulse Denyut jantung Denyut jantung <100 Denyut jantung
(Frekuensi tidak ada kali permenit >100 kali
jantung) permenit
Grimace Tidak ada Wajah meringis saat Meringis,
(Reaksi respons distimulasi menarik, batuk
terhadap terhadap atau bersin saat
rangsangan) stimulasi stimulasi
Lemah, tidak Lengan dan kaki Bergerak aktif
Activity ada gerakan dalam posisi fleksi dan spontan
(Tonus otot) dengan sedikit
gerakan
Tidak bernapas Menangis lemah, Menangis kuat,
Respiration terdengar seperti pernapasan baik
(Pernapasan) merintih dan teratur
Keterangan Tabel :

Hasil nilai APGAR Skor dinilai setiap variabel dinilai dengan

angka 0, 1, 2 dan nilai tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat

ditentukan keadaan bayi sebagai berikut :

1. Nilai 7 – 10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik

(Virgous Baby).

2. Nilai 4 – 6 menunjukkan bahwa bayi mengalami depresi sedang

dan membutuhkan tindakan resusitasi.

3. Nilai 0 – 3 menunjukkan bahwa bayi mengalami depresi serius

dan membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi.

2.3.1 Bounding Attachment

Bounding attachment adalah sentuhan kontak kulit seawal

mungkin antaraa baayi dengan ibu atau ayah dimasa sensitif pada
menit pertama dan beberapa jam setelah kelahiran bayi (Purwoastuti,.

dan Walyani, 2022).

Kontak ini menentukan tumbuh kembang bayi menjadi

optimal. Pada proses ini terjadi penggabungan berdasarkan cinta dan

penerimaan yang tulus dari orang tua terhadap anaknya dan

memberikan dukungan asuhan dalam perawatannya. Kebutuhan

menyentuh dan disentuh adalah kunci dari insting prima. Bayi

mempelajari lingkungan melalui membedakan sentuhan dan

pengalaman antara benda yang lembut dan yang keras, sama halnya

dengan membedakan suhu panas dan dingin.

Tahap-tahap Bounding Attachment

Menurut (Vivian. 2022). Tahap-tahap Bounding attachment yaitu :

1. Perkenalan (acquaintance) dengan melakukan kontak mata,

memberikan sentuhan, mengajak berbicara, dan mengeksplorasi

setelah mengenal bayinya.

2. Keterikatan (bounding).

3. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan

individu lainnya.

2.3.2 Elemen- elemen Bounding Attachment

Menurut Vivian. 2022. Elemen-elemen Bounding Attachment yaitu :

1. Sentuhan
Sentuhan atau indra peraba, dipakai secara ekstensif oleh

orang tua dan pengasuh lainnya sebagai suatu sarana untuk

mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi

dengan ujung jarinya.

2. Kontak mata

Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional

mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan

menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang.

3. Suara

Saling mendengar dan merespons suatu antara orang tua dan

bayinya juga penting dilakukan. Orang tua menunggu tangisan

pertama bayinya dengan tegang. Sementara itu, bayi akan menjadi

tenang dan berpaling kearah orang tua mereka saat orang tua

mereka berbicara dengan suara nada tinggi.

4. Aroma

Perilaku lain yang terjalin antra orang tua dan bayi adalah

respond terhadap aroma/bau masing-masing. Ibu mengetahui

bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik.

5. Hiburan

Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur

pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan,

mengangkat kepala, menendang-nendang kaki, seperti berdansa


mengikuti nada suara orang tuanya. Hiburan terjadi saat anak

mulai berbicara.

6. Bioritme

Anak yang belum lahir atau bayi baru lahir dapat dikatakan

senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas

bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme).

7. Kontak dini

Saat ini tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan

bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk

hubungan orang tua dan anak. Ada beberapa keuntungan fisiologis

yang dapat diperoleh dari kontak dini yaitu :

1.) Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.

2.) Refleks menghisap dilakukan sedini mungkin.

3.) Pemebentukan kekebalan aktif dimulai.

4.) Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak.

8. Kehangatan tubuh (Body warmth)

9. Waktu pemeberian kasih sayang

10. Stimulasi hormonal

2.3.3 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Menurut (Vivian. 2022). Asuhan pada bayi baru lahir yaitu :

1. Memotong tali pusat


1.) Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat, lalu

mengurut tali pusat kearah ibu dan memasang klem ke-2

dengan jarak 2 cm dari klem.

2.) Memegang tali pusat antara 2 klem dengan menggunakan

tangan kiri (jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu

memotong tali pusat antara 2 klem.

3.) Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilikus

dengan simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan

simpul mati. Untuk kedua kalinya bungkus dengan kasa

steril, masukkan klem yang sudah digunakan kedalam larutan

klorin 0,5 %.

4.) Membungkus bayi dengan kain bersih dan memberikannya

kepada ibu.

2. Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah terjadinya

hipotermi

1.) Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir. Kondisi bayi

lahir dengan tubuh basah karena air ketuban atau aliran udara

melalui jendala/pintu yang terbuka akan mempercepat

terjadinya penguapan yang akan mengakibatkan bayi lebih

cepat kehilangan suhu tubuh. Hal ini akan mengakibatkan

serangan dingin (cold stress) yang merupakan gejala awal

hipotermia. Bayi kedinginan biasanya tidak memperlihatkan


gejala mengigil oleh karena kontrol suhunya belum

sempurna.

2.) Untuk mencegah terjadinya hipotermi, bayi yang baru lahir

harus segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering

kemudian diletakkan telungkup diatas dada ibu untuk

mendapatkan kehangatan dari dekapan ibu.

3.) Menunda memandikan BBL sampai tubuh bayi stabil, pada

BBL cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2.500 gram

dan menangis kuat bisa dimandikan ± 24 jam setelah

kelahiran dengan tetap menggunakan air hangat. Pada BBL

beresiko yang berat badannya kurang dari 2.500 gram atau

keadaannya sangat lemah sebaiknya jangan dimandikan

sampai suhu tubuhnya stabil dan mampu mengisap ASI

dengan baik.

4.) Menghindari kehilangan panas pada BBL, Ada empat cara

yang membuat bayi kehilangan panas, yaitu melalui radiasi,

evaporasi, konduksi, dan konveksi.

2.6 Konsep Dasar Masa Nifas

Pengertian Masa Nifas

Masa Nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya

plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan


secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari

(Purwoastuti, dan Walyani, 2021).

Fisiologis Masa Nifas

Menurut (Purwoastuti, dan Walyani. 2021). Ibu nifas

mengalami perubahan fisiologis. Setelah keluarnya plasenta, kadar

sirkulasi hormon HCG (Human chorionic gonadotropin), human

plasental lactogen, estrogen dan progesteron menurun. Human

plasental lactogen akan menghilang dari peredaran darah ibu dalam 2

hari dan HCG dalam 2 minggu setelah melahirkan.

Kadar estrogen dan progesteron hampir sama dengan kadar

yang ditemukan pada fase folikuler dari siklus menstruasi berturut-turut

sekitar 3 dan 7 hari. Penarikan polipeptida dan hormon steroid ini

mengubah fungsi seluruh system sehingga efek kehamilan berbalik dan

wanita dianggap sedang tidak hamil, sekalipun pada wanita.

Perubahan-perubahan yang terjadi yaitu :

1. Sistem kardiovaskular

Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera

setelah melahirkan karena terhentinya aliran darah ke plasenta

yang mengakibatkan beban jantung meningkat yang dapat diatasi

dengan haemokonsentrasi sampai volume darah kembali normal,

dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula.

1.) Volume darah


Perubahan pada volume darah tergantung pada

beberapa variabel. Contohnya kehilangan darah selama

persalinan, mobilisasi dan pengeluaran cairan ekstravaskular.

Kehilangan darah mengakibatkan perubahan volume darah

tetapi hanya terbatas pada volume darah total. Kemidian,

perubahan cairan tubuh normal mengakibatkan suatu

penurunan yang lambat pada volume darah. Dalam 2 sampai

3 minggu setelah persalinan volume darah sering kali

menurun sampai pada nilai sebelum kehamilan.

2.) Cardiac output

Cardiac output terus meningkat selama kala I dan

kala II persalinan. Puncaknya selama masa nifas dengan

tidak memperhatikan tipe persalinan dan penggunaan

anastesi. Cardiac output tetap tinggi dalam beberapa waktu

sampai 48 jam postpartum, ini umumnya mungkin diikuti

dengan peningkatan stroke volume akibat dari peningkatan

vonesus return, bradicardi terlihat selama waktu ini. Cardiac

output akan kembali pada keadaan semula seperti sebelum

hamil dalam 2 – 3 minggu.

2. Sistem haematologi

1.) Hari pertama masa nifas kadar fibrinogen dan plasma sedikit

menurun, tetapi darah lebih kental dengan peningkatan

viskositas sehingga meningkatkan pembukaan darah.


Haematokrit dan haemoglobin pada hari ke 3 – 7 setelah

persalinan.

2.) Leukosit meningkat, dapat mencapai 15000/mm3 selama

persalinan dan tetap tinggi dalam beberapa hari postpartum.

Jumlah sel darah putih normal rata-rata pada wanita hamil

kira-kira 12000/mm3 . Selama 10 – 12 hari setelah persalinan

umumnya bernilai antara 20000 - 25000/mm3 , neurotropil

berjumlah lebih banyak dari sel darah putih, dengan

konsekuensi akan berubah.

3.) Faktor pembukaan, yaitu suatu aktivitas faktor pembekuan

darah terjaadi setelah persalinan. Aktivitas ini, bersamaan

dengan tidak adanya pergerakan, trauma atau sepsis, yang

mendorong terjadinya tromboemboli. Keadaaan produksi

tertinggi dari pemecahan fibrin mungkin akibat pengeluaran

dari tempat plasenta.

4.) Kaki ibu diperiksa setiap hari untuk mengetahui adanya

tanda-tanda trombosis (nyeri, hangat dan lemas, vena

bengkak kemerahan yang dirasakan keras atau padat ketika

disentuh). Penting diingat bahwa trombosis vena-vena dalam

mungkin tidak terlihat namun itu tidak menyebabkan nyeri.

5.) Varises pada kaki dan sekitar anus (haemaroid) adalah

umum pada kehamilan. Varises pada umumnya kurang dan

akan segera kembali setelah persalinan.


3. Sistem reproduksi

1.) Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)

sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

(1) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan dengan

berat uterus 1000 gram.

(2) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari

bawah pusat dengan berat uterus 750 gram.

(3) 1 minggu pospartum tinggi fundus uteri teraba

pertengahan pusat simpisis dengan berat uterus 500 gram.

(4) 2 minggu pospartum tinggi fundus uteri tidak teraba

diatas simpisis dengan berat uterus 350 gram.

(5) 6 minggu postpatum fundus uteri bertambah kecil dengan

berat uterus 50 gram.

Tabel 2.4
Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa
Involusi

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr

Akhir kala III 2 jari bawah pusat 750 gr

1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gr

2 minggu Tidak teraba diatas simpisis 350 gr

6 minggu Bertambah kecil 50 gr


Sumber : Purwoastuti, dan Walyani. 2021. Asuhan kebidanan pada

masa nifas dan menyusui, yogyakarta. Halaman 65.

2.) Lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum

uteri dan vagina dalam masa nifas. Macam-macam lochea :

(1) Lochea rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa

selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo,

dan mekonium, selama 2 hari postpartum.

(2) Lochea sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan

lendir, hari ke 3 – 7 postpartum.

(3) Lochea serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah

lagi, pada hari ke 7 – 14 postpartum.

(4) Lochea alba : cairan putih, setelah 2 minggu.

(5) Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti

nanah berbau busuk.

(6) Lochea statis : lochea tidak lancar keluar.

3.) Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus.

Setelah persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2

hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks

menutup.

4.) Vulva dan vagina


Vulva dan vagina mengalami penekanan serta

peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan

bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses

tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.

Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan

tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur

akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih

menonjol.

5.) Perenium

Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur

karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang

bergerak maju. Pada postnatal hari ke 5, perenium sudah

mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun

tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.

6.) Payudara

Kadar prolaktin yang di sekresi oleh kelenjar

hypofisis anterior meningkat secara stabil selama kehamilan,

tetapi hormon plasentab menghambat produksi ASI. Setelah

pelahiran plasenta konsentrasi estrogen dan progesteron

menurun, prolaktin dilepaskan dan sintesis ASI dimulai. Air

susu, saat diproduksi disimpan di alveoli dan harus

dikeluarkan dengan efektif dengan cara dihisap oleh bayi

untuk pengadaan dan keberlangsungan laktasi.


ASI yang dapat dihasilkan oleh ibu pada setiap

harinya ± 150 – 300 ml, ASI dapat dihasilkan oleh kelenjar

susu yang dipengaruhi oleh kerja hormon-hormon, diantara

yaitu hormon lactogen. ASI yang pertama kali muncul pada

awal masa nifas adalah ASI yang berwarna kekuningan yang

biasa dikenal dengan sebutan kolostrum. Kolostrum

terbentuk didalam tubuh siibu pada usia kehamilan ± 12

minggu.

4. Sistem perkemihan

Buang air kecil sering surit selama 24 jam pertama.

Kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-

buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin

dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang

besar akan di hasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah

melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen

yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang

mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang

berdilatasiakan kembali normal dalam tempo 6 minggu.

5. Sistem gastrointernal

Kerap kali diperlukan waktu 3 – 4 hari sebelum faal usus

kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah

melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan

selama 1 atau 2 hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian


bawah sering kosong jika belum melahirkan diberikan enema.

Rasa sakit didaerah perium dapat menghalangi keinginan ke

belakang.

6. Sistem endokrin

Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam

postpatum. Progesteron turun pada hari ke 3 postpartum. Kadar

prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang.

7. Sistem muskuloskletal

Ambulasi pada umumnya dimulai 4 – 8 jam postpartum.

Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan

mempercepat proses involusi.

8. Sistem integumen

1.) Penurunan melanin umumnya setelah persalinan

menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi kulit.

2.) Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena

kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen

menurun.

Kebutuhan Dasar Masa Nifas

Menurut Purwoastuti, dan Walyani. 2022. Kebutuhan dasar masa

nifas yaitu sebagai berikut :

1. Kebutuhan Nutrisi

2. Kebutuhan Cairan
3. Kebutuhan Ambulasi

4. Kebutuahan Eliminasi BAK/BAB

5. Kebersihan Diri (personal hygiene)

6. Kebutuhan Istrahat dan Tidur

7. Kebutuhan Seksual

8. Kebutuhan Perawat Payudara

9. Latihan Senam Nifas

10. Rencana KB

ASI Ekslusif

1. Definisi ASI ekslusif

ASI ekslusif atau lebih tepat pemberian ASI (Air susu ibu)

secara ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, sejak usia 30 menit

postnatal (setelah lahir) sampai usia 6 bulan, tanpa tambahan cairan

lain seperti : susu formula, sari buah, air putih, madu, air teh, dan

tanpa tambahan makanan padat seperti buah-buahan, biskuit, bubur

susu, bubur nasi dan nasi tim.

2. Manfaat ASI ekslusif

Menurut purwoastuti, dan Walyani. 2021. Manfaat ASI yaitu :

1.) Manfaat bagi bayi

(1) ASI bagi nutrisi


ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal

dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan

denagn kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah

makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas

maupun kuantitasnya.

(2) ASI sebagai kekebalan

ASI mengandung zat kekebalan yang akan

melindungi bayi dari bahaya penyakit dan infeksi,

seperti : diare, infeksi telinga, batuk, pilek, penyakit

alergi.

(3) ASI meningkatkan kecerdasan bayi

Bulan-bulan pertama kehidupan bayi sampai

dengan usia 2 tahun adalah periode dimana terjadi

pertumbuhan otak yang sangat pesat. Periode ini tidak

akan terulang lagi selama masa tumbuh kembang anak.

Oleh karena itu kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan

sebaik-baiknya agar otak bayi dapat tumbuh optimal

dengan kulaitas yang optimal.

(4) ASI meningkatkan jalinan kasih

Pada waktu menyusu, bayi berada sangat dekat

dengan dekapan ibunya. Semakin sering bayi berada

dalam dekapan ibunya, maka bayi akan semakin

merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasakan


aman, nyaman, dan tentram terutama karena masih dapat

mendengar detak jantung ibunya yang telah dikenal sejak

dalam kandungan.

2.) Manfaat bagi ibu

(1) Mengurangi pendarahan dan anemia setelah melahirkan

serta mempercepat pemulihan rahim kebentuk semula.

(2) Menjarangkan kehamilan.

(3) Lebih cepat langsing kembali.

(4) Mengurangi kemungkinan menderita kanker.

(5) Lebih ekonomis dan murah.

(6) Tidak merepotkan dan hemat waktu.

(7) Portabel dan praktis.

(8) Memberi kepuasan kepada ibu.

3.) Manfaat bagi keluarga

(1) Aspek ekonomi

ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya

digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan

untuk keperluan lain.

(2) Aspek psikologi


Kebahagian keluarga bertambah, karena kelahiran lebih

jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat

mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

(3) Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana

saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot

menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus

dibersihkan serta minta pertolongan orang lain.

4.) Bagi negara

(1) Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian bayi

Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam

ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan

kematian anak menurun.

(2) Menghemat devisa negara

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika

semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat

devisa sebesar Rp 8,6 milyar yang seharusnya dipakai

untuk membeli susu formula.

(3) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat

gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi,

mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi


nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan

untuk perawatan anak sakit.

(4) Peningkatan kualitas generasi penerus

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara

optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan

terjamin.

Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Asuhan masa nifas adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera

setelah kelahiran (Purwoastuti, dan Walyani. 2022).

Dihari-hari pertama dan minggu-minggu pertama setelah

melahirkan, tubuh ibu akan mulai sembuh. Rahimnya akan mengecil

lagi dan berhentinberdarah. ASI akan keluar dari payudaranya. Bayi

akan belajar menyusu secara normal dan mulai mendapat pertambahan

berat badan. Pada saat itu, ibu dan bayi masih memerlukan perawatan

bidan.

Berikut ini dijelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas :

1. Memeriksa tanda-tanda vital ibu

Periksalah suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah ibu

secara teratur minimal sekali dalam 1 jam jika ibu memiliki

masalah kesehatan.

2. Membersihkan alat kelamin, perut, dan kaki ibu


Bantu ibu membersihkan diri setelah melahirkan. Gantilah

alas tidur yang udah kotor dan bersihkan darah dari tubuhnya.

Cucilah dengan lembut, gunakan air bersih dan kain steril.

Cucilah alat kelamin dari atas kebawah menjauhi vagina.

Berhati-hatilah untuk tidak membawa apapun naik keatas vagina

karena bahkan sepotong kecil feses yang kasat mata bisa

menyebabkan infeksi serius.

3. Mencegah pendarahan hebat

Setelah melahirkan, normal bagi wanita untuk mengalami

pendarahan yang sama banyaknya ketika dia mengalami

pendarahan bulanan.

Pendarahan yang terlalu banyak sangat membahayakan.

Untuk memeriksa muncul tidaknya perdarahan hebat beberapa

jam setelah melahirkan, dilakukan hal-hal berikut ini :

1.) Rasakan rahim untuk melihat apakah dia berkontraksi.

Periksalah segera setelah plasentanya lahir. Kemudian

periksalah setelah 5 atau 10 menit selama 1 jam. Untuk 1

atau 2 jam berikutnya, periksalah setiap 15 – 30 menit. Jika

rahimnya terasa keras, maka dia berkontraksi sebagaimana

mestinya.

2.) Periksa popok ibu untuk melihat seberapa sering

mengeluarkan darah, jika mencapai 500 ml (sekitar 2

cangkir) berarti pendaraahannya terlalu berlebihan.


3.) Periksa denyut nadi ibu dan tekanan darahnya setiap jam.

Perhatikan adanya tanda-tanda syok.

4. Memeriksa alat kelamin ibu dan masalah-masalah lainnya

Kenakan sarung tangan (Handscon) untuk memeriksa dengan

lembut robek atau tidaknya alat kelamin ibu. Selain itu, perlu

diperiksa juga apakah serviksnya sudah menutup (turun menuju

bukaan vagina).

5. Bantu ibu BAK dan BAB

Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri

secepatanya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit air kecil,

karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh

iritasi muskulus spingter ani selama persalinan. Bila kandung

kemih penuh dan wanita sulit BAK sebaiknya dilakukan

katerisasi.

Buang air besar harus dilakukan 3 – 4 hari pasca persalinan.

Bila masih sulit buang air besar dan rejadinya obstipasi, apalagi

feses keras dapat diberikan obat laktasif peroral atau perektal.

Jika masih belum bisa juga dilakukan klisma.

6. Bantu ibu makan dan minum

Sebagian besar ibu mau makan setelah melahirkan, dan

bagus bagi mereka untuk bisa menyantap berbagai makanan

yang bergizi yang diinginkan.

7. Memerhatikan perasaan ibu terhadap bayinya


Hal-hal yang harus dilakukan untuk membantu

meningkatkan perasaan ibu terhadap bayinya adalah sebagai

berikut :

1.) Memberikan dukungan emosional

Kebiasaan dan ritual menghormati ibu atau merayakan

kelahiran adalah salah satu cara untuk mengakui

keberhasilan ibu dalam persalinan. Bntulah dia dengan

mendengarkan keluh kesahnya, dan membantu ibu dalam

pekerjaan rumah.

2.) Ibu tidak tertarik dengan bayinya

Ada beberapa alasan yang menyebabkannya bisa jadi

ibu sangat lelah, sakit, mengalami pendarahan hebat dan

bisa juga dia tidak menginginkan bayi itu, atau khawatir

tidak bisa merawatny, sehingga mengalami depresi.

8. Perhatikan gejala infeksi pada ibu

Suhu tubuh ibu yang baru melahirkan biasanya sedikit lebih

tinggi dari pada suhu normal, khususnya jika cuaca hari itu

sangat panas. Namun, jika ibu merasa sakit, demam, atau denyut

nadi cepat atau dia merasa perih saat kandungannya disentuh

bisa saja dia terkena infeksi.

9. Bantu ibu menyusui


Menyusui adalah cara terbaik bagi ibu dan bayinya. Jika ibu

merasa kebingungan apakah dia ingin menyusui atau tidak,

mintalah dia untuk mencoba menyusui hanya dalam minggu atau

bulan pertama. Bahkan sedikit saja waktu untuk menyusui masih

lebih baik dari pada tidak sama sekali.

10. Berikan waktu berkumpul bagi keluarga

Jika ibu dan bayi sehat, berikan mereka waktu sesaat untuk

berduaan saja. Orang tua baru baru memerlukan waktu satu sama

lain dengan bayi mereka. Mungkin mereka juga memerlukan

sejumlah waktu pribadi sebentar untuk berbincang-bincang,

tertawa, menangis, berdoa atau merayakannya dengan satu sama

lain.

Tujuan Asuhan Masa Nifas

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena

merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60%

kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50%

kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus

merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, 2/3 kematian bayi terjadi

dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan


asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa

kematian.

2.7 Konsep Dasar Keluarga Berencana

Pengertian Keluarga Berencana

keluarga berencana (KB) adalah usaha untuk mengatur

banyaknya jumlah kelahiran sehingga ibu maupun bayinya dan

ayahnya serta keluarga yang bersangkutan tidak akan menimbulkan

kerugian sebagai akibat langung dari kelahiran tersebut (Rouf, dan

Jotowiyono 2020).

Faktor Pendukung dan Penghambat Program KB

Banyak faktor yang dapat memengaruhi terlaksananya

program KB (Keluarga Berencana). Faktor pendukung dan faktor

penghambat dalam menjalankan program KB, yaitu dalam hal

kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan.

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain terhadap suatu hal agar merekaa dapat

memahaminya. Tingkat pendidikan seseorang yang rendah akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

penerimaan, informasi, dan nila-nilai yang baru diperkenalkan.


2. Ekonomi

Tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi

penduduk diindonesia berpengaruh pada perkembangan dan

kemajuan program KB diindonesia. Kemajuan program KB

berkaitan erat dengan tingkat ekonomi masyarakat karena

menyangkut kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang

digunakan.

3. Kepercayaan atau Agama

Kelancaran pelaksanaan program KB juga bisa dipengaruhi

oleh faktor kepercayaan atau agama dalam suatu keluarga.

Beberapa calon akseptor masih ragu-ragu untuk melaksanakan

program KB bahkan menolak karena faktor kepercayaan atau

agama.

4. Kedudukan wanita

Kedudukan atau status wanita dalam masyarakat

mempengaruhi kemampuan mereka memperolrh dan

menggunakan berbagai metode kontrasepsi.

5. Budaya

Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi calon akseptor

dalam memilih metode kontrasepsi. Faktor-faktor ini meliputi

kesalahan pengertian atau kesalahan informasi yang berkembang

dalam masyarakat tentang berbagai macam metode kontrasepsi,


kepercayaan, budaya, tingkat pendidikan, pla pikir, dan status

wanita.

KIE Dalam Pelayanan KB

Komunikasi, informasi, dan edukasi dalam pelayanan KB

sangat diperlukan karena ada banyak sekali informasi mengenai KB

yang harus disampaikan oleh tenaga kesehatan pada masyarakat.

Informasi ini harus disampaikan secara jelas agar masyarakat dapat

memahami dengan jelas tentang KB.

1. Tujuan diadakannya KIE dalam pelayanan KB

KIE tidak serta merta dimasukkan dalam pelayanan KB tanpa

alasan dan tujuan yang jelas. Berikut adalah tujuan diadakannya

KIE dalam pelayanan KB, yaitu :

1.) Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik KB sehingga

masyarakat tertarik dengan program KB dan bisa menjadi

peserta baru.

2.) Membina kelestarian para peserta agar tetap mengikuti

program KB.

3.) Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-cultural yang dapat

menjamin berlangsungnya proses penerimaan.

4.) Dengan adanya program KIE, diharapkan dapat mendorong

terjadinya proses perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

2. Jenis-jenis kegiatan dakam KIE


Kegiatan-kegiatan dalam KIE dibagi kedalam beberapa jenis,

yaitu :

1.) KIE individu

Suatu proses KIE tentang program KB yang timbul

secara langsung antara petugas KIE dengan individu sasaran

program KB.

2.) KIE kelompok

Suatu proses KIE tentang program KB yang timbul

secara langsung antara petugas KIE dengan kelompok ( 5 – 15

orang ).

3.) KIE massa

Suatu proses KIE tentang program KB yang timbul

secara langsung ataupun tidak langsung antara petugas KIE

dengan masyarakat dalam jumlah besar.

Konseling Program KB

1. pengertian konseling

Konseling adalah pertemuan tatap muka antara dua pihak,

dimana satu pihak membantu pihak lain untuk mengambil keputusan


yang tepat bagi dirinya sendiri dan kemudian bertindak sesuai

keputusannya.

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam

pelayanan keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi (KR).

2. Tujuan konseling

2.7.4 Tujuan dalam pemberian konseling keluarga berencana antara

lain :

1.) Meningkatkan penerimaan

Meningkatkan penerimaan KB oleh klien dapat

dilakukan dengan menyampaikan informasi yang benar,

melakukan diskusi bebas dengan cara mendengarkan,

berbicara, dan komunikasi nonverbal.

2.) Menjamin pilihan yang cocok

Konseling memberikan jaminan bahwa petugas dan

klien akan memilih cara melakukan program KB yang terbaik

sesuai dengan kesehatan dan kondisi klien.

3.) Menjamin penggunaan cara yang efektif

Konseling yang interaktif akan menciptakan suasana

yang efektif dalam hal ini diperlukan agar klien mmengetahui

bagaimana cara melakukan KB yang benar, dan bagaimana


mengatasi informasi yang keliru dan isu-isu tentang KB yang

beredar.

4.)Menjamin kelangsungan yang lebih lama

Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik jika

klien ikut memilih cara paling sesuai. Selain itu, klien juga harus

mengetahui bagaimana cara kerjanya dan bagaimana mengatasi

efek sampingnya.

3. Jenis konseling KB

Komponen penting dalam pelayanan KB dapat dibagi dalam

tiga tahap. Konseling awal pada saat menerima klien, konseling

khusus tentang cara KB, dan konseling tindak lanjut.

1.) Konseling awal

Konseling awal memiliki tujuan untuk menentukan

metode atau jenis KB apa yang cocok dipakai. Saat konseling

awal, tenaga kesehatan juga harus mengenalkan pada klien

semua cara dan jenis KB atau pelayanan kesehatan, prosedur

klinik dari masing-masing jenis KB tersebut, kebijakan, dan

bagaimana pengalaman klien pada kunjungan itu. Bila

dilakukan dengan efektif, pada dasarnya konseling awal

bertujuan untuk membantu klien dalam memilih jenis KB yang

cocok untuknya.

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan saat

melakukan konseling awal antara lain bertanya kepada klien


cara apa yang disukainya, dan apa yang dia ketahui tentang cara

tersebut. Saat melakukan konseling awal juga sebaiknya

memberikan pemahaman secara ringkas tentang cara kerja,

kelebihan, dan kekurangan dari masing-masing jenis KB.

2.) Konseling khusus

Pada tahap ini, klien juga akan mendapatkan informasi

yang lebih jelas dan rinci tentang KB yang tersedia yang ingin

dipilihnya. Klien juga mendapatkan bantuan untuk memilih

metode KB yang cocok serta mendapat penjelasan lebih jaauh

tentang bagaimana menggunakan metode tersebut dengan

aman, efektif, dan memuaskan. Konseling khusus mengenai

metode KB diharapkan dapat memberi kesempatan pada klien

untuk bertanya tentang cara KB tertentu dam membicarakan

pengalamannya.

3.) Konseling tindak lanjut

Konseling sebelumnya diperlukan jika ada klien yang

datang kembali untuk mendapatkan obat baru atau melakukan

pemeriksaan ulang. Konseling sebelumnya dapat dijadikan

acuan atau pijakan. Saat melakukan kunjungan ulang, klien

akan mendapatkan konseling yang lebih dalam. Contohnya,

tenaga kesehatan harus memberi tahu tentang apa yang harus

dikerjakan pada situasi tertentu kepada klien. Tenaga kesehatan


juga harus memberikan pemahaman tentang perbedaan antara

masalah serius yang harus segera ditangani dan masalah ringan

yang bisa diselesaikan ditempat oleh klien sendiri.

4. Tahapan konseling dalam pelayanan KB

Tahapan konseling pelayanan KB dapat dikelompokkan

dalam tahapan berikut :

1.) KIE Motivasi

2.) KIE Bimbingan

3.) KIE Rujukan

4.) KIP/K

5.) Pelayanan Kontrasepsi

6.) Tindak Lanjut (Pengayoman)

Macam-macam Kontrasepsi

Menurut Purwoasturi, dan Walyani. 2022. Macam-macam

kontrasepsi adalah sebagai berikut :

1. Metode kontrasepsi tanpa alat

1.) Metode kalender

Jika ingin menerapkan metode kalender, seseorang

perempuan perlu untuk mengetahui cara menentukan masa

aman, yaitu :

(1) Catat lama siklus haid selama 3 bulan terakhir, tentukan

lama siklus haid terpendek dan terpanjang.


(2) Lama siklus haid terpendek dikurangi 18 hari dan siklus

terpanjang dikurangi 11 hari, 2 Angka yang diperoleh

adalah rentang masa subur.

(3) Pada rentang masa subur, pasangan suami istri pantang

melakukan hubungan seksual, dan diluar masa subur

adalah waktu aman melakukan hubungan seksual.

2.) Metode pantang berkala

Metode pantang berkala dapat dirincikan sebagai berikut :

1) Tidak melakukan hubungan seksual pada saat mmasa

subur.

2) Panduan menentukan masa subur adalah :

(1) Ovulasi terjadi 14 ± 2 hari sebelum haid yang akan

datang.

(2) Sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam

setelah ejakulasi.

(3) Ovum dapat hidup selama 24 jam setelah ovulasi.

(4) Menghindari koitus selama 72 jam (48 jam sebelum

ovulasi dan 24 jam sesudah ovulasi).

3.) Metode suhu basal

Suhu basal bisa dijadikan patokan masa aman.

Menjelang ovulasi, suhu basal tubuh akan turun dan kurang

lebih dari 24 jam setelah ovulasi suhu basal akan naik lagi
sampai lebih tinggi dari pada sebelum ovulasi. Keadaan ini

bisa dijadikan acuan menentukan masa ovulasi.

4.) Metode lendir serviks

Perubahan lendir serviks pada saat siklus menstruasi

adalah pengaruh estrogen. Pola yang tidak subur dapat

terdeteksi pada fase praovulasi dan pasca ovulasi siklus

menstruasi. Saat kedua ovarium berada dalam keadaan diam

akan terlihat jumlah estrogen dan progesteron menurun,

hasilnya adalah sensasi atau lendir pada vulva yang tidak

muncul.

5.) Metode sintomternal

Menentukan masa subur dengan metode ini bisa

dilakukan dengan mengamati suhu tubuh dan lendir serviks.

6.) Koitus interuptus

Koitus interuptus atau senggama terputus atau

ekspulsi ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal.

2. Metode sederhana dengan alat

1.) Kondom

(1) Kondom pria

Kantong kecil yanag terbuat dari karet tipis dan

digunakan oleh pria pada penisnya saat melakukan

hubungan seksual.
(2) Kondom wanita

Kondom wanita dipasang didalam vagina untuk

menuntupi bibir luar genatalia.

2.) Spermisida

Spermisida merupakan zat kimia yang dapat

membunuh sperma setelah keluar dari penis.

3. Metode kontrasepsi modern hormonal

1.) Kontrasepsi oral

Kontrasepsi oral memiliki ciri khusus yang

membedakan dari kontrasepsi hormonal lainnya adalah :

1) Efektif dan reversibel.

2) Harus diminum tiap hari.

3) Jaraang terjadi efek yang serius.

4) Jika yakin tidak dalam keadaan hamil bisa diminum

setiap hari.

5) Semua perempuan pada usia reproduksi dapat

menggunakan kontrasepsi ini, tidak masalah sudah

punya anak atau tidak.

2.) Implan

Susuk atau implan adalah alat kontrasepsi metode

hormonal jangka panjang. Dalam pemasangan membutuhkan

insisi untuk pemasangan. Ada 2 jenis implan yaitu Norplant

dan Implanon. Norplant adalah kontrasepsi daya guna 5


tahun yang terdiri dari 6 batang kapsul kecil yang fleksibel.

Implanon adalah memiliki daya guna yang lebih pendek dari

implan norplant karna hanya 3 tahun.

3.) AKDR/IUD

Intra-urine contraception device (IUCD) yang dalam

bahasa indonesia adalah alat kontrasepsi dalam rahim

(AKDR) termasuk alat kontrasepsi model modern. AKDR

memiliki banyak jenis dan sudah pernah dicoba diindonesia.

AKDR memiliki bentuk yang kecil, mudah dipasang dan

dikeluarkan. Tingkat keefektifan AKDR juga tinggi dengan

efek samping dan komplikasi yang ringan. Jika pemasangan

dilakukan dengan baik dan benar, tidak akan terjadi perforasi

(alat keluar) dan jika terjadi perforasi pun tidak akan

membahayakam karena bentuk terbuka.

4.) Suntik

Kontrasepsi suntik KB merupakan salah satu jenis

kontrasepsi yang paling disukai antaara kontrasepsi lainnya.

Pemakaian kontrasepsi KB dalam dua dekade terakhir

mengalami peningkatan yang sangat bermakna. Kontrasepsi

suntik merupakan metode kontrasepsi hormonal sejenis

suntikan yang dibedakan menjadi suntik KB 1 bulan dan

suntik KB 3 bulan.
Suntik KB 1 bulan mengandung kombinasi hormon

medrokxyprogesterone acetate (hormon progestin) dan

estradiol cypionate (hormon estrogen). Dan suntik KB 3

bulan berisi depot medroksiprogestorene asetate yang

diberikan dalam suntikan tunggal 150 mg/ml secara

intramuskular (IM).

4. Metode kontrasepsi dengan metode mantap/sterilisasi

Tubektomi dan vasektomi termasuk metode kontrasepsi

mantap/sterilisasi. Pelayanan kontrasepsi metode vasektomi dan

tubektomi berbeda dengan metode lain. Banyak persayaratan

yang harus dipenuhi klien. Konseling juga harus dilakukan

terhadap klien agar persetujuan menjalani tubektomi dan

vasektomi diambil atas dasar keputusan sendiri. Konseling

dilakukan sebelum, selama, dan sesudah dilakukan tindakan.

1.) Tubektomi

Tubektomi atau dapat juga disebut dengan sterilisasi

adalah tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur

sehingga sel telur tidak dapat melewati saluran telur.

Dengan demikian, sel telur tidak akan bertemu dengan

sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kehamilan.

Keuntungan memilih tubektomi sebagai alat

kontrasepsi, antara lain :


(1) Tidak ada efek samping dan perubahan dalam fungsi

hasrat seksual.

(2) Dapat dilakukan pada perempuan diatas 25 tahun.

(3) Tidak mempengaruhi air susu ibu (ASI).

(4) Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat

tinggi.

(5) Dapat digunakan seumur hidup.

(6) Tidak mempengaruhi dan mengganggu kehidupan

suami istri.

2.) Vasektomi

Vasektomi atau sterilisasi pria adalah tindakan

penutupan (pemotongan, pengikatan, penyumbatan) kedua

saluran mani pria/suami sehingga sewaktu melakukan

hubungan seksual sel mani tidak dapat keluar membuahi

sel telur dan mencegah terjadinya kehamilan. Metode

vasektomi termasuk metode alat kontrasepsi jangka

panjang dan merupakan alat kontrasepsi yang efektif

dengan angka kegagalan 1 dari 1000.

Asuhan Pada Keluarga Berencana

1. Konseling

Pertemuan tatap muka antara dua pihak, dimana satu pihak

membantu pihak lain untuk mengambil keputusan yang tepat bagi

dirinya sendiri dan kemudian bertindak sesuai keputusannya.

Anda mungkin juga menyukai