Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK RESUME KONSEP KEBIDANAN

PENERAPAN MANAJEMEN KEBIDANAN

Dosen Pengampu : Dr. Delmaifanis, MKM

Kelas : 1A
Disusun Oleh : Kelompok 8

1. Amalia Salma Azhar Fauziyah (P3.73.24.2.23.004)


2. Anggri Anzani (P3.73.24.2.23.007)
3. Ismi Hanifah (P3.73.24.2.23.023)
4. Najwa Saula Hapsari (P3.73.24.2.23.032)
5. Wirda Ayu Astari (P3.73.24.2.23.047)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN JAKARTA III

TAHUN AJARAN 2023


PEMBAHASAN

A. Manajemen kebidanan menurut Helen Varney (1997)


Varney (1997) dalam textbooknya menjelaskan bahwa proses penyelesaian masalah
merupakan salah satu teori dapat digunakan dalam manajemen kebidanan. Dalam textbook
kebidanan yang ditulisnya pada tahun 1981 proses manajemen kebidanan diselesaikan
melalui 5 langkah. Namun setelah menggunakannya varney (1997) melihat ada beberapa
hal yang penting disempurnakan sehingga ditambahkan 2 langkah lagi untuk
menyempurnakanan teori 5 langkah yang dijelaskannya terdahulu.
Varney mengatakan seorang bidan dalam manajemen yang dilakukannya perlu lebih
kritis untuk mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial. Dengan kemampuan yang
lebih kritis dalam melakukan analisis, bidan akan mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial ini berdasarkan diagnosa dan masalah yang telah ditetapkannya setelah
menginterpretasikan semua data Yang telah di kumpulkannya. Kadang kala bidan juga
harus segara bertindak untuk menyelesaikan masalah tertentu yang mengancam
keselamatan ibu dan bayi. Ada kemungkinan harus segera merujuk kliennya. Varney
kemudian menyempurnakan proses manajemen kebidanan menjadi langkah. Ia
menambahkan langkah ke III agar bidan lebih kritikal mengantisipasi diagnosa dan masalah
yang kemungkinan dapat terjadi pada kliennya. Bidan diharapkan dapat menggunakan
kemampuannya untuk melakukan deteksi dini dalam proses manajemen sehingga bila klien
membutuhkan tindakan segera mengambil keputusan bidan mampu segera bertindak untuk
mengambil keputusan.
Prinsip Proses Manajemen Kebidanan menurut ACNM (1999). Proses manajemen
kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh American College of Nurse
Midwife (Organisasi Bidan di Amerika Serikat) yang terdiri dari:
 Secara sistimatis mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan
dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan setiap klien,
termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
 Mengindentifikasi masalah dan membuat diagnose berdasarkan interpretasi data dasar.
 Mengindentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan
masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien.
 Memberikan informasi kebituhan dan support sehingga klien dapat membuat keputusan
dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya.
 Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.
 Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi ren- cana individual.
 Melakukan konsultasi perencanaan dan melaksanakan manajemen dengan
berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
 Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu dalam situasi darurat dan bila
ada penyimpangan dari keadaan normal.
 Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan dan merevisi
rencana sesuai dengan kebutuhan.

Proses manajemen menurut Helen Varney (1997)

Varney (1997) menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses pemecahan


masalah yang ditemukan oleh perawat-bidan pada awal tahun 1970 an. Proses ini
memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-
tindakan dengan urutan yang logis dan mengutungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga
kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberi
asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja
melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang konprehensif dan aman
dapat tercapai. Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan
memberikan pengertian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dari penilaian yang
terpisah-pisah menjadi kesatuan yang berfokus pada manajemen klien.

Proses manajemen terdiri dari 7 (tujuh) langkah yang berurutan dimana setiap langkah
disempurnakan secara periodi. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan
berakhir dengan evaluasi. Ke tujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap
yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap langkah dapat diurakan
lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan ini bisa berubah sesuai dengan
kebutuhan klien.

Tujuh langkah manajemen kebidanan menurut Varney:

1. Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar


Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu:
 Riwayat kesehatan
 Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
 Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
 Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pengumpulan data dasar awal harus
lengkap dan terfokus agar bidan hasil interpretasi juga lengkap. Bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi,
bidan akan melakukan kosultasi. Pada keadaan tertentu dapat terjadi langkah pertama
akan overlap dengan langkah 5 dan 6 (atau menjadi bagian dari langkah- langkah
tersebut) karena data yang diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan diagnostik yang lain. Kadang-kadang bidan perlu memulai manajemen
dari langkah 4 untuk mendapatkan data dasar awal yang perlu disampaikan kepada
dokter.

2. Langkah II (kedua) : Interpretasi data dasar


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data data yang
telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
ditemukan diagnosa atau masalah yang spesifik. Diagnosa dan masalah keduanya
digunakan dalam manajemen, karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti
diagnosa tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan kedalam sebuah
rencana asuhan terhadap klien masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita
yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengarahanMasalah ini sering menyertai
diagnosaSebagai contohdiperoleh diagnosa kemungkinan wanita hamil ", dan masalah
yang mungkin menyertai diagnosa ini adalah bahwa wanita tersebut mungkin tidak
menginginkan kehamilannya muncul masalah. Contoh lain yaitu wanita hamil pada
trimester ke tiga merasa takut terhadap proses persalinan dan melahirkan yang sudah
tidak dapat ditunda lagi perasaan takut tidak termasuk dalam katagori "Nomenkatur
standar diagnosa"Tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan
perngkajian yang lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi
rasa takut.

3. Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial


Masalah potensial Pada langkah langkah ini mengindentifikasi diagnosa atau
masalah potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasiLangkah membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap - siap bila
diagnosa / masalah potensial ini benar-benar terjadiPada langkah ini penitng sekali
penerapan asuhan yang amanContoh seorang wanita dengan pemuaian uterus yang
berlebihanBidan harus mempetimbangkan kemungkinan penyebab pemuaian uterus
yang berlebihan tersebut (misalnya. polyhidramnion besar dari masa kehamilan, ibu
dengan diabetes kehamilantau kehamilan kembar ). Kemudian ia harus
mengantisipasimelakukan perencanaan untuk mengatasinya dan bersiap-siap terhadap
kemungkinan tiba-tiba terjadi perdarah postpartum yang disebabkan oleh atonia uteri
karena pemuaian uteru yang berlebihanPada persalinan dengan bayi besarbidan
sebaiknya juga mengantisipasi dan bersiap-siap kemungkinan terjadinya distochia bahu
dan juga kebutuhan untuk resusitasi. Bidan juga sebaiknya waspada terhadap
kemungkinan wanita menserita infeksi saluran kencing yang menyebabkan tingginya
kemungkinan terjadinya perningkatan partusprematur atau bayi kecilPersiapan yang
sederhana adalah dengan bertanya dan mengkaji riwayat kehamilan pada setiap
kunjungan ulangpemeriksaan laboratorium terhadap simptomatik terhadap bakteri dan
segera memberi pengobatan jika infeksi saluran kencing terjadi.

4. Langkah IV (keempat) : Identifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan


segera atau rujukan.
Memerlukan penanganan segera kolaborasi/rujukan yang mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tin kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah ke empat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan.Jadi manajemen bukan hanya selam asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal sajatetapi juga selama wanita tersebut bersama bidanTerus menerusmisalnya
pada waktu wanita tersebut dalam persalinanData baru mungkin saja perlu di
kumpulkan dan dievaluasiBeberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat
dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak
(misalnya,pendarahan kala III atau pendarahan segera setelah lahir,distosia bahu,atau
nilai APGAR yang rendah)Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi
yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari
seorang doktermisalnya prolaps tali pusatSituasi lainnya bisa saja tidak merupakan
kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Demikian juga
bila ditemukan tanda-tanda awal dari pre-eklamsikelainan panggul,adanya penyakit
jantung, diabetes atau masalah medik yang serius, bidan perlu melakukan konsultasi
atau kolaborasi dengan dokter. Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga
akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya
seperti pekerja sosialahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahirDalam
hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada
siapa konsultasi dan kolaborasiyang paling tepat dalam manajemen asuhan klien.

5. Langkah V (kelima) : Perencanaan


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tin kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi
apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan
tetap juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan,konseling dan
apakah perlu merujuk klien bila ada masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi,
kultural atau masalah psikologisDengan perkataan lain,asuhan terhadap wanita tersebut
sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana
asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat
dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana
tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana
asuhan dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksakannya. Semua keputusan yang dikembangkan
dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang
akan atau tidak akan dilakukan klien. Rasional berarti tidak bedasarkan asumsi tetapi
sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori yang benar dan memadai atau
berdasarkan suatu data dasar yang lengkap, dan bisa dianggap valid sehingga
menghasilkan asuhan yang lengkap dan tidak berbahaya.

6. Langkah VI (keenam) : Melaksanakan Perencanaan


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakn secar efesien dan amanPerencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh
pihak klien,atau angota tim kesehatn lainnyaJika bidan tidak melakukannya sendiri, ia
tetap memikul tanggung jawab untuk menyerahkan pelaksanaanya (misalnya
memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana)Dalam situasi
dimana bidan berkolaborasi dengan dokter,untuk menangani klien adalah bertanggung
jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebutManajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan
mutu asuhan klien

7. Langkah VII (ketujuh) : Evaluasi


Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Rencana dapat dianggap efektif jika memang benar
efektif dalam pelaksanaannyaAda kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah
efektif sedang sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini
merupakan suatu kontinum, maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan
yang tidak efektif melalui proses manajemen dengan mengidentifikasi mengapa proses
manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi
pada proses klinisKarena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi
klinik dan dua langkah yang terahkhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka
tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.

B. Manejemen Kebidanan SOAP Pada pertemuan ini akan membahas prinsip


Pendokumentasian dengan pendekatan SOAP. Pada implementasinya metode SOAP ini
merupakan metode yang digunakan Bidan dalam mendokumentasikan asuhannya. Bidan
dalam melaksanakan asuhan harus berpedoman pad pola pikir manajemen kebidanan atau
proses penatalaksanaan kebidanan. Varney 1997, mengemukakan bahwa penatalaksanaan
kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Adapun manajemen
kebidanan itu sendiri terdiri dari 7 langkah yaitu pengumpulan datainterpretasi data dasar,
identifikasi diagnosa/masalah potensialidentifikasi kebutuhan yang memerlukan
penanganan segerarencana yang menyeluruh, pelaksanaan perencanaan dan evaluasi.
Tujuan pembelajaran kali ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan metode
pendokumentasian dengan pendekatan. SOAP dan mampu menerapkan metode
pendokumentasian SOAP ke dalam studi kasus. Materi ini merupakan dasar dari proses
pendokumentasian asuhan kebidanan yang harus selalu dilakukan oleh bidanOleh karena
itu materi ini perlu diperhatian dan dipahami dengan baik sehingga dalam praktiknya Bidan
mampu menjalankan manajemen kebidanan pada setiap asuhan dan mampu
mendokumentasikan asuhannya dengan metode SOAP dengan baik. Manajemen kebidanan
merupakan metoda/bentuk pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah kebidanan merupakan alur pikir bidan dalam
pemecahan masalah atau pengambilan keputusan klinis. Asuhan kebidanan yang diberikan
harus dicatat secara benarsederhanajelas dan logis sehingga perlu suatu metode
pendokumentasian SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan
tertulisMetode SOAP juga dikenal dengan metoda 4 langkah yang terdiri dari:

 S: Data Subjektif:
Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasienEkspresi pasien
mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau
ringkasan yang berhubungan dengan diagnose.
 O: Data Objektif:
Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang jujurinformasi kajian teknologi (hasil
laboratoriumsinar X.USGdan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain
dapat dimasukkan dalam kategori ini.
 A: Analisa/Assessment
Dalam SOAP notes untuk tahap assessment mencakup 3 langkah manejemen
kebidananyaitu: interpretasi data dasar, identifikasi diagnosa/masalah potensial, dan
menetapkan kebutuhan tindakan/penanganan segeraMasalah atau diagnosa yang
ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang
dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada
informasi baru baik subjektif maupun objektifdan sering diungkapkan secara terpisah-
pisah, maka proses pengkajian adalah sesuatu proses yang dinamik.
 P: Plan/Planning = perencanaan :
Tindakan saat itu atau yang akan datang, untuk mengusahakan tercapainya kondisi
pasien yang sebaik mungkin atau menjaga mempertahankan kesejahteraannya.
DAFTAR PUSTAKA

Nazriah. (2009). Konsep Dasar Kebidanan. Banda Aceh: Yayasan PeNa Banda Aceh.

Anda mungkin juga menyukai