Anda di halaman 1dari 13

YAYASAN TRANS AJI LAMPUNG

KLINIK TRANS MEDIKA


No Registrasi : 1211072
Jl. Bukit Gemuruh Kp. Bandar Sari Kec.Way Tuba – Way Kanan
Kode Pos 34764 Telp : 082306126739 E-mail : transmedika@gmail.com

KERANGKA ACUAN PELAYANAN POLI KIA/KB


DI KLINIK TRANS MEDIKA

A. PENDAHULUAN
Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peran penting
menurunkan angka kematian ibu dan anak sebagai ujung tombak pemberian
asuhan kebidanan. Dalam memberi asuhan bidan sebagai individu yang
memegang tanggung jawab terhadap tugas kliennya, bio-psiko social. Ditengah
masyarakat, bidan juga berperan dalam memberi Pendidikan Kesehatan dan
mengubah prilakumasyarakat terhadap pola hidup dan gaya hidup yang tidak
sehat. Jadi tidak hanya memberi asuhan pada individu tetapi juga terhadap
keluarga dan Masyarakat. Oleh karena itu, bidan harus mempunyai
pendekatan manajemen agar dapat mengorganisasikan semua unsur yang
terlibat dalam pelayanannya dengan baik dalam rangka menurunkan angka
kematian ibu dan anak.

B. LATAR BELAKANG
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan Tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaina
/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada
klien. (varney, 1997)
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa Langkah yang berurutan,
yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa
diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap Langkah tersebut bisa
dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai
dengan kondiai klien.
Mengingat pentingnya seorang bidan menguasai manajemen kebidanan
maka, makalah ini akan kami bahas tentang dasar-dasarnya antaralain
tentang : Langkah-langkkah dalam manajemen pelayanan kebidanan,
perencanaan dalam pelayanan kebidanan, dan pemantauan pelayanan
kebidanan ( kohort ibu, bayi, balita, dan PWS KIA.
C. TUJUAN
Untuk mengetaui pengertian manajemen pelayanan kebidanan . Untuk
mengetahui perencanaan manajemen pelayanan kebidanan. Untuk mengetahui
cara pemantauan pelayanan kebidanan.

Dalam pelayanan kebidanan, manajemen kebidanan adalah proses


pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan
asuhankebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi
ibu dan anak, kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Pengelulaan pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan/manajemen
kebidanan yang ditetepkan sebagai pedoman dalam memberika pelayanan
kepada pasien.

Definisi operasional :

1. Ada standar manajemen asuhan kebidanan ( SMAK)


Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kebidanan
2. Ada format manajemen kebidananyang terdapat pada tatanan medik.
3. Ada pengkajian asuhan kebidanan bagi setiap klien.
4. Ada diagnosa kebidanan.
5. Ada rencana asuhan kebidanan.
6. Ada dokumentasi tertulis tentang Tindakan kebidanan.
7. Ada catatatn perkembangan klien dalam asuhan kebidanan.
8. Ada evaluasi dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan.
9. Ada dokumentasi untuk kegiatan manajemen kebidanan.

Langkah-langkah dalam manajemen pelayanan kebidanan :

Manajemen pelayanan kebidanan tentu saja mengambil system


manajemen pada umumnya. Dalam pelayanannya juga melaksanakan aktifitas
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, kordinasi, dan pengawasan (
suoervisi dan evaluasi ).

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Pada Langkah ini dilakukan pengumpulan informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara :
1. Anamnesa
a. Biodata
b. Riwayat menstruasi
c. Riwayat Kesehatan
d. Riwayat kehamilan
e. Persalinan & nifas
f. Biopsikospiritual
g. Penetahuan klien
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda
vital
3. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Auskultasi
d. Perkusi
4. Pemeriksaan penunjang laboratrium

Cara terbaru dan sebelumnya bila klien mengalami komplikasi yang perlu
dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan
konsultasi. Pada Langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data
dasar awal yang lengkap. Pada keadaan tertentu dapat terjadi Langkah pertam akan
overlap dengan Langkah 5 dan 6 ( atau menjadi bagian dari Langkah-langkah
tersebut) karena data yang diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan diagnostic yang
lain.

E. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interperstasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar
yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa
dari masalah yang spesifik.
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan.
Standar nomenklatur diagnose kebidanan :
1. Diakui dan telah disyahkan oleh profesi.
2. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
3. Memiliki ciri khas kebidanan
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penegakan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh
Wanita yang diidentifikasikan oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
Masalah juga sering menyertai diagnosa.
Sebagai contoh :

Diperoleh diagnosa “ kemungkinan Wanita hamil “

Masalah : Wanita tersebut tidak menginginkan kehamilannya

Wanita hamil Trimester III

Merasa takut terhadap persalinan dan melahirkan yang sudah tidak


dapat ditunda lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam katagori standart
nomenklatur diagnosa kebidanan tetapi tentu akan menciptakan suatu
masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu
perencanaan untuk mengurangi rasa takut.

Masalah dasar

Wanita tidak menginginkan kehamilannya, Wanita ini mengatakan belum ingin


hamil merasa takut, ibu mengatakan takut menghadapu persalinan.

Masalah

Adalah hal-hal berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil
pengkajian atau yang menyertai.

Contoh perumusan masalah :

Kebutuhan

Adalah hal-hal yang dibutuhkan klien belum teridentifikasi dalam diagnosa


dan masalah yang didapatkan dengan melakukan Analisa data.

Contoh kebutuhan :

Kebutuhan dasar

Ibu menyenangi Binatang

Kebutuhan :

Penyuluhan bahaya Binatang terhadap kehamilan pemeriksaan TORCH


ibumengatakan sekeluarga menyayangi Binatang.

Langkah III : Mengidentifikadi Diagnosa Atau Masalah Potensial

Pada Langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial


lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memingkinkan dilakukan
pencegahan, sambal mengamati klien, bidan diharapkan dapat Bersiap-siap
bila diagnosa/masalah pontensial ini benar-benar terjadi. Pada Langkah ini
penting sekali melakukan asuhan yang aman.
Contoh : seorang Wanita dengan pembesaran uterus yang berlebihan. Bidan
harus mempertimangkan kemungkinan penyebeb pemuaian uterus yang
berlebihan tersebut. Misalnya :

1. Besar dari masa kehamilan


2. Ibu dengan diabetes kehamilan
3. Kehamilan kembar

Kemudian dia harus mengantisipasi, melakukan perencanaan untuk


mengatasinya dan Bersiap-siap terhadap kemungkinan kemungkinan tiba-tiba
terjadi perdarahan postpartum yang disebabkan oleh atonia uteri karena
pembesaran uterus yang berlebihan. Pada persalinan dengan bayi besar, bidan
sebaiknya mengantisipasi dan Bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadi
distosio bahu dan juga kebuntuhan untuk resusitasi. Bidan juga sebaiknya
waspada terhadap kemungkinan Wanita menderita saluran kencing yang
menyebabkan tingginya kemungkinan terjadi peningkatan partus premature
atau bayi kecil. Persiapan yang sederhana adalah dengan bertanya dan
mengkaji Riwayat kehamilan pada setiap kunjungan ulang, pemeriksaan
laboratorium terhadap simptomatik terhadap bakteri dan segera memberi
pengobatan jika infeksi saluran kencing terjadi.

Mengidentifikasi perlunya Tindakan segara oleh bidan atau dokter


dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani Bersama dengan anggota tim
Kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi
manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodic atau kunjungan
prenatal saja, tetapi juga selama Wanita tersebut Bersama bidan, terus
menerus, misalnya pada waktu Wanita tersebut dalam persalinan.

Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa


data mungkin mengiditifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak
( misalnya perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distosio
bahu, atau nilai APGAR yang rendah).

Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang


memerlukan Tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intrevensi
dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusar. Situasi lainnya bisa saja tidak
merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter.

Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeklamsi,


kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes atau masalah medik yang
serius, bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam konsisi ter tentu seorang Wanita mungkin juga akan memerlukan
konsultasi ataunkolaborasi dengan dokter dan tim Kesehatan lainnya seperti
pekerja social, ahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir,
dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk
menentukan kepada siapa konsultasi atau kolaborasi yang paling tepat
dalammanajemen asuhan klien.

Pada Langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditemukan


oleh Langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi. Pada Langkah iniinformasi/data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari krangka pedoman antisipasi terhadap Wanita tersebut seperti apa
yang diperkirakanakan terjadi berikutnya. Apakah dibutuhkan penyuluhan
konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan social-ekonomi, kultural atau masalah psikologis.

Dengan kata lain, asuhan terhadap Wanita tersebut sudah mencakup


setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan
haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar
dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari
pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada Langkah ini tugah bidan
adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan
rencanabersama klien, kemudian membuat kesepakatan Bersama sebelum
melaksanakannya. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan yang
menyeluruh ini harus sasional dan benar-benar valid.

Berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan


asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien. Rasional
berari tidak berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan kedaan klien dan
pengetahuan teori yang benar dan memadai atau berdasarkan suatu data
dasar yang lengkap, dan bisa dianggap valid sehingga menghasilkan asuhan
klien yang lengkap dan tidak berbahaya.

Pada Langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang


telah diuraikan pada Langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagaian
dilakukan oleh bidan Sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim Kesehatan
yang lain. Jika bidan tridak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya memastikan agar
Langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana
bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami
komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien
adalah tanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan Bersama yang
menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisuen akanmenyingkat waktu dan
biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.

Pada Langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan


yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif juka memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Adaa
kemungkinan bahwa sebagaian rencana tersebut telah efektif sedang Sebagian
belum efektif.

F. PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN


Perencanaan dalam manajemen pelayanan kebidanan merupakan bagian
dari administrasi Kesehatan yang mana terjadi atas 3 unsur pokok yaitu :
1. Input semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan
Kesehatan unsur masukan yang terpenting adalah tenaga, dana dan
sarana. Secara umum di sebutkan apabila tenaga dan sarana kualitas
tidak sesuai standar yang ditetapkan, serta jika dana yang tersedia tidak
sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan bermutunya
pelayanan Kesehatan.
2. Proses semua Tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan
pelayanan Kesehatan. Tindakan tersebut dapat dibedakan atas dua
macam, yakni Tindakan medis dan Tindakan non medis. Secara umum
disebutkan apabila kedua Tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang
ditetapkan, maka sulitlah di harapkan bermutunya pelayanan Kesehatan
3. Out put yaitu yang menunjuk pada penampilan (performance) pelayanan
Kesehatan penampilan dapat dibedakan atas dua macam. Pertama
penampilan aspek medis pelayanan Kesehatan. Kedua penampilan aspek
non medis pelayanan Kesehatan. Secara umum disebutkan apabila kedua
penampilan ini tidak sesuai dengan standar yang telah ditetepkan maka
berarti pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan bukan pelayanan
Kesehatan yang bermutu.

a. Kohort ibu, balita dan bayi


Pengertian register kohort adalah sumber data pelayanan ibu, hamil,
ibu nifas, neonatal, bayi dan balita.

Untuk mengidentifikasi masalah Kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi


di rumah tangga yang teridentifikasi dari data bidan.

b. Jenis register kohort :


1. Register kohort ibu
Resister kohort ibu ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil
dan bersalin, serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang diorganisir
sedemikian yang pengkoleksiannya melibatkan kader dan dukun bayi
diwilayah setiap bulan yang mana informasi pada saat ini lebih
difokuskan pada Kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya
duplikasi informasi.
2. Register kohort bayi merupakan sumber data pelayanan Kesehatan
bayi termasuk neonatal
3. Register kohort balita merupakan sumber data pelayanan Kesehatan
balita umur 12 bullan sampai dengan 5 tahun
c. Cara pengisian kohort ibu
1. Diisi nomor urut
2. Diisi nomor indeks dari famili folder
3. Diisi nama ibu hamil
4. Diisi nama suami ibu hamil
5. Diisi Alamat ibu hamil
6. Diisi umur ibu hamil
7. Diisi umur kehamilan pada kunjungan pertama dalam
minggu/tanggal HPL
8. Factor resiko : diisi v (rumput) untuk umur ibu kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun
9. Paritas diisi gravidanya
10. Diisi bila jarak kehamilan <>
11.Diisi bila BB ibu <>
12. Diisi bila TB ibu <>
13.Samapai dengan 17 resiko tinggi diisi dengan tanggal ditemukan ibu
hamil dengan resiko tinggi, Hb
14.Diperiksa dan ditulis hasil pemeriksaannya
15.Pendeteksian factor resiko diisi tanggal ditemukanibu hamil dengan
resikotinggi oleh tenaga Kesehatan
16.Diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi oleh non
nakes
17.20 sd 22 diisi tanggal imunisasi sesuai dengan statusnya
18.23 sd 24 diisi umur kehamilan dalam bulan kode pengisian sebagai
berikut :
KI : Kontak pertama kali dengan tenaga Kesehatan dimana saja pada
kehamilan 1 s/d 5 bulan denganrambu-rambu O dan secaralangsung
juga akses dengan rambu-rambu ◙
K4 : kunjungan ibu hamil yang ke empat kalinya. Untuk memperoleh
K4dapatmemakai rumus 1-1-2 atau 0-2-2 dengan rambu-rambu ∆
perhatian : K4 tidak boleh pada usia kehamilan 7 bulan pada ibu
hamilpertama kali kunjungan pada usia kehamilan 5 bulan pada bulan
berikutnya yaitu 6 bulan harus berkunjung atau dikunjungi agar tidak
kehilangan K4. Pada ibu hamil yang awalnya periksa diluar kota, dan
pada akhir kehamilannya periksa di wilayah kita karena untuk
melahirkan dan pendudukan setempat bisa mendapat K1, K4 dan
sekaligus akses apabila ibu tersebut dapat menunjuka pemeriksaan
dengan jelas akses.
Kontak pertama kali dengan tenaga Kesehatan tidak memandang usia
kehamilan dengan rambu-rambu
19. Penolong persalinan diisintanggal penolong persalinan tenaga
Kesehatan
20. Diisi tanggal bila yang menolong bukan nakes
21. Hasil akhir kehamilan, abortus diisi tanggal kejadian abortus
22. Diiisi lahir mati
23. Diisi BB bila BB <>
24. Diisi BB bila BB > 2500 gram
25. Keadaan ibu bersalin, diberi tanda v bila sehat
26. Dijelaskan sakitnya
27. Diisi sebeb kematiannya
28. Diisi v (rumput)
29. Diisi apabila pindah, atau yang perlu diterangkan

d. Cara pengisiian kohort bayi


1. Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urur bayi disesuaikan dengan nomor
urut pada register kohort ibu.
2. Diisi nomor indeka dari family folder.
3. 3 s.d 7 jelas
4. 8. Diisi angka berat bayi lahir dalam gram s.d 10 diisi tanggal pemeriksaan
neonatal oleh tenaga Kesehatan
5. 11. Diisi tanggal pemeriksaan post neonatal oleh petugas Kesehatan.
6. 12 s.d 23 diisi hasil penimbangan bayi dalam kg dan rambu gizi yaitu : N =
naik, T= turun, R = bawah garis titik-titik (BGT), BGM=bawah garis merah
7. 24. S.d 35 diisi tanggal bayi tersebut mendapat imunisasi
8. Diisi tanggal bayi ditemukan meninggal
9. Diisi penyebab kematian bayi tersebut
10.Diisi bila bayi pindah atau ada kolom yang perlu keterangan

e. Cara pengisian kohort balita


1. Disi nomor urut, sebaiknya nomor urut bayi disetarakan dengan nomor
urut ibu registerkohort ibu
2. Diisi nomor indeks dari family folder
3. 3 s.d 7 jelas
4. 5 s,d 31 dibagi 2 hasil penimbangan dalam kg dan rambu gizi 32 s/d 35
diisi tanggal pemberian vitamin A bulan februari dan agustus
5. 36 Diisi tanggal bila ditemukan sakit
6. 37 Diisi penyebab sakit
7. 38 Diisi tanggal tanggal meninggal
8. 39 Diisi penyebab meninggal
9. 40 Diisi tanggal bila ditemukan kelainan tumbuh kembang
10.41 Diisi jenis kelainan tumbuh kembang
11.42 Diisi bila ada keterangan penting tentang balita tersebut.

G. RENCANA KEGIATAN LANJUTAN


Setiap bulan data di kohort direkap kedalam suatu laporan yang disebut
dengan PWS KIA atau pemantauan wilayah setempat yaitu alat manajemen
program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah
( puskesmas kecamatan) secara terus menerus agar dapat dilakukan tindak
lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan pelayanan KIA nya
masih rendah.
Penyajian PWS-KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan
komunikasi kepada sektor terkait, khususnya pamong setempat yang berperan
dalam pendataan dan pergerakan sasaran agar mendapatkan pelayanan KIA
dan membantu memecahkanmasalah nonteknis, sehingga semua masalah ibu
hamil dapat tertanangani secara memadai, yang pada akhirnya AKI dan AKB
akan turun sesuai harapan . pendaaataan sasaran.
Pendataan suatu Masyarakat yang baik bila mana dilakukan oleh
komponen yang merupakan bagian dari komunitas Masyarakat bersangkutan,
karena merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari
Masyarakat tersebut. Sumber daya Masyarakat itu adalah kader dan dukun
bayi serta tokoh Masyarakat.
Bersama-sama dengan bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin,
neonatal, bayi dan balita dapat dilakukan. Dengan mendata seluruh inu hamil
yang ada disuatu komunitas tanpa terlewatkan yang dilakukan oleh kader dan
dukun bayi kemudian bidan desa memasukan seluruh data ibu nhamil ke
dalam kohort yang telah disediakan dipuskesmas, sehingga data yang ada
didesa pun memiliki puskesmas.
Dengan puskesmas juga memiliki data dasar, bidan desa dan
puskesmas dalam hal ini puskesmas dan timnya dapat memonitor dan
mengikuti setiap individu yang ada didaerah tersebut. Dengan puskesmas
memiliki seluruh data ibu hamil dan bidan desa memberikan pemeriksaan
seluruh ibu hamil tanpa melihat apakah ibu hamil tersebut mempunyai factor
resiko atau tidak, sehingga dapat menyelamatkan siwa ibu dan anak yang
dikandung.
Dalam memantau program Kesehatan ibu, dewasa ini digunakan
indicator cakupan: cakupan layanan antenatal (K1 untuk akses dan K4 untuk
kelengkapan layananneonatal0, cakupan persalinan oleh tenaga Kesehatan
dan cakupan kunjunganneonatus/nifas sejak awal tahun 1990-an telah
digunakan alat pantau berupa pemantauan wilayah tempat Kesehatan ibu
anak (PWS KIA), yang mengikuti program jejak imunisasi.
Dengan adanyan PWS KIA, data cakupan layanan program ibu dapat
diperolehsetiap tahunnya dari semua provinsi. Walau demikian disadari bahwa
indicator cakupan tersebut belum cukup memberi gambaran untuk menilai
kemajuan menurunnya angka AKI dan AKB.
Mengingat bahwa mengukur AKI sebagai indicator dampak secara
berkala dalam waktu dari 5-10 tahun tidak relistis, maka pakar dunia
menganjurkan pemakaian indicator tcome

Case fatality rate kasus obsetri yang ditangani

Jumlah kematian abolut penyebaran fasilitas pelayanan obsetri yang mampu


PONEK dan PONED

Presentase bedah sesar terhadap seluruh persalinan disuatu wilayah

H. SASARAN
Semua bayi balita dan Wanita usia subur

I. JADWAL PELAKSANA KEGIATAN


NO KEGIATAN BULAN
1. Pelayanan Kesehatan sen sel rabu kam jum Sab
ibu dan anak

√ √ √ √ √ √

Dalam pelayanan kebidanan manajemen adalah proses pelaksanaan


pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan pada
klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan
pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa Langkah yang berturut-
turut yang dimuali dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk krangka yang lengkap yang
bisa diaplikasikan dalam semua sitruasi. Akan tetapi, Langkah-langkah
tersebut bisa dipecah-pecah dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya
bervariasi sesuai dengan kondisi klien. Perencanaan dalam pelayanan
kebidanan memperhatikan 3 unsur yaitu : input, proses dan output.
Pendataan suatu Masyarakat yang bilamana dilakukan oleh komponen yang
merupakan bagian dari komunitas Masyarakat, karena merekalah yang paling
dekat dan mengetahui situasi serta kedaaan dari Masyarakat tersebut. Sumber
daya Masyarakat itu adalahkader dan dukun bayi serta tokoh Masyarakat.
Untuk membantu dalam melakukan pendataan digunakan alat pantau berupa
pemantauan wilayah setempat-kesehatan ibu abak ( PWS KIA).

J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan dilakukan setelah kegiatan
selesai.

K. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dilakukan dalam bentuk laporan tertulis setiap bulannya.
KERANGKA ACUAN PELAYANAN
POLI KIA/KB

KLINIK TRANS MEDIKA

Anda mungkin juga menyukai